Tinjauan Terhadap Anak ANALISIS PERBANDINGAN DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN (Studi Putusan No.:400/Pid.B/2013/PN.KB dan Studi Putusan No.:05/Pid./2014/PT.TK)
risalah peradaban bangsa ini. Berkaitan dengan perlakuan anak tersebut, maka penting bagi kita mengetahui hak-hak anak dan kewajiban anak, yaitu :
1. Hak Anak
Indonesia telah meratifikasian Konvensi Hak-Hak Anak berdasarkan Kepres No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On The Rights of The Child,
sehingga sejak tahun 1990 tersebut Indonesia terikat secara hukum untuk melaksanakan ketentuan yang ada di dalam Konvensi Hak-Hak Anak
33
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merupakan perwujudan konkrit dari pelaksanaan Konvensi Hak-Hak Anak yng telah diratifikasi oleh
Indonesia. Dalam Pasal 1 angka 12 UU No.35 Tahun 2014 jo. UU No. 23 Tahun 2002 tentag Perlindungan Anak, hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia
yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain itu dalam Pasal 28B ayat
2 UUD 1945, disebutkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminalisasi. Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak, hak-hak anak secara umum dapat
dikelompokkan dalam 4 empat kategori, antara lain
34
:
33
M. Nasir Djamil, Op.Cit., Hlm. 13
34
Ibid.., Hlm. 14
a Hak untuk kelangsungan hidup the right to survival yaitu hak-hak untuk
melestarikan dan mempertahankan hidup the right of live dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan sebaik-baiknya.
b Hak terhadap perlindungan protection tights yaitu hak-hak dalam konvensi
hak anak yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tindak kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak memppunyai keluarga bagi anak-anak
pengungsi. c
Hak untuk tumbuh kembang development right yaitu hak-hak anak dalam Konvensi Hak-Hak Anak yang meliputi segala bentuk pendidikan formal dan
nonformal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial anak the right of
standart living. d
Hak untuk berpartisipasi participation right yaitu hak-hak anak yang meliputi hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang
mempengaruhi anak the right of a child to express herhis views freely in all matters affecting the child.
2. Kewajiban Anak
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan. Kebanyakan hak akan muncul apabila sudah melakukan kewajibannya terlebih dahulu. Berdasarkan Pasal 19
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, terdapat 5 lima kewajiban anak, yaitu :
a Menghormati orang tua, wali, dan guru
b Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi temannya
c Mencintai tanah air, bangsa, dan Negara
d Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
e Melaksanakan etika dan akhlak mulia
2. Anak yang Berkonflik dengan Hukum ABH
Ada 2 dua kategori perilaku anak yang membuat ia harus berhadapan dengan hukum, yaitu
35
: a.
Status Offence adalah perilaku anak yang apabila dilakukan oleh orang dewasa tidak dianggap sebaggai kejahatan, seperti tidak menurut, membolos
sekolah, atau kabur dari rumah b.
Juvenile Deliquency adalah perilaku kenakalan anak yang apabila dilakuakan oleh orang dewasa dianggap kejahatan atau pelanggaran hukum.
Suatu tindak pidana yang dilakukan oleh anak tidak disebut sebagai kejahatan, karena pada dasarnya anak-anak memiliki kondisi kejiwaan yang labil, proses kemantapan
psikis menghasilkan sikap kritis, agresif dan meunjukan tingkah laku yang cenderung bertindak mengganggu ketertibn umum. Sehingga hal ini tidak dapat dikatakan
sebagai suatu kejahatan, melaikan suatu kenakalan. Kenakalan anak disebut juga sebagai Juvenile Deliquency. Menurut Kartini Kartono,
juvenile delinquency adalah perilaku jahatdursila, atau kejahatankenakalan anak- anak muda, merupakan gejala sakit patologi secara sosial pada anak-anak dan
remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk pengabaian tingkahlaku yang menyimpang. Sedangkan
35
M. Nasir Djamil, Op.Cit., Hlm. 33
juvenile delinquency menurut Romli Atmasasmita adalah setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang anak dibawah umur 18 tahun dan belum kawin yang
merupakan pelanggaran terhadap norma-norma hukum yang belaku serta dapat membahayakan perkembangan pribadi si anak yang bersangkutan
36
. Pengaturan mengenai sanski yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal diatur dalam
Pasal 23 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. UUPA Diaturnya ketentuan pidana dan tindakan bagi anak nakal dalam UUPA merupakan
perubahan atau perbaikan terhadap stelsel pidana yang ada dalam KUHP, karena stelsel pidana yang ada dalam KUHP tidak diorientasikan untuk anak yang
melakukan tindak pidana, melainkan berlaku umum untuk setiap orang orang dewasa, walaupun ada beberapa pasal yang mengatur mengenai pemidanaan
terhadap anak.
37
Pidana yang dapat dijatuhkan pada anak nakal diatur dalam Pasal 23 UUPA sebagai berikut :
38
1 Pidana yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan.
2 Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal ialah : a.
pidana penjara; b.
pidana kurungan; c.
pidana denda; atau
36
M. Nasir Djamil, Op.Cit., Hlm. 35
37
Tri Andrisman, Hukum Peradilan Anak, Lampung, Fakultas Hukum Unila : 2013, Hlm. 54.
38
Ibid.
d. pidana pengawasan.
3 Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terhadap Anak Nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang-
barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi. 4 Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.