Evaluasi Manajemen Proyek Lanskap Perumahan Discovery Flamine Bintaro Jaya Tangerang Selatan

EVALUASI MANAJEMEN PROYEK LANSKAP
PERUMAHAN DISCOVERY FLAMINE BINTARO JAYA
TANGERANG SELATAN

SITTI NUUR HALIMAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Manajemen
Proyek Lanskap Perumahan Discovery Flamine Bintaro Jaya Tangerang Selatan
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016

Sitti Nuur Halimah
NIM A44110026

ABSTRAK
SITTI NUUR HALIMAH. Evaluasi Manajemen Proyek Lanskap Perumahan
Discovery Flamine Bintaro Jaya Tangerang Selatan. Dibimbing oleh
KASWANTO.
Discovery Flamine merupakan suatu perumahan terbangun dikawasan Bintaro
Jaya, Tangerang Selatang yang dirancang khusus dengan estetika hunian modern.
Perumahan ini dibangun dengan desain yang lebih ekslusif dan elegan, berkonsep
hembusan angin sebagai salah satu proyek PT. Jaya Real Property, Tbk.
Pelaksanaan pembangunan yang sedang berlangsung, membuat Discovery Flamine
menjadi lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan magang. Tujuan dari
kegiatan magang ini adalah mempelajari dan menganalisis pelaksanaan pembangunan
pada lanskap perumahan Discovery Flamine mulai dari pelaksanaan administrasi
hingga pelaksanaan di lapang. Data yang dibutuhkan pada kegiatan magang ini

meliputi aspek biofisik, aspek pelaksanaan administrasi, dan aspek pelaksanaan fisik.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis komparatif, dan
Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil dari analisis data didapatkan
komponen material merupakan komponen prioritas. sehingga terdapat rekomendasi
manajemen proyek dalam proses pelaksanaan lanskap perumahan Discovery Flamine.
Kata kunci: analytical hierarchy process, pelaksanaan lanskap, manajemen proyek,
lanskap perumahan

ABSTRACT
SITTI NUUR HALIMAH. Evaluation Landscape Project Management of
Discovery Flamine Residence’s Landscape Bintaro Jaya South Tangerang.
Supervised by KASWANTO.
Discovery Flamine a housing awakened in Bintaro Jaya, Tangerang
Selatang specially designed with the aesthetics of modern dwelling. Housing is
constructed with a design that is more exclusive and elegant, the concept of wind
gusts as one of the project PT. Jaya Real Property, Tbk. Implementation of
ongoing development, making Discovery Flamine be an appropriate location for
conducting apprenticeship. The purpose of the internship is to study and analyze
the implementation of development at Discovery Flamine housing landscape
ranging from implementation to implementation in the field of administration.

Data needed on the internship activities include biophysical aspects, aspects of
the administration, and the aspects of physical implementation. Analysis of the
data used is descriptive analysis, comparative analysis, and Analytical Hierarchy
Process (AHP). Based on the results of analysis data obtained material
component is a priority component. So there is recommendation of project
management in the implementation process Discovery Flamine residential
landscape.
Keywords: analytical hierarchy process, landscape implementation, project
management, residential landscape

EVALUASI MANAJEMEN PROYEK LANSKAP
PERUMAHAN DISCOVERY FLAMINE BINTARO JAYA
TANGERANG SELATAN

SITTI NUUR HALIMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur Lanskap
pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

++ . %(. ,+(. #!". &$-.
#(%. &+!". ($,&-.  !".

")'$. -."&.  )#.
!.

. )*. ++&.!.



 

()++.$ .

)+.$ .

" .
+ +(.

   

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala atas segala

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Evaluasi
Manajemen Proyek Lanskap Perumahan Discovery Flamine Bintaro Jaya
Tangerang Selatan” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Lanskap pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu penulis
dari awal kegiatan magang sampai akhir penyusunan. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1. Orang tua penulis, Bapak Ahmad Mukhlis dan Ibu Ummy Khusnul
Sulastri serta si kembar Muhammad Nail dan Muhammad Nabil atas doa ,
dukungan, dan kesabarannya dalam menunggu selesainya skripsi ini.
2. Dr. Kaswanto, SP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya dalam memberikan
arahan, masukan, bimbingan, dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini,
3. Ibu Pingkan Nuryanti, ST, MEng dan Ibu Fitriyah Nurul H Utami ST, MT
selaku dosen penguji sidang skripsi yang sangat banyak memberikan
masukan untuk perbaikan skripsi agar menjadi lebih baik lagi,
4. Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan masukan di bidang akademik,
5. Ibu T. Arya Cindy, Pak Bambang, Pak Robin, Pak Deri dan Kak Firdha

selaku tim lanskap PT. Jaya Real Property, Tbk, dan seluruh teman-teman
kontraktor lanskap yang telah membantu dan memberi bimbingan selama
kegiatan magang,
6. Teman yang telah banyak membantu dan direpotkan dalam pelaksanaan
magang serta penyusunan skripsi,
7. Arsitektur Lanskap angkatan 2011 (ARL 48) yang sudah mengisi hari-hari
penulis selama belajar di departemen ini penuh dengan kenangan.

Bogor, Maret 2016
Sitti Nuur Halimah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

vi
vi
vi

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

Manfaat

2

Kerangka Pikir

2

TINJAUAN PUSTAKA


3

Lanskap

3

Taman Lingkungan

4

Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap

4

Manajemen Proyek

5

Manajemen dan Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek


6

Pengendalian Proyek Kontruksi

8

Evaluasi Lanskap

9

METODE

10

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

10

Batasan Studi


10

Alat dan Bahan

10

Metode Magang

11

Survei

11

Wawancara

11

Studi Pustaka

11

Metode dan Pengolahan Data

12

Analisis Deskriptif

12

Analisis Komparatif

12

Analytical Hierarchy Process

12

Rekomendasi

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

14

Kondisi Umum

14

Sejarah dan Profil Perusahaan

14

Struktur Organisasi

15

Luas dan Batasan Tapak

16

Aksesibilitas dan Sirkulasi

18

Topografi dan Tanah

18

Iklim

18

Drainase

19

Konsep

19

Pelaksanaan Administrasi

20

Pelaksanaan Proyek Lanskap

22

Pembangunan Pos Jaga

23

1. Pekerjaan persiapan
2. Pembuatan Pondasi
3. Pembangunan Dinding dan Pengecoran Kolom
4. Pembangunan Atap
5. Pemasangan Kloset, Keramik, Jendela dan Pintu
Pembangunan Gerbang Cluster

23
24
24
26
27
28

Pembangunan Dinding Dekoratif

31

Pembangunan Taman Utama Cluster

34

1. Pekerjaan pembersihan, pengolahan, dan pematokan lahan
2. Pekerjaan Hardscape
3. Pekerjaan Softscpae
Pemeliharaan

34
34
42
45

Evaluasi Rencana Manajemen

46

Pengorganisasi Proyek

46

Pengendalian Proyek Lanskap

48

Analytical Hierarchy Process

50

Sintesis Praktisi

52

Sintesis Pakar Manajemen Proyek

52

Sintesis Pakar Teknik

53

Sintesis Tergabung (Combined Synthesis)

54

Analisis Sensitivitas

57

Uji Konsistensi

58

Pembahasan Sintesis Tergabung

58

1. Material
2. Owner
3. Pekerja
4. Pengelolaan
5. Teknik
Rekomendasi Manajemen Proyek

59
59
60
60
61
61

1.

Pengendalian Material

62

2.

Pengendalian Owner

63

3.

Pengendalian Pekerja

64

4.

Pengelolaan

64

5.

Teknik

66

Partisipasi Mahasiswa

67

KESIMPULAN DAN SARAN

68

Kesimpulan

68

Saran

68

DAFTAR PUSTAKA

69

RIWAYAT HIDUP

96

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Metode magang yang digunakan
Tabel 2 Daftar pakar penilai komponen manajemen proyek lanskap
Tabel 3 Luas area pada cluster Discovery Flamine
Tabel 4 Daftar jenis tanaman pohon dan semak pada taman cluster
Tabel 5 Ringkasan pembobotan dan prioritas komponen serta variabel

11
13
17
43
56

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9

Bagan kerangka pikir magang
Peta Lokasi Discovery Flamine
Struktur organisasi pada unit proyek
Peta batas tapak Discovery Flamine
Danau buatan yang terletak di tengah taman distrik
Kegiatan rapat koordinasi mingguan
Pekerjaan pembersihan dan pematokan area pembangunan
Pembuatan pondasi menerus dan kerangka sloof pos jaga
Pembuatan kerangka kolom pos jaga (a), proses pengeringan
coran kolom pos jaga (b)
Gambar 10 Kegiatan pengadukan bahan coran dan pengecoran atap pos jaga
Gambar 11 Pelepasan bekisting pada atap pos jaga (a), kegiatan plesteran
pada atap pos jaga (b)
Gambar 12 Finishing pemasangan keramik kloset pos jaga
Gambar 13 Pasangan keramik pada dinding toilet pos jaga (a), finishing
pemasangan keramik kloset pos jaga (b)
Gambar 14 Pekerjaan galian tanah pondasi dan pemasangan kerangka kolom
kanopi (a), pekerjaan pengecoran kolom kanopi bagian atas (b)
Gambar 15 Kegiatan pembuatan kerangka balok untuk kanopi (a), proses
pengeringan coran balok kanopi (b)
Gambar 16 kegiatan pemasangan kerangka ACP kanopi gerbang cluster
Gambar 17 Proses pengeringan coran kolom pagar
Gambar 18 Proses pembuatan dan pengelasan kerangka pagar (a), proses
pemasangan kerangka pagar (b)
Gambar 19 Pembersihan dan penggalian tanah dinding dekoratif(a),proses
pembuatan pondasi batu kali (b)
Gambar 20 Proses pemasangan batu bata dan pengecoran kolom dinding
dekoratif (a), proses pemasangan lanjutan
Gambar 21 Proses pembuatan pola pada dinding (a), proses pembuatan banbanan (b), dan proses pengacian ban-banan dinding dekoratif (c)
Gambar 22 Pengecatan pada dinding dekoratif (a), proses pemasangan
signage (b)
Gambar 23 Proses pembersihan lahan taman cluster
Gambar 24 Proses pematokan taman cluster
Gambar 25 Proses pemasangan paving taman cluster
Gambar 26 Proses pembuatan curb pada pavement
Gambar 27 Proses pemadatan tanah menggunakan stemper (a), dan poses

3
10
16
17
19
22
23
24
25
26
27
27
28
29
29
30
30
31
32
32
33
33
34
34
35
35

pembuatan pola kincir pada taman cluster (b)
Gambar 28 Proses pemasangan wiremash dan pengecoran pavement kincir
Gambar 29 Proses pembersihan paving dari batu koral yang tidak terpasang
Gambar 30 Proses penacian bagian dalam planter box
Gambar 31 Bangku taman yang telah terisi tanah (a), bangku taman yang
telah diplester
Gambar 32 Pemasangan besi siku dan wiremash pada shelter taman cluster
Gambar 33 Pemasangan tiang besi pada shelter taman cluster
Gambar 34 Pemasangan besi penopang pada kerangka atap shelter
Gambar 35 Pengecoran dasar pondasi ayunan taman cluster
Gambar 36 Kerangka ayunan yang telah dipasang bangku ayunan
Gambar 37 Pemasangang bata merah pada ayunan taman cluster
Gambar 38 Pembuatan lintasan permainan sliding taman cluster
Gambar 39 Pengecatan seluruh bagian sliding (a), dan pemasangan baling
baling kincir angin pada sliding (b)
Gambar 40 Proses pengamplasan kerangka sculpture (a), dan pengecoran
pondasi sculpture taman cluster (b)
Gambar 41 Proses pengeringan coran kolom (a), dan proses pelepasan
bekisting kolom (b)
Gambar 42 Sculpture taman cluster yang telah dicat
Gambar 43 Proses penanaman pohon pada taman cluster
Gambar 44 Proses penambahan tanam ke dalam planter box
Gambar 45 Proses penanaman semak pada taman cluster
Gambar 46 Proses penanaman rumput pada taman cluster
Gambar 47 Proses penyiraman rumput taman cluster pada sore hari
Gambar 48 Skema hubungan dan bagan bentuk organisasi proyek
Gambar 49 Struktur organisasi lapang
Gambar 50 Bentuk struktur organisasi garis
Gambar 51 Rancangan struktur hierarki
Gambar 52 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen praktisi
swasta
Gambar 53 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen pakar
manajemen proyek
Gambar 54 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen pakar teknik
Gambar 55 Kombinasi diagram pohon komponen, variabel, dan alternatif
prioritas
Gambar 56 Grafik sensitivitas kinerja dan sensitivitas dinamis terhadap
Pelaksanaan proyek lanskap
Gambar 57 Grafik sensitivitas gradien terhadap pelaksanaan proyek lanskap
Gambar 58 Sintesis dan nilai konsistensi keseluruhan
Gambar 59 contoh pendataan material secara manual
Gambar 60 Kurva kemajuan kerja MS project (a), dan kurva kemajuan kerja
Gambar 61 proses pembuatan taman depan (a), dan Proses pembuatan
taman belakang (b)

