16 Gambar 2.4 Data Konsumsi Kerang Siput Tahun 2006
– 2009 Gambar 2.4 Data Perkembangan Konsumsi Kerang Siput Tahun 2006-2009
[47]
Gambaran tingkat konsumsi dan besarnya serapan pasar kerang siput menurut provinsi berdasarkan data SUSENAS 2008 tersaji dalam Gambar 2.5 dibawah.
Gambar 2.5 Data Konsumsi Kerang Siput Tahun 2006 – 2009
[47]
Sehingga dari tabel diatas penggunaan cangkang kerang sebagai bahan dasar adsorben sangat berpotensi.
2.7 Pencemaran Lingkungan
Indonesia pada saat ini memiliki masalah mengenai pencemaran lingkungan terutama pencemaran lingkungan perairan antara lain oleh air limbah, baik limbah
industri, pertanian maupun limbah rumah tangga. Dari semua sumber pencemar lingkungan, pencemaran yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga menempati
Universitas Sumatera Utara
17 urutan pertama 40 diikuti kemudian oleh limbah industri 30 dan sisanya
limbah rumah sakit, pertanian, peternakan, atau limbah lainnya [32]. Pencemar organik dari limbah industri mengancam kesehatan manusia dan
lingkungan secara serius dan telah diakui sebagai isu penting yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pencemaran fenol adalah masalah serius di banyak
negara. Sumber utama limbah fenol adalah minyak bumi kilang, petrokimia, pabrik baja, pabrik kokas oven, gas batubara, resin, farmasi, cat, kayu lapis dan
tambang. Limbah fenol menyebabkan bau karbol untuk air sungai dan juga racun bagi ikan dan manusia. Konsentrasi senyawa fenol dalam air limbah dari pabrik
resin biasanya berkisar 12-300 mgL. Air limbah dengan konsentrasi tertinggi fenol 1000 mgL biasanya dihasilkan dari pengolahan kokas. Pembuangan
limbah fenol ke saluran air mempengaruhi kesehatan manusia serta flora dan fauna. Mengkonsumsi sejumlah kecil fenol 5 ppm oleh manusia dapat
menyebabkan mual, muntah, kelumpuhan, koma, kehijauan atau berasap urine berwarna dan bahkan kematian akibat kegagalan pernapasan atau serangan
jantung [2]. Fenol merupakan asam karbolat yang sering digunakan sebagai desinfektan.
Banyak senyawa fenol dan turunannya yang digunakan sebagai desinfektan, seperti kresol, fenilfenol dan hesaklorofen. Jika kandungan fenol dalam limbah
cair konsentrasinya tinggi dapat menyebabkan gangguan pada badan air dan menjadi toksik bagi mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah. Fenol
bersifat karsinogen dan korosif pada tubuh manusia. Untuk menentukan keefektifan sistem pengolahan limbah cair sebelum dibuang dari bak pengolahan,
konsentrasi standar maksimum fenol berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup tahun 1991 bagi kegiatan yang sudah
beroperasi yaitu sebesar 0,01 sampai 2,00 mgL [33]. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada, harus ada danatau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup. Jadi, jika unsur-unsur pencemar dalam suatu lingkungan sudah melewati batas baku mutu yang ditetapkan menurut undang-undang, maka
lingkungan tersebut dikatakan telah mengalami pencemaran. Undang-Undang No.
Universitas Sumatera Utara
18 23 tahun 1997 menjelaskan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya [34].
Senyawa baku mutu limbah cair ditampilkan pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Baku Mutu Limbah Cair
[34]
Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara garis besar
air limbah terdiri dari air dan padatan, dimana padatan terdiri dari zat organik yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein serta zat anorganik yang berupa
garam-garam, logam-logam dan butiran seperti diperlihatkan pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Skema Pengelompokan Bahan Yang Terkandung Dalam Air Buangan Secara Umum
[35]
Oleh karena itu, pengolahan limbah fenol menjadi semakin penting karena merupakan unsur pencemaran yang sangat potensial bagi lingkungan air. Unsur
Universitas Sumatera Utara
19 tersebut dapat membahayakan baik terhadap manusia maupun kehidupan biota
air [35].
2.8 ANALISIS EKONOMI