PENGEMBANGANMODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI ALKENA ALKUNA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI
ALKENA DAN ALKUNA DI SEKOLAHMENENGAH ATAS
Oleh:
Widya Astuti
NIM. 4123331056
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmatNya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
“Pengembangan Modul Berbasis Masalah Pada Materi Alkena Dan Alkuna
Di Sekolah Menengah Atas” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra.
Ratu Evina Dibyantini, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penentuan judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik (PA). Terimakasih kepada dosen penguji saya Bapak Dr. Ajat Sudrajat,
M.Si, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, dan bapak Agus Kembaren, M.Si S.Si atas
masukan yang sangat membangun dalam perbaikan skripsi saya. Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah membantu dan mengizinkan
untuk observasi di SMA Negeri 9 Medan. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
XI IPA-1 Negeri 9 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
observasi berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
Ayah Sukri dan Ibu Mardiani, pemilik kasih tiada ujung yang berjuang keras
dalam mendidik dan menyekolahkan serta mendoakan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Adik saya (Riki
Ananda).
Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman saya Suri Hartati,
Muhammad Adil, Sri Hartini, Rahmadani Lubis dan Handika Prawira yang selalu
memberikan dukungan, bantuan dan motivasi untuk saya dari awal sampe akhir
dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
Ucapan terimakasih juga kepada Sahabat-sahabat saya Rona Rizky
Mentari, Nurul Akila, Nur Anisyah Pasaribu, dan teman-teman ekstensi A 2012
yang selama 4 tahun selalu menemani dalam suka maupun duka, yang selalu
memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian penyusunan
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
penelitian ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi
isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.
Medan, Juni 2016
Penulis,
Widya Astuti
v
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI
ALKENA ALKUNA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
WidyaAstuti
(NIM. 4123331056)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Medan, bertujuan untuk
mengetahui : 1) bahan ajar materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di
SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP);
2)modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP;3) implementasi model
pembelajaran berbasis masalah yang didukung modul yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa;4)hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah terintegrasi modul lebih besar dari harga
KKM.Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI MIA-1 Medan. Populasi
yaituseluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel
ditetapkan dengan cluster random samplingdengan mengambil 1 kelas sebagai
kelas eksperimen.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Hasil penelitian menunjukkan :(1)
bahan ajar pada materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di SMA/MA
sudah memenuhi kriteria BSNP dengan kriteria cukup valid dan tidak perlu
direvisi; (2) modul yang dikembangkanmemenuhi kriteria BSNP, data yang
diperoleh : Kelayakan Isi = 3,52; Kelayakan Bahasa = 3,40; Kelayakan Penyajian
= 3,53; Kelayakan Kegrafikan = 3,59 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi;
(3) implemetasi model pembelajaran berbasis masalahyang didukung modul yang
dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 72%; (4) hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terintegrasi
modul lebih besar dari hargaKKM.
Kata kunci : Research and Development,modul, pembelajaran berbasis masalah,
BSNP, hasil belajar.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Kata Pengantar
iii
Abstrak
v
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Ruang Lingkup
4
1.3. Identifikasi Masalah
5
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Batasan Masalah
5
1.6. Tujuan Penelitian
6
1.7. Manfaat Penelitian
6
1.8. Definisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.Metode Penelitian Research And Development (R&D)
8
2.2.Bahan Ajar
9
2.3. Komponen-komponen Modul
11
2.4.Penyusunan Modul
11
2.5. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul
12
2.6. Format Modul
13
2.7. Kelebihan Modul
15
2.8. Modul Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran
15
2.9. Pembelajaran Dengan Menggunakan Modul
17
vii
2.10. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
18
2.10.1.Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
20
2.10.2.Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
20
2.10.3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
21
2.9. Belajar dan Hasil Belajar
22
2.9.1. Pengertian Belajar
22
2.9.2. Pengertian Hasil Belajar
22
2.10.Kerangka Konseptual
23
2.11. Hipotesis Penelitian
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
25
3.2. Populasi dan Sampel
25
3.2.1. Populasi
25
3.2.2. Sampel
25
3.3. Variabel Penelitian
25
3.3.1. Variabel Bebas
25
3.3.2. Variabel Terikat
26
3.4.Jenis Penelitian
26
3.5. Rancangan Penelitian
26
3.6.Prosedur Penelitian
27
3.6.1. Prosedur Analisis Bahan Ajar (Buku) Kimia
29
3.6.2. Prosedur Perancangan dan Pengembangan Modul
29
3.6.3. Standarisasi Modul
29
3.6.4. Revisi Modul
30
3.6.5. Uji Coba/Implementasi Modul
30
3.7.Instrumen Penelitian
31
3.7.1.Uji Validitas Isi (Content Validity)
31
3.7.2.Reliabilitas Tes
32
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal
32
3.7.4.Daya Pembeda Soal
33
viii
3.7.5. Distruktor (Pengecoh)
34
3.8. Teknik Pengumpulan Data
35
3.9. Teknik Analisis Data
35
3.9.1. Uji Normalitas
36
3.9.2. Uji Homogenitas
37
3.9.3. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
37
3.10. Uji Hipotesis
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
39
4.1.1. Analisis Buku Kimia
39
4.1.1.1. Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
39
4.1.1.2. Analisis Buku Kimia Oleh Responden Dosen
40
4.1.2. Perancangan dan Pengembangan Modul
42
4.1.2.1. Komponen Yang Diintegrasikan Dalam Modul
44
4.1.3. Standarisasi Modul
45
4.1.4. Hasil Uji Coba (Implementasi) Modul Yang Dikembangkan
51
4.1.5. Analisis Data Instrumen Tes
51
4.1.5.1. Validitas Instumen Tes
51
4.1.5.2 Reabilitas Instrumen Tes