35
36
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
44
44
45
45
46
47
47
48
51
52
53
54
55
57
58
58
62
65
67

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bagan struktur organisasi perusahaan
Lampiran 2 Denah lokasi Discovery Flamine
Lampiran 3 Surat perintah kerja (SPK) untuk pekerjaan pembangunan
hardscape
Lampiran 4 Surat perintah kerja (SPK) untuk pekerjaan pembangunan
taman cluster
Lampiran 5 Gambar kerja taman utama
Lampiran 6 Pola penanaman semak pada taman cluster
Lampiran 7 Pola penanaman rumput taman cluster
Lampiran 8 Laporan kemajuan kerja (kurva S) pembangungan lanskap
Discovery Flamine
Lampiran 9 Desain taman rumah contoh Discovery Eola

72
73
74
81
88
89
90
91
92

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Discovery Flamine merupakan suatu perumahan terbangun di kawasan
Bintaro Jaya, Tangerang Selatan yang dirancang khusus dengan estetika hunian
modern. Flamine yang memiliki arti hembusan angin membuat hunian ini lebih
mengoptimalkan sirkulasi udara yang dapat masuk dari berbagai sisi. Desain yang
lebih ekslusif dan elegan membuat Discovery Flamine ini menjadi hunian yang
nyaman dengan perpaduan lingkungan asri melalui taman Distrik Park.
Perumahan ini dibangun sebagai salah satu proyek PT. Jaya Real Property, Tbk.
(JRPT). Pembangunan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk
yang paling mendasar. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan kawasan pemukiman
yang tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, sehingga menuntut
adanya perluasan tempat tinggal.
Pelaksanaan pembangunan lanskap yang terencana dengan baik diperlukan
dalam upaya menciptakan suatu ruang terbuka hijau (RTH) terutama pada lanskap
perumahan. Kegiatan pelaksanaan lanskap pada umumnya memerlukan tahapan
pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik yang harus dipersiapkan dengan
baik. Tahap pelaksanaan pekerjaan lanskap merupakan realisasi dan bentuk tindak
lanjut dari kegiatan perancangan yang meliputi penyerahan kontrak, pengawasan,
sanksi pelanggaran dan batas-batas pelaksanaan (Simonds dan Starke, 2006).
Keberhasilan suatu pekerjaan dipengaruhi oleh hubungan baik antara pemberi
tugas dengan penerima tugas dan pihak-pihak yang berhubungan dengan
pelaksanaan kerja di lapang, seperti pengawas lapang, pengadaan barang, dan
konsultan.
Manajemen proyek yang baik dan matang menjadi sebuah kunci utama
suatu proyek pembangunan. Adanya manajemen proyek ini, pelaksanaan
pembangunan dapat diselesaikan sesuai rencana dan tercapainya keberhasilan
pembangunan. Kegiatan pada proses manajemen proyek direncanakan dengan
detail dan akurat untuk mengurangi berbagai penyimpangan sehingga didapatkan
produk akhir yang maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk
menganalisis kinerja proyek selama proyek tersebut berlangsung. Tindakan
analisis ini dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi manajemen proyek.
Evaluasi manajemen proyek ini diperlukan sebagai indikator dalam
menilai tingkat keberhasilan dari suatu pelaksanaan proyek. Tahapan evaluasi ini
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pemeliharaan dalam bentuk sebuah
pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan. Pemeriksaan terhadap
kualitas berkenaan dengan mutu produk yang dihasilkan, sedangkan pengawasan
terhadap kuantitas pekerjaan dilakukan terhadap ketepatan jumlah volume
pekerjaan. Selanjutnya Rachman (1986) mengutarakan bahwa di dalam proses
pelaksanaan pekerjaan lanskap hal yang sangat penting dilakukan adalah
pengawasan dan evaluasi secara sinambung dan fleksibel serta peka terhadap
penyempurnaan sejauh waktu dan dana memungkinkan.
Oleh karena itu, pada pelaksanaan pembangunan Discovery Flamine ini
diperlukan suatu evaluasai manajemenn proyek, sehingga pembangunan lanskap
Discovery Flamine tidak luput dari perhatian dalam upaya pelaksanaan evaluasi.

2

Pelaksanaan pembangunan yang sedang berlangsung, membuat Discovery
Flamine menjadi lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan magang,
sehingga magang pada pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi acuan
pembelajaran yang baik bagi mahasiswa sebagai upaya memenuhi pengetahuan
dan pengalaman pada bidang pelaksanaan dan evaluasi proyek lanskap perumahan
yang ramah lingkungan.

Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang ini yaitu memperoleh pengalaman dan
pengetahuan serta memperluas wawasan di bidang arsitektur lanskap. Sedangkan
untuk tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah
1. mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai
dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh perusahaan;
2. menganalisis sistem dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan proyek
perumahan Discovery Flamine;
3. mengevaluasi indikator manajemen proyek yang terdapat dalam
pelaksaksanaan proyek perumahan Discovery Flamine;
4. mengajukan usulan rekomendasi manajemen proyek pelaksanaan lanskap
Discovery Flamine.

Manfaat
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
wawasan dalam bidang pelaksanaan dan evaluasi pekerjaan proyek kontruksi serta
mendapatkan pengalaman kerja nyata. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan
bagi pihak pengembang dan menjadi alternatif solusi dari berbagai permasalahan
yang terjadi selama proses pelaksanaan proyek lanskap Discovery Flamine. Selain
itu juga dapat membangun kerja sama dan hubungan yang baik antara Departemen
Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dengan pihak PT Jaya Real Property,
Tbk.

Kerangka Pikir
Lanskap yang mempunyai peran sangat penting dalam menjaga
keseimbangan dan menciptakan sebuah lanskap perumahan yang harmonis. Hal
ini menyebabkan diperlukannya pelaksanaan pembangunan yang baik dalam
upaya menciptakan suatu ruang terbuka hijau (RTH) pada lanskap perumahan. PT
Jaya Real Property sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan konsep
ECOmmunity pada pembangunan perumahan yang ramah lingkungan dengan
ruang terbuka hijau pada setiap cluster. Salah satu pembangunan yang sedang
berlangsung adalah Discovery Flamine dengan mengutamakan sirkulasi udara dan
desain yang elegan. Kemudian dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan
manajemen proyek yang baik. Kemudian dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk
mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam pembangunan. Alur
kerangka pikir kegiatan magang dapat dilihat pada Gambar 1.

3

Pembangunan Lanskap

Perencanaan

Pengorganisasian
n

Pelaksanaan

Pengendalian

Manajemen Proyek

Pelaksanaan Proyek Lanskap
Discovery Flamine

Kegiatan Magang

Pengenalan Kondisi
Umum Perusahaan

Kegiatan Pelaksanaan
pembangunan lanskap

Pasca Magang

Pengolahan dan Analisis Data

Analytical Hierarchy Process (AHP)
Method
Rekomendasi Manajemen Proyek
Lanskap
Gambar 1 Bagan kerangka pikir magang

TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana
elemen-elemennya dibagi menjadi elemen-elemen lanskap utama dan elemenelemen lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen yang tidak dapat
diubah atau sukar sekali diubah seperti gunung, lembah, sungai, daratan, pantai,
danau, lautan dan sebagainya. Elemen lanskap penunjang adalah elemen lanskap
yang dapat diubah sesuai keinginan perencana atau pemakainya seperti bukit,
anak sungai dan aliran air yang kecil (Simonds,1983). Berdasarkan campur tangan

4

manusia, lanskap dapat berbentuk (1) lanskap alami seperti lanskap pegunungan,
rawa, sungai, riverscape; (2) lanskap buatan seperti lanskap kota (urbanscape),
lanskap pemukiman penduduk kota, lingkungan pabrik dan (3) perpaduan
harmonis antara lanskap alami dan buatan seperti suatu lanskap pedesaan dengan
pemukiman manusia, terasering persawahan padi dengan pondok pelepas lelah
dan sebagainya (Adriana,1992).

Taman Lingkungan
Eckbo (1964) mengemukakan bahwa taman adalah ruang yang memiliki
keterbatasan penggunaan dan bentuk fleksibel, dibangun dengan kontruksi yang
minimum dan maksimalkan material alami tanpa diproses terlebih dahulu, untuk
beristirahat, viewing, kontemplasi, mediasi, tidur, bermimpi, sosialisasi yang pasif
dan bermain bebas. Selanjutnya Crow (1981) juga mengemukakan bahwa dalam
pembuatan sebuah taman lebih baik berbeda dengan yang sudah ada atau yang
jarang ditemui. Desain taman adalah sebuah seni, seperti dalam pengetahuan
melukis dan bermusik yang tidak hanya memntingkan tampilannya tetapi juga
memperhitungkan sampai kenyamanan secara keseluruhan sehingga dapat
dinikmati, jadi ilmu desain tidak hanya untuk dinikmati satu pribadi, tapi untuk
kesenangan orang lain juga yang melihat taman tersebut.
Berdasarkan Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang “Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di kawasan Perkotaan”, taman lingkungan
didefinisikan sebagai lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai
sarana kegiatan lain pada lingkungan. Taman ini mempunyai fungsi sebagai paruparu kota (sirkulasi udara dan penyinaran), peredam kebisingan, menambah
keindahan visual, area interaksi, rekreasi, tempat bermain, dan menciptakan
kenyaman lingkungan.

Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap
Tahap pelaksanaan pekerjaan Lanskap merupakan realisasi dan bentuk
tindak lanjut dari kegiatan perancangan yang meliputi pekerjaan penyerahan
kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran dan batas-batas pelaksanaan (Simonds
dan Starke, 2006). Selanjutnya Rachman (1984) menambahkan bahwa di dalam
proses pelaksanaan pekerjaan lanskap hal yang sangat penting dilakukan adalah
pengawasan dan evaluasi secara sinambung dan fleksibel serta peka terhadap
penyempurnaan sejauh waktu dan dana memungkinkan.
Pelaksanaan (construction) merupakan tahap yang dilakukan setelah
proses perencanaan dan perancangan selesai. Menurut Harris dan Dines (1988),
tahap pelaksanaan terdiri dari:
1. pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup
administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan serta kontrol
biaya.
2. penerimaan pekerjaan, meliputi penyetujuan kelengkapan pekerjaan dan
pembayaran kepada kontraktor.
Pelaksanaan merupakan kumpulan proses atau sistem dan kegiatan berupa
organisasi atau prosedur yang melibatkan unsur manusia. Kegiatan-kegiatan
pelaksanaan harus menuju ke arah tujuan yang hendak dicapai dan tetap dalam

5

arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fisik pekerjaan lanskap
antara lain meliputi pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah,
pelaksanaan hard material, pelaksanaan soft material dan pemeliharaan (Rachman,
1984).
Arifin dan Arifin (2005) mengatakan bahwa pemborong pembuatan taman
disebut juga sebagai kontraktor taman. Kontraktor taman terpilih harus
melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan dokumen lain yang
ditetapkan perencana. Oleh karena itu, seorang kontraktor taman harus
berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan arsitek taman, baik
sebelum penawaran kontrak atau sesudahnya. Selanjutnya, Arifin dan Arifin
(2005) menambahkan bahwa seorang kontraktor taman tidak dapat mengubah
rencana dan rancangan taman sekehendak hatinya sendiri, tetapi harus
berkonsultasi dengan perancang taman atau paling tidak dengan pemiliknya.

Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja.
Dapat diuraikan bahwa proses manajemen proyek dimulai dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian. Kegiatankegiatan pada proses manajemen proyek direncanakan dengan detail dan akurat
untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan sehingga didapatkan produk
akhir yang maksimal. Jika terdapat tindakan koreksi dalam proses selanjutnya,
diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak (Husen, 2010).
Menurut Kerzner (1995), manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Selanjutnya, manajemen
proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan
horizontal. Manajemen konstruksi merupakan bagian dari manajemen proyek
yang mengkhususkan pada bidang konstruksi.Konsep manajemen proyek, yang
mendasari suatu perencanaan, merupakan tindakan strategi pelaksanaan terhadap
pencapaian tujuan yang menjadi prioritas terlaksananya pengaturan proyek
konstruksi secara efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab
itu, pengendalian manajemen proyek yang terencana akan menghasilkan potensi
dalam beberapa hal, antara lain (Kerzner, 1995) :
 pengidentifikasian terhadap fungsi tanggung jawab untuk dapat
meyakinkan bahwa semua aktivitas dapat terjamin kelancarannya;
 mengurangi kebutuhan akan laporan yang berkesinambungan;
 pengidentifikasian terhadap batas penjadwalan;
 pengidentifikasian terhadap metodologi analisa kerja;
 pengukuran tingkat perencanan;
 pengujian kemampuan perkiraan terhadap perencanaan ke depan;
 dapat mengendalikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan tujuan.
Pada dasarnya, manajemen proyek merupakan sebuah pengorganisasian,
pengaturan, pembagian kerja yang mempertimbangkan situasi proyek yang belum

6

jelas dan penuh ketidakpastian, sehingga seorang perencana ditantang untuk dapat
menyelesaikan sebuah proyek sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan
dengan kebijakan yang rasional, efektif, efisien, tepat, dan menyeluruh.
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang terdiri dari
penentuan kebijakan apa yang akan dilakukan, apa yang tidak dilakukan,
pembagian kerja yang teratur, jelas jenis aktivitasnya, mengilustrasikannya
sebagai suatu jaringan kerja aktivitas yang mendeskripsikan aliran hubungan kerja
antar aktivitas dan lainnya (Dreger, 1992).

Manajemen dan Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek
Manajemen waktu pada proyek konstruksi merupakan suatu pengendalian
dan pengaturan waktu atau jadwal dalam kegiatan proyek. Standar kinerja waktu
ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan proyek beserta durasi dan
penggunaan sumber daya. Berdasarkan semua data dan informasi yang telah
diperoleh, dilakukan proses penjadwalan sehingga akan didapat output mengenai
indikator progress waktu (Husen, 2010).
Manajemen waktu dapat dilakukan dengan menggunakan barchart, kurva
S, network planning, dan kurva earned value. Hasil dari menggunakan metodemetode di atas perlu dievaluasi dan dikoreksi agar kinerja waktu tercapai sesuai
rencana. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan
hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan
berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan.
Oleh karena itu, variabel-variabel yang mempengaruhinya juga harus dimonitor,
misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta
stakeholder proyek yang terlibat. Pada pelaksanaannya terdapat masalah-masalah
yang dapat menghambat kinerja waktu, antara lain alokasi penempatan sumber
daya yang tidak efektif, jumlah tenaga yang terbatas, peralatan yang tidak
mencukupi, kondisi cuaca yang buruk, dan metode kerja yang salah. Sehingga
diperlukan suatu manajemen yang baik dan handal untuk mencegah dan
mengurangi masalah-masalah yang dapat terjadi (Husen, 2010).
Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi
proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja
waktu adalah proses dari membandingkan kerja di lapangan (actual work) dengan
jadwal yang direncanakan (Dipuhusodo, 1996). Waktu pelaksanaan konstruksi
(construction duration) dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari hal berikut
(Susanto, 2009) :
1. waktu pelaksanaan proyek timbul dari jalur kritis (critical path) dimana
jangka waktu untuk setiap aktivitas atau pekerjaan di dalam urutan kerja
tidak bisa dikurangi;
2. jangka waktu (duration) berarti waktu yang diperlukan untuk melengkapi
atau menyelesaikan suatu aktivitas yang telah ditetapkan. waktu
pelaksanaan proyek adalah waktu yang ditentukan oleh pihak pemilik
(owner) untuk memakai, menggunakan, dan menyewakan bangunan
tersebut;

7

3. waktu pelaksanaan proyek adalah suatu jangka waktu sebagai hasil suatu
pengujian satu atau lebih metode menyelesaikan pekerjaan atas dasar
biaya minimum;
4. waktu pelaksanaan proyek mengacu pada waktu yang telah ditetapkan
untuk melaksanakan dan melengkapi setiap aktivitas pekerjaan yang
menggunakan semua sumber daya dan informasi proyek di dalam suatu
estimasi atau perkiraan biaya;
5. waktu konstruksi dapat digambarkan sebagai periode yang berlaku dari
pembukaan lokasi kerja hingga waktu penyelesaian bangunan kepada
klien. Hal tersebut umumnya ditetapkan sebelum pembukaan konstruksi.
Pada proses pelaksanaan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada
saat proses pelaksanaan proyek, yaitu faktor internal dan eksternal yang diuraikan
sebagai berikut :
 faktor internal, merupakan faktor yang dipengaruhi oleh pihak pelaksana
proyek. Pada proyek kontruksi, pihak pelaksana proyek adalah kontraktor.
Pada faktor internal atau faktor pelaksanaan, aspek-aspek yang potensial
dapat menyebabkan munculnya kendala pada saat pelaksanaan diantaranya
faktor material, alat, pekerja serta manajemen pelaksanaan.
 faktor eksternal, merupakan faktor yang dipengaruhi oleh pihak-pihak
diluar pelaksanaan proyek, tetapi berperan langsung atas proses kontruksi.
Pada faktor eksternal, aspek-aspek yang potensial dapat menyebabkan
munculnya kendala disebabkan oleh pihak owner, pengawas serta
perencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek konstruksi
dikutip dari Yates (1993) diacu dalam Susanto (2009), antara lain :
1. Alat
• Tidak sesuai kapasitas pekerjaan
• Kekurangan peralatan
• Kurang akurat/perlu kalibrasi
• Produktifitas alat rendah
2. Cuaca
• Angin
• Panas dan kelembaban
• Hujan
3. Eksternal
• Isu lingkungan
• Mulai terlambat dari rencana
• Perubahan peraturan
• Perizinan
4. Manajemen
• Metode konstruksi tidak akurat
• Pekerjaan tambahan
• Pengendalian kualitas
• Jadwal terlalu optimis
• Tidak bekerja pada aktivitas kritis
5. Material
• Kerusakan barang
• Kesalahan pasang

8

• Pengiriman material
• Kualitas material
6. Owner
• Perubahan penugasan
• Modifikasi rencana
• Estimasi tidak akurat
• Campur tangan/gangguan dari owner
7. Pekerja
• Kekurangan pekerja
• Produktifitas alat rendah
• Kelemahan pada penjadwalan tenaga kerja
• Kurang persiapan sesuai urutan pekerjaan
• Kekurangan rasio pengawas dengan pekerja
• Tidak bekerja sesuai urutan pekerjaan
• Kecelakaan kerja
8. Teknik
• Gambar tidak akurat
• Gambar belum dikirim

