Kerja Hukum untuk Menjalankan Fungsinya bagi Manusia dalam Kehidupan Bermasyarakat

16 dan jika hal ini sudah terjadi maka justru eksistensi manusia itu sendiri yang terancam. Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan organisasi di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial social order yang bernama masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan hukum dan si pengaturkekuasaan.Dari sinilah hukum tercipta, yakni sebagai bagian pranata pengatur disamping pranata lain yaitu kekuasaan, dan sifat hubungan antara hukum dan kekuasaan ini layaknya dua permukaan mata uang karena kedua unsur pranata pengatur ini berhubungan secara sistemik sehingga tidak bisa dipisah-pisahkan, keberadaan yang satu meniscayakan keberadaan yang lain. Untuk menciptakan keteraturan maka dibuatlah hukum sebagai alat pengatur, dan agar hukum tersebut dapat memiliki kekuatan untuk mengatur maka perlu suatu entitas lembaga kekuasaanyang dapat memaksakan keberlakuan hukum tersebut sehingga dapat bersifat imperatif. Sebaliknya, adanya entitas kekuasaan ini perlu diatur pula dengan hukum untuk menghindari terjadinya penindasan melalui kesewenang-wenangan ataupun dengan penyalah gunaan wewenang. Mengenai hubungan hukum dan kekuasaan ini, terdapat adagium yang populer: “Hukum tanpa kekuasaan hanyalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”. 8