51
4.1.5.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
52
4.1.5.4. Daya Pembeda Instrumen Tes
52
4.1.5.5.Distruktor (Pengecoh)
52
4.2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba (Implementasi)
53
4.2.1. Hasil Belajar Siswa
53
4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
53
4.3. Uji Persyaratan Analisa Data
54
4.3.1. Uji Normalitas Data
54
4.3.2.Uji Homgenitas Data
55
4.4. Uji Hipotesis
55
ix
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
56
4.5.1. Analisis Tiga Buku Kimia
56
4.5.2. Standarisasi Modul
57
4.5.3. Uji Coba (Implementasi)
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
60
5.2. Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
62
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sintaks Model PBM
21
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Modul Berbasis
26
Masalah Pada Materi Alkena dan alkuna
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Modul Berbasis
28
Masalah Pada Materi Alkena dan alkuna
Gambar 3.3 Prosedur Uji Coba Modul Berbasis Masalah
30
Gambar 4.1 Grafik Hasil Analisis Tiga Buku Kimia Oleh Dosen
41
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Uji Coba/Implementasi Modul
27
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Validitas Isi
32
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata
36
Bahan Ajar Pembelajaran
Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
37
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
38
Tabel 4.1 Jenis Buku Kimia yang Digunakan dalam Pengembangan Modul
39
Tabel 4.2 Hasil Analisis Tiga Buku Kimia Oleh Responden Dosen
40
Tabel 4.3 Deskrispi Tentang Masalah-Masalah yang Diintegrasikan
44
dalam Modul
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Isi Modul
46
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Bahasa Modul
47
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Penyajian Modul
48
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Kegrafikaan Modul
49
Tabel 4.8 Hasil Standarisasi Modul
50
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Masalah Terhadap Modul Berbasis Masalah
50
Tabel 4.10 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
53
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data
54
Tabel 4.12 Uji Homogenitas DataHasil Belajar Siswa
55
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar dengan Harga KKM
56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
66
Lampiran 2 Hasil Analisis Buku Kimia Oleh Responden Dosen
70
Lampiran 3 Modul Berbasis Masalah
87
Lampiran 4 Hasil Penilaian Modul Berbasis Masalah
137
Lampiran 5 Hasil Penilaian Masalah dalam Modul
150
Lampiran 6 Silabus
152
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
154
Lampiran 8 Instrumen Penelitian Sebelum Validasi
163
Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi
171
Lampiran 10 Instrumen Penelitian Sesudah Validasi
172
Lampiran 11 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sesudah Validasi
176
Lampiran 12 Lembar Validasi Isi Instrumen Tes
177
Lampiran 13 Tabel Validasi Instrumen Penelitian
197
Lampiran 14 Tabel Uji Reliabilitas Tes
198
Lampiran 15 Uji Reliabilitas Tes
199
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
201
Lampiran 17 Tabel Uji Daya Beda
202
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Tes
203
Lampiran 19 Tabel Distruktor
205
Lampiran 20 Distruktor
207
Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes
208
Lampiran 22 Tabel Varian dan Standar Deviasi Pretest-Posttest
210
Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varian, dan Standar Deviasi Nilai
212
Pretest-Posttest
Lampiran 24 Tabel Varian dan Standar Deviasi Gain Eksperimen
213
Lampiran 25 Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Standar Deviasi
215
Data Gain
Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
216
Lampiran 27 Uji Homogenitas
219
Lampiran 28 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
221
xii
Lampiran 29 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
224
Lampiran 30 Pengujian Hipotesis
225
Lampiran 31 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
227
Lampiran 32 Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2)
228
Lampiran 33 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
229
Lampiran 34 Jadwal Kegiatan Penelitian
230
Lampiran 35 Dokumentasi Penelitian
231
Lampiran 36 Surat-Surat
234
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Dengan
pendidikan, individu berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berbagai usaha yang telah dilakukan untuk
memperbaiki
sistem
pendidikan
oleh
pemerintah
agar
sesuai
dengan
perkembangan zaman dan untuk menciptakan individu-individu yang mampu
bersaing. Usaha yang telah dilakukan tersebut, antara lain: peningkatan kualitas
guru, peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum, penyempurnaan
sistem penilaian dan penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat
(Assriyanto, 2014).
Kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam merupakan
ilmu yang mempelajari tentang sifat materi, struktur materi, perubahan materi
serta energi yang menyertai reaksi kimia. Mata pelajaran kimia merupakan salah
satu mata pelajaran di sekolah yang sekarang ini baru mulai diajarkan pada tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) (Faika, 2011).
Berdasarkan observasi yang dilakukan Hilmi, dkk (2015), kimia
merupakan suatu mata pelajaran yang cukup sulit dimengerti oleh siswa.
Anggapan bahwa kimia itu sulit
disebabkan karena dalam belajar kimia
menekankan pada pengalaman langsung. Selama ini siswa hanya menerima
informasi yang diberikan oleh guru dan tidak melibatkan diri dalam proses untuk
menemukan ilmu itu sendiri serta kurangnya keterampilan menerapkan
pengetahunannya dalam menghadapi masalah kehidupan dan teknologi.
Situmorang dalam Gultom (2015) mengemukakan, ada beberapa kendala yang
2
dihadapi siswa dalam penguasaan materi pada tiap-tiap mata pelajaran selama ini
antara lain: (1) sistematika dan urutan pembelajaran materi kimia yang benar tidak
mereka dapatkan sehingga mereka tidak termotivasi untuk belajar lebih giat untuk
materi kimia yang lebih tinggi. (2) siswa sering belajar sendiri dan memahami
berbagai konsep kimia itu sendiri tanpa mengetahui kebenaran konsep pada materi
kimia yang mendasarinya; (3) pemahaman siswa terhadap materi kimia tertentu
bisa jadi mengambang karena tidak adanya konsep yang mendasarinya.