Pengendalian Proyek Kontruksi
Pengendalian adalah proses yang sangat penting untuk menjamin bahwa
aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan
(Soekoto, 1993). Menurut Mockler (1972), pengendalian adalah usaha sistematis
untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang
sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Menurut Susanto (2009), salah satu aspek yang termasuk dalam hal
pengawasan dan pengendalian pada proyek konstruksi adalah aspek pengawasan
waktu. Kontrol waktu terhadap proyek mempunyai sasaran tunggal yaitu menjaga
agar waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang disepakati. Langkah-langkah
untuk pengawasan tersebut antara lain :
1. Pencatatan dan pelaporan kemajuan pekerjaan, frekuensinya sangat tergantung
pada keadaan dan jenis proyek. Semakin penting proyek tersebut maka
frekuensi pelaporannya semakin tinggi, demikian sebaliknya. Laporan
kemajuan pekerjaan dapat berupa laporan harian, mingguan, bulanan, dan
lebih lama lagi. Laporan tersebut dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh
konsultan pengawas. Laporan berisikan tentang : kegiatan yang dilakukan,
bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca, serta hal-hal lain yang terjadi
pada saat tersebut, seperti risalah rapat, keadaan cuaca bulanan, keadaan
prestasi pekerjaan selama satu bulan, foto-foto perkembangan pekerjaan, dan
masalah lain yang perlu dilaporkan.
2. Rekaman perbandingan kemajuan pekerjaan, berbagai informasi dari laporan
kemajuan pekerjaan diplotkan ke dalam rencana kerja yang ada, kemudian
dibandingkan dengan perkembangan prestasi kerja terakhir. Alat yang

9

digunakan berupa barchart serta kurva S, arrow diagram, dan diagram skala
waktu.
Pengendalian proyek dapat dilaksanakan dengan menggunakan perangkat
lunak atau program Microsoft Project. Program ini dikembangkan dan dijual oleh
Microsoft, yang dirancang untuk membantu manajer proyek dalam
mengembangkan rencana, menetapkan sumber daya untuk pekerjaan, pengawasan
kemajuan, pengelolaan anggaran, dan menganalisis beban kerja. Microsoft Project
digunakan untuk memperkirakan sumber daya yang dikerahkan untuk pekerjaan,
menghitung biaya, menghitung waktu tingkat kerja, yang dimulai dari tingkat
tugas paling kecil hingga akhirnya ke tingkat proyek. Program ini memiliki
aplikasi untuk membuat jadwal jalur kritis dan rantai kritis. Jadwal dan rantai
kritis dapat divisualisasikan dalam bagan Gantt. Selain itu, Microsoft Project
dapat mengenali kelas yang berbeda dari pengguna. Kelas-kelas yang berbeda dari
pengguna dapat memiliki perbedaan tingkat akses ke proyek, pandangan, dan data
lainnya. Microsoft Project menciptakan anggaran didasarkan pada tingkat
pekerjaan dan tingkat sumber daya yang tersedia. Sumber daya (manusia,
peralatan, dan bahan) dapat dibagi didalam sebuah proyek dengan menggunakan
kolam sumber daya bersama. Setiap sumber daya dapat memiliki penjadwalan
sendiri, yang menjelaskan kapan sumber daya tersebut tersedia. Setiap sumber
daya dapat ditugaskan untuk banyak pekerjaan dalam rencana ganda. Semua
sumber daya dapat dijelaskan dalam label tanpa batas, sehingga perencanaan
sumber daya tidak dapat menentukan berapa banyak produk jadi (hasil) yang
dapat diproduksi dengan jumlah bahan baku yang disediakan. Hal ini membuat
Microsoft Project tidak cocok untuk memecahkan masalah produksi yang dibatasi
oleh bahan yang tersedia (Martendreck, 2012)

Evaluasi Lanskap
Evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menduga hal-hal
yang sudah diputuskan sebagai upaya mengetahui kelemahan dan kelebihan
keputusan tersebut (Eliza, 1997). Keberlanjutan suatu taman ditentukan oleh
perangkat pengelolaan taman yang baik. Salah satu perangkat pengelolaan
tersebut ialah evaluasi. Tujuan dari evaluasi ini sendiri yaitu suntuk
membandingkan antara hasil dan implementasi dengan standar kriteria yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini didukung dengan adanya monitoring saat pelaksanaan.
Monitoring merupakan bagian utuh dari rangkaian proses internal yang dilakukan
rutin dalam pengumpulan informasi, pencatatan, dan pelaporan terhadap kondisi
taman yang ada. Sedangkan evaluasi adalah suatu proses menaksir kinerja dan
keluaran yang dihasilkan oleh suatu program atau kegiatan pengelolaan taman.
Evaluasi ini menguji kesesuaian kondisi taman dengan rencana/rancangan taman
dan kualitas standar, memberi masukan dan memperbaiki permasalahan yang ada
dan membantu pengelolaan untuk perencanaan mendatang. Mekanisme
monitoring dan evaluasi dilengkapi dengan standar prosedural, indikator, dan
kriteria standar (Arifin et al., 2008).

10

METODE
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Jaya Real Property, Tbk., sebagai
pengembang kawasan pemukiman Bintaro Jaya yang terletak di Jl. H. Sarmah,
Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia (Gambar 2). Kegiatan Magang
dilaksanakan pada Unit Proyek PT. Jaya Real Property, Tbk. dibawah bimbingan
manager lanskap selama empat bulan, dimulai pada Februari sampai Mei 2015.

(Sumber : Google map, citra digital globe 2015)

(Sumber : www.Jayaproperty.com 2014)
(Sumber : www.Jayaproperty.com 2014)

Gambar 2 Peta Lokasi Discovery Flamine

Batasan Studi
Pengambilan data magang terbatas pada pembangunan lanskap perumahan
sebagai fasilitas umum yang berada di kawasan cluster Discovery Flamine.
Pengambilan data meliputi pembangunan lanskap seperti taman utama, pos jaga,
dan signage. Pengambilan data tidak mencakup area komersial seperti bangunan
rumah dan tidak juga mencakup pembangunan jalan, infrastruktur, dan utilitas
cluster.

Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat menggunakan
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Alat yang
digunakan yaitu kamera digital, laptop, dan software pengolahan data AHP yaitu

11

Expert Choice v.11. Bahan yang digunakan data kegiatan proyek pembangunan
lanskap, lembar kuisioner, dan penilaian pakar. Data kegiatan proyek disini
berupa kondisi umum perusahaan dan tapak proyek, proses pembangunan proyek
lanskap baik berupa pelaksanaan fisik maupun administrasi.

