UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA.

(1)

DI HUTAN AEK-NAULI PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Oleh :

Rahmad Husein 4122220010 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

Penulis dilahirkan di Mandailing Natal pada tanggal 19 Februari 1994. Ayah bernama Ardi Batubara dan Ibu bernama Apsoh Siregar, dan merupakan anak pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri Aek Nangali 278, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Aek Nangali, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di MAN Kase Rao-Rao, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan lulus ujian tanggal 29 Juli 2016. Pada tahun 2014, penulis menjadi Asisten Laboratorium untuk Mata Kuliah Praktikum Taksonomi Hewan Rendah, Praktikum Biologi Umum 1 dan 2 dan Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah sampai sekarang.


(4)

UJI TANIN PADA JENIS ROTAN-ROTANAN YANG TERDAPAT DI HUTAN AEK-NAULI

PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Rahmad Husein (NIM 4122220010)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar tanin pada rotan di Hutan Penelitian Aek-Nauli Parapat Kabupaten Simalungun berdasarkan ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan Februari 2016 Sampai April 2016. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan jenis Rotan yang terdapat di hutan penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara sedangkan sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan jenis Rotan yang berhasil ditemukan dilokasi penelitian tersebut. Penelitian dilakukan dengan survey eksplorasi yang didasarkan pada perbedaan ketinggian (1200 mdpl, 1400 mdpl, dan 1600 mdpl). Hasil penelitian didapatkan 3 jenis Rotan yang terdiri dari Calamus rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius. Uji kadar tanin yang dilakukan pada sampel menunjukkan hasil positif (ada) 1 jenis rotan, yaitu Plectocomia elongate dan Calamus caesius, Calamus rotang tidak positif (tidak ada) menghasilkan senyawa tanin. Melalui pengukuran faktor fisika-kimia diperoleh kelembaban tanah rata-rata sebesar 4,9 %, pH tanah berkisar antara 6,5-6,8, suhu tanah 270 C-280 C, kelembaban udara rata-rata 91%, suhu udara minimum 230C, suhu udara maksimum 240 C, intensitas cahaya matahari 46,85 Candela.


(5)

TEST TANNINS IN ROTAN TYPE ROTANAN CONTAINED IN THE FOREST AEK-NAULI

PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN NORTH SUMATRA

Rahmad Husein (ID 4122220010)

ABSTRACT

This study aims to find out the tannins in the wicker-Research Forest Aek Nauli Simalungun Parapat based on the height of different places. The study was conducted over three months starting in February 2016-April 2016. Through measurements of physico-chemical factors of soil moisture obtained an average of 4.9%, soil pH ranged from 6.5 to 6.8, soil temperature 270 °C-280 °C, humidity 91% on average, minimum air temperature of 230 °C , maximum temperature 240 °C, 46.85 Candela light intensity. The study population was a whole kind of Rattan contained in forest research Aek Nauli Simalungun North Sumatra Parapat while samples of the study was overall kind of rattan which had been found in the location of the research. The study was conducted with exploratory survey based on the difference in altitude (1200 meters above sea level, 1400 meters above sea level, and 1600 meters above sea level). The result showed three types of Rattan consisting of Calamus Rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius. Through measurements of physico-chemical factors of soil moisture gained an average of 4.9%, ranging between 6.5-6.8 pH soil, soil temperature of 270 °C-280 °C, the average humidity is 91%, the minimum air temperature 230 °C , the maximum air temperature of 240 °C, light intensity 46.85 Candela.


(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini yang berjudul “Uji Tanin Pada Jenis Rotan-Rotanan Yang Terdapat di Hutan Aek-Nauli Parapat Kab. Simalungun Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Hasrudin, M.Pd selaku ketua jurusan Biologi, Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si.,M.Si.,Apt, selaku sekretaris jurusan Biologi, serta Ibu Dr. Melva Silitonga, MS, selaku Ketua Prodi Biologi. Serta Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini, Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si, Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc, Bapak Ir Herkules Abdullah, M.S selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini, serta Bapak Prof.Dr.rer.nat Binari Manurung, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan. Serta Bapak dan Ibu dosen ( Pak Wasis,Pak Safwan,Bu Salwa,Bu Elyda Hafni,Bu Aryeni) yang selalu memberikan masukan dan penyemangat kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, ayah Ardi Batubara dan Ibu Apsoh Siregar yang senantiasa ada dihati serta pikiran saya dan menjadi motivator hingga skripsi ini dapat terselesaikan, juga pada Abang Habibullah, Abang Sukri, Bouk Rosidah Batubara, udak Khoiruddin serta segenap keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan moril dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada bapak dan ibu guru waktu sekolah di Man Kase Rao-Rao (Ibu Gusti, Ibu Junaida, dan Bapak Amran).

Terima kasih juga buat sahabat-sahabat tercinta ( Jafar, Medina, Riansyah, Wita, Dini, Candra, Lulu, Anisa Fadhilah,Nisrina). Tidak lupa kepada


(8)

kelas Biologi ND A 2012, Terkhusus ( Fretty ,Puput,Siti, Fathimah, yuli, Zebulon, Delly dan Rafika).

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada adek-adek ( Subhan, Cintami, Ibnu, Mita, Maya, Mala, Solikin, Arina, Ardiansyah, Ainun, Aliandri, Sahrul, Risal, Salman, Sapran, Zul, Desi, Putri, Mariana, Enni, Eka, Duma ) yang selalu mendukung dan selalu menjadi penyemangat bagi penulis. Serta kepada sahabat seperjuangan dari SD sampai sekarang ( Rosihan Anwar Batubara).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terima kasih.

Medan, 05 Maret 2016 Penulis,

Rahmad Husein NIM. 4122220010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Batasan Masalah 3

1.3.Rumusan Masalah 3

1.4.Tujuan Penelitian 3

1.5.Manfaat Penelitian 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Pengenalan Tumbuhan Rotan 5

2.2. Jenis-Jenis Rotan 5

2.3. Manfaat Rotan 8

2.4. Tanin 8

2.5. Manfaat Tanin 10

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 11

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 11

3.1.1. Tempat Penelitian 11

3.1.2. Waktu Penelitian 11

3.2. Populasi dan Sampel 11

3.2.1.Populasi 11

3.2.2.Sampel 11

3.3. Alat dan Bahan 11

3.3.1.Alat 11

3.3.2.Bahan 12

3.4. Metode Penelitian 12

3.5. Prosedur Kerja 13

3.5.1. Prosedur Kerja Di Lapangan 13

3.5.2. Wawancara 13

3.5.3. Prosedur Kerja di Laboratorium 14


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 18

4.1. Hasil Penelitian 18

4.1.1. Jenis-jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan

di Hutan Penelitian Aek Nauli-Parapat 18 4.1.2. Kandungan Senyawa Tanin Pada Jenis Rotan-rotanan 18 4.1.3. Deskripsi Jenis Rotan yang Ditemukan 19

4.1.4. Deskripsi Lokasi Penelitian 22

4.1.5. Cara pemanfaatan dan Manfaat Rotan Sebagai Makanan 23

4.1.6. Pengelolaan Tanin 24

4.2. Pembahasan 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27

5.1. Kesimpulan 27

5.2. Saran 27


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Rotan Cacing 5

Gambar 2.1. Rotan Lambang 6

Gambar 3.1. Rotan Tohiti 6

Gambar 4.1. Rotan Batang 7

Gambar 5.1. Rotan Noko 7

Gambar 3.4.1.Skema Jalur Pengambilan Sampel Berdasarkan Ketinggian 12

Gambar 3.1.2. Bagan Pemeriksaan Tanin 15

Gambar 4.1. Batang dan Daun Calamus rotang 20

Gambar 4.2. Daun dan Batang Plectocomia elongata 21 Gambar 4.3. Daun dan Batang Calamus caesius 22


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Nama Jenis Rotan-rotanan Berdasrkan Taksonomi 14

Tabel 3.2. Pengelompokan Jenis Rotan-rotanan 15

Tabel 3.3. Hasil Uji Tanin Pada Rotan 16

Tabel 4.1. Data-Data Ekologi yang Diukur Pada Waktu Penelitian 18 Tabel 4.2. Jenis Rotan-rotanan yang Ditemukan di Lokasi Penelitian 18


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium 28


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Rotan merupakan hasil hutan yang memiliki nilai ekonomi kedua setelah kayu. Indonesia merupakan penghasil rotan tersebar dengan memasok sekitar 80 % bahan baku konsumsi dunia (Hartono,1998). Indonesia memiliki sekitar 350 jenis (spesies) rotan. Sepuluh dari tiga belas marga (genus) rotan yang ada di dunia terdapat di Indonesia.

Potensi rotan yang besar tersebut tidak membuat dunia usaha rotan berkembang dengan baik di Indonesia. Saat ini dunia usaha rotan Indonesia menghadapi kondisi yang serius, diindikasikan dengan volume dan nilai ekspor produk rotan yang terus menurun. Pengusaha mebel dan kerajinan rotan menuduh penurunan tersebut sebagai akibat dari kekurangan bahan baku. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa produksi rotan mentah menurun terus, karena petani pemungut rotan kecewa penghasilan dari usaha ini tidak bisa lagi mencukupi penghidupan mereka. Penggunaan rotan pun dimanfaatkan sebagian masyarakat di Indonesia salah satunya di Kab Mandailing Natal Sumatera Utara sebagai makanan tradisional pengganti sayuran karena rotan dianggap dapat menyembuhakan berbagai penyakit, dengan rasa dari rotan yang khas untuk di makan. Hasil Skrining fitokimia yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007) terhadap simplisia dan ekstrak batang muda rotan menunjukkan bahwa biji alpukat mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan monoterpenoid dan seskuiterpenoid (Rita Y 2006).

Penemuan berbagai senyawa obat dan makanan baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat dan makanan. Metabolit sekunder adalah senyawa hasil biogenesis dari metabolit primer. Umumnya dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi, yang bukan merupakan senyawa penentu kelangsungan hidup secara langsung, tetapi lebih sebagai hasil mekanisme pertahanan diri organisma. Kandungan senyawa metabolit sekunder telah terbukti bekerja sebagai derivat


(15)

2 antikanker, antibakteri dan antioksidan, antara lain adalah golongan alkaloid, tanin, golongan polifenol dan turunanya.

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut (Desmiaty, 2008). Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis (Hagerman, 2002).

Tanaman diduga memproduksi tanin sebagai upaya pertahanan melawan jamur dan bakteri pathogenik serta melawan pemakannya seperti serangga dan herbivora. Tanin juga banyak digunakan dalam industri kulit untuk mencegah pembusukan, terdapat beberapa peneliti berpendapat mengenai mekanisme antimikroba senyawa tanin. Vargaz (2002) menyebutkan bahwa aktivitas antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan penghambatan enzim antimikroba seperti celulase pektinase dan xylonase selain itu tanin juga dapat meracuni membran sel. Senyawa tanin dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi enzimenzim esensial dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik. Tanin berperan sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan protein dan interaksi hidrofobik, jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu dengan adanya tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim (Winarsi H,2007).

Rotan yang di manfaatkan masyarakat khusus nya di Mandailing adalah merupakan bagian batang muda dari rotan tersebut, batang rotan yang muda diambil kemudian dibakar, yang bertujuan untuk melunakkan batang tersebut,


(16)

3 rasa dari rotan ini adalah rasa sepat dan agak pahit, inilah yang mendasari masyarakat Mandailing mengkonsumsi Rotan. Pengetahuan masyarakat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan Rotan sebagai makanan tradisional khas Suku Batak Mandailing.