Bahan ajar adalah unsur yang amat penting dalam suatu pembelajaran.
Keberadaan bahan ajar akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memenuhi kompetensi dasar. Demikian hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti kenyataannya bahwa sangat minimnya bahan ajar kimia yang
bermutu yang sesuai dengan kurikulum atau silabus menjadi masalah yang sering
dihadapi oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya
meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui pengadaan bahan ajar yang
bermutu dengan memilih atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu peserta didik mencapai kompetensi (Gultom, 2015). Pengembangan
bahan ajar harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwewenang yaitu Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan kurikulum yang berlaku (Haryati,
2012). Bahan ajar dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik materi yang akan disajikan. Salah satu bahan
ajar yang akan dikembangkan adalah modul (Gultom, 2015).
Menurut Majid (2011), modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan
tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
Sebuah modul akan bermakna jika siswa dapat dengan mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan
tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi
dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian maka modul harus
menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran kimia mendorong
pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada pembelajaran
3
mandiri sehingga kesan pembelajaran dapat lebih lama diingat oleh siswa. Inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia
masih jarang dilakukan sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Inovasi
pembelajaran sangat diperlukan dan dapat dituangkan dalam bahan ajar agar
terjadi komunikasi optimum dan efisien antara guru dengan siswa di dalam proses
belajar-mengajar. Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan ajar
sangat penting sehingga dapat memberikan hasil belajar lebih baik dan terjadi
peningkatan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan (Situmorang, 2013).
Inovasi dalam bahan ajar
dapat dikembangkan dengan model
pembelajaran yang tepat untuk memacu siswa menguasai konsep aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Penyajian materi tidak dilengkapi dengan pengintegrasian
model pembelajaran yang tepat menyebabkan pembelajaran cenderung monoton
dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan
semakin sulit dipahami siswa. Solusi dari hal tersebut maka bahan ajar modul
harus diintegrasikan dalam sebuah model pembelajaran yang menarik dan juga
dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran kimia. Salah satu model
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pilihan adalah model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Khotim, 2015).
Pembelajaran berbasis masalah adalah mengembangkan keterampilan
berpikir, menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya melalui
berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan, menjadi pelajar yang mandiri
dan otonom (Astuti, 2013). Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah mengharuskan siswa mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan
informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah terfokus, di mana siswa mulai mengamati,
menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan secara mandiri (Assriyanto,
2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan ajar
kimia yang diintegrasikan model pembelajaran berbasis masalah memiliki
dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran yakni pada penelitian yang
dilakukan oleh Sunaringtyas (2015)tentang Pengembangan modul kimia berbasis
4
masalah pada materi konsepmollayak digunakan dalam proses pembelajaran dan
efektif untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan, keterampilan dan sikap
dengan penilaian validator pada aspek kelayakan isi 4,3, kelayakan kebahasaan
4,3, kelayakan sajian 4,3 dan kelayakan kegrafisan 4,1, itu berarti bahwa modul
kimia berbasis masalah valid dan tidak perlu direvisi. Pada penelitian Yanti
(2015) tentang Pengembangan modul pembelajaran fisika SMA/MA berbasis
masalah
untuk
meningkatkan
keterampilan
berpikir
kritis
siswa
menunjukkanbahwa pembelajaran menggunakan modul pembelajaran fisika
SMA/MA berbasis masalah efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa.Hasilvalidasi dosen pada kelayakan isi dan kelayakan penyajian
menunjukkan kategori baik dan hasil validasi guru pada kelayakan bahasa
menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti modul pembelajaran fisika berbasis
masalah valid dan tidak perlu direvisi.
Menurut penelitian Khotim (2015) yang menunjukkan bahwa modul kimia
berbasis masalah pada materi asam basa layak dan efektif digunakan sebagai
sumber belajar siswa dengan penilaian pakar diperoleh kriteria sangat layak yaitu
pakar materi sebesar 3,82, pakar bahasa sebesar 3,69, dan pakar penyajian sebesar
3,9, itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu
direvisi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Modul Berbasis Masalah Pada Materi Alkena dan Alkuna
di Sekolah Menengah Atas”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul berbasis
masalah dan standarisasi modul melalui tanggapan responden.
5
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang
diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu :
1. Kurangnya keterampilan siswa dalam
menerapkan pengetahuannya
menyebabkan siswa kesulitan belajar sehingga siswa beranggapan bahwa
kimia itu sulit.
2. Minimnya bahan ajar yang bermutu dalam pembelajaran kimia.
3. Inovasi pembelajaran pada pelajaran kimia masih jarang dilakukan sehingga
hasil belajar siswa kurang maksimal.
4. Penyajian
materi
tidak
dilengkapi
dengan
pengintegrasian
model
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran cenderung monoton dan
membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan
semakin sulit dipahami siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arah penelitian yang lebih spesifik maka dibuat rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah bahan ajar materi alkena dan alkuna pada buku yang dipakai di
SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) ?
2. Apakah modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria standar BSNP ?
3. Apakah implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang didukung
modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
alkena dan alkuna ?
4. Apakah hasil belajar siswa menggunakan model berbasis masalah
terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM ?
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah
dibatasi sebagai berikut :
1. Bahan ajar yang digunakan adalah modul yang dikembangkan.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis masalah
6
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN9 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016
4. Materi pokok yang diajarkan adalah alkena dan alkuna.
5. Kurikulum yang digunakan adalah K13
1.6. Tujuan Penelitian
Adapun mengenai tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian
pengembangan ini adalah :
1. Untuk mengetahuibahan ajar modul materi alkena dan alkuna pada buku
yang dipakai di SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan(BSNP).