Metode Magang
Metode magang terbagi menjadi empat bagian berdasarkan tujuan yang
ingin diperoleh, yaitu survei, studi pustaka, wawancara, dan AHP (Tabel 1).
Tabel 1 Metode magang yang digunakan
No
Metode
1 Survei dan studi pustaka

2

Survei, studi pustaka, dan
wawancara

3

Survei, studi pustaka, wawancara,
dan AHP

4

Studi pustaka manajemen proyek

Tujuan
mempelajari dan mengikuti proses
bekerja di studio dan di lapangan
sesuai dengan manajemen kerja yang
diterapkan oleh perusahaan.
menganalisis sistem dan teknik yang
digunakan dalam pelaksanaan proyek
perumahan Discovery Flamine.
mengevaluasi berbagai indikator yang
menjadi faktor keberhasilan dan
penghambat dalam pelaksaksanaan
proyek
perumahan
Discovery
Flamine.
mengajukan usulan rekomendasi
manajemen
proyek
pelaksanaan
lanskap Discovery Flamine.

Survei
Survei dilakukan terhadap data biofisik dan data fisik pelaksanaan lanskap.
Data biofisik ini sendiri merupakan data yang akan digunakan sebagai data
kondisi umum tapak. Data biofisik ini berupa letak dan luas wilayah, aksesibilitas
dan sirkulasi, iklim, topografi, dan geologi tanah yang didapatkan dari perusahaan
maupun turun lapang. Sedangkan kondisi fisik pelaksanaan ini digunakan sebagai
data yang akan dianalisis, mulai dari tahap persiapan hingga pemeliharaan.
Wawancara
Wawancara ini dilakukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan lanskap. Hampir setiap data yang dipakai
membutuhkan proses wawancara mulai dari kondisi umum, pelaksanaan fisik
hingga pelaksanaan administrasinya. Kondisi umum perusahaan disini meliputi
srtuktur organisasi perusahaan, sejarah organisasi, rencana anggaran biaya,hingga
berita acara serah terima.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan sebagai pembandinng antara standarisasi
berdasarkan teori-teori dan kejadian di lapang. Studi pustaka ini dilakukan pada
data-data pelaksanaan fisik pembangunan lanskap Discovery Flamine di lapang.
Tidak hanya pelaksanaan fisik, namun ada beberapa pelaksanaan administrasi

12

yang menggunakan studi pustaka dalam pengambilan datanya seperti rencana
anggaran biaya, surat perintah kerja, dan berita acara serah terima.

Metode dan Pengolahan Data
Metode analisis data merupakan lanjutan dari tahap penelitian. Pada tahap
ini terdapat tiga metode yang digunakan dalam menganalisis data berdasarkan
tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi umum
perusahaan dan proses bekerja di studio dan di lapang;
2. Analisis komparatif digunakan untuk menganalisis sistem dan teknik yang
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan lanskap;
3. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan faktor
prioritas manajemen pelaksanaan proyek lanskap berdasarkan preferensi
pakar.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan dengan cara
mendeskripsikan kumpulan data hasil pengamatan di lapang. Metode yang
digunakan berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian data
mengenai pelaksanaan proyek lanskap sehingga memberikan informasi yang
berguna dan menatanya dalam bentuk yang siap untuk dianalisis. Sejumlah data
yang akan dibahas dalam analisis deskriptif ini adalah mengenai kondisi umum
perusahaan, kondisi tapak, pelaksanaan administrasi, dan juga pelaksanaan fisik
proyek lanskap.
Analisis Komparatif
Analisis komparatif merupakan teknik analisis yang dilakukan dengan cara
membuat perbanding antar kegiatan yang dilakukan sesuai standar yang berlaku.
Analisis komparatif ini yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan administrasi
dan pelaksanaan proyek lanskap perumahan yang dilakukan. Analisis tersebut
digunakan dengan cara membandingkan kegiatan pelaksanaan proyek yang
dilakukan selama magang dengan teori-teori yang didapat pada studi literatur.
Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan faktor
prioritas manajemen pelaksanaan proyek lanskap berdasarkan preferensi pakar.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui faktor apa saja yang sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan pelaksanaan proyek lanskap selama proses pelaksanaan.
Cara mengetahui faktor-faktor pada manajemen proyek dilakukan studi pustaka
mengenai standar, prinsip dan kinerja proyek. Struktur hierarki yang dihasilkan
dari studi pustaka dianalisis dengan metode AHP menurut Saaty (1993).
Tahapan perhitungan AHP menurut Marimin (2008) adalah sebagai
berikut: 1) mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan; 2)
memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki; 3)
menghitung prioritas terbobot (weighted priority); 4) menampilkan urutan
peringkat dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan; dan 5) menghitung

13

konsistensi rasio. Hal ini dilakukan terhadap semua kriteria menggunakan bantuan
perangkat lunak Expert Choice v.11.
Kuesioner AHP diberikan kepada responden pakar. Responden ditentukan
berdasarkan keahlian dan pengetahuan mereka tentang “manajemen proyek”.
Pakar yang dipilih sebagai responden sebanyak tiga orang yang mewakili yaitu
praktisi swasta diwakili oleh T Arya Cindy, pakar manajemen proyek oleh Ir.
Meiske Widyawarti, M.Eng., Pakar Teknik oleh Pingkan Nuryanti, ST., M.Eng.
Penentuan pakar sebagai responden memiliki kriteria 1) memiliki keahlian atau
menguasai secara akademik bidang yang diteliti; 2) memiliki reputasi kedudukan
atau jabatan dan sebagai ahli pada bidang yang diteliti; dan 3) memiliki
pengalaman dalam bidang kajian yang dimiliki. Berdasarkan kriteria tersebut,
terdapat tiga orang responden pakar yang telah ditentukan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Daftar pakar penilai komponen manajemen proyek lanskap
Jumlah
Bidang keahlian
Asal Institusi/Lembaga
Responden
Praktisi Swasta
PT Jaya Real Property
1
Pakar Manajemen Proyek
Institut Pertanian Bogor
1
Pakar Teknik
Institut Pertanian Bogor
1
3
Jumlah
Kuisioner ini berisi pertanyaan prioritas dengan menggunakan metode
perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan struktur hierarki yang
telah ditentukan sebelumnya berdasarkan hasil survei lapang. Setelah itu, dibuat
daftar pertanyaan perbandingan berpasangan dengan jumlah perbandingan
antarkomponen sebanyak 20 perbandingan, jumlah antarvariabel dalam komponen
sebanyak 22 perbandingan, dan jumlah perbandingan variabel terhadap masingmasing alternatif sebanyak 25 pertanyaan. Semua hal tersebut menjadi bahan
untuk merumuskan evaluasi dan arahan dalam pengambilan keputusan terpenting
dalam penyelesaian masalah. Hasilnya akan menggambarkan struktur dan
pembobotan dari setiap komponen-komponen manajemen proyek. Hal ini
membantu dalam pemilihan prioritas alternatif dalam menghadapi kendala
pembangunan proyek.

Rekomendasi
Rekomendasi diberikan sebagai bentuk alternatif penyusunan strategi dan
pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses pelaksanaan
proyek lanskap yang nantinya dapat meningkatkan kinerja. Rekomendasi yang
diberikan berupa manajemen proyek yang dibuat berdasarkan standar pelaksanaan
pembangunan lanskap yang ideal. Rekomendasi ini dirumuskan sebagai acuan
bagi perusahaan dalam melaksanakan pembangunan lanskap selanjutnya.

14

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Sejarah dan Profil Perusahaan
PT Jaya Real Property, Tbk. (JRPT) merupakan salah satu perusahaan
pengembang real estate terkemuka di Indonesia dengan portofolio di Jakarta
Selatan, Barat, dan Pusat. Didirikan pada tanggal 25 Mei 1979 dan memulai
kegiatan usaha pada tahun 1980. Kantor pusat JRPT terletak di CBD Emerald
Blok CE/A No. 1, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang-15227, Banten dan proyek
berlokasi di Jakarta dan Tangerang. Perusahaan memfokuskan pembangunan dan
pengembangan kawasan terpadu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari
berbagai tingkatan. Bintaro Jaya merupakan proyek unggulan yang diberi nama
kota satelit, dibangun di atas lahan seluas 2000 hektar dengan beragam pilihan
rumah yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas terbaik diantaranya sekolah
unggulan, pelayanan kesehatan, pusat perbelanjaan, tempat usaha, rekreasi serta
jaringan informasi yang terintergrasi. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
1994, JRPT berkomitmen untuk selalu menjaga pertumbuhan usaha dan
meningkatkan kepercayaan pemegang saham, pelanggan, lingkungan, dan
masyarakat dengan menjadi mitra usaha yang bertanggung jawab. Visi dari
perusahaan ini sendiri adalah menjadi salah satu pengembang dan pengelolaan
properti terbaik di Indonesia, dengan misi perusahaan :
1. mencapai pertumbuhan pendapatan diatas rata-rata pertumbuhan industri real
estate dan properti di Indonesia,
2. memberi produk dan pelayanan yang bermutu yang memuaskan konsumen,
3. membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan iklim kerja yang baik
untuk menjaga kinerja yang tinggi,
4. mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang dimiliki demi
memanfaatkan konsumen, pemegang saham, dan karyawan,
5. peduli pada aspek sosial dan lingkungan di setiap unit usaha.
Sebagai perusahaan pengembangan properti JRPT menempatkan prioritas
tertinggi terhadap lingkungan dengan mengambil langkah-langkah dalam
memperbaiki dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan melalui desain
cluster, pengelolaan kawasan dan kegiatan yang meningkatkan kesadaran akan
lingkungan.
Dalam ISO 9001:2008 seluruh hal yang tertera pada Prosedur Kerja dan
Instruksi Kerja (PK/IK) perusahaan harus dilaksanakan, dan seluruh hal yang
dikerjakan oleh perusahaan harus mempunyai bukti tertulis yang valid. Audit ISO
dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu audit internal yang dilakukan antar unit
dalam perusahaan dan audit eksternal yang dilakukan oleh badan sertifikasi ISO.
Berdasarkan dari laporan tahunan JRPT, ECOmmunity memadukan fitur-fitur dan
fasilitas pada hunian dengan lingkungan sekitarnya yang terbagi dalam beberapa
katagori yaitu:
1. health care: mendukung upaya menciptakan udara yang lebih bersih dan air
yang higienis untuk dikonsumsi dengan peduli terhadap pemakaian bahan
bangunan dan pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung kesehatan.
Beberapa aplikasinya adalah penggunaan cat berbahan dasar air, pemanfaatan

15

biotank, penggunaan grease trap dan optimalisasi penggunaan vegetasi untuk
mengurangi polusi udara,
2. earth care: mendorong pelestarian hutan dan lingkungan dengan menitikberatkan pada pengurangan penggunaan kayu sebagai bahan bangunan dan
konservasi sumber daya alam. beberapa aplikasinya antara lain pemilihan
bahan bangunan yang dapat diperbaharui, pemilihan material carport,
penggunaan teknik biopori serta penerapan roof garden,
3. energy care: membantu warga menghemat konsumsi energi sekaligus
mengurangi biaya penggunaan tenaga listrik dengan peduli terhadap
penggunaan fitur/sistem yang dapat mengurangi pemakaian energi. Beberapa
aplikasinya antara lain optimalisasi pencahayaan dan sirkulasi udara alami,
pemakaian elemen air, penggunaan sistem gravitasi, penggunaan alumunium
foil dan penanaman pohon peneduh.
Pendekatan melalui tanggung jawab lingkungan adalah merupakan bagian
dari strategi pertumbuhan jangka panjang. Selain sebagai salah satu kewajiban
perusahaan, hal ini juga dapat menjadi daya yang kuat untuk menarik pelanggan
potensial dan faktor penting untuk kepuasan penghuni lama. Perusahaan
menciptakan sebuah program peningkatan kualitas sebagai bentuk promosi
terhadap produk yang akan dikembangkan seperti mengefisiensikan energi
melalui bentuk desain interior maupun eksterior yang diciptakan. Selama tahun
2009, unit bisnis Graha Raya dianugrahi sertifikat ISO 9001:2008 untuk
manajemen perumahan dan pengelolaan mengikuti perumahan Bintaro Jaya dan
Plaza Bintaro Jaya, yang sudah bersertifikasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2006.
Hal ini diterapkan pada proses perizinan bangunan diidentifikasi sebagai prioritas
untuk perbaikan dan selanjutnya dilakukan poembahasan lebih lanjut.
Struktur Organisasi
Pada PT Jaya Real Property ini merupakan sebuah perusaha