4. Kerja Hukum untuk Menjalankan Fungsinya bagi Manusia dalam Kehidupan Bermasyarakat

Fungsi hukum bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat haruslah mampu berfungsi secara efektif dan ideal dan memberi manusia jati diri dalam hidup di lingkungan masyarakatnya. Untuk memfungsikan dirinya, hukum haruslah dapat bekerja secara efisien dalam mengendalikan dan memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia yang merupakan bagian dari masyarakat agar mampu memasyarakatkan manusia itu sendiri untuk 8 Joeni Arianto Kurniawan, Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, Disampaikan pada LKMM Tingkat Menengah FTK ITS, Surabaya 9 Mei 2008 tentang Manusia dan Hukum. 17 bisa bersosialisasi dan berbaur dengan manusia lainnya dan membentuk kesatuan masyarakat ideal. Dengan latar belakang kompleksitas antar manusia bermotifkan kepentingan masing-masing, maka akan mendorong manusia untuk saling berkompetisi dan berebut saling mengalahkan antar sesamanya yang dapat berujung pada kekacauan. Kekacauan di sini dapat bermakna dua hal: Pertama, kekacauan dalam arti sebenarnya di mana yang terjadi bukanlah suatu tatanan sosial yang teratur melainkan pola kehidupan antar manusia yangtidak terkendali dan mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Kedua, adalah kekacauan dalam arti semu yaitu terciptanya suatu tatanan masyarakat namun yang dijalankan tidak secara ideal melalui sistem kekuasaan yang otokratis sewenang-wenang sehingga walaupun individu manusia berada dalam suatu tatanan sosial namun mereka tatap merasa terancam eksistensinya. Hukum dihadirkan untuk menciptakan keteraturan dengan mencegah atau mengatasi segala bentuk kekacauan sebagaimana di atas. Adanyainter dependensi hakekat sosial mendorong manusia untuk melakukan inter relasi di antara sesamanya guna merealisasikan kepentingan atas dasar motif eksistensialnya masing-masing hakekat individual. Inter relasi dengan latar belakang inter dependensi ini memaksa manusia-manusia yang saling bertemu untuk melakukan bargainingdi antara mereka demi saling terpenuhinya kepentingan eksistensial masing-masing, dan proses bargaining yang terjadi ini tidak lain adalah proses tawar-menawar di antara kepentingan-kepentingan yang saling berhadapan. Proses bargaining of interestyang ideal fair adalah proses tawar menawar yang bersifat equal, yaitu proses tawar-menawar oleh mereka yang berkedudukan seimbang dan yang dilakukan secara seimbang pula, sehingga proses inter relasi-inter dependensi yang terjadi bersifat saling memenuhi satu sama lain dan masing-masing pihak merasa terpuaskan oleh adanya hubungan tersebut dikarenakan kepentingan masing-masing telah dipenuhi oleh adanya pihak lawan tanpa ada satu pihak yang merasa dirugikan. Fungsi kerja dari hukum adalah menciptakan norma equalityini, yaitu dengan mengatur kepentingan-kepentinganyang saling berhadapan agar dapat bertemu secara seimbang dan agar proses bargainingatas 18 kepentingan-kepentingan tersebut juga berjalan seimbang. Secara lebih dalamlagi, proses penyeimbangan kepentingan ini dilakuan mula-mula dengan cara penciptaan normahak dan kewajiban atas kepentingan yang berhadapan tersebut, untuk kemudian diciptakannorma penyeimbangan atas hak dan kewajiban yang ada itu. Oleh karena itu, pada hakekatnya secara sederhana hukum tidak lain 3 adalah pengaturan tentang hak dan kewajiban setiap individu manusia sebagai bagian dari suatu tatanan sosial masyarakat. Penyeimbangan kedudukan kepentingan antar manusia yang saling berhadapan perlu dilakukan mengingat adanya pluralistik perbedaan latar belakang dari masing-masing manusia yang ada agar hubungan inter dependensi yang berlangsung tidak bersifat parasitisme merugikan dan menindas salah satu pihak akibat adanya perbedaan kekuatan sumber daya, melainkan dapat benar- benar bersifat mutualisme saling menguntungkan secara fair. Sehingga, mereka yang berada sebagai pihak yang lemah secara sumber daya kekuatan sosial- ekonomisnya dapat terkuatkan dengan cara perlindungan maksimal atas hak-hak mereka, sedangkan mereka yang berada sebagai pihak yang lebih kuat sumber dayanya dapat dibatasi kekuatan dan kekuasaannya itu dengan cara penciptaan norma-norma imperatif yang bersifat limitatif seperti melalui pembebanan kewajiban-kewajiban tertentu. Di sisi lain, adanya posisi yang seimbang antar pihak yang saling berinterakasitidak akan berarti apa-apa jika proses bargaining kepentingan-kepentingan yang ada tidak berjalan secara seimbang pula. Maka, perlu diciptakan norma penyeimbangan hak dan kewajiban di dalam masing- masing kepentingan tersebut. Setiap subyek yang telah bersepakat untuk berhubungan dengan subyek lain atas landasan pemenuhan kepentingan diri masing-masing berkewajiban memenuhi kebutuhan pihak lawan melalui pemberian sumber dayayang dimilikinya dan pada saat yang sama ia mempunyai hak agar kebutuhannya dipenuhi oleh pihak lawan atas sumber daya yang dimiliki oleh pihak lawannya itu, dan hal ini bersifat timbal balik. Terciptanya suatu inter relasi yang telah dapat bersifat seimbang dalam hubungan hak dan kewajibannya di antara manusia yang telah berkedudukan seimbang pula inilah yang dinamakan dengan istilah keadilan. Dengan demikian dapat terlihat bahwa eksistensi hukum 19 diciptakan untuk menciptakan ketertiban melalui pemenuhan keadilan di antara tiap-tiap individu di dalam masyarakat, sehingga dapat diketahui bahwa tujuan hukum yang pertama dan utama adalah memberikan keadilan secara sosial keadilan dalam kebersamaan bagi tiap-tiap individu di dalam tatanan sosial yang bernama masyarakat. 9 Ciri-ciri Sistem Hukum  terdapat perintah dan larangan  terdapat sanksi tegas bagi yang melanggar  perintah dan larangan harus ditaati untuk seluruh masyarakat Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah hukum yakni peraturan-peraturan kemasyarakatan. Kaedah Hukum Sumber-sumber yang menjadi kaedah hukum atau peraturan kemasyarakatan: 1. Norma Agama merupakan peraturan hidup yang berisi perintah dan larangan yang bersumber dari Yang Maha Kuasa. Contoh: jangan membunuh, hormati orang tua, berdoa, dll 2. Norma Kesusilaan merupakan peraturan yang bersumber dari hati sanubari. contohnya: melihat orang yang sedang kesulitan maka hendaknya kita tolong. 3. Norma Kesopanan merupakan peraturan yang hidup di masyarakat tertentu. contohnya: menyapa orang yang lebih tua dengan bahasa yang lebih tinggi atau baik. 4. Norma Hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh penguasa yang berisi perintah dan larangan yang bersifat mengikat: contohnya: ttiap indakan pidana ada hukumannya. Unsur-unsur Hukum Di dalam sebuah sistem hukum terdapat unsur-unsur yang membangun sistem tersebut yaitu: 9 Joeni Arianto Kurniawan, Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, Disampaikan pada LKMM Tingkat Menengah FTK ITS, Surabaya 9 Mei 2008 tentang Manusia danHukum. 20 1. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat 2. Peraturan yang ditetapkan oleh instansi resmi negara 3. Peraturan yang bersifat memaksa 4. Peraturan yang memiliki sanksi tegas. Sifat Hukum Agar peraturan hidup kemasyarakatan agar benar-benar dipatuhi dan di taati sehingga menjadi kaidah hukum, peraturan hidup kemasyarakata itu harus memiliki sifat mengatur dan memaksa. Bersifat memaksa agar orang menaati tata tertib dalam masyarakaty serta memberikan sanksi yang tegas berupa hukuman terhadap siapa yang tidak mau patuh menaatinya. Tujuan Hukum Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Sementara itu, para ahli hukum memberikan tujuan hukum menurut sudut pandangnya masing-masing. 1. Prof. Subekti, S.H. hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya. 2. Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. 3. Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai unsur daripada keadilan disebutkannya “kepentingan daya guna dan kemanfaatan”. 4. Jeremy Betham teori utilitas, hukum bertujuan untuk mewujudkan semata- mata apa yang berfaedah bagi orang. 5. Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu. Berdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum itu memiliki dua hal, yaitu : 1. untuk mewujudkan keadilan 2. semata-mata untuk mencari faedah atau manfaat. 21 Selain tujuan hukum, ada juga tugas hukum, yaitu : 1. menjamin adanya kepastian hukum. 2. Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian. 3. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat. Sumber Hukum Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi :

1. Sumber hukum material,