Peranan Petugas Kesehatan PEMBAHASAN

dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama rawat gabung. Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis. Memotivasi ibu untuk mau memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya on demand. Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya. Memotivasi ibu untuk memberikan kolustrum dan ASI saja. ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga. Menghindari pemakaian susu botol dan “dot empeng” saat pertama kali bayi lahir Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda. Pada seorang primipara, ASI sering keluar pada hari ke 3 dan jumlah ASI selama 3 hari pertama hanya 50 ml kira-kira 3 sendok makan; bila hal ini tidak diketahui baik oleh ibu maupun oleh petugas kesehatan, maka akan banyak ibu yang merasa ASI nya kurang, hal ini akan mendorong ibu tersebut untuk memberikan susu formula yang mengakibatkan produk ASI berkurang. Pengisapan ASI 30 menit pertama setelah lahir dengan adanya refleks mengisap akan mempercepat keluarnya ASI, juga merupakan stimulan dini terhadap tumbuh kembang anak.tidak dianjurkan memberikan prelacteal feeding yaitu minum, makan sebelum ASI keluar karena akan menimbulkan masalah, lebih-lebih kalau prelacteal feeding tersebut diberikan dengan menggunakan botol dot. Hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting nipple confuse yang disebabkan perbedaan mekanisme menyusui pada payudara ibu dan menyusui pada botol dot; akibatnya bayi akan lebih suka minum dari botol dot karena tanpa banyak tenaga susu bisa diisap dengan mudah Jangan tergesa-gesa menambahkan atau memberi susu formula pada bayi jika produksi ASI tidak mencukupi atau tidak ada. Tidak perlu khawatir bila bayi banyak menangis, gamoh, cikukan, bersin dan sebagainya.

4. Peran Rumah Sakit Pemerintah

Peran rumah sakit bersalin, rumah sakit umum sangat menentukan pelaksanaan penyusuan dini. Peraturan pemerintah telah banyak mendukung pelaksanaan penyusuan dini, peraturan-peraturan tersebut : a. Melarang para produsen susu buatan mencantumkan kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa susu buatan tersebut semutu ASI atau lebih dari ASI. b. Melarang promosi susu buatanformula di semua sarana pelayanan kesehatan termasuk posyandu. c. Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai umur 4 bulan dan menganjurkan pemberian ASI sampai 2 tahun. d. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan baik unit persalinan milik pemerintah maupun swasta. e. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal ASI sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan tentang ASI kepada masyarakat Suharsono, 1993.

5. Faktor Keluarga

Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat atau penyuluhan tentang ASI dari keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut harus menyusui sendiri bayinya. Hubungan yang harmonis akan mempengaruhi lancarnya proses laktasi. Timbulnya stres pada saat yang kritis dapat menghentikan produksi ASI Suharsono, 1993. Di luar faktor masih banyaknya tenaga kesehatan, rumah sakitrumah bersalin, maupun tempat kerja yang belum ramah ASI eksklusif, ternyata dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI ekslusif. Mengapa demikian? Karena dukungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri ibu. Hormon oksitosin, hormon yang membantu pengeluaran ASI, itu sangat sensitif terhadap perasaan ibu. Sedikit saja ibu merasa ragu atau kurang pede, dapat menyebabkan kerja hormon oksitosin melambat. Akibatnya, ASI yang keluar menjadi lebih sedikit. Efek dari berkurangnya ASI ini, ibu jadi bertambah stress. Padahal semakin tinggi tingkat stress ibu, semakin berkurang pula produksi ASI-nya. Begitu seterusnya, dan kalau kondisi seperti ini dibiarkan, sangat mungkin produksi ASI akan terhenti sama sekali. Memang akan sangat ideal bila lingkungan terdekat ibu suportif dengan ASI eksklusif. Tapi bila kondisi ideal ini sulit atau tidak tercapai, satu-satunya benteng pertahanan ibu adalah membekali diri dan suami dengan ilmu dan pengetahuan yang benar tentang seluk beluk ASI. Dengan bekal pengetahuan yang benar, ibu berpeluang lebih besar untuk dapat menjaga motivasi dan percaya diri memberikan ASI eksklusif. Terus ingatkan diri sendiri akan hal-hal yang menyebabkan ibu ingin memberikan ASI eksklusif kepada si kecil. Untuk ’meluluhkan’ hati ibu dan atau ibu mertua, ibu bisa lebih melibatkannya dalam kegiatan menyusui. Tanyakan bagaimana pengalaman menyusui beliau. Mintalah kiat-kiat menyusui berdasarkan pengalaman beliau. Tak perlu defensif dalam menyikapi ’ketidaksetujuan’ keluarga. Karena sikap defensif biasanya justru membuat mereka semakin agresif menunjukkan ketidaksetujuannya. Ini justru akan membuat ibu semakin sulit menyampaikan informasi yang benar. Yang terpenting, ibu dan suami satu kata untuk urusan ASI eksklusif ini.

6. Faktor Masyarakat

Di beberapa daerah tertentu di Indonesia masih ada kebiasaan-kebiasaan memberikan makanan tambahan pisang atau nasi terlalu dini yaitu pada hari-hari pertama kelahiran; hal ini berbahaya karena usus bayi belum dapat mencerna serta pertumbuhan fungsi ginjal baru dapat beradaptasi untuk menerima makanan dengan kadar garam dan protein yang tinggi pada usia 4 bulan. Ada pandangan sebagian masyarakat bahwa menyusui dapat merusak payudara sehingga mengganggu kecantikan ibu tersebut dan sebagian lain beranggapan bahwa menyusui rnerupakan perilaku yang kuno. Bila ingin disebut modern ibu menggunakan susu formula. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyusuan bayi dapat dilakukan pada kelompok ibu di pedesaan serta kelompok ibu di perkotaan. Pada kelompok ibu di pedesaan dapat disarankan bagaimana cara meningkatkan mutu ASI, serta kapan dimulai diberi makanan tambahan Suharsono, 1993. Pada ibu di perkotaan yang bekerja di luar rumah dan harus meninggalkan anaknya lebih dari 7 jam sangat memberatkan; beberapa perlindungan untuk ibu menyusui telah diberikan antara lain memberi cuti melahirkan selama 3 bulan dan boleh menyusui anaknya selama 2 x l2 jam dalam waktu kerja Krisuadi SR, 1993.

III. KESIMPULAN

1. ASI eksklusif meningkatkan kualitas generasi penerus karena anak yang mendapat ASI akan tumbuh kembang secara optimal dengan demikian kualitas generasi penerus terjamin. 2. Pemberian ASI eksklusif mengurangi risiko jangka pendek dan jangka panjang. 3. ASI eksklusif menguntungkan negara karena dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, serta menghemat biaya. 4. Berhasilnya peningkatan penggunaan ASI eksklusif sangat tergantung kepada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan, dokter yang merupakan ujung tombak dalam melaksanakan ASI eksklusif terhadap ibu-ibu yang bersalin. 5. Berhasilnya pemberian asi eksklusif sangat tergantung juga oleh dukungan pihak keluarga yang terus memotivasi ibu untuk menyusui serta dukungan masyarakat.