Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)

(1)

(Kuasi Eksperimen di SMA Islam YASPIA)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempeoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

NESIH SUSILAWATI NIM. 109016200006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon

(Alkana,

Alkena

Dan Alkuna)"

disusun oleh Nesih Susilawati, NIM.

109016200006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian

munaqasah pada tanggal 16 September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena

itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia

Dedi Irwandi. M. Si

NrP. 1 971 0 528200003

t

002 Penguji 1

Tonih Feronika. M. Pd NIP. 1 9760 t07200504 2 00t

Penguji II

Nanda Saridewi. M. Si NIP. 1 9841 0212A0912 2 004

Jakarta, Tanggal

16 September2014

LL/g

_?,614

A

gan

Lr"fr-.b

tq

"f

,^^

Mengetahui;

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


(3)

ff

I

I

i

I

I I

I

i

Dengan

Ftgsh Card lerhadap HAsiI

Belajan-

Siswa

Pa{a

Konsep

Ilidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna) disusun oleh Nesih Susilawati,

NIM.10901 6200006, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu

Penegtahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islarn

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,

lL

fuir$-t,

2Ol4

Yang mengesahkan:

Pembimbing I Pembimbing

II

Burhanudin Milama. M.Pd

NrP. 19770201 200801

l

001

Salamah Azuns Ph.D

NrP. I 9790624 20A604 2 002


(4)

Nesih Susilawati Bekasi, 16 Maret l99l

109016200006

Pendidikan IPAiPendidikan Kimia

Kp. Tonjong Rt/Rw 08/04, Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi

MENYATAKAII DENGAN SEST]NGGUHI\TYA

i

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh

Media

Pembelajaran Berbasis Komputei. I)engan Program Flash Terhadap

Hasil

Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena l)an Alkuna) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama

Tempat Tgl Lahir NIM

Jurusan/Prodi

AIamat

Nama Pembimbing

I

NIP

Jurusan/Program Studi

Nama Pembimbing

II

NIP

JurusanlProgram Studi

Burhanudin Milama M.Pd

19770201 200801 I

0ll

Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Salamah Agung Ph.D

19790624 200604 2 002

Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

meneriman segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi

ini

bukan hasil

karya sendiri.

lV

Jakart4 Oktober 2014


(5)

Vi

hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes)". Thesis, Chemistry Education Studies Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. This study aims to determine the effect of the use of computer-based instructional media with Program Flash on student learning result in the concept of hydrocarbons (alkanes, alkenes and alkynes). This research was conducted at SMA Islam YASPIA Bekasi, on the class X which totaled 60 people, divided into two classes. X.1 class (experimental class) and class X.2 (control class). The instrument used in this research is a type of achievement test of 20 multiple-choice items with five multiple-choices. Test data were analyzed by a statistical analysis of the similarity test of the average pretest and posttest values both classes.

The study concluded that computer-based instructional media with Program flash affect the chemistry students' learning result. It is based on the results of a calculated t-test, t-test values obtained at 2.0319 and 2.0017 value ttabel meaningful alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (H0) is rejected. This can be seen from the average results of studying chemistry student using a computer-based instructional media with program flash at 83.10, while the average chemistry student learning result of computer-based instructional media mark with program flash for 77.37. based on the cognitive level (C1, C2, C3) the percentage of items on chemistry learning result of students who use computer-based instructional media with program flash for 84.34 higher than the percentage of students studying chemistry with conventional methods of 78.73. it can be concluded that the use of computer-based instructional media with program flash on the concept of hydrocarbons potentially influence student learning result chemistry.


(6)

v ABSTRAK

Nesih Susilawati (109016200006), “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis

Komputer Dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna)”. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil belajar siswa pada konsep hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna). Penelitian ini dilakukan di SMA Islam YASPIA Bekasi, pada kelas X yang berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi dua kelas. Kelas X.1 (kelas eksperimen) dan kelas X.2 (kelas kontrol). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar tipe pilihan ganda sebanyak 20 butir dengan lima pilihan. Data hasil tes dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji kesamaan rata-rata nilai pretest dan posttest kedua kelas.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini didasarkan pada hasil perhitugan uji-t, diperoleh nilai thitung sebesar 2.0319 dan nilai ttabel sebesar 2.0017 yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar kimia siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 83.10, sedangkan rata-rata hasil belajar kimia siswa tanpa media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 77.37. berdasarkan jenjang kognitif (C1, C2, C3) persentase butir soal pada hasil belajar kimia siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 84.34 lebih tinggi dari pada persentase hasil belajar kimia siswa dengan metode konvensional sebesar 78.73. dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash pada konsep hidrokarbon dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.


(7)

vii

tugas akhir dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pembawa syariah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna). Skripsi ini menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media interaktif. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dengan penuh ikhlas. 4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang

telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dengan penuh keikhlasan.

5. Ibu Salamah Agung M.A.Ph.D selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.


(8)

viii

diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Bapak M.Nurdin Sholeh S.Pd selaku Kepala SMA Islam YASPIA 9. Ibu Elfi Siagian S.Pd selaku guru bidang studi kimia dan guru-guru

yang telah banyak membantu selama penelitian. Siswa-siswa yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel. 10.Teristimewa untuk ayahanda H.Murnan dan Ibunda Hj.Nami tercinta

dan tersayang yang telah melimpahkan segenap kasih sayang, tenaga serta nasihat yang tak terhingga, semoga Allah selalu memberi kesehatan dan panjang umur.

11.Teruntuk kakakku tersayang (Nenda dan istri, Nemih dan suami) yang tak henti selalu mendoakan dan memberikan semangat. Hanya allah yang dapat membalasnya, dan semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

12.Teruntuk orang yang dicinta calon imam dunia dan akhirat, (Ahmad Yani), terima kasih atas segala doa, cinta, motivasi dan semangat yang diberikan.

13.Teman-teman seperjuangan Kimia Angkatan 2009, khususnya buat my best friend ( Fitria Takhlisi, Nur Fitri Novianti, Indriyani, Adi Azhar) thanks for all sampai jumpa dalam kesuksesan.

“Tak ada gading yang tak retak”. Penulis sangat menyadari penyusunan

ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan ini. Semoga ini dapat bermanfaat untuk kepentingan ilmu dan pengetahuan bagi semua pembacanya.

Jakarta, Oktober 2014 Penulis


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoritis ... 8

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 9

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 10


(10)

x

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer ... 16

d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer... 17

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer ... 18

f. Program Flash ... 19

3. Belajar dan Hasil Belajar ... 20

a. Pengertian Belajar ... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Belajar ... 21

c. Hasil Belajar ... 22

4. Senyawa Hidrokarbon ... 25

B. Penelitian Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

B. Metodelogi Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 37

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Analisis Instrumen Penelitian ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 42

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 43

4. Uji Daya Beda ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Pemberian Skor ... 45


(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 51

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol... 51

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperiemen dan Kontrol... 52

B. Hasil Analisis Data Tes... 55

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 55

a. Uji Normalitas pretest dan posttest... 55

b. Uji Homogenitas pretest dan posttest... 56

2. Pengujian Hipotesis... 57

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest... 57

b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest... 59

C. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(12)

xii

Tabel 2.2 Deret Homolog Alkena ... 28

Tabel 2.3 Deret Homolog Alkuna ... 31

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal ... 42

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 43

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 44

Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda ... 45

Tabel 3.7 Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi... 46

Tabel 3.8 Tabel Bantu Perhitungan Chi-Kuadrat (X2) ... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 51

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol . 52 Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Belajar tiap Indikator pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 54

Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Nilai Ranah Kognitif pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol . ... 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 59


(13)

xiii

Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelompok


(14)

xiv

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 72

Lampiran 3 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 97

Lampiran 4 RPP Kelompok Eksperimen ... 105

Lampiran 5 RPP Kelompok Kontrol ... 114

Lampiran 6 Analisis Soal dengan ANATES ... 127

Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest...133

Lampiran 8 Form Validasi Multimedia ... 135

Lampiran 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 137

Lampiran 10 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 138

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ...139

Lampiran 12 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 143

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol ... 147

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ... 151

Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest ... 155

Lampiran 16 Uji Homogenitas Posttest... 158

Lampiran 17 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest...162

Lampiran 18 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest ... 161

Lampiran 19 Tabel Standar Normal Z ... 164

Lampiran 20 Tabel Distribusi t... 165

Lampiran 21 Print Screen Media ... 170

Lampiran 22 Uji Referensi ... 172

Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi ... 178

Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 179


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu wahana yang paling strategis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang. Disamping itu, pendidikan juga dapat digunakan untuk menyetarakan kemampuan bangsa terhadap kemanjuan IPTEK yang telah dicapai negara maju.

Perkembangan IPTEK sering dikaitkan dengan majunya teknologi pendidikan. Dengan perkembangannya teknologi dapat membantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Maka teknologi pendidikan juga dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Salah satu kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan misalnya pemanfaatan teknologi komputer.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Dalam proses belajar mengajar, guru menyampaikan suatu materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang dikehendaki. Sementara peserta didik berkewajiban mempelajari materi pelajaran tersebut dengan maksud agar terjadi transfer pengetahuan dalam proses belajar. Kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, ditentukan oleh kemampuan teoritis dan kemampuan pemilihan pendekatan, metode ataupun media. Kemampuan teoritis adalah kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran disiplin ilmunya. Kemampuan menyampaikan materi pelajaran meliputi gaya dalam berbicara atau berdiri di depan kelas.

Sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic


(16)

communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication), dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi.1

Profesionalisme guru sebagai titik awal terwujudnya pendidikan yang berkualitas mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi khususnya pembelajaran kimia, yakni dengan mengimplementasikan suatu media dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai alternatif dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah menengah atas guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Bidang studi kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan dan menarik minat siswa karena aplikasinya berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari, tetapi yang diharapkan umumnya berbeda dengan kenyataan yang ada, karena ada umumnya siswa kurang berminat dengan kimia sehingga hasil pembelajaran kimia di sekolah kurang maksimal. Salah satu upaya untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran kimia adalah guru mempunyai kreativitas dalam menggunakan metode pembelajaan yang bervariasi hingga menimbulkan makna bagi siswa dan salah satunya dengan menggunakan media pendidikan, karena media pendidikan dapat digunakan guru untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam proses belajar mengajar.

Menurut hamalik dengan menggunakan media pendidikan dapat membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Media pendidikan memberikan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.2 Dengan adanya motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktifitas belajar dengan sungguh-sungguh. Sehingga, diharapkan hasil belajarnya akan optimal.

1

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, Dan Penilaian), (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 4

2


(17)

Motivasi siswa berkaitan dengan minatnya. Oleh karena itu, peran seorang guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar berminat terhadap pelajaran kimia. Selain meningkatkan minat dan motivasi, penggunaan media pada proses pembelajaran juga dapat menarik perhatian siswa, karena adanya media siswa akan merasakan suasana belajar yang menyenangkan.

Hidrokarbon merupakan salah satu konsep dalam ilmu kimia di SMA. Menurut kurikulum, konsep hidrokarbon dicantumkan dalam pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Kompetensi dasar yang diambil yaitu menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Konsep hidrokarbon meliputi istilah-istilah berupa sejumlah nama-nama yang termasuk ke dalam golongan alkana, alkena dan alkuna. Masing-masing golongan senyawa tersebut mempunyai variasi struktur dan nama yang berbeda. Hidrokarbon merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran senyawa karbon karena bahasan tersebut merupakan landasan bagi pembelajar kimia karbon selanjutnya.

Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran kimia, khususnya yang berkaitan langsung dengan siswa sebagai pembelajar di lingkungan pendidikan, diperlukan pengembangan dalam sistem pendekatan, model, maupun media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Namun demikian, dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pembahasannya mengenai media pembelajaran. Meskipun hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain media pembelajaran, dari sudut pandang peneliti penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran kimia dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep kimia

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan atau materi yang disampaikandapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai pelantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat


(18)

mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan atau materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan atau materi daripada tanpa bantuan media. Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.3

Pemakaian media dalam pembelajaran bukan sesuatu yang baru dalam bidang pendidikan sejak lama. Manfaat media sebagai penghubung untuk menyampaikan pesan arif pembelajaran antara guru dengan siswa tidak diragukan lagi. Mengantisipasi kenyataan masyrakat media masa kini, yang dimaksud media disini adalah teknologi seperti komputer dengan berbagai kecanggihannya (multimedia). Penggunaan media sebagai salah satu keharusan profesional, demi mewujudkan pembelajaran yang mampu menjangkau strategi pembangunan pendidikan nasional tetapi juga menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi aktif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Komputer yang bertindak sebagai alat untuk membantu proses pengajaran dan pembelajarankan memudahkan proses pembelajaran isi kandungan, perkembangan pemikiran beraras tinggi dan menyelesaikan masalah.4

Salah satu media yang digunakan untuk masalah tersebut yaitu mengunakan teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer saat

3

Syaiful Bahri Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), h. 136

4

Yusri Panggabean, Dkk, Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), h. 66


(19)

ini banyak diminati dan digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu (terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Dalam meningkatkan mutu pembelajaran secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-CBI). Pada CAI, Perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran, sementara dalam pembelajaran berbasis komputer atau CBI, komputer digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran bahkan sistem pembelajaraan dilaksanakan secara individu (Individual learning) dan menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery Learning).5

Media komputer merupakan media yang menarik, atraktif, dan interaktif. Pembelajaran melalui media komputer memberikan bekal kepada peserta didik berbagai karakter yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu media. Komputer merupakan alat atau sarana yang membantu pendidik dalam proses pembelajaran, sehingga bukan diarahkan untuk menggeser perannya sebagai pendidik, melainkan membantu guru dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash ini sebagai salah satu sumber belajar. Dengan adanya media ini guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar optimal. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik, teliti oleh

5

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.97


(20)

media pendidikan. Dengan ini diharapkan proses pembelajaran menjadi berkualitas, efektif dan pada akhirnya hasil belajar siswa optimal.

Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sebuah program yang dirancang dan dibuat berdasarkan silabus dan tujuan pembelajaran. Media ini dapat disimpan (copy) oleh siswa untuk dipelajari lagi di rumah. Selain itu sistem pembelajaran yang digunakan secara individual melalui komputer memberikan kesempata kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang sama dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk memahami materi pelajaran dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan maka peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Kebanyakan media Pembelajaran kimia masih berpusat pada guru, sehingga kreativitas dan kemampuan belajar mandiri siswa kurang terlatih dan kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran. 2) Sedikitnya penggunaan media pembelajaran berbasis komputer

dengan program flash dalam proses pembelajaran di sekolah

C. Pembatasan Masalah

1. Variabel bebas (x) adalah Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan proram flash, dan variabel terikatnya (y) yaitu hasil belajar kimia.


(21)

2. Hasil belajar kimia adalah kemampuan siswa pada aspek kognitif yang meliputi: aspek mengingat (C1) sampai menerapkan (C3) berdasarkan taksonomi Bloom.

3. Materi yang diteliti adalah konsep hidrokarbon dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan

sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis komputer dengan Pogram flash terhadap hasil belajar siswa pada konsep hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna).

F. Manfaat Penelitian

1) Bagi siswa, diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran ini proses pembelajaran akan lebih menarik, interaktif, dan menyenangkan. Agar melatih dan memacu siswa agar lebih aktif, kreatif dan termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan siap positif siswa untuk berpikir runtut, kritis, dan sistematis dalam usaha memahami materi pelajaran kimia dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu kimia.

2) Bagi sekolah, diharapkan dapat memperkaya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


(22)

8

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti pelantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.2

Media pendidikan secara pedagogis dan psikologis dapat memenuhi harapan peserta didik untuk aktif mengikuti dari awal sampai akhir gerak, latar belakang pokok bahasan yang disampaikan dan memberikan kesan tersendiri karena dapat makin menambah bobot sajian yang disampaikan.3

Media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: 1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang

dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras)

1

Arif S.Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,1996) h. 6 2

Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), Cet Ke-8, h. 163

3

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet Ke-4, h. 120


(23)

yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi

dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Jenis Media Pembelajaran

Ada bermacam-macam media pembelajaran yang menggunakannya sudah tidak asing lagi penggunaannya dalam aktivitas pembelajaran. Misalnya, papan tulis sebagai salah satu media pembelajaran yang sudah sangat populer bagi pendidikan di Indonesia. Namun, sejalan dengan berbagai perubahan dan kompleksitas perkembangan kehidupan teknologi modern, semakin dirasakan media pembelajaran itu menjadi sangat terbatas kemampuannya. Di sisi lain, ternyata ada sejumlah produk teknologi yang sangat potensial dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena memiliki daya tarik tersendiri.

Menurut Heinich, Molenda dan Russel, ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain: 4

4

Yusri Panggabean, dkk, Strategi, Model & Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), h. 61


(24)

1) Media yang tidak dapat diproyeksikan, seperti benda nyata, replika dan model, kit multimedia, simulator, bahan cetakan, foto-foto, gambar, chart, poster.

2) Media yang diproyeksikan, seperti OHP, film slide, gambar proyeksi komputer.

3) Media audio, seperti kaset audio, disk audio. 4) Media video dan film, seperti VCD dan DVD. 5) Komputer

6) Multimedia berbasis komputer.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut maka media diklasifikasikan atas empat kelompok yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

2) Media hasil teknologi audio-visual 3) Media hasil teknologi berbasis komputer

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan peserta didik.5

Fungsi media pembelajaran didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya adalah sebagai berikut:6

a) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

5

Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), h. 40

6


(25)

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.

b) Fungsi semantik

Kemampuan media dalam menambahkan pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik)

c) Fungsi manipulatif

Berdasarkan karakteristiknya, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan duniawi.

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan dalam proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:

1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan 2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih

lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. 3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa, media sebagai

bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa , baik individual maupun kelompok, kekonkretan sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar. 7

7

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 65


(26)

d. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, disamping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan sebagai beikut:

1) Objektivitas, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran itu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat, dan/atau melibatkan siswa.

2) Program pengajaran, program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.

3) Sasaran program, yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.

4) Situasi dan kondisi, juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran baik situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan digunakan serta situasi dan kondisi anak didiknya.

5) Kualitas teknik, segi teknik media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.

6) Keefektifan dan efesiensi penggunaan, keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi dengan proses pencapaian hasil tersebut.8

Ketepatan dalam penggunaan media berkaitan dengan pertanyaan, apakah dalam penggunaan media tersebut informasi

8

Syaiful Bahri Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 145


(27)

pengajaran dapat diserap oleh anak didik secara optimal dengan memperhitungkan risiko biaya dan tenaga seefisien mungkin. Boleh jadi ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun dengan penggunaanya atau sebaliknya. Guru memiliki fungsi untuk mempertemukan media yang efektif sekaligus efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak diantara keduanya.9

2. Pembelajaran Berbasis Komputer

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer

Kemajuan teknologi komputer sejak muncul pada tahun 1950-an hingga tahun 1960-an sangat lamban. Ruangan besar dan jumlah orang yang cukup banyak diperlukan untuk menjalankan komputer pada masa itu. Namun sejak tahun 1975 berubah secara dramatis. Di samping digunakan untuk keperluan adminstrasi dan pengembangan usaha pada perusahaan besar maupun kecil, komputer pun mendapat tempat di sekolah-sekolah.

Salah satu pemanfaatan teknologi canggih saat ini adalah komputer. Dalam meningkatkan mutu secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-CBI). Pada CAI, Perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran, sementara dalam pembelajaran berbasis komputer atau CBI, komputer digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran bahkan sistem pembelajaraan dilaksanakan secara individu (Individual learning) dan menerapkan prinsip belajar tuntas (Mastery Learning).10

Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini

9

Pupuh fathurrohman,.. h. 70 10

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.97


(28)

bahan ajar disajikan melalui media komputer sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.11 Pembelajaran berbasis komputer menurut Hick & Hyde adalah a teaching process directly involving a computer in the presentation of instructional matenals in an interactive mode to provide and control the individualized learning environment for each individual student. Dalam definisi tersebut, dengan pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan siswa.12

Media pembelajaran berbasis komputer penekanannya terletak pada upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar dan mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi pelajaran, dan instruktur dalam hal ini komputer yang telah diprogram. Sistem-sistem komputer yang dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kepada sistem, dan inilah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer.13

Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi bahan-bahan pembelajaran meliputi judul, tujuan, materi pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan lain-lain sehingga mudah dipelajari dan dipahami siswa. Dalam pembelajaran berbasis komputer, secara utuh sejak

11

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 203

12

Ibid, h. 204 13

Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran,(Jogjakarta: DIVA Press,2011), h.99


(29)

awal hingga akhir, siswa berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang oleh guru, sehingga kontrol pembelajaran sepenuhnya ada di tangan siswa.14

b. Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penggunaan komputer sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaran dengan bantuan komputer (Computer-Assisted Instruction- CAI, atau Computer Assisted Learning-CAL). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk tujuan penyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan.15

1) Tutorial, program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep yang disajikan di layar komputer dengan teks, gambar atau grafik.

2) Drill and practice (latihan), latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep, komputer menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku/ lembaran kerja workbook.16

3) Simulasi, program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya siswa menggunakan komputer untuk mensimulasikan menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau memanipulasi pengendalian pembangkitan listrik tenaga nuklir.17

4) Permainan instruksional, program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan

14

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.98

15

Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta:Raja Grafindo, 1997), h.157 16

Ibid, h.159

17


(30)

pengetahuan dan keterampilanya. Permaianan instruksional yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer.18

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran Berbasis Komputer Mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:19

1) Berorientasi pada Tujuan Pembelajaran

Dalam pengembangan model pembelajaran berbasis komputer baik itu drill, tutorial, simulasi, maupun games harus berorientasi pada tujuan pembelajaran meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.

2) Berorientasi pada Pembelajaran Individual.

Dalam pelaksanaanya bembelajaran berbasis komputer dilakukan secara individual oleh masing-masing siswa dilabolatorium komputer. Hal ini sangat memberikan keleluasan pada siswa untu mengguanakan waktu sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Bagi siswa yang memiliki kemampuan akan cepat selesai dalam mempelajari materi pelajaran, begitupula bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan akan lambat dalam memahami materi pelajaran, namun semua itu difasilitasi oleh pembelajaran berbasis komputer karena bersifat individual.

3) Berorientasi pada Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran berbasis komputer bersifat individual sehingga menuntut pembelajaran secara mandiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara mandiri, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar dikemas dalam program pembelajaran bebasis komputer dan siswa

18

Ibid, h.161 19

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.154


(31)

mengerjakannya secara mandiri di laboratorium komputer, atau bahkan di rumah sekalipun bila merasa belum puas di sekolah. 4) Berorientasi pada Pembelajaran Tuntas

Keunggulan pembelajaran berbasis komputer adalah penerapan prinsip belajar tuntas atau mastery learning. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer semua siswa harus dapat menyelesaikan semua pengalaman belajar yang dikemas dalam program pembelajaran berbasis komputer. Bila siswa salah dalam mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer akan memberikan feedback, bahwa jawaban salah, sehingga siswa harus kembali pada uraian materi yang belum dipahaminya, setelah itu siswa dapat kembali ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan benar.

d. Tahapan Proses Program Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembuatan program pembelajaran berbasis komputer terlebih dahulu harus memperhatikan beberapa hal yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembuatan garis besar isi media pembelajaran berbasis komputer yang meliputi: pendahuluan, tujuan (SK-KD-Indikator), pengalaman belajar/materi, dan treatment.20

Proses produksi program pembelajaran berbasis komputer harus memerhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:21

1) Pendahuluan (introduction), meliputi: judul program, tujuan penelitian, petunjuk, simulasi prioritas pengetahuan, dan inisial control siswa.

2) Penyajian informasi (presentation of information), meliputi: model penyajian atau presentasi, panjang teks penyajian, grafik dan animasi, warna dan penggunaannya.

3) Pertanyaan dan jawaban (question of resposes) 4) Penilaian respon (judging of response)

20

Ibid, h.125 21


(32)

5) Pemberian balikan respon (providing, feedback about responses)

6) Pengulangan (remediation)

7) Segmen pengaturan pelajaran (sequencing lesson segmen) 8) Penutup (closing)

e. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran yang mengakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan yang diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut: 22

1) Memberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual.

2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi. 3) Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan

beragam.

4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.

6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.

8) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat.

9) Memberi umpan balik secara langsung.

10)Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran. 11)Siswa dapat melakukan evaluasi diri.

Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan

22

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjanuan Operasional, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), h. 204


(33)

pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer dan memerlukan waktu banyak dan juga para ahli, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu, pertimbangan biaya dan manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. 23

f. Program Flash

Media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash dibuat dengan menggunakan Adobe Flash CS3. Adobe Flash CS3 adalah sebuah program/software yang ditujukan kepada para desainer maupun programmer yang bermaksud merancang animasi guna ditujukan pada pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan games yang interaktif serta tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik.24 Untuk maksud tersebut Flash dilengkapi dengan tool-tool (alat-alat) untuk membuat gambar yang kemudian akan dibuat animasinya. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi pada zaman sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan lainnya seperti dalam pembuatan game, presentasi, membangun web, animasi pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film.

Animasi yang dihasilkan flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik yang berbasis vektor, sehingga saat diakses melalui internet, animasi akan ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus.

23

Rusman,op cit..h.191

24

Rizky Dhanta, Penuntun Lengkap Memakai Adobe Flash Professional CS3, (Surabaya: Indah,2007),h.10


(34)

Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi lain.25

Flash adalah program grafis yang diproduksi oleh Macromedia corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak dibidang animasi web. Macromedia Flash pertama kali diproduksi pada tahun 1996. Macromedia flash telah diproduksi dalam beberapa versi. Versi terakhir dari Macromedia Flash adalah Macromedia flash 8.26

3. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: ”learning is the process by wich an activity originates or changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.27

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.28 Menurut Gadne dalam Ratna, Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

25

Ibid, h. 11 26

Ibid, h. 14 27

Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h.15

28

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.2


(35)

proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.29

Menurut pandangan tradisional, belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengerahuan.30 Sedangkan belajar menurut pandangan modern yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan.31

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis. Aktivitas psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya seperti aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.32

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.33

1) Faktor-faktor Intern

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan untuk aspek

29

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.2 30

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h.27 31

Ibid. h. 28 32

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.85

33

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.54


(36)

psikologis siswa merupakan faktor rohani yang didalamnya mencakup intelgensi, sikap, minat, dan motivasi yang dapat mempengaruhi belajar siswa.

2) Faktor-faktor Ekstern

Faktor eksternal merupakan faktor dari luar siswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Dimana yang termasuk kedalam lingkungan sosial siswa adalah guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekolah. Selain itu masyarakat dan tetangga juga teman-teman bermain siswa di sekitar perkampungsn siswa tersebut. Adapun lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi kegiatan belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusiadapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut ”the domains of learning” yaitu: keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.34

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan konsep memiliki tujuan dalam mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives). Konsep dasar keilmuan (content objectives) ini dapat berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas.35

Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan output peserta didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom.

34

Ibid, h.14

35

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 14.


(37)

Bloom menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “the taxonomy of education objectives”. Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:36

1) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2) Affective Domain (Ranah Afektif,) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Menurut Bloom ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahapkemampuan yang harus siswa kuasai, sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan.37

Salah satu aspek penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar adalah pada ranah kognitif. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang labih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir yang disebut dengan Taksonomi Bloom yang direvisi oleh oleh Rin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Adapun taksonomi bloom ini antara lain:

1) Mengingat (Remember)

Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.38

36

Rusman, dkk. Belajar dan Pembelajaran Berbasis komputer ,(Bandung : Alfabeta, 2013), h.124

37

Ibid, h.126

38

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 15


(38)

2) Memahaman (Understand)

Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi interpolasi), serta mengungkapkan suatu konse atau prinsip dengan kata-kata sendiri. 3) Menerapan (application)

Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajariya pada situasi baru atau pada situasi konkrit.39

4) Menganalisis (analysis)

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komonen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jalas.

5) Mengevaluasi (evaluation)

Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.40

6) Menciptakan (Create)

Satu tingkat di atas evaluasi, seseorang di tingkat Create akan mampu membuat struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.

39

Ibid, h.16 40


(39)

4. Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan senyawa yang terbentuk dari atom hidrogen dan karbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbon, maka senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.

Pada senyawa hidrokarbon jenuh, seluruh iaktan antara atom-atom karbon merupakan ikatan kovalen tunggal. Senyawa dengan jenis ikatan seperti ini disebut juga senyawa alkana. Senyawa hidrokarbon tak jenuh dapat berupa senyawa dengan satu iakta rangkap (senyawa alkena), dua ikatan rangkap (senyawa alkadiena) atau berupa senyawa iaktan ragkap tiga (senyawa alkuna).41

1) Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana memiliki ruus umum: CnH2n+2.

Alkana memiliki deret homolog (sepancaran) yaitu deret senyawa yang mempunyai rumus umum sama, gugus sama, sifat kimia yang sama, sifat fisika meningkat, dan setiap suku berselisih CH2.42

41

Priscilla Retnowati, seribu ena kimia untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga.2008) h.90

42


(40)

T a b e l 1 A

alkil (CnH2n+1 = R) cabang adalah gugus yang terjadi jika alkana kehilangan satu atom H. Nama alkil sama dengan nama alkana dengan mengganti akhiran –ana dengan –il.43

a) Tata nama alkana

Tata nama alkana menurut IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut: 44

1. Rantai terpanjang adalah rantai induk dan beri nama sesuai dengan panjang rantai (jumlah atom C pada rantai induk) 2. Cabangnya diberi nama alkil

3. Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari atom C yang paling dekat dengan alkil.

4. Jika tedapat dua atau lebih cabang yan sejenis maka ditambahkan 2=di, 3=tri, 4=tetra, dst.

5. cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan uruta abjad dari huruf awal cabang tersebut.

43

Susi Hasibuan, pelita penuntun belajar kreatif kimia.(Bogor: Arya duta.2010).h..39 44

Muchtaridi, dkk. Kimia 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Ghalia, 2009), h. 191

SUKU KE- RUMUS MOLEKUL NAMA ALKANA

1 CH

4

METANA

2 C

2H6

ETANA

3 C

3H8

PROPANA

4 C

4H10

BUTANA

5 C

5H12

PENTANA

6 C

6H14

HEKSANA

7 C

7H16

HEPTANA

8 C

8H18

OKTANA

9 C

9H20

NONANA

10 C

10H22

DEKANA


(41)

6. Urutan nama alkana = nomor cabang- nama cabang – rantai induk.

Contoh :

Nama alkana : 3 – metil – heksana

b) Keisomeran pada alkana.

Isomer ialah peristiwa di mana senyawa-senyawa karbon mempunyai molekul (jumlah atom C) sama, tetapi berbeda rumus struktur. Alkana hanya mepunyai isomer kerangka. Isomer kerangka adalah kelompok senyawa yang memiliki Mr sama tetapi berbeda kerangka karbonnya.45

Contoh:

C5H12 (Pentana) mempunyai tiga isomer.

45

Susi Hasibuan, op cit h..40

n- pentana

2- metil- butana


(42)

2) Alkena

Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang berikatan rangkap dua ( -C = C- ). Senyawa dengan dua ikatan rangkap disebut alkadiena, sedangkan senyawa dengan tiga ikatan rangkap disebut alkatriena dan seterusnya. Rumus umum alkena yaitu CnH2n.46

Alkena mengikat lebih sedikit atom H jika dibandingkan dengan alkana. Kekurangan atom H ini disebabkan pembentuan ikatan rangkap atom karbon memerlukan dua elektron yang lebih banyak dari pada pembentukan ikatan tunggal.

Tabel 2.2: Deret Homolog Alkena

SUKU KE-

RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA

1 C 2 H 4 ETENA 2 C 3 H 6 PROPENA 3 C 4 H 8 BUTENA 4 C 5 H 10 PENTENA 5 C 6 H 12 HEKSENA 6 C 7 H 14 HEPTENA 7 C 8 H 16 OKTENA 8 C 9 H 18 NONENA 9 C 10 H 20 DEKENA

a. Tata nama alkena

Tata nama alkena menurut IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:47

46

Ibid, h. 41 47


(43)

1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung ikatan rangkap.

2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C dengan diberi akhiran -ENA

3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP. 4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di

depan rantai induk.

5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.

6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang – nomor ikatan rangkap – rantai induk.

Contoh:

Nama Alkena : 4 – metil – 2 – heksena b. Keisomeran alkena

Seperti halnya pada alkana, alkena juga memiliki isomer kerangka. Selain itu, isomer kerangka pada alkena harus memiliki nomor ikatan rangkap yang sama.48

Contoh: isomer pada C5H10

Selain isomer kerangka alkena juga dapat membentuk isomer posisi dan isomer geometri. Isomer posisi adalah

48


(44)

kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan rangkap pada rantai karbon.

Contoh:

Isomer geometri pada alkena adalah kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari gugus yang terikat pada atom C yang berikatan rangkap.

Contoh:

3) Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga. Alkuna lebih tidak jenuh dibandingkan dengan alkena. Kekurangan pada alkuna disebabkan adanya empat elktron yang digunakan pada alkana untuk mengikat hidrogen, tetapi pada alkuna digunakan untuk membentuk ikatan rangkap tiga. alkuna mempunyai rumus CnH2n-2. 49

49


(45)

Tabel 2.3: deret homolog alkuna

SUKU KE-

RUMUS MOLEKUL NAMA ALKENA

1 C

2

H

2 ETUNA

2 C

3

H

4 PROPUNA

3 C

4

H

6 BUTUNA

4 C

5

H

8 PENTUNA

5 C

6

H

10 HEKSUNA

6 C

7

H

12 HEPTUNA

7 C

8

H

14 OKTUNA

8 C

9

H

16 NONUNA

9 C

10

H

18 DEKUNA

a. Tata nama alkuna

Tata nama alkuna menurut IUPAC (international Union of Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:50

1) Rantai terpanjang adalah rantai induk yang mengandung ikatan rangkap.

2) Rantai induk diberi nama alkena sesuai jumlai atom C dengan diberi akhiran -UNA

3) Beri Penomoran pada rantai induk, penomoran dimulai dari atom C yang paling dekat dengan IKATAN RANGKAP.

4) Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka di depan rantai induk.

5) Penulisan cabang sama seperti pada alkana.

6) Urutan nama alkena = nomor cabang - nama cabang – nomor ikatan rangkap – rantai induk.

50


(46)

Contoh:

Nama Alkuna : 4 – metil – 2 – heksuna

b. Keisomeran alkuna

Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris. 51

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Prasetya,dkk. Dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainment Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”, menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan media pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan Chemo-Edutainment (CET) berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia pokok materi termokimia. Besarnya pengaruh positif penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan pendekatan Chemo-Edutainment terhadap hasil belajar kimia siswa adalah sebesar 45.70%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Eka Siswanti dengan judul skripsi “Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer Menggunakan Video Compact Dist (VCD) Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Luas Dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar”, menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan

51


(47)

menggunakan media vcd berbasis komputer interaktif lebih tinggi secara signifikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fuadi Aziz dengan judul skripsi “Penggunaan Multimedia Berbasis Komputer Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas IX di SMPN 2 Temon Kulon Progo”, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan multimedia berbentuk flash dapat meningkatkan motivasi siswa yang ditandai dengan keaktifan dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

4. Penelitian yang dilakukan oleh I Gde Wawan Sudathadengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Untuk Optimalisasi Hasil Belajar”. menyimpulkan bahwa Media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran IPS kelas VII dikembangkan melalui tahap-tahap: 1)analisis; 2)desain; 3)pengembangan produk; 4)implementasi; dan 5)evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pre-testsebesar 34,40 dari 25 siswa pada uji coba lapangan, dengan 19 siswa (76%) telah mencapaiketuntasan belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang dikembangkan mampumeningkatkan hasil belajar.

C. Kerangka Berpikir.

Kimia sebagai ilmu yang terdiri konsep-konsep dan teori-teori yang membutuhkan pemahaman mendalam. Maka penggunaan media sangat bermanfaat untuk memudahkan siswa memahami pelajaran. Namun pada prakteknya masih banyak sekolah atau guru yang tidak memanfaatken secara maksimal peran media dalam proses pembelajaran. Penguasaan kimia sejak dini sangat diperlukan, karena mempunyai banyak manfaat. Selain untuk pemakaian praktis dalam kehidupan


(48)

sehari-hari, kimia berguna sebagai pembentuk pola pikir, maupun sebagai landasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam belajar kimia siswa akan menjumpai ide-ide atau konsep yang tersusun hirarki dan saling berhubungan. Namun, konsep-konsep kimia tersebut bukanlah tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Keterbatasan guru dalam menggunakan media adalah salah satu penyebab sulitnya siswa dalam memahami konsep-konsep kimia. Salah satunya pada bab Hidrokarbon dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash dapat membantu siswa memahami konsep-konsep hidrokarbon dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan silabus dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran ini berupa paket program yang dapat digunakan secara individual melalui komputer dan dapat disimpan (copy) oleh siswa untuk dipelajari lagi dirumah. Media ini juga bersifat interaktif selain itu juga memberikan umpan balik dengan segera. Dengan kelebihan-kelebihan media pembelajaran flash interaktif ini, diharapkan proses pembelajaran menjadi berkualitas, efektif dan efisien yang akhirnya bermuara pada hasil belajar siswa yang optimal.

Walaupun media berperan cukup penting dalam proses belajar, tetapi bukan berarti media adalah penentu satu-satunya keberhasilan belajar siswa. Masih banyak faktor lain yang menentukan keberhasilan proses belajar siswa, diantaranya faktor motivasi dan kondisi pribadi-sosial siswa tersebut saat proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi tidak menjadi subjek penelitian penulis dalam tulisan ini.


(49)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: ”Terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Program Flash Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”.

H

0

: µ

1

=

µ

2

H

a

: µ

1

µ

2

Keterangan :

H0 : tidak terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil belajar kimia siswa.

Ha : terdapat pengaruh media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash terhadap hasil belajar kimia siswa.

Rendah

Media pembelajaran berbasis komputer dengan flash card tidak banyak digunakan dalam pembelajaran kimia. Kebanyakan media pembelajaran yang digunakan tidak interaktif, dan memberikan umpan balik terlalu lama.

Kebanyakan media pembelajaran bersifat klasikal dan

dikendalikan oleh guru, sehingga kurang memenuhi kebutuhan siswa secara individu.

Pelaksanaan pembelajaran dengan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan program flash

Hasil belajar kimia siswa meningkat Tes


(50)

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam YASPIA Cibarusah pada kelas X semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yaitu pada bulan 7 April s.d 5 Mei 2014.

B. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.1 Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian quasi eksperimen. Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni.2

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group design.3 Desain ini akan menggunakan dua kelas subjek yaitu kelas kontrol (tidak berikan perlakuan) dan kelas eksperimen (diberikan perlakuan, yaitu pembelajaran dengan media yang telah dibuat). Kedua kelas dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat pada ada atau tidaknya perlakuan. Desain penelitian ini sebagai berikut :

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2013) h.7

2

Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005), h.207

3

Sugiyono, op cit. h.79


(51)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

A(kel. Eksperimen) O1 XE O2

B (kel. Kontrol) O1 XK O2

Keterangan :

A : kelompok eksperimen B : kelompok kontrol

O1 : test awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)

XE :Perlakuan dengan penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash.

XK : perlakuan dengan slide powerpoint

O2 : tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5 Teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.6misalnya karena keterbatasan waktu, tanaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam jumlah besar.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan populasi dan sampel sebagai berikut:

4

Ibid. h. 80 5

Ibid. h. 81

6


(52)

1) Populasi target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah SMAI YASPIA Bekasi yang terdaftar dalam semester genap tahun pelajaran 2013-2014.

2) Populasi terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu siswa SMAI YASPIA Bekasi kelas X semester genap tahun pelajaran 2013-2014.

3) Sampel

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi.7 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebagai berikut:

Variabel bebas (X) : media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash.

Variabel terikat (Y) : hasil belajar kimia siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes hasil belajar, Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu.8 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pilihan ganda yang dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan data yang diperlukan sesuai dengan desain penelitian maka tes dilakukan dua kali, yakni sebelum pembelajaran (pretest) dan

7

Sanapiah, Metodologi Penelitian Dan Pndidikan, (Surabaya, Usaha Nasional, 1982), h.82

8

Nana, Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005), h.223


(53)

setelah pembelajaran (posttest). Soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman.

F. Instrumen Penelitian

Jenis alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar kimia. Tes yang akan diujicobakan merupakan tes objektif berjumlah 30 soal berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan, hal ini dimaksudkan agar dapat mencakup materi yang luas. Skor yang digunakan pada yang digunakan pada pilihan ganda adalah benilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Semua tes yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meliputi aspek hafalan (C1) pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

Hasil analsis uji coba instrumen tedapat 20 soal yang sesuai kriteria dari 30 soal uji coba instrumen, dengan kisi-kisi soal sebagai beikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instumen Penelitian Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Aspek kognitif Jumlah

Soal

C1 C2 C3

Memahami Sifat-Sifat Senyawa Organik Atas Dasar Gugus Fungsi Dan Senyawa Makromolek ul Menggolongkan senyawa hidroalkkarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa • Mengelompokan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan 1*, 2*, 3,4, 5*, 6*

7,8 8 buah

• Memberi nama senyawa alkana,

14* ,18

9*, 10*,


(54)

alkena, alkuna. 11*, 12*, 13*, 15, 16*, 17*, 19*, 20* • Menentukan

isomer struktur

dan isomer

geometri.

21, 22 *, 23 *, 24

4 buah

• Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa hidrokarbon.

26 25*,

27, 28*, 29*, 30*

6 buah

Jumlah soal 6 20 4 30

Keterangan : * = soal yang sudah valid

Dari tabel di atas menunjukan terdapat 30 soal pilihan ganda yang diajukan untuk dilakukan validasi, setelah dilakukan validasi dan dihitung menggunakan program ANATES, dari 30 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 20 soal yang layak sebagai instrumen tes dengan realibilitas 0.82, dari 20 soal tersebut mewakili semua indikator yang akan dicapai dan dapat digunakan sebagai instrumen.


(55)

G. Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum pengumpulan data, instrumen tes harus dilakukan uji coba. Uji coba ini dilakukan pada populasi siswa diluar sampel penelitian yaitu pada siswa kelas XI IPA SMAI YASPIA Bekasi sebanyak 27 siswa. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. Adapun uji instrumen yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrumen. Suatu instruemn ysng valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memilki validitas rendah 9 Untuk menentukan validasi soal digunakan rumus sebagai berikut:10

r

it

=

√ ∑ ∑

Keterangan :

rit = Koefisien Korelasi antar skor butir dengan skor total ∑Xi2 = Jumlah Kuadrat deviasi Skor dari Xi2

∑Xt2 = Jumlah Kuadrat deviasi skor dari Xt2 ∑Xi Xt = Jumlah Deviasi Skor Xi Xt

Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien terhadap nilai r dapat dilihat pada tabel nilai r seperti di bawah ini:

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta: PT.Rineka cipta,2010), h. 211

10

Sofyan,dkk,.. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007)h.106


(56)

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal.

Koefisien korelasi Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. 11 Suatu instrumen penelitian dikatakan memiliki nilai realibilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat memiliki hasil yang ajeg/konsisten dalam pengukuran. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus K-R 20 (kuder richardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Rumusnya sebagai berikut:12

r

11

= (

)

: Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan Vt = varians total

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab soal salah (q = 1-p)

11

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 2010), Cet. 6, h. 229.

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta: PT.Rineka cipta,2010), h. 231


(57)

untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t. Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh maka digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Koefisien korelasi Kriteria reliabilitas

0,91 - 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Sedang

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Kecil

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, didapat nilai reliabilitas internal seluruh item sebesar 0,82. Jika dilihat dari tabel diatas maka kriteria reliabilitasnya termasu tinggi.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.13

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar

13

Nana sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (jakarta: PT.remaja rosdakarya, 2010), h. 135


(58)

jangkauannya.14 Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus berikut ini :15

Keterangan :

P = proporsi (Indeks Kesukaran)

B = Banyaknya Siswa yang menjawab soal yang benar N = Jumlah Seluruh siswa peserta tes.

Kriteria tingkat kesukaran butir soal diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran, dari 30 soal yang diujikan 20% soal termasuk kategori sukar, 70% soal termasuk kategori sedang dan 10% soal termasuk kategori mudah.

4. Uji Daya Beda

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang

14

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.207

15

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 103

Indeks tingkat kesukaran Kriteria tingkat kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)