1.2.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya dilakukan uji tanin pada batang muda rotan.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kandungan metabolit sekunder (Tanin) pada Jenis rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara pemanfaatan rotan sebagai makanan tradisional?

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder (tanin) pada jenis rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan rotan-rotanan sebagai makanan tradisional.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu :

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang jenis rotan-rotanan metabolit sekunder dan manfaatnya sebagai makanan tradisional, di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.


(17)

4 2. Memberi Informasi kepada masyarakat setempat tentang rotan-rotanan jenis yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

3. Memberi informasi kepada pemerintah tentang kandungan senyawa metabolit sekunder rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.


(18)

27 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari Hasil Penelitian inventarisasi yang dilakukan di Hutan penelitian Aek Nauli Parapat didapat 3 Jenis Rotan-rotanan yang terdiri dari Calamus rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius.

2. Berdasarkan Pengujian dan analisis kandungan Tanin Rotan-rotanan, didapat 1 jenis yang positif mengandung Tanin yaitu Plectocomia elongata dn dua jenis lagi negatif mengandungdung tanin karena tdak adanya ditandai dengan menghasilkan warna kuning keemasan.

3. Rotan yang di jadikan makanan tradisional di Hutan penelitian Aek Nauli kab. Simalungun Sumatera Utara tidak dijumpai, mungkin di daerah tersebut belum di manfaatkan sebagai makanan tradisional sehingga tidak ada jenis rotan tersebut.

5.2.Saran

1. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang senyawa spesifik yang terkandung dalam batang muda Rotan sehingga dapat bermanfaat sebagai makanan tradisional.

2. Untuk Mahasiswa yang akan melakukan penelitian jenis rotan yang bisa di manfaatkan sebagai makanan tradisional sebaiknya dilakukan survey awal.


(19)

28 DAFTAR PUSTAKA

Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry.

Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Fardiaz. 1992. Aktifitas antibakteri Daun Beluntas, Malang : Seminar Nasional PATPI

Desmiaty . 2008. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tunggal Bangel dan Gabungan yang Berpotensi Meningkatkan Aktifitas Enzim Lipase Secara In Vitro. Tesis di Terbitkan. Bogor: Jur Kimia IPB

Ganiswarna. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Farmakogi Fakultas Kedoktran Universitas Indonesia

Giner. Tannin Chemical Structural The Structur Of Hydrolisable Tannin. (http://www.ansci.cornel.edc.) Diakses 27 Maret 2009.

Hartono. 1998. Minyak Atsiri. Jakarta :Universitas Jakarta.

Hagerman, A.E, M.E. Rice and N.T. Richard, (2005). Mechanisms Of Protein Precipitation For Two Tannins, Pentagalloyl Glucose And Apicatechin16 (4-8) Catechin (Procyanidin). Journal Of Agri.Food Chem.. Vol 46

Harborne, B. J., (1987), Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Institute Teknologi Bandung Press, Bandung. Hasairin, A., (2005), Pengetahuan Etnobotani, Bahan Ajar, FMIPA Unimed,

Medan (Tidak Dipublikasikan).

Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I – IV, Badan Litbang Kehutanan Departemn Kehutanan, Jakarta.

Kalima Titi, (2010), Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara,6(2).167-170

Kunut,Agus, (2014), Keanekaragaman Jenis Rotan(Calamus sp) Di Kawasan Hutan Lindung Wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggala, 2(2): 102 – 108.


(20)

29 Lawrence, G. H. M., (1964), Taxonomy of Vascular Plant. New York: The

Macmillan Company. Pp 428.

Mumpuni, M., (2004), Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Tangkahan TNTL Kabupaten Langkat. Skripsi, USU, Medan. (Tidak Dipublikasikan).

Pandey, B. P. (2003), A Textbox of botany: Angiosperm. First Edition. New Delhi: S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar. pp. 351

Poulsen, A. D., (2006), Gingers of Serawak. Kota Kinabalu: Natural History Publication (Borneo).

Damayanti, Ratih,(2012), Atlas Rotan Indonesia, Bogor : Balai Kehutan dan pengembangan

Rismunandar, (1996), Rempah-Rempah: Komoditi Ekspor Indonesia, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Rita, Y. (2006), Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Rukmana, R., (2004), Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan, Kanisius, Yogyakarta.

Sharma, O. P., (2002), Plant Taxonomy. New Delhi: McGrew Hill Company Soetarno, (2000), Kandungan Senyawa Bioaktif Dan Tumbuhan dan Cara

Analisisnya, Makalah Lokakarya Pemanfaatan Senyawa Metabolisme Sekunder Asal Tumbuhan Sebagai Insektisida, Universitas Bengkulu. Sudarmadji Slamet, (1984), Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian, Liberty ; Yogyakarta

Tellu Tandra,Andi,(2004), Kunci Identifikasi Rotan (Calamus spp) Asal Sulawesi Tengah Berdasarkan Struktur Anatomi batang, 4(2) : 113 – 117.

Tjitrosoepomo, G., (2002), Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


(1)

2 antikanker, antibakteri dan antioksidan, antara lain adalah golongan alkaloid, tanin, golongan polifenol dan turunanya.

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut (Desmiaty, 2008). Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis (Hagerman, 2002).

Tanaman diduga memproduksi tanin sebagai upaya pertahanan melawan jamur dan bakteri pathogenik serta melawan pemakannya seperti serangga dan herbivora. Tanin juga banyak digunakan dalam industri kulit untuk mencegah pembusukan, terdapat beberapa peneliti berpendapat mengenai mekanisme antimikroba senyawa tanin. Vargaz (2002) menyebutkan bahwa aktivitas antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan penghambatan enzim antimikroba seperti celulase pektinase dan xylonase selain itu tanin juga dapat meracuni membran sel. Senyawa tanin dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi enzimenzim esensial dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik. Tanin berperan sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan protein dan interaksi hidrofobik, jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu dengan adanya tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim (Winarsi H,2007).

Rotan yang di manfaatkan masyarakat khusus nya di Mandailing adalah merupakan bagian batang muda dari rotan tersebut, batang rotan yang muda diambil kemudian dibakar, yang bertujuan untuk melunakkan batang tersebut,


(2)

3 rasa dari rotan ini adalah rasa sepat dan agak pahit, inilah yang mendasari masyarakat Mandailing mengkonsumsi Rotan. Pengetahuan masyarakat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan Rotan sebagai makanan tradisional khas Suku Batak Mandailing.

1.2.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya dilakukan uji tanin pada batang muda rotan.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kandungan metabolit sekunder (Tanin) pada Jenis rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara?

2. Bagaimana cara pemanfaatan rotan sebagai makanan tradisional?

1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder (tanin) pada jenis rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan rotan-rotanan sebagai makanan tradisional.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu :

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang jenis rotan-rotanan metabolit sekunder dan manfaatnya sebagai makanan tradisional, di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.


(3)

4 2. Memberi Informasi kepada masyarakat setempat tentang rotan-rotanan jenis yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

3. Memberi informasi kepada pemerintah tentang kandungan senyawa metabolit sekunder rotan-rotanan yang terdapat di Hutan Penelitian Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.


(4)

27 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari Hasil Penelitian inventarisasi yang dilakukan di Hutan penelitian Aek Nauli Parapat didapat 3 Jenis Rotan-rotanan yang terdiri dari Calamus rotang, Plectocomia elongata, Calamus caesius.

2. Berdasarkan Pengujian dan analisis kandungan Tanin Rotan-rotanan, didapat 1 jenis yang positif mengandung Tanin yaitu Plectocomia elongata dn dua jenis lagi negatif mengandungdung tanin karena tdak adanya ditandai dengan menghasilkan warna kuning keemasan.

3. Rotan yang di jadikan makanan tradisional di Hutan penelitian Aek Nauli kab. Simalungun Sumatera Utara tidak dijumpai, mungkin di daerah tersebut belum di manfaatkan sebagai makanan tradisional sehingga tidak ada jenis rotan tersebut.

5.2.Saran

1. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang senyawa spesifik yang terkandung dalam batang muda Rotan sehingga dapat bermanfaat sebagai makanan tradisional.

2. Untuk Mahasiswa yang akan melakukan penelitian jenis rotan yang bisa di manfaatkan sebagai makanan tradisional sebaiknya dilakukan survey awal.


(5)

28 DAFTAR PUSTAKA

Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts : 7-Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry.

Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Fardiaz. 1992. Aktifitas antibakteri Daun Beluntas, Malang : Seminar Nasional PATPI

Desmiaty . 2008. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tunggal Bangel dan Gabungan yang Berpotensi Meningkatkan Aktifitas Enzim Lipase Secara In Vitro. Tesis di Terbitkan. Bogor: Jur Kimia IPB

Ganiswarna. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Farmakogi Fakultas Kedoktran Universitas Indonesia

Giner. Tannin Chemical Structural The Structur Of Hydrolisable Tannin. (http://www.ansci.cornel.edc.) Diakses 27 Maret 2009.

Hartono. 1998. Minyak Atsiri. Jakarta :Universitas Jakarta.

Hagerman, A.E, M.E. Rice and N.T. Richard, (2005). Mechanisms Of Protein Precipitation For Two Tannins, Pentagalloyl Glucose And Apicatechin16 (4-8) Catechin (Procyanidin). Journal Of Agri.Food Chem.. Vol 46

Harborne, B. J., (1987), Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Institute Teknologi Bandung Press, Bandung. Hasairin, A., (2005), Pengetahuan Etnobotani, Bahan Ajar, FMIPA Unimed,

Medan (Tidak Dipublikasikan).

Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I – IV, Badan Litbang Kehutanan Departemn Kehutanan, Jakarta.

Kalima Titi, (2010), Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara,6(2).167-170

Kunut,Agus, (2014), Keanekaragaman Jenis Rotan(Calamus sp) Di Kawasan Hutan Lindung Wilayah Kecamatan Dampelas Sojol Kabupaten Donggala, 2(2): 102 – 108.


(6)

29 Lawrence, G. H. M., (1964), Taxonomy of Vascular Plant. New York: The

Macmillan Company. Pp 428.

Mumpuni, M., (2004), Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Tangkahan TNTL Kabupaten Langkat. Skripsi, USU, Medan. (Tidak Dipublikasikan).

Pandey, B. P. (2003), A Textbox of botany: Angiosperm. First Edition. New Delhi: S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar. pp. 351

Poulsen, A. D., (2006), Gingers of Serawak. Kota Kinabalu: Natural History Publication (Borneo).

Damayanti, Ratih,(2012), Atlas Rotan Indonesia, Bogor : Balai Kehutan dan pengembangan

Rismunandar, (1996), Rempah-Rempah: Komoditi Ekspor Indonesia, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Rita, Y. (2006), Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Rukmana, R., (2004), Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan, Kanisius, Yogyakarta.

Sharma, O. P., (2002), Plant Taxonomy. New Delhi: McGrew Hill Company Soetarno, (2000), Kandungan Senyawa Bioaktif Dan Tumbuhan dan Cara

Analisisnya, Makalah Lokakarya Pemanfaatan Senyawa Metabolisme Sekunder Asal Tumbuhan Sebagai Insektisida, Universitas Bengkulu. Sudarmadji Slamet, (1984), Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan Pertanian, Liberty ; Yogyakarta

Tellu Tandra,Andi,(2004), Kunci Identifikasi Rotan (Calamus spp) Asal Sulawesi Tengah Berdasarkan Struktur Anatomi batang, 4(2) : 113 – 117.

Tjitrosoepomo, G., (2002), Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.