2. Untuk mengetahui modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria
standar BSNP.
3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang
didukung modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam alkena dan alkuna.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model berbasis masalah
terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM?
1.7. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat nyata kepada tenaga
pendidik (guru) dan siswa yaitu :
1. Bagi pemerintah
Dapat membantu dalam proses penerapan dan pengaplikasian kurikulum
2013 pada siswa SMA.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam membantu inovasi
penyampaian materi pelajaran bagi siswa.
3. Bagi siswa
Membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran kimia khususnya
materi pokok alkena dan alkuna
7
4. Bagi Peneliti
Menjadi suatu pengalaman yang sangat berhargamampu menyusun dan
mengembangkan modul pembelajaran berbasis masalah.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.8. Definisi Operasional
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar/mengajar.
2. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang
untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul
dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri.
3. Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang dilakukan
secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran
modul.
4. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan
adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memproleh
pengetahuan. Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang
dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem
pembelajaran modul.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar pada materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di
SMA/MA sudah memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dengan kriteria cukup valid dan tidak perlu revisi
2. Modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : kelayakan isi =
3,52; kelayakan bahasa = 3,40; kelayakan penyajian = 3,53; kelayakan
kegrafikan = 3,59 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
3. Implemetasi model pembelajaran berbasis masalahyang didukung bahan ajar
yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
alkena dan alkuna.
4. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang
ada, maka didapat hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran berbasis
masalah terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan :
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
pelajar.
2. Modul berbasis masalah pada pengajaran alkena dan alkuna perlu
direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar modul
berbasis masalah pada materi kimia SMA/MA yang lain agar dapat dijadikan
sebagai studi perbandingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
61
khususnya mata pelajaran kimia, dan juga diharapkan dapat mengatasi
kesulitan-kesulitan saat melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar.
62
DAFTAR PUSTAKA
Aisyi, F.K., Elvyanti, S., Gunawan, T., dan Mulyana, E., (2013), Pengembangan
Bahan Ajar TIK SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek, Jurnal
Invotec9(2) : 117-128
Arifin Zainal, (2011), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Aritonang, K.T., (2008), Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur10 : 11-21
Arsyad, A., (2008), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga
di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
3(3) : 89-97.
Astuti, R.P., dan Junaedi, I., (2013), Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Melalui PBL Siswa Kelas X SMA, Lembaran Ilmu Kependidikan42(2) : 93100.
Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi
Sosial dan Prestasi Belajar Siswa dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia2(1) : 15-20
Dimyati, dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Faika, S., dan Side, S., (2011), Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Perkuliahan
dan Praktikum Kimia Dasar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Makassar, Jurnal Chemica12 (2) : 18-26
Gultom, E., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui
Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Laporan Hasil
Penelitian, Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan.
63
Hamdu, G., dan Agustina, L., (2011), Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1)
:81-86
Haryati, S., (2012), Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Education, 37(1) : 11-26
Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, A., dan Widodo, A.T., (2015), Penerapan
Model Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketercapaian
Kompetensi Siswa, Chemistry in Education4 (2) : 43-49
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015), Pengembangan Modul
Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in Education4
(2) : 64-69
Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Meltzer, D.E., (2012), The Relationship Between Mathematics Preparation And
Conceptual Learning Gain In Physic: A Possible “Hidden Variable” In
Diagnostic Pretest Scores, Department Of Physics And Astronomy, Lowa
State University, Ames, Iowa 50011, 1-6
Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran, Gaung Persada Perss, Jakarta.
Nasution, S., (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta.
Natawidjaja, R., (1985), Penuntun Penggunaan Buku Pelajaran Utama, Kencana
Mukti, Jakarta.
Nuryanto., Utami, B., dan S, A.N.C., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Presentasi Beajar Siswa Pada
Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (4) 87-94
Parmin, dan Peniati, E., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar IPA Berbasis Penelitian Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 1 (1) : 8-15
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana, Jakarta.
64
Sani, M., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Mata Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro
4(1):259-267
Selcuk, G.S., Caliskan, S., dan Sahin, M., (2013), A Comparison of Achievement
in Problem-Based, Strategic and Traditional Learning Classes in Physics,
International Journal on New Trends in Education and Their Implications4
(1) : 154-164
Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),
Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia dan Persamaan Reaksi
Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Laporan Hasil
Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Silitonga, P.M.,(2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Situmorang, M.,(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa, ProsidingSemirata FMIPA Universitas Lampung : 237-246
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Sunaringtyas, K., Saputro, S., dan Masykuri, M., (2015), Pengembangan
ModulKimia Berbasis Masalah Pada Materi Konsepmol Kelas X Sma/Ma
Sesuai Kurikulum 2013, Jurnal Inkuiri, 4 (2) : 36-46
Susilo, A.B.,(2012), Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP,
Journal of Primary Educational 1(1) : 58-63
Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri GrujuganBondowoso, Jurnal Pengajaran MIPA3 (3) : 83-92
65
Wahyuni, S., dan Widiarti, N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berontasi Chemo-Entrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia4(1) : 484-496
Wasti, S., Rahmiati, dan Izwerni, (2013), Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Tata Busana di Madrasah Aliyah Negeri 2
Padang,UNP
Wulandari, W., F, M.L., dan Supriyanti, T., (2011), Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Penguasaan
Konsep Siswa Pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pengajaran MIPA16
(2) : 116-121
Yanti F.A., Sukarmin., dan Suparmi., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
SMA/Ma Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa,
Jurnal Ink
ALKENA DAN ALKUNA DI SEKOLAHMENENGAH ATAS
Oleh:
Widya Astuti
NIM. 4123331056
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmatNya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
“Pengembangan Modul Berbasis Masalah Pada Materi Alkena Dan Alkuna
Di Sekolah Menengah Atas” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra.
Ratu Evina Dibyantini, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penentuan judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik (PA). Terimakasih kepada dosen penguji saya Bapak Dr. Ajat Sudrajat,
M.Si, Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, dan bapak Agus Kembaren, M.Si S.Si atas
masukan yang sangat membangun dalam perbaikan skripsi saya. Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah membantu dan mengizinkan
untuk observasi di SMA Negeri 9 Medan. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
XI IPA-1 Negeri 9 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
observasi berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
Ayah Sukri dan Ibu Mardiani, pemilik kasih tiada ujung yang berjuang keras
dalam mendidik dan menyekolahkan serta mendoakan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Adik saya (Riki
Ananda).
Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman saya Suri Hartati,
Muhammad Adil, Sri Hartini, Rahmadani Lubis dan Handika Prawira yang selalu
memberikan dukungan, bantuan dan motivasi untuk saya dari awal sampe akhir
dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
Ucapan terimakasih juga kepada Sahabat-sahabat saya Rona Rizky
Mentari, Nurul Akila, Nur Anisyah Pasaribu, dan teman-teman ekstensi A 2012
yang selama 4 tahun selalu menemani dalam suka maupun duka, yang selalu
memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian penyusunan
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
penelitian ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi
isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.
Medan, Juni 2016
Penulis,
Widya Astuti
v
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI
ALKENA ALKUNA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
WidyaAstuti
(NIM. 4123331056)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Medan, bertujuan untuk
mengetahui : 1) bahan ajar materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di
SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP);
2)modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP;3) implementasi model
pembelajaran berbasis masalah yang didukung modul yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa;4)hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah terintegrasi modul lebih besar dari harga
KKM.Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI MIA-1 Medan. Populasi
yaituseluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel
ditetapkan dengan cluster random samplingdengan mengambil 1 kelas sebagai
kelas eksperimen.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Hasil penelitian menunjukkan :(1)
bahan ajar pada materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di SMA/MA
sudah memenuhi kriteria BSNP dengan kriteria cukup valid dan tidak perlu
direvisi; (2) modul yang dikembangkanmemenuhi kriteria BSNP, data yang
diperoleh : Kelayakan Isi = 3,52; Kelayakan Bahasa = 3,40; Kelayakan Penyajian
= 3,53; Kelayakan Kegrafikan = 3,59 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi;
(3) implemetasi model pembelajaran berbasis masalahyang didukung modul yang
dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 72%; (4) hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terintegrasi
modul lebih besar dari hargaKKM.
Kata kunci : Research and Development,modul, pembelajaran berbasis masalah,
BSNP, hasil belajar.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Kata Pengantar
iii
Abstrak
v
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Ruang Lingkup
4
1.3. Identifikasi Masalah
5
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Batasan Masalah
5
1.6. Tujuan Penelitian
6
1.7. Manfaat Penelitian
6
1.8. Definisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.Metode Penelitian Research And Development (R&D)
8
2.2.Bahan Ajar
9
2.3. Komponen-komponen Modul
11
2.4.Penyusunan Modul
11
2.5. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul
12
2.6. Format Modul
13
2.7. Kelebihan Modul
15
2.8. Modul Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran
15
2.9. Pembelajaran Dengan Menggunakan Modul
17
vii
2.10. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
18
2.10.1.Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
20
2.10.2.Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
20
2.10.3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
21
2.9. Belajar dan Hasil Belajar
22
2.9.1. Pengertian Belajar
22
2.9.2. Pengertian Hasil Belajar
22
2.10.Kerangka Konseptual
23
2.11. Hipotesis Penelitian
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
25
3.2. Populasi dan Sampel
25
3.2.1. Populasi
25
3.2.2. Sampel
25
3.3. Variabel Penelitian
25
3.3.1. Variabel Bebas
25
3.3.2. Variabel Terikat
26
3.4.Jenis Penelitian
26
3.5. Rancangan Penelitian
26
3.6.Prosedur Penelitian
27
3.6.1. Prosedur Analisis Bahan Ajar (Buku) Kimia
29
3.6.2. Prosedur Perancangan dan Pengembangan Modul
29
3.6.3. Standarisasi Modul
29
3.6.4. Revisi Modul
30
3.6.5. Uji Coba/Implementasi Modul
30
3.7.Instrumen Penelitian
31
3.7.1.Uji Validitas Isi (Content Validity)
31
3.7.2.Reliabilitas Tes
32
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal
32
3.7.4.Daya Pembeda Soal
33
viii
3.7.5. Distruktor (Pengecoh)
34
3.8. Teknik Pengumpulan Data
35
3.9. Teknik Analisis Data
35
3.9.1. Uji Normalitas
36
3.9.2. Uji Homogenitas
37
3.9.3. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
37
3.10. Uji Hipotesis
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
39
4.1.1. Analisis Buku Kimia
39
4.1.1.1. Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
39
4.1.1.2. Analisis Buku Kimia Oleh Responden Dosen
40
4.1.2. Perancangan dan Pengembangan Modul
42
4.1.2.1. Komponen Yang Diintegrasikan Dalam Modul
44
4.1.3. Standarisasi Modul
45
4.1.4. Hasil Uji Coba (Implementasi) Modul Yang Dikembangkan
51
4.1.5. Analisis Data Instrumen Tes
51
4.1.5.1. Validitas Instumen Tes
51
4.1.5.2 Reabilitas Instrumen Tes
51
4.1.5.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
52
4.1.5.4. Daya Pembeda Instrumen Tes
52
4.1.5.5.Distruktor (Pengecoh)
52
4.2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba (Implementasi)
53
4.2.1. Hasil Belajar Siswa
53
4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
53
4.3. Uji Persyaratan Analisa Data
54
4.3.1. Uji Normalitas Data
54
4.3.2.Uji Homgenitas Data
55
4.4. Uji Hipotesis
55
ix
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
56
4.5.1. Analisis Tiga Buku Kimia
56
4.5.2. Standarisasi Modul
57
4.5.3. Uji Coba (Implementasi)
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
60
5.2. Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
62
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sintaks Model PBM
21
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Modul Berbasis
26
Masalah Pada Materi Alkena dan alkuna
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Modul Berbasis
28
Masalah Pada Materi Alkena dan alkuna
Gambar 3.3 Prosedur Uji Coba Modul Berbasis Masalah
30
Gambar 4.1 Grafik Hasil Analisis Tiga Buku Kimia Oleh Dosen
41
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Uji Coba/Implementasi Modul
27
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Validitas Isi
32
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata
36
Bahan Ajar Pembelajaran
Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
37
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
38
Tabel 4.1 Jenis Buku Kimia yang Digunakan dalam Pengembangan Modul
39
Tabel 4.2 Hasil Analisis Tiga Buku Kimia Oleh Responden Dosen
40
Tabel 4.3 Deskrispi Tentang Masalah-Masalah yang Diintegrasikan
44
dalam Modul
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Isi Modul
46
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Bahasa Modul
47
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Penyajian Modul
48
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Validator Terhadap Kelayakan Kegrafikaan Modul
49
Tabel 4.8 Hasil Standarisasi Modul
50
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Masalah Terhadap Modul Berbasis Masalah
50
Tabel 4.10 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
53
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data
54
Tabel 4.12 Uji Homogenitas DataHasil Belajar Siswa
55
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar dengan Harga KKM
56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
66
Lampiran 2 Hasil Analisis Buku Kimia Oleh Responden Dosen
70
Lampiran 3 Modul Berbasis Masalah
87
Lampiran 4 Hasil Penilaian Modul Berbasis Masalah
137
Lampiran 5 Hasil Penilaian Masalah dalam Modul
150
Lampiran 6 Silabus
152
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
154
Lampiran 8 Instrumen Penelitian Sebelum Validasi
163
Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi
171
Lampiran 10 Instrumen Penelitian Sesudah Validasi
172
Lampiran 11 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sesudah Validasi
176
Lampiran 12 Lembar Validasi Isi Instrumen Tes
177
Lampiran 13 Tabel Validasi Instrumen Penelitian
197
Lampiran 14 Tabel Uji Reliabilitas Tes
198
Lampiran 15 Uji Reliabilitas Tes
199
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
201
Lampiran 17 Tabel Uji Daya Beda
202
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Tes
203
Lampiran 19 Tabel Distruktor
205
Lampiran 20 Distruktor
207
Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes
208
Lampiran 22 Tabel Varian dan Standar Deviasi Pretest-Posttest
210
Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varian, dan Standar Deviasi Nilai
212
Pretest-Posttest
Lampiran 24 Tabel Varian dan Standar Deviasi Gain Eksperimen
213
Lampiran 25 Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Standar Deviasi
215
Data Gain
Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
216
Lampiran 27 Uji Homogenitas
219
Lampiran 28 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
221
xii
Lampiran 29 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
224
Lampiran 30 Pengujian Hipotesis
225
Lampiran 31 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
227
Lampiran 32 Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2)
228
Lampiran 33 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
229
Lampiran 34 Jadwal Kegiatan Penelitian
230
Lampiran 35 Dokumentasi Penelitian
231
Lampiran 36 Surat-Surat
234
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Dengan
pendidikan, individu berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berbagai usaha yang telah dilakukan untuk
memperbaiki
sistem
pendidikan
oleh
pemerintah
agar
sesuai
dengan
perkembangan zaman dan untuk menciptakan individu-individu yang mampu
bersaing. Usaha yang telah dilakukan tersebut, antara lain: peningkatan kualitas
guru, peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum, penyempurnaan
sistem penilaian dan penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat
(Assriyanto, 2014).
Kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam merupakan
ilmu yang mempelajari tentang sifat materi, struktur materi, perubahan materi
serta energi yang menyertai reaksi kimia. Mata pelajaran kimia merupakan salah
satu mata pelajaran di sekolah yang sekarang ini baru mulai diajarkan pada tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) (Faika, 2011).
Berdasarkan observasi yang dilakukan Hilmi, dkk (2015), kimia
merupakan suatu mata pelajaran yang cukup sulit dimengerti oleh siswa.
Anggapan bahwa kimia itu sulit
disebabkan karena dalam belajar kimia
menekankan pada pengalaman langsung. Selama ini siswa hanya menerima
informasi yang diberikan oleh guru dan tidak melibatkan diri dalam proses untuk
menemukan ilmu itu sendiri serta kurangnya keterampilan menerapkan
pengetahunannya dalam menghadapi masalah kehidupan dan teknologi.
Situmorang dalam Gultom (2015) mengemukakan, ada beberapa kendala yang
2
dihadapi siswa dalam penguasaan materi pada tiap-tiap mata pelajaran selama ini
antara lain: (1) sistematika dan urutan pembelajaran materi kimia yang benar tidak
mereka dapatkan sehingga mereka tidak termotivasi untuk belajar lebih giat untuk
materi kimia yang lebih tinggi. (2) siswa sering belajar sendiri dan memahami
berbagai konsep kimia itu sendiri tanpa mengetahui kebenaran konsep pada materi
kimia yang mendasarinya; (3) pemahaman siswa terhadap materi kimia tertentu
bisa jadi mengambang karena tidak adanya konsep yang mendasarinya.
Bahan ajar adalah unsur yang amat penting dalam suatu pembelajaran.
Keberadaan bahan ajar akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memenuhi kompetensi dasar. Demikian hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti kenyataannya bahwa sangat minimnya bahan ajar kimia yang
bermutu yang sesuai dengan kurikulum atau silabus menjadi masalah yang sering
dihadapi oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya
meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui pengadaan bahan ajar yang
bermutu dengan memilih atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu peserta didik mencapai kompetensi (Gultom, 2015). Pengembangan
bahan ajar harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwewenang yaitu Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan kurikulum yang berlaku (Haryati,
2012). Bahan ajar dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik materi yang akan disajikan. Salah satu bahan
ajar yang akan dikembangkan adalah modul (Gultom, 2015).
Menurut Majid (2011), modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan
tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
Sebuah modul akan bermakna jika siswa dapat dengan mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan
tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi
dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian maka modul harus
menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran kimia mendorong
pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada pembelajaran
3
mandiri sehingga kesan pembelajaran dapat lebih lama diingat oleh siswa. Inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia
masih jarang dilakukan sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Inovasi
pembelajaran sangat diperlukan dan dapat dituangkan dalam bahan ajar agar
terjadi komunikasi optimum dan efisien antara guru dengan siswa di dalam proses
belajar-mengajar. Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan ajar
sangat penting sehingga dapat memberikan hasil belajar lebih baik dan terjadi
peningkatan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan (Situmorang, 2013).
Inovasi dalam bahan ajar
dapat dikembangkan dengan model
pembelajaran yang tepat untuk memacu siswa menguasai konsep aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Penyajian materi tidak dilengkapi dengan pengintegrasian
model pembelajaran yang tepat menyebabkan pembelajaran cenderung monoton
dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan
semakin sulit dipahami siswa. Solusi dari hal tersebut maka bahan ajar modul
harus diintegrasikan dalam sebuah model pembelajaran yang menarik dan juga
dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran kimia. Salah satu model
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pilihan adalah model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Khotim, 2015).
Pembelajaran berbasis masalah adalah mengembangkan keterampilan
berpikir, menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya melalui
berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan, menjadi pelajar yang mandiri
dan otonom (Astuti, 2013). Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah mengharuskan siswa mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan
informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah terfokus, di mana siswa mulai mengamati,
menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan secara mandiri (Assriyanto,
2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan bahan ajar
kimia yang diintegrasikan model pembelajaran berbasis masalah memiliki
dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran yakni pada penelitian yang
dilakukan oleh Sunaringtyas (2015)tentang Pengembangan modul kimia berbasis
4
masalah pada materi konsepmollayak digunakan dalam proses pembelajaran dan
efektif untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan, keterampilan dan sikap
dengan penilaian validator pada aspek kelayakan isi 4,3, kelayakan kebahasaan
4,3, kelayakan sajian 4,3 dan kelayakan kegrafisan 4,1, itu berarti bahwa modul
kimia berbasis masalah valid dan tidak perlu direvisi. Pada penelitian Yanti
(2015) tentang Pengembangan modul pembelajaran fisika SMA/MA berbasis
masalah
untuk
meningkatkan
keterampilan
berpikir
kritis
siswa
menunjukkanbahwa pembelajaran menggunakan modul pembelajaran fisika
SMA/MA berbasis masalah efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa.Hasilvalidasi dosen pada kelayakan isi dan kelayakan penyajian
menunjukkan kategori baik dan hasil validasi guru pada kelayakan bahasa
menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti modul pembelajaran fisika berbasis
masalah valid dan tidak perlu direvisi.
Menurut penelitian Khotim (2015) yang menunjukkan bahwa modul kimia
berbasis masalah pada materi asam basa layak dan efektif digunakan sebagai
sumber belajar siswa dengan penilaian pakar diperoleh kriteria sangat layak yaitu
pakar materi sebesar 3,82, pakar bahasa sebesar 3,69, dan pakar penyajian sebesar
3,9, itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu
direvisi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Modul Berbasis Masalah Pada Materi Alkena dan Alkuna
di Sekolah Menengah Atas”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul berbasis
masalah dan standarisasi modul melalui tanggapan responden.
5
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang
diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu :
1. Kurangnya keterampilan siswa dalam
menerapkan pengetahuannya
menyebabkan siswa kesulitan belajar sehingga siswa beranggapan bahwa
kimia itu sulit.
2. Minimnya bahan ajar yang bermutu dalam pembelajaran kimia.
3. Inovasi pembelajaran pada pelajaran kimia masih jarang dilakukan sehingga
hasil belajar siswa kurang maksimal.
4. Penyajian
materi
tidak
dilengkapi
dengan
pengintegrasian
model
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran cenderung monoton dan
membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan
semakin sulit dipahami siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arah penelitian yang lebih spesifik maka dibuat rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah bahan ajar materi alkena dan alkuna pada buku yang dipakai di
SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) ?
2. Apakah modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria standar BSNP ?
3. Apakah implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang didukung
modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
alkena dan alkuna ?
4. Apakah hasil belajar siswa menggunakan model berbasis masalah
terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM ?
1.5. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah
dibatasi sebagai berikut :
1. Bahan ajar yang digunakan adalah modul yang dikembangkan.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis masalah
6
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN9 Medan Tahun
Ajaran 2015/2016
4. Materi pokok yang diajarkan adalah alkena dan alkuna.
5. Kurikulum yang digunakan adalah K13
1.6. Tujuan Penelitian
Adapun mengenai tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian
pengembangan ini adalah :
1. Untuk mengetahuibahan ajar modul materi alkena dan alkuna pada buku
yang dipakai di SMA/MA memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan(BSNP).
2. Untuk mengetahui modul yang dikembangkan telah memenuhi kriteria
standar BSNP.
3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang
didukung modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam alkena dan alkuna.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model berbasis masalah
terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM?
1.7. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat nyata kepada tenaga
pendidik (guru) dan siswa yaitu :
1. Bagi pemerintah
Dapat membantu dalam proses penerapan dan pengaplikasian kurikulum
2013 pada siswa SMA.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam membantu inovasi
penyampaian materi pelajaran bagi siswa.
3. Bagi siswa
Membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran kimia khususnya
materi pokok alkena dan alkuna
7
4. Bagi Peneliti
Menjadi suatu pengalaman yang sangat berhargamampu menyusun dan
mengembangkan modul pembelajaran berbasis masalah.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.8. Definisi Operasional
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar/mengajar.
2. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang
untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu modul
dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri.
3. Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang dilakukan
secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran
modul.
4. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan
adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memproleh
pengetahuan. Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang
dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem
pembelajaran modul.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar pada materi alkena dan alkuna pada buku yang digunakan di
SMA/MA sudah memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dengan kriteria cukup valid dan tidak perlu revisi
2. Modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : kelayakan isi =
3,52; kelayakan bahasa = 3,40; kelayakan penyajian = 3,53; kelayakan
kegrafikan = 3,59 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
3. Implemetasi model pembelajaran berbasis masalahyang didukung bahan ajar
yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
alkena dan alkuna.
4. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang
ada, maka didapat hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran berbasis
masalah terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan :
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
pelajar.
2. Modul berbasis masalah pada pengajaran alkena dan alkuna perlu
direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar modul
berbasis masalah pada materi kimia SMA/MA yang lain agar dapat dijadikan
sebagai studi perbandingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
61
khususnya mata pelajaran kimia, dan juga diharapkan dapat mengatasi
kesulitan-kesulitan saat melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar.
62
DAFTAR PUSTAKA
Aisyi, F.K., Elvyanti, S., Gunawan, T., dan Mulyana, E., (2013), Pengembangan
Bahan Ajar TIK SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek, Jurnal
Invotec9(2) : 117-128
Arifin Zainal, (2011), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Aritonang, K.T., (2008), Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur10 : 11-21
Arsyad, A., (2008), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga
di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
3(3) : 89-97.
Astuti, R.P., dan Junaedi, I., (2013), Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Melalui PBL Siswa Kelas X SMA, Lembaran Ilmu Kependidikan42(2) : 93100.
Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi
Sosial dan Prestasi Belajar Siswa dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia2(1) : 15-20
Dimyati, dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Faika, S., dan Side, S., (2011), Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Perkuliahan
dan Praktikum Kimia Dasar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Makassar, Jurnal Chemica12 (2) : 18-26
Gultom, E., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui
Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Laporan Hasil
Penelitian, Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan.
63
Hamdu, G., dan Agustina, L., (2011), Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1)
:81-86
Haryati, S., (2012), Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Education, 37(1) : 11-26
Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, A., dan Widodo, A.T., (2015), Penerapan
Model Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketercapaian
Kompetensi Siswa, Chemistry in Education4 (2) : 43-49
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015), Pengembangan Modul
Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in Education4
(2) : 64-69
Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Meltzer, D.E., (2012), The Relationship Between Mathematics Preparation And
Conceptual Learning Gain In Physic: A Possible “Hidden Variable” In
Diagnostic Pretest Scores, Department Of Physics And Astronomy, Lowa
State University, Ames, Iowa 50011, 1-6
Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran, Gaung Persada Perss, Jakarta.
Nasution, S., (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta.
Natawidjaja, R., (1985), Penuntun Penggunaan Buku Pelajaran Utama, Kencana
Mukti, Jakarta.
Nuryanto., Utami, B., dan S, A.N.C., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Presentasi Beajar Siswa Pada
Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (4) 87-94
Parmin, dan Peniati, E., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar IPA Berbasis Penelitian Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 1 (1) : 8-15
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana, Jakarta.
64
Sani, M., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Mata Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro
4(1):259-267
Selcuk, G.S., Caliskan, S., dan Sahin, M., (2013), A Comparison of Achievement
in Problem-Based, Strategic and Traditional Learning Classes in Physics,
International Journal on New Trends in Education and Their Implications4
(1) : 154-164
Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),
Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia dan Persamaan Reaksi
Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Laporan Hasil
Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Silitonga, P.M.,(2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Situmorang, M.,(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa, ProsidingSemirata FMIPA Universitas Lampung : 237-246
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Sunaringtyas, K., Saputro, S., dan Masykuri, M., (2015), Pengembangan
ModulKimia Berbasis Masalah Pada Materi Konsepmol Kelas X Sma/Ma
Sesuai Kurikulum 2013, Jurnal Inkuiri, 4 (2) : 36-46
Susilo, A.B.,(2012), Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP,
Journal of Primary Educational 1(1) : 58-63
Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri GrujuganBondowoso, Jurnal Pengajaran MIPA3 (3) : 83-92
65
Wahyuni, S., dan Widiarti, N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berontasi Chemo-Entrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia4(1) : 484-496
Wasti, S., Rahmiati, dan Izwerni, (2013), Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Tata Busana di Madrasah Aliyah Negeri 2
Padang,UNP
Wulandari, W., F, M.L., dan Supriyanti, T., (2011), Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Penguasaan
Konsep Siswa Pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal Pengajaran MIPA16
(2) : 116-121
Yanti F.A., Sukarmin., dan Suparmi., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
SMA/Ma Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa,
Jurnal Ink