TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti (Studi Kasus: PT. DSG Surabaya).
TUGAS AKHIR
Nama : Erma Dwi Fendriawati
NIM : 07.41010.0311
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
vii
ABSTRAK
PT. DSG Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
penjualan properti. Selama ini PT. DSG Surabaya mengalami kesulitan dalam
proses administrasi dan pengarsipan serta pemantauan dokumen yang berupa
lembaran kertas, sehingga beresiko hilang dan sering menyulitkan pencarian.
Selain itu tidak adanya peringatan pembayaran sebelum jatuh tempo,
mengakibatkan pembayaran angsuran pembeli sering kali tidak tepat waktu.
Untuk mengatasi itu semua, perusahaan memerlukan suatu sistem
administrasi dan kearsipan properti yang dilengkapi warning system untuk
pembayaran, konfirmasi pemesanan, dan konfirmasi akta jadi. Dengan sistem
informasi administrasi dan kearsipan property, perusahaan mampu mengatasi
kendala yang terjadi dan membantu tugas bagian administrasi untuk
meningkatkan pelayanan terhadap pembeli. Selain itu sistem tersebut membantu
manajer dalam mengambil keputusan terkait peningkatan penjualan properti.
Setelah sistem tersebut dibuat dan dilakukan uji coba (Test Case), dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan tujuan awal yaitu
membuat sistem yang dapat melakukan pemeliharaan data, menangani transaksi
yang dilengkapi warning system, dapat menyimpan dokumen secara arsip
elektronis, dan menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan manajer.
Sistem baru tersebut secara tidak langsung dapat mempermudah manajer dalam
melakukan monitoring data dan analisis data.
(3)
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Sistem Informasi ... 8
2.1.1Sistem ... 8
2.1.2Informasi ... 8
2.1.3Sistem Informasi ... 9
2.2 Administrasi ... 11
2.3 Arsip ... 13
2.3.1Arsip Konvensional... 15
2.3.2Arsip Elektronis ... 16
(4)
xi
Halaman
2.5 Penjualan ... 20
2.6 Bank ... 20
2.7 Kredit Pemilikan Rumah ... 21
2.8 Notaris ... 22
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 30
3.1 Analisis Permasalahan ... 30
3.2 Analisis Kebutuhan... 39
3.2.1Entity Yang Terlibat Dalam Sistem ... . 39
3.2.2Input Yang Dibutuhkan Untuk Sistem ... 40
3.2.3Proses-Proses Yang Terdapat Dalam Sistem ... 40
3.2.4Output Yang Dihasilkan Dari Sistem... 41
3.3 Perancangan Sistem ... 42
3.3.1System Flow Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti ... 43
3.3.2Data Flow Diagram ... 52
3.3.3 Entity Relationship Diagram ... 66
3.3.4 Struktur Database ... 69
3.3.5 Desain Input Interface Output ... 82
3.3.6 Desain Uji Coba ... 147
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 165
4.1 Implementasi Sistem ... 165
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 165
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 165
(5)
xii
4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 166
4.2.2 Analisis Hasil Uji Coba ... 227
BAB V PENUTUP ... 228
5.1 Kesimpulan ... 228
5.2 Saran ... 228
DAFTAR PUSTAKA ... 230
(6)
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perumahan ... 69
Tabel 3.2 Kavling ... 69
Tabel 3.3 Karyawan ... 70
Tabel 3.4 Pembeli ... 71
Tabel 3.5 Pembeli_Pribadi ... 71
Tabel 3.6 Pembeli_Perusahaan... 73
Tabel 3.7 Dokumen Pembeli ... 74
Tabel 3.8 Bank ... 74
Tabel 3.9 Notaris ... 75
Tabel 3.10 Provinsi ... 75
Tabel 3.11 Kota ... 76
Tabel 3.12 General... 76
Tabel 3.13 Detail Perumahan ... 77
Tabel 3.14 Dokumen Kavling ... 77
Tabel 3.15 Pengguna... 77
Tabel 3.16 Pemesanan ... 78
Tabel 3.17 Jual_Beli ... 78
Tabel 3.18 Detail_Tambahan ... 79
Tabel 3.19 Pembayaran ... 79
Tabel 3.20 Penyelesaian Akta ... 80
Tabel 3.21 Batal_Pesan ... 81
(7)
xiv
Tabel 3.24 Fungsi Obyek Form Ubah Password ... 85
Tabel 3.25 Fungsi Obyek Form Data General ... 86
Tabel 3.26 Fungsi Obyek Form Master Data General ... 86
Tabel 3.27 Fungsi Obyek Form Data User ... 88
Tabel 3.28 Fungsi Obyek Form MasterData User ... 88
Tabel 3.29 Fungsi Obyek Form Data Kota ... 90
Tabel 3.30 Fungsi Obyek Form Master Data Kota ... 90
Tabel 3.31 Fungsi Obyek Form Master Data Provinsi ... 91
Tabel 3.32 Fungsi Obyek Form Data Perumahan ... 92
Tabel 3.33 Fungsi Obyek Form Master Data Perumahan ... 93
Tabel 3.34 Fungsi Obyek Form Data Kavling ... 94
Tabel 3.35 Fungsi Obyek Form Master Data Kavling ... 95
Tabel 3.36 Fungsi Obyek Form Data Karyawan ... 97
Tabel 3.37 Fungsi Obyek Form Master Data Karyawan ... 97
Tabel 3.38 Fungsi Obyek Form Data Pembeli ... 99
Tabel 3.39 Fungsi Obyek Form Data Pembeli Perusahaan ... 100
Tabel 3.40 Fungsi Obyek Form Data Pembeli Pribadi ... 101
Tabel 3.41 Fungsi Obyek Form Data Pembeli 2 ... 103
Tabel 3.42 Fungsi Obyek Form Dokumen Pembeli ... 104
Tabel 3.43 Fungsi Obyek Form Data Bank ... 106
Tabel 3.44 Fungsi Obyek Form Master Data Bank ... 107
(8)
xv
Halaman
Tabel 3.46 Fungsi Obyek Form Master Data Notaris ... 109
Tabel 3.47 Fungsi Obyek Form Data Transaksi Pemesanan ... 111
Tabel 3.48 Fungsi Obyek Form Transaksi Pemesanan (Perusahaan) ... 112
Tabel 3.49 Fungsi Obyek Form Transaksi Pemesanan (Pribadi) ... 114
Tabel 3.50 Fungsi Obyek Form Transaksi Pemesanan 2 ... 115
Tabel 3.51 Fungsi Obyek Form Dokumen Pembeli ... 116
Tabel 3.52 Fungsi Obyek Form Data Transaksi Penjualan ... 118
Tabel 3.53 Fungsi Obyek Form Transaksi Penjualan (Perusahaan) ... 119
Tabel 3.54 Fungsi Obyek Form Transaksi Penjualan (Pribadi) ... 121
Tabel 3.55 Fungsi Obyek Form Transaksi Penjualan2... 124
Tabel 3.56 Fungsi Obyek Form Transaksi Penjualan3... 126
Tabel 3.57 Fungsi Obyek Form Dokumen Pembeli ... 126
Tabel 3.58 Fungsi Obyek Form Data Pembayaran ... 128
Tabel 3.59 Fungsi Obyek Form Pembayaran... 129
Tabel 3.60 Fungsi Obyek Form Data Penyelesaian Akta Tanah ... 132
Tabel 3.61 Fungsi Obyek Form Penyelesaian Akta Tanah ... 133
Tabel 3.62 Fungsi Obyek Form Data Pembatalan ... 135
Tabel 3.63 Fungsi Obyek Form Transaksi Pembatalan ... 136
Tabel 3.64 Fungsi Obyek Form Peringatan Pembayaran ... 137
Tabel 3.65 Fungsi Obyek Form Peringatan Konfirmasi Pemesanan ... 138
Tabel 3.66 Fungsi Obyek Form Peringatan Konfirmasi Akta ... 139
Tabel 3.67 User Login ... 147
(9)
xvi
Tabel 3.70 Test Case Perumahan ... 148
Tabel 3.71 Kavling ... 149
Tabel 3.72 Test Case Kavling ... 150
Tabel 3.73 Karyawan ... 150
Tabel 3.74 Test Case Karyawan ... 151
Tabel 3.75 Pembeli (perusahaan) ... 152
Tabel 3.76 Test Case Pembeli (perusahaan) ... 153
Tabel 3.77 Pembeli (pribadi) ... 153
Tabel 3.78 Test Case Pembeli (pribadi) ... 155
Tabel 3.79 Bank... 155
Tabel 3.80 Test Case Bank... 156
Tabel 3.81 Notaris ... 156
Tabel 3.82 Test Case Notaris ... 157
Tabel 3.83 Pesan ... 158
Tabel 3.84 Test Case Pesan ... 158
Tabel 3.85 Penjualan ... 159
Tabel 3.86 Test Case Penjualan ... 159
Tabel 3.87 Pembayaran ... 160
Tabel 3.88 Test Case Pembayaran ... 161
Tabel 3.89 Penyelesaian Akta Tanah ... 162
Tabel 3.90 Test Case Penyelesaian Akta Tanah... 162
(10)
xvii
Halaman
Tabel 3.92 Test Case Pembatalan ... 164
Tabel 4.1 TestingUser Login ... 167
Tabel 4.2 Test Case Data Login ... 167
Tabel 4.3 Testing Data Perumahan ... 169
Tabel 4.4 Test CaseForm Master Perumahan ... 170
Tabel 4.5 Testing Data Kavling ... 173
Tabel 4.6 Test CaseForm Master Kavling ... 174
Tabel 4.7 Testing Data Karyawan ... 177
Tabel 4.8 Test CaseForm Master Karyawan ... 177
Tabel 4.9 Testing Data Pembeli (Perusahaan) ... 181
Tabel 4.10 Test CaseForm Master Pembeli (Perusahaan) ... 182
Tabel 4.11 Testing Data Pembeli (Pribadi) ... 182
Tabel 4.12 Test CaseForm Master Pembeli (Pribadi) ... 184
Tabel 4.13 Testing Data Bank ... 189
Tabel 4.14 Test CaseForm Master Bank ... 190
Tabel 4.15 Testing Data Notaris ... 193
Tabel 4.16 Test CaseForm Master Notaris ... 193
Tabel 4.17 Testing Data Pemesanan ... 196
Tabel 4.18 Test CaseForm Transaksi Pemesanan ... 196
Tabel 4.19 Testing Data Transaksi Penjualan ... 203
Tabel 4.20 Test CaseForm Transaksi Penjualan ... 203
Tabel 4.21 Testing Data Transaksi Pembayaran ... 210
(11)
xviii
Tabel 4.24 Test CaseForm Transaksi Penyelesaian Akta ... 215 Tabel 4.25 Testing Data Transaksi Pembatalan ... 219 Tabel 4.26 Test CaseForm Transaksi Pembatalan ... 219
(12)
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Sistem Informasi ... 10
Gambar 2.2 Skema Penggolongan Properti ... 19
Gambar 3.1 Document Flow Pemesanan ... 33
Gambar 3.2 Document Flow Penjualan ... 34
Gambar 3.3 Document Flow Pembayaran ... 35
Gambar 3.4 Document Flow Penyelesaian Akta ... 37
Gambar 3.5 Document Flow Pembatalan Pemesanan/Pembelian ... 38
Gambar 3.6 System Flow Pemesanan ... 46
Gambar 3.7 System Flow Penjualan ... 47
Gambar 3.8 System Flow Pembayaran ... 48
Gambar 3.9 System Flow Penyelesaian Akta Tanah... 49
Gambar 3.10 System Flow Pembatalan Pemesanan/Pembelian ... 50
Gambar 3.11 System FlowWarning System ... 51
Gambar 3.12 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti ... 54
Gambar 3.13 Context Diagram Sistem Administrasi dan Kearsipan Properti 56 Gambar 3.14 Level 0 Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti 57 Gambar 3.15 Level 1 Proses Mengelola Data Master ... 58
Gambar 3.16 Level 1 Proses Mengelola Transaksi ... 59
Gambar 3.17 Level 1 Proses Pelaporan ... 60
Gambar 3.18 Level 2 Proses Mengelola Data Kota ... 61
Gambar 3.19 Level 2 Proses Mengelola Data Perumahan ... 61
(13)
xx
Gambar 3.22 Level 2 Proses Mengelola Transaksi Penjualan ... 63
Gambar 3.23 Level 2 Proses Mengelola Transaksi Pembayaran ... 64
Gambar 3.24 Level 2 Proses Mengelola Transaksi Penyelesaian Akta ... 64
Gambar 3.25 Level 2 Proses Mengelola Transaksi Pembatalan ... 65
Gambar 3.26 Level 2 Proses Warning System ... 65
Gambar 3.27 CDM Administrasi dan Kearsipan Properti ... 67
Gambar 3.28 PDM Administrasi dan Kearsipan Properti ... 68
Gambar 3.29 Desain FormLogin ... 83
Gambar 3.30 Desain Form Ubah Password ... 84
Gambar 3.31 Desain Form Data General ... 85
Gambar 3.32 Desain Form Master Data General ... 86
Gambar 3.33 Desain Form Data User ... 87
Gambar 3.34 Desain Form Master Data User ... 88
Gambar 3.35 Desain Form DataKota ... 89
Gambar 3.36 Desain Form Master Data Kota ... 90
Gambar 3.37 Desain Form Master Data Provinsi ... 91
Gambar 3.38 Desain Form DataPerumahan... 92
Gambar 3.39 Desain Form Master Data Perumahan ... 93
Gambar 3.40 Desain Form DataKavling ... 94
Gambar 3.41 Desain Form Master Data Kavling ... 95
Gambar 3.42 Desain Form DataKaryawan ... 97
(14)
xxi
Halaman
Gambar 3.44 Desain Form DataPembeli ... 99
Gambar 3.45 Desain Form Master Data Pembeli (Perusahaan)... 100
Gambar 3.46 Desain Form Master Data Pembeli (Pribadi) ... 102
Gambar 3.47 Desain Form Master Data Pembeli 2 ... 103
Gambar 3.48 Desain Form Dokumen Pembeli ... 105
Gambar 3.49 Desain Form DataBank ... 106
Gambar 3.50 Desain Form Master Data Bank ... 107
Gambar 3.51 Desain Form DataNotaris... 108
Gambar 3.52 Desain Form Master Data Notaris ... 109
Gambar 3.53 Desain Form Data Transaksi Pemesanan ... 110
Gambar 3.54 Desain Form Transaksi Pemesanan (Perusahaan) ... 111
Gambar 3.55 Desain Form Transaksi Pemesanan (Pribadi) ... 113
Gambar 3.56 Desain Form Transaksi Pemesanan 2 ... 115
Gambar 3.57 Desain Form Dokumen Pembeli ... 117
Gambar 3.58 Desain Form Data Transaksi Penjualan ... 118
Gambar 3.59 Desain Form Transaksi Penjualan (Perusahaan) ... 119
Gambar 3.60 Desain Form Transaksi Penjualan (Pribadi) ... 121
Gambar 3.61 Desain Form Transaksi Penjualan2 ... 123
Gambar 3.62 Desain Form Transaksi Penjualan3 ... 125
Gambar 3.63 Desain Form Dokumen Pembeli ... 127
Gambar 3.64 Desain Form Data Pembayaran ... 128
Gambar 3.65 Desain Form Pembayaran ... 129
(15)
xxii
Gambar 3.68 Desain Form Penyelesaian Akta Tanah ... 132
Gambar 3.69 Desain Form Data Pembatalan ... 134
Gambar 3.70 Desain Form Transaksi Pembatalan ... 135
Gambar 3.71 Desain Form Peringatan Pembayaran ... 137
Gambar 3.72 Desain Form Peringatan Konfirmasi Pemesanan ... 138
Gambar 3.73 Desain Form Peringatan Konfirmasi Akta ... 139
Gambar 3.74 Desain Laporan Kavling ... 140
Gambar 3.75Desain LaporanPerumahan ... 141
Gambar 3.76 Desain LaporanBank ... 141
Gambar 3.77 Desain LaporanPembeli ... 142
Gambar 3.78 Desain LaporanKaryawan ... 143
Gambar 3.79 Desain LaporanPemesanan ... 143
Gambar 3.80 Desain LaporanPenjualan ... 144
Gambar 3.81 Desain LaporanPembayaran ... 145
Gambar 3.82 Desain LaporanPenyelesaian Akta Tanah ... 145
Gambar 3.83 Desain LaporanPembatalan ... 146
Gambar 3.84 Desain LaporanTagihan Jatuh Tempo ... 146
Gambar 4.1 FormLogin ... 168
Gambar 4.2 Form Utama ... 168
Gambar 4.3 Pesan Username atau Password Salah ... 169
Gambar 4.4 Form Master Perumahan tabpage Data Perumahan ... 171
(16)
xxiii
Halaman
Gambar 4.6 Form Master Perumahan tabpage Detail Tipe ... 173
Gambar 4.7 Form Master Kavling tabpage Data Kavling ... 175
Gambar 4.8 Form Master Kavling tabpage Master Data Kavling ... 176
Gambar 4.9 Form Master Karyawan tabpage Data Karyawan ... 179
Gambar 4.10 Form Master Karyawan tabpage Master Data Karyawan ... 180
Gambar 4.11 Form Master Pembeli tabpage Data Pembeli ... 185
Gambar 4.12 Form Master Pembeli tabpage Master Pembeli (Perusahaan) . 186 Gambar 4.13 Form Master Pembeli tabpage Master Pembeli (Pribadi) ... 186
Gambar 4.14 Form Master Pembeli tabpage Master Pembeli 2 ... 187
Gambar 4.15 Form Master Pembeli tabpage Dokumen Pembeli ... 188
Gambar 4.16 Form Master Bank tabpage Data Bank ... 191
Gambar 4.17 Form Master Bank tabpage Master Bank ... 192
Gambar 4.18 Form Master Notaris tabpage Data Notaris ... 194
Gambar 4.19 Form Master Notaris tabpage Master Data Notaris ... 195
Gambar 4.20 Form Transaksi Pemesanan tabpage Data Transaksi Pemesanan ... 198
Gambar 4.21 Form Transaksi Pemesanan tabpage Transaksi Pemesanan (Perus) ... 199
Gambar 4.22 Form Transaksi Pemesanan tabpage Transaksi Pemesanan (Pribadi) ... 199
Gambar 4.23 Form Transaksi Pemesanan tabpage Transaksi Pemesanan 2 . 200 Gambar 4.24 Form Transaksi Pemesanan tabpage Dokumen Pembeli ... 202
Gambar 4.25 Form Transaksi Penjualan tabpage Data Transaksi Penjualan 205 Gambar 4.26 Form Transaksi Penjualan tabpage Transaksi Penjualan (Perus.) ... 206
(17)
xxiv
(Pribadi) ... 206
Gambar 4.28 Form Transaksi Penjualan tabpage Transaksi Penjualan 2 ... 207
Gambar 4.29 Form Transaksi Penjualan tabpage Transaksi Penjualan 3 ... 208
Gambar 4.30 Form Transaksi Penjualan tabpage Dokumen Pembeli ... 209
Gambar 4.31 Form Transaksi Pembayaran tabpage Data Pembayar ... 212
Gambar 4.32 Form Transaksi Pembayaran tabpage Pembayaran ... 213
Gambar 4.33 Form Transaksi Pembayaran tabpage Detail Pembayaran ... 214
Gambar 4.34 Form Transaksi Penyelesaian Akta tabpage Data Penyelesaian Akta Tanah ... 217
Gambar 4.35 Form Transaksi Penyelesaian Akta tabpage Penyelesaian Akta ... 218
Gambar 4.36 Form Transaksi Pembatalan tabpage Data Transaksi Pembatalan ... 221
Gambar 4.37 Form Transaksi Pembatalan tabpage Transaksi Pembatalan ... 222
Gambar 4.38 Report Kavling Terjual ... 223
Gambar 4.39 Report Pemesanan ... 224
Gambar 4.40 Report Pembayaran ... 224
Gambar 4.41 PeringatanPembayaran ... 225
Gambar 4.42 PeringatanKonfirmasi Pemesanan ... 226
(18)
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Bukti Pemesanan ... 231
Lampiran 2 Kontrak Pembelian 1 ... 232
Lampiran 3 Kontrak Pembelian 2 ... 233
Lampiran 4 Kontrak Pembelian 3 ... 234
Lampiran 5 Bukti Pembatalan ... 235
Lampiran 6 Laporan Kavling Terjual ... 236
Lampiran 7 Laporan Kavling Belum Terjual ... 237
Lampiran 8 Laporan Pemesanan ... 238
Lampiran 9 Laporan Jatuh Tempo Pembayaran ... 239
Lampiran 10 Hasil Bukti Pemesanan ... 240
Lampiran 11 Hasil Kontrak Pembelian 1 ... 241
Lampiran 12 Hasil Kontrak Pembelian 2 ... 242
Lampiran 13 Hasil Kontrak Pembelian 3 ... 243
(19)
1
1.1Latar Belakang Masalah
PT. DSG Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang
properti berwujud (real property) khususnya yang bergerak dalam penjualan
tanah dan bangunan (perumahan). Bisnis perusahaan berkembang pesat seiring
dengan meningkatkan minat masyarakat membeli properti berupa tanah, rumah,
rumah toko, dan lain-lain. Perkembangan bisnis PT. DSG ditunjukkan dengan
jumlah properti yang berada di berbagai lokasi dengan luas lahan yang cukup
besar.
Seiring dengan perkembangan bisnis PT. DSG, berbagai permasalahan
mulai muncul terutama dalam administrasi dan pengarsipan dokumen yang
dibutuhkan dalam transkasi jual beli properti. Pengarsipan dokumen berupa
lembaran kertas menyulitkan perusahaan dalam penyimpanannya. Dokumen
kertas membutuhkan lemari dan ruang penyimpanan yang terus bertambah.
Perusahaan mengkawatirkan akan resiko kehilangan dokumen yang dapat
disebabkan oleh pencurian dokumen, kerusakan dokumen, kebakaran, atau
penyimpanan yang tidak teratur sehingga tidak ditemukan saat dibutuhkan.
Perusahaan telah melakukan pelatihan prosedur pengarsipan, namun dengan
banyaknya pekerjaan yang ada seringkali tidak terkerjakan dengan baik. Sampai
sejauh ini, perusahaan belum berkeinginan menambah karyawan untuk
mengerjakan pengarsipan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, PT. DSG
(20)
2
tidak menambah tempat penyimpanan, memudahkan pencarian dokumen yang
dibutuhkan, kemudahan backup untuk menghindari kehilangan data akibat
kebakaran atau bencana lainnya.
Permasalahan lain yang dihadapi PT. DSG Surabaya adalah masalah
administrasi penjualan dan pembelian properti. Prosedur penjualan rumah di DSG
terbagi menjadi 2 (dua) cara yaitu penjualan rumah secara tunai dan penjualan
secara kredit. Pada penjualan secara tunai, pembeli melunasi seluruh harga
properti ke perusahaan. Sedangkan penjualan secara kredit dapat dilakukan
langsung ke perusahaan atau melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank
rekanan perusahaan. Dalam pelaksanaan penjualan maupun pembelian properti,
perusahaan banyak berhubungan dengan pihak luar, yaitu Badan Pertanahan
Nasional (BPN), Notaris, Bank, dan pembeli properti sendiri.
Pemantauan penyelesaian administrasi jual beli properti menjadi
permasalahan tersendiri bagi perusahaan. Pemantauan akan kelengkapan dokumen
oleh pembeli. Menurut informasi saat survei awal, sembilan puluh persen proses
penyelesaian dokumen di Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT) sampai pada proses penandatanganan akta jual beli antara
perusahaan dan pembeli, tidak terselesaikan tepat waktu. Molornya waktu
penyelesaian justru berasal dari administrasi perusahaan yang mengalami
kesulitan menangani banyaknya transaksi yang ada. Petugas administrasi tidak
dapat memantau proses penyelesaian transaksi meskipun telah memanfaatakan
Microsoft Word dan Microsoft Excel dalam administrasi. Hal ini berdampak pada kualitas pelayanan buruk kepada pembeli ditandai dengan keluhan setiap pembeli
(21)
informasi administrasi properti yang dilengkapi dengan warning system untuk membantu perusahaan memantau proses penyelesaian penjualan properti oleh
semua pembeli.
Untuk meningkatkan jumlah pembeli, perusahaan sering melakukan
promosi berupa potongan harga atau angsuran pembayaran uang muka dan harga
jual properti. Pembayaran angsuran oleh pembeli sering kali tidak tepat waktu.
Namun perusahaan mengalami kesulitan memantau untuk mengingatkan dan
menagih pembeli untuk melakukan pembayaran yang telah jatuh tempo. Warning
system yang terdapat dalam sistem informasi administrasi dan kearsipan properti ini diharapkan dapat membantu perusahaan dengan memberikan informasi
penagihan kepada pembeli sekaligus sebagai pelayanan perusahaan kepada para
konsumennya.
Sistem informasi administrasi dan kearsipan properti yang akan
diimplementasikan di PT. DSG Surabaya ini diharapkan dapat menghasilkan
informasi-informasi yang dapat membantu manajer perusahaan dalam
pengambilan keputusan terkait peningkatakan penjualan properti. Dengan
demikian PT. DSG Surabaya diharapkan dapat memanfaatkan sistem informasi
dalam peningkatan pelayanan administrasi kepada pembeli, pengarsipan dokumen
properti, dan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan
perusahaan dan memenangkan persaingan bisnis properti.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
(22)
4
1. Bagaimana merancang bangun sistem informasi administrasi dan kearsipan
properti yang dilengkapi dengan Warning System untuk customer tentang
jadwal jatuh tempo pembayaran, konfirmasi pemesanan, dan penyelesaian
akta tanah.
2. Bagaimana merancang bangun sistem informasi administrasi dan kearsipan
properti yang dapat menyimpan dokumen secara elektronis dan dapat diakses
kembali.
3. Bagaimana menghasilkan informasi kavling yang telah terjual atau belum terjual,
omset penjualan per bulan, serta laporan piutang dan pembayaran yang dibutuhkan
manajer untuk mengambil keputusan .
1.3Batasan Masalah
Dalam sistem ini, agar tidak meyimpang dari tujuan yang akan dicapai
maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti yang dibahas adalah
administrasi untuk jual beli tanah dan bangunan serta monitoring
pembayarannya.
2. Sistem pembayaran dengan menggunakan 2 (dua) cara yaitu: pembayaran
tunai dan pembayaran kredit yang bisa dilakukan dengan pembayaran
bertahap atau pembayaran melalui KPR dengan prosedur masing-masing
cara telah ditetapkan.
3. Sistem ini tidak membahas secara detail hubungan dengan pihak ketiga yang
menjamin Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
4. Sistem ini tidak membahas proses yang dilakukan Notaris di kantor Pejabat
(23)
5. Sistem yang dibangun tidak membahas sistem accounting.
6. Perangkat lunak yang dibangun berbasis desktop.
7. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Visual Basic .Net
8. Dengan database SQL server 2005.
1.4Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari tugas akhir
ini adalah:
1. Menghasilkan sistem informasi administrasi dan kearsipan properti untuk
melakukan maintenance data, mencatat transaksi pemesanan, penjualan,
pembayaran, penyelesaian akta tanah, dan pembatalan pemesanan/pembelian
untuk memudahkan bagian administrasi dalam penyelesaian pekerjaannya.
Sistem ini dilengkapi dengan warning system untuk pemberitahuan jadwal
pembayaran, konfirmasi pemesanan, dan konfirmasi penyelesaian akta tanah.
2. Menghasilkan sistem informasi administrasi dan kearsipan properti yang
dapat menyimpan dokumen persyaratan penjualan dan pembelian tanah
seperti: Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), gambar peta
lokasi kavling, akta tanah, bukti pemesanan, bukti pembelian, bukti
pembayaran, dan bukti pembatalan secara arsip elektronis.
3. Menghasilkan informasi bagi manajer antara lain: kavling yang telah terjual atau
belum terjual, omset penjualan per bulan, serta laporan piutang dan pembayaran di
(24)
6
1.5Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan
sistematika penulisan tugas akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang teori-teori dasar
yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan.
Pada bab ini dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang
digunakan antara lain sistem informasi, administrasi, arsip,
properti, penjualan, bank, kredit pemilikan rumah (KPR), dan
notaris.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk
pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis
permasalahan, tujuan penelitian, penyelesaiannya, gambaran sistem
yang akan dibuat dalam Document Flow, System Flow, Diagram
Berjenjang, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship
Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input, Interface, dan
(25)
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program,
berisikan langkah-langkah implementasi dari penggunaan program
dan hasil implementasi dari program.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam
perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam
(26)
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem
Menurut Jogianto (2003) suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
(goal) atau mencapai suatu sasaran (objective).
2.1.2 Informasi
Informasi sangat penting artinya bagi suatu organisasi. Menurut Leman
(1998) informasi merupakan proses lebih lanjut dari data dan memiliki nilai
tambah. Menurut Kristanto (2003) sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi, dimana data
tersebut akan diolah dan diterapkan dalam sistem menjadi input yang berguna
dalam suatu sistem. McLeod (1996) mendifinisikan informasi adalah data yang
telah diproses, atau data yang memiliki arti.
Menurut Kristanto (2003) kualitas informasi tergantung pada 3 (tiga) hal
yaitu sebagai berikut.
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan
(27)
2. Tepat Waktu, berarti informasi yang masuk pada penerima tidak boleh
terlambat, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan
keputusan, jika informasi diperoleh terlambat maka pengguna tidak dapat
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
3. Relevan, berarti informasi yang bermanfaat bagi pemakai harus sesuai untuk
tiap orang.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut Jogianto (2003) sistem informasi adalah suatu sistem dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. Laporan tersebut dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengambil
keputusan.
Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output. Pada proses terdapat hubungan timbal bailk dengan 2 (dua) elemen, yaitu kontrol kinerja
sistem dan sumber-sumber penyimpanan data, baik berupa karakter-karakter huruf
maupun berupa numerik. Saat ini data bisa berupa suara atau audio maupun
gambar atau video. Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan
menghasilkan output yang berupa informasi. Informasi yang dihasilkan dapat
berupa laporan atau report maupun solusi dari proses yang telah dijalankan. Secara garis besar proses sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 di
(28)
10
Control of System
Input of Data Resource
Processing Data
Output of Information
Products
Storage of Data Resource
Gambar 2.1. Proses Sistem Informasi (Sumber: Herlambang dan Tanuwijaya, 2005)
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Menurut
Jogianto (2003) komponen pembentuk sistem atau blok-blok sistem adalah:
a. Blok Input
Adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi, termasuk metode
dan media yang digunakan, yang berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Blok Model
Adalah rangkaian gabungan antara prosedur logika dan model matematika
yang akan mengolah data input, sehingga akan diperoleh output yang
diinginkan.
c. Blok Output
Adalah hasil dari sistem informasi berupa informasi yang berkualitas dari
dokumentasi yang bermanfaat untuk manajemen dan seluruh pemakai
sistem.
d. Blok Teknologi
Adalah merupakan kotak alat dalam sistem informasi yang diperoleh untuk
(29)
menghasilkan dan mengirimkan output serta mengoperasikan keseluruhan sistem.
e. Blok Database
Adalah kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang
tersimpan dan bertanggung jawab untuk mengolah data.
f. Blok Control
Adalah pengendali yang dirancang dan diterapkan untuk mengatasi dan
mencegah kesalahan ataupun kerusakan yang terjadi pada sistem.
2.2 Administrasi
Menurut Haryadi (2009) terdapat 2 (dua) pengertian administrasi, yaitu:
1. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan
data dan informasi secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan
keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan
dan dalam satu hubungan satu sama lain. Administrasi dalam arti sempit ini
sebenarnya lebih tepat disebut dengan tata usaha.
2. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan
sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan
dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, pengertian administrasi dalam arti luas
memiliki unsur-unsur sekelompok orang, kerja sama, pembagian tugas
secara terstruktur, kegiatan yang runtut dalam proses, tujuan yang akan
(30)
12
Intinya, administrasi melingkupi seluruh kegiatan, dari pengaturan
hingga pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
Menurut Haryadi (2009) terdapat 5 (lima) jenis fungsi pendukung
administrasi dalam perkantoran, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi rutin
Yaitu fungsi administrasi perkantoran yang membutuhkan pemikiran
minimal mencakup pengarsipan dan penggandaan. Biasanya, fungsi ini
dilaksanakan oleh staf administrasi yang bertanggung jawab atas kegiatan
administrasi sehari-hari.
2. Fungsi teknis
Yaitu fungsi administrasi yang membutuhkan pendapat, keputusan, dan
keterampilan perkantoran yang memadai, seperti bisa menggunakan
beberapa program aplikasi komputer. Fungsi ini biasanya dilakukan oleh
staf administrasi yang tergabung dalam departemen teknologi informasi.
3. Fungsi analisis
Yaitu fungsi yang membutuhkan pemikiran yang kritis dan kreatif, disertai
kemampuan untuk mengambil keputusan, seperti membuat dan menganalisis
laporan dan membuat keputusan pembelian. Fungsi ini biasanya dilakukan
oleh manajer yang bertanggung jawab men-support keputusan yang akan
dibuat oleh atasannya.
4. Fungsi interpersonal
Yaitu fungsi yang membutuhkan penilaian dan analisis sebagai dasar
(31)
lain, seperti mengoordinasikan tim proyek. Fungsi ini biasanya dilakukan
oleh staf administrasi sebagai jenjang karier sebelum naik menjadi manajer
pada suatu organisasi.
5. Fungsi managerial
Yaitu fungsi yang membutuhkan perencanaan pengorganisasian pengukuran,
dan pemotivasian, seperti pembuatan anggaran dan pengevaluasian
karyawan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh staf setingkat manajer yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem dan prosedur administrasi.
2.3 Arsip
Menurut Haryadi (2009) arsip berarti tempat penyimpanan naskah atau
dokumen penting, Peraturan Presiden RI No. 19 Tahun 1961 pasal 1 menyatakan
bahwa:
1. Pengertian arsip secara umum adalah wujud tulisan dalam bentuk corak teknis,
bagaimanapun juga dalam keadaan tunggal, berkelompok, atau dalam satu
kesatuan bentuk fungsi dari usaha perencanaan, pelaksanaan, dan
penyelenggaraan kehidupan umumnya.
2. Pengertian arsip secara khusus adalah kumpulan surat atau bahan penolong
lainnya dengan memastikan suatu ingatan dalam administrasi negara, dibuat
secara fisik (kasat mata) atau yuridis (sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku) dengan perkembangan organisasi, yang disimpan dan dipelihara
selama diperlukan.
Bentuk arsip bisa beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan
tulisan, arsip juga berupa surat atau dokumen berbentuk lembaran kertas, saat ini
(32)
14
kaset, atau flashdisk) yang disebut juga dengan arsip elektronis. Jenis-jenis arsip menurut Haryadi (2009) sebagai berikut.
1. Arsip menurut subyek atau isinya
Contoh dari arsip ini adalah arsip keuangan, seperti laporan keuangan, bukti
pembayaran, bukti pembelian, surat perintah membayar, dan daftar gaji atau
arsip kepegawaian, seperti data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, dan
surat pengangkatan pegawai.
2. Arsip menurut bentuk dan wujudnya
Arsip dalam bentuk ini sangat banyak ragamnya, seperti naskah perjanjian,
akta pendirian perusahaan, notulen rapat, laporan-laporan, kuitansi, berita
acara, bon penjualan, pita rekaman, microfilm dan compact disk.
3. Arsip menurut nilai atau kegunaan
Contoh dari arsip ini adalah arsip yang memiliki nilai informasi, seperti
pengumuman, pemberitahuan, dan undangan. Juga arsip yang memiliki nilai
kegunaan administrasi, seperti ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur
kerja, dan uraian tugas pegawai. Selain itu, arsip yang memiliki kegunaan
hukum seperti akta pendirian perusahaan, akta kelahiran, peraturan-peraturan,
surat perjanjian, surat kuasa, kuitansi, berita acara, dan keputusan peradilan.
4. Arsip menurut sifat dan kepentingannya
Contoh dari arsip ini adalah arsip non-esensial, seperti surat permohonan cuti, surat pesanan barang, dan surat permintaan. Juga arsip penting, seperti surat
keputusan, daftar riwayat hidup, laporan keuangan, buku kas, dan daftar gaji.
Selain itu, ada juga arsip vital, seperti akta pendirian perusahaan, buku induk
(33)
5. Arsip menurut fungsinya
Arsip menurut fungsinya terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu:
a. Arsip dinamis (dokumen), yaitu arsip yang setiap hari digunakan secara
langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
operasional perusahaan.
b. Arsip statis, yaitu arsip yang setiap hari digunakan, tetapi tidak secara
langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
operasional perusahaan. Arsip seperti ini tetap disimpan dengan alasan
historinya.
6. Arsip menurut tempat atau tingkat pengelolaannya
Arsip jenis ini dapat dibedakan antara arsip pusat dan arsip unit, berkaitan
dengan kearsipan lembaga pemerintah. Bentuknya dapat berupa arsip nasional
pusat atau arsip nasional daerah.
7. Arsip menurut keasliannya
Arsip jenis ini dapat dibedakan menjadi arsip asli, arsip tembusan, arsip
salinan, dan arsip petikan.
2.3.1 Arsip Konvensional
Menurut Haryadi (2009) arsip konvensional adalah kumpulan data yang
berbentuk kertas atau file-file yang tidak beraturan. Penyimpanannya dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat
penyimpanan yang lebih luas.
Dalam pengelolaan arsip konvensional yang perlu diperhatikan beberapa
(34)
16
1. Komponen sistem kearsipan, pengurursan surat, penataan arsip dengan cara
pemindahan arsip, dan pemusnahan arsip jika sudah tidak diperlukan.
2. Metode kearsipan, yaitu metode kearsipan horisontal (dokumen diletakkan
satu di atas dan yang lainnya di dalam laci arsip) dan metode kearsipan
vertikal (dokumen diletakkan sebagian ke belakang).
3. Sistem tata kearsipan yang efektif dan efisien yang mencerminkan kepadatan
dari arsip itu sendiri, penempatan yang strategis, simple, aman, dan yang penting selalu up to date.
2.3.2 Arsip Elektronis
Menurut Haryadi (2009) arsip elektronis adalah kumpulan data yang
disimpan dalam bentuk scan-an yang dipindahkan secara elektronis atau
dilakukan dengan digital copy menggunakan resolusi tinggi, kemudian disimpan
ke dalam hard drive atau optical disk. Pemberian indeks elektronis untuk arsip arsip elektronis dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai data
dokumen, seperti penulis, nomor referensi, atau tanggal dibuatnya. Data dapat
ditampilkan, dicetak, dibagi, dan disimpan secara komputerisasi, sehingga
memberikan keuntungan besar karena membuat isi dokumen menjadi aktif.
Menurut Haryadi (2009) komponen dasar yang dijadikan pegangan
dalam memilih sistem antara lain sebagai berikut:
1. Kecepatan memindahkan dokumen
Metode utama dalam memindahkan data ke dalam sistem komputerisasi
(35)
a. Scanning
Memindai atau men-scan dokumen dilakukan untuk menghasilkan data
gambar yang dapat disimpan di komputer.
b. Conversion
Mengkonversi dokumen adalah proses mengubah dokumen word
processor atau spreadsheet menjadi data gambar permanen untuk disimpan di sistem komputerisasi.
c. Importing
Metode ini juga memindahkan data secara elektronis, seperti dokumen
office suite, grafik, audio clips, atau data video ke dalam sistem pengarsipan dokumen elektronis.
2. Kemampuan menyimpan dokumen
Setelah dipindahkan ke dalam sistem, dokumen harus disimpan secara benar.
Sistem penyimpanannya harus mampu mendukung perubahan teknologi,
peningkatan jumlah dokumen, dan mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk
mengurangi resiko tidak dapat dipakainya format dokumen yang telah
digunakan, sebaiknya perusahaan menyimpan data atau dokumen yang ada
tidak hanya dalam satu format yang dihasilkan satu perusahaan.
3. Kemampuan mengindeks dokumen
Ada 3 (tiga) metode dalam mengelola pengindeksan arsip elektronis, yaitu:
a. Indeks Fields
Menggunakan kategorisasi tema dan kata kunci sebagai metode tradisional
(36)
18
b. Full Text Indexing
Proses ini membaca halaman yang di-scan dan mengindeks setiap kata
serta meletakkannya di lokasinya.
c. Folder or File Structure
Sistem menyediakan metode visual dalam pencarian dokumen, folder yang
fleksibel akan memudahkan pengubahan arsip kertas menjadi arsip
elektronis.
4. Kemampuan mengontrol akses
a. Ketersediaan yang luas dan akses yang fleksibel
Caranya dengan menyediakan beberapa cara untuk mengakses suatu file.
b. Keamanan yang komprehensif
Sistem dengan kemampuan akses yang baik akan menjadikan arsip
elektronis bisa diakses oleh setiap orang yang memiliki otorisasi, baik di
kantor maupun melalui web browser tanpa adanya kompromi terhadap
sistem keamanan.
2.4 Properti
Menurut Suprianto (1994) pengertian properti secara umum adalah
segala benda yang dapat dimiliki. Properti dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan
besar yaitu:
1. Tangible Property (Harta Tetap Berwujud)
Harta benda berwujud meliputi benda-benda bergerak dan tidak bergerak
sampai kepada benda-benda yang berteknologi tinggi, yang terbagi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu:
(37)
b. Personal Property meliputi kendaraan bermotor, mesin-mesin, perlengkapan kantor, barang antik dan lain-lain.
2. Intangible Property (Harta Tak Berwujud) Harta tak berwujud meliputi:
a. Biaya penelitian dan pengembangan
b. Hak paten, hak cipta, ijin-ijin jika dianggap dapat menimbulkan nilai
c. Goodwill, going concern
3. Marketable Securities (Surat Berharga) Surat-surat berharga meliputi:
a. Saham
b. Investasi
c. Deposito
d. Saham langsung
Penggolongan properti secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skema Penggolongan Properti (Sumber: Suprianto, 1994)
Berwujud (tengible)
Real Properti
PROPERTI
Personal Properti
Tanah, Bangunan & Pengembangan
Lainnya
-Mesin dan peralatan
-Perlengkapan mebel
-Perhiasan
Tak Berwujud (intangible)
Surat Berharga
-Hak Patent -Merk Dagang -Hak Cipta -Fanchise
-Saham -Investasi -Deposito -Piutang Dagang
(38)
20
2.5 Penjualan
Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli
cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan
usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Menurut Kotler dan Amstrong
(2006) penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan
kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan
kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan.
Menurut Mulyadi (2001) sistem penjualan ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Penjualan Tunai
Adalah suatu penjualan dimana konsumen yang membeli barang akan
membayar lunas dengan sekali bayar setelah barang yang dibeli diterima.
2. Penjualan Kredit
Adalah suatu penjualan dimana konsumen yang membeli barang akan
membayar dengan tenggang waktu yang telah ditentukan.
2.6 Bank
Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun
1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan dan deposito dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian tersebut dapat menjelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
(39)
Menurut Emirzon (1998) jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada
masyarakat antara lain:
1. Ditinjau dari sudut tujuan
a. Kredit Konsumtif
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses
konsumsi.
b. Kredit Produktif
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses
produksi.
c. Kredit Perdagangan
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang yang
akan dijual lagi.
2. Ditinjau dari sudut jangka waktu
a. Kredit Jangka Pendek
Adalah kredit yang jangka waktunya tidak melebihi 1 (satu) tahun.
b. Kredit Jangka Menengah
Adalah kredit yang mempunyai jangka waktu antara 1 (satu) samapai 3
(tiga) tahun.
c. Kredit Jangka Panjang
Adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 (tiga) tahun.
2.7 Kredit Pemilikan Rumah
Dalam situs Bank Indonesia (Maret, 2011) Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) adalah suatu fasilitas kredit (Kredit Konsumtif) yang diberikan oleh
(40)
22
rumah dengan jaminan (agunan) berupa rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada
2 (dua) jenis KPR, yaitu sebagai berikut:
1. KPR Subsidi
Yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau
perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa:
subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau
perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah,
sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan
fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang
diberikan.
2. KPR Non Subsidi
Yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR
ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga
dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
2.8 Notaris
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004
tentang jabatan Notaris Pasal 1.
1. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik
dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
2. Pejabat Sementara Notaris adalah seorang yang untuk sementara menjabat
sebagai Notaris untuk menjalankan jabatan Notaris yang meninggal dunia,
(41)
3. Notaris Pengganti adalah seorang yang untuk sementara diangkat sebagai
Notaris untuk menggantikan Notaris yang sedang cuti, sakit, atau untuk
sementara berhalangan menjalankan jabatannya sebagai Notaris.
4. Notaris Pengganti Khusus adalah seorang yang diangkat sebagai Notaris
khusus untuk membuat akta tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat
penetapannya sebagai Notaris karena di dalam satu daerah kabupaten atau
kota terdapat hanya seorang Notaris, sedangkan Notaris yang bersangkutan
menurut ketentuan Undang-Undang ini tidak boleh membuat akta dimaksud.
5. Organisasi Notaris adalah organisasi profesi jabatan notaris yang berbentuk
perkumpulan yang berbadan hukum.
6. Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan
kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris.
7. Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris
menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.
8. Minuta Akta adalah asli Akta Notaris.
9. Salinan Akta adalah salinan kata demi kata dari seluruh akta dan pada bagian
bawah salinan akta tercantum frasa "diberikan sebagai salinan yang sama
bunyinya".
10.Kutipan Akta adalah kutipan kata demi kata dari satu atau beberapa bagian
dari akta danpada bagian bawah kutipan akta tercantum frasa "diberikan
sebagai kutipan ".
11.Grosse Akta adalah salah satu salinan akta untuk pengakuan utang dengan
kepala akta "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
(42)
24
12.Formasi Jabatan Notaris adalah penentuan jumlah Notaris yang dibutuhkan
pada suatu wilayah jabatan Notaris.
13.Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara
yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris.
14.Menteri adalah Menteri yang bidang tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang kenotariatan.
Pada pasal 16 Nomor 1 point (b) dan (c) dijelaskan bahwa Notaris
berkewajiban untuk:
b) Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian
dari Protokol Notaris;
c) Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan
Minuta Akta;
Pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, pendaftaran tanah adalah rangkaian rangkaian kegiatan yang
dilakukan Pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan
daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebani.
Persyaratan berupa dokumen untuk membuat akta jual beli tanah di
kantor Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah sebagai berikut:
(43)
2. Identitas diri penjual berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga
(KK) untuk penjual yang telah dewasa dan belum menikah; bagi yang telah
menikah harus ada KTP suami/istri, KK dan Surat Nikah.
3. Identitas diri pembeli berupa Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga.
Setelah data-data diterima lengkap oleh PPAT, maka akan dilakukan
proses pembuatan akta jual beli di kantor PPAT. Persiapan pembuatan Akta Jual
Beli adalah sebagai berikut.
1. Sebelum membuat akta jual beli PPAT melakukan pemeriksaan mengenai
keaslian sertifikat ke kantor pertanahan.
2. Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun terakhir telah dibayar lunas.
3. Penjual harus membayar pajak penghasilandengan Surat Setoran Pajak (SSP).
4. Pembeli harus membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Setelah kelengkapan dokumen lengkap dan kewajiban para pihak telah
dilaksanakan maka PPAT menentukan jadwal penandatanganan Akta Jual Beli
dan siapa-siapa yang harus hadir yaitu:
1. Para pihak baik penjual maupun pembeli.
2. Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
3. PPAT.
Setelah semua hadir maka PPAT membacakan akta dan menjelaskan
mengenai isi dan maksud pembuat akta. Bila isi akta telah disetujui oleh calon
penjual dan pembeli, maka akta ditandatangani oleh para pihak, saksi-saksi dan
PPAT. Akta dibuat 2 (dua) lembar asli, satu lembar disimpan di Kantor PPAT dan
(44)
26
pendaftaran peralihan hak atau balik nama. Kepada penjual dan pembeli
masing-masing diberikan salinannya.
Setelah selesai pembuatan akta jual beli, PPAT kemudian menyerahkan
berkas akta jual beli ke Kantor Pertanahan untuk keperluan balik nama sertifikat.
Penyerahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatanganinya akta
yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuat berikut
dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar.
Pendaftaran peralihan hak dilakukan apabila terjadi perubahan pada data
fisik atau data yuridis atas sertifikat hak atas tanah. Pemegang hak yang
bersangkutan atau PPAT wajib mendaftarkan perubahan tersebut kepada Kantor
Pertanahan.
Pada Pasal 45 PP Nomor 24 tahun 1997 Kepala Kantor Pertanahan
menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan hak jika satu syarat di bawah ini
tidak dipenuhi.
1. Sertifikat atau keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai lagi
dengan daftar-daftar yang ada pada kantor pertanahan.
2. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 yang
berbunyi: “Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan data perusahaan dan
perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui
lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku” tidak dibuktikan dengan akta PPAT atau kutipan risalah lelang
(45)
pemindahan hak dengan lelang hanya dapat didaftar jika dibuktikan dengan
kutipan risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang” kecuali dalam keadaan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 2 yang berbunyi: “Dalam
keadaan tertentu sebagaimana yang ditentukan oleh Menteri Kepala Kantor
Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak atas bidang tanah hak milik,
yang dilakukan diantara perorangan warga Negara Indonesia yang dibuktikan
dengan akta yang tidak dibuat oleh PPAT, tetapi yang menurut Kepala Kantor
Pertanahan tersebut kadar kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftar
pemindahan hak yang bersangkutan”.
3. Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau pembebanan hak
yang bersangkutan tidak lengkap.
4. Tidak dipenuhi syarat lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan.
5. Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di Pengadilan.
6. Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta PPAT batal atau dibatalkan
oleh Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, atau
7. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 dibatalkan
oleh para pihak sebelum didaftar oleh Kantor Pertanahan.
Pada pasal 103 ayat (1), PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan
dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan pendaftaran peralihan
hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja sejak ditandatanganinya akta yang bersangkutan. Adapun berkas yang
(46)
28
1. Surat permohonan balik nama yang ditandatangani oleh penerima hak atau
kuasanya.
2. Surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan permohonan
balik nama bukan penerima hak.
3. Akta jual beli PPAT.
4. Bukti identitas pihak penjual.
5. Bukti identitas pihak pembeli.
6. Sertifikat hak atas tanah.
7. Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
8. Bukti pelunasan pembayaran PPh.
9. PBB terakhir lunas.
Setelah berkas disampaikan ke Kantor Pertanahan, Kantor Pertanahan
memberikan tanda bukti penerimaan permohonan balik nama kepada PPAT,
selanjutnya tanda bukti penerimaan ini diserahkan kepada pembeli. Pada pasal
105 pencatatan peralihan hak dalam buku tanah, sertifikat dan daftar lainnya
dilakukan sebagai berikut:
1. Nama pemegang hak lama di dalam buku tanah dicoret dengan tinta hitam dan
dibubuhi paraf Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk.
2. Nama atau nama-nama pemegang hak yang baru dituliskan pada halaman dan
kolom yang ada dalam buku tanahnya dengan dibubuhi tanggal pencatatan,
dan besarnya bagian setiap pemegang hak dalam hal penerima hak beberapa
orang dan besarnya bagian ditentukan, dan kemudian ditandatangani oleh
Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk dan cap dinas Kantor
(47)
3. Yang tersebut pada angka 1 (satu) dan 2 (dua) juga dilakukan pada sertifikat
hak yang bersangkutan dan daftar-daftar umum lainnya yang memuat nama
pemegang hak lama.
4. Nomor hak dan identitas lain dari tanah yang dialihkan dicoret dari daftar
nama pemegang hak lama dan nomor hak dan identitas tersebut dituliskan
(48)
30
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan adalah proses untuk mengetahui masalah yang ada
dan yang akan dibahas. Dimana untuk proses selanjutnya akan dibuat suatu solusi
dan juga pemecahan alternatif dari permasalahan yang nantinya akan dapat
membantu untuk menyelesaikan.
Bagian administrasi merupakan bagian yang berperan dalam proses
pemesanan, penjualan, pembayaran, penyelesaian akta tanah, dan pembatalan.
Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang properti berwujud (real property) selain melayani transaksi pemesanan hingga pembatalan pemesanan/pembelian
tanah atau bangunan, bagian administrasi juga bertanggungjawab untuk
menyimpan dokumen-dokumen pelengkap kegiatan transaksi pemesanan hingga
pembatalan yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk menjalankan perannya tersebut,
bagian administrasi melakukan beberapa aktivitas antara lain: mencatat data
kavling baik kavling yang sudah terjual maupun kavling yang belum terjual,
mencatat data pembeli, mencatat transaksi pemesanan, mencatat transaksi
penjualan, memonitoring pembayaran angsuran dari pembeli sekaligus
mencatatnya, mengurus penyelesaian akta tanah ke notaris untuk pembeli yang
telah melunasi pembayarannya, mencatat transaksi pembatalan
pemesanan/pembelian jika ada, dan menyimpan dokumen yang dibutuhkan untuk
(49)
Transaksi pemesanan sering dilakukan pada saat ada pameran,
pemesanan dapat dilakukan di tempat dengan membayar uang pemesanan sebagai
jaminan. Konfirmasi pemesanan untuk kepastian jadi membeli atau tidak,
perusahaan menetapkan waktu maksimal 1 (satu) bulan setelah pemesanan, jika
pembeli tidak melakukan konfirmasi sebelum jatuh tempo konfirmasi pemesanan
maka pemesanan dianggap batal. Transaksi penjualan yang dilakukan melalui
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melibatkan pihak luar yaitu bank rekananan
perusahaan, bank berperan untuk menentukan layak atau tidaknya pembeli
tersebut membeli kavling melalui program KPR yang dimilikinya. Pembayaran
angsuran oleh pembeli sering kali tidak tepat waktu, namun perusahaan
mengalami kesulitan mengingatkan dan menagih pembeli untuk melakukan
pembayaran yang telah jatuh tempo, sehingga pembeli mengeluh karena tidak
adanya peringatan pembayaran dan harus membayar denda keterlambatan.
Penyelesaian akta tanah pada Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau Badan
Pertanahan Nasional (BPN) mengalami keterlambatan, bagian administrasi tidak
dapat memantau proses penyelesaian karena banyaknya transaksi yang ada,
sehingga berdampak pada kualitas pelayanan yang buruk kepada pembeli.
Sebagian besar transaksi yang dilakukan bagian administrasi memanfaatkan
dokumen yang berupa lembaran kertas, sekali transaksi minimal menggunakan 3
(tiga) lembar kertas sehingga untuk 100 (seratus) transaksi menggunakan 300
(tiga ratus) lembar kertas. Meningkatnya transaksi berbanding lurus dengan
jumlah dokumen yang dikelola bagian administrasi, karena dokumen berupa
kertas maka membutuhkan lemari dan ruang penyimpanan yang terus bertambah.
(50)
32
disebabkan oleh pencurian dokumen, kerusakan dokumen, kebakaran, atau
penyimpanan yang tidak teratur sehingga tidak ditemukan saat dibutuhkan.
Saat ini bagian administrasi tidak memiliki media atau alat untuk
memantau pembeli yang harus melakukan konfirmasi pemesanan, jatuh tempo
pembayaran tiap-tiap pembeli, dan penyelesaian akta tanah pada Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT). Hal ini tentu sangat menghambat fungsi bagian administrasi
untuk pelaporan ke manajer untuk mengambil keputusan. Dampak lainnya adalah
ketidakpuasan pembeli dalam pelayanan yang diberikan perusahaan, yang dapat
menyebabkan berkurangnya ketertarikan konsumen untuk menggunakan jasa
perusahaan. Bagian administrasi juga tidak memiliki media pengarsipan
elektronis, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat penyimpanan
yang lebih luas.
Dalam document flow dapat terlihat proses yang terjadi dalam transaksi pemesanan, penjualan, pembayaran, penyelesaian akta tanah, dan pembatalan
yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi sistem informasi
administrasi dan kearsipan properti di PT. DSG ini. Proses pemesanan ini
melibatkan pembeli dan bagian administrasi. Proses awal yaitu pembeli memilih
kavling yang akan dipesan, selagi memilih bagian administrasi menyiapkan form
pemesanan. Lalu pembeli mengisi form pemesanan seperti data pembeli dan
kavling yang dipilih, setelah diisi oleh pembeli, bagian administrasi melengkapi
form pemesanan seperti uang pemesanan, konfirmasi pemesanan, catatan, serta
tandatangan form pemesanan. Setelah itu form pemesanan digandakan rangkap 3
(tiga), 1 (satu) untuk pembeli dan 2 (dua) untuk diarsipkan perusahaan. Kemudian
(51)
Document flow yang menggambarkan proses pemesanan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Document Flow Pemesanan
Proses penjualan dimulai saat pembeli melakukan konfirmasi jadi beli
dengan membawa bukti pemesanan. Kemudian bagian administrasi mengecek
buku pemesanan, setelah itu melakukan perhitungan jumlah uang muka dan
angsuran. Pembeli menentukan cara pembayaran uang muka dan angsuran, jika
(52)
34
dengan pihak bank. Setelah itu bagian administrasi membuat bukti pembelian
rangkap 3 (tiga), 1 (satu) untuk pembeli dan 2 (dua) untuk disimpan sebagai arsip,
kemudian dicatat pada buku penjualan. Document flow yang menggambarkan
proses penjualan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
(53)
Proses berikutnya adalah proses pembayaran, proses pembayaran ini
melibatkan pembeli dan bagian administrasi. Proses pembayaran dengan
menunjukkan bukti pembelian yang dimiliki pembeli, kemudian bagian
administrasi mengecek buku penjualan dan menghitung kewajiban pembayaran,
lalu pembeli membayar sesuai perhitungan atau lebih. Bagian administrasi
membuat tanda terima pembayaran, jika pembayaran telah lunas maka bagian
administrasi membuat surat peluanasan. Document flow Pembayaran dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
(54)
36
Proses berikutnya adalah penyelesaian akta yang melibatkan pembeli,
bagian administrasi, manajer, dan notaris. Pembeli yang telah melunasi
pembayaran berhak melakukan proses penyelesaian akta tanah dengan membawa
bukti pembayaran terakhir (lunas). Setelah itu bagian administrasi menyiapkan
dokumen-dokumen yang digunakan untuk mengurus pembaruan akta tanah seperti
akta tanah sekarang, dokumen pembeli, dan dokumen penjual lalu diserahkan
kepada notaris. Setelah dokumen balik nama lengkap, notaris membuat bukti balik
nama dan mengurus pembaruan akta tanah. Bukti balik nama tersebut digunakan
untuk mengkonfirmasi selesainya pembaruan akta tanah sesuai jadwal yang
ditentukan. Akta tanah yang telah diperbarui ditandatangani oleh pembeli dan
manajer, lalu akta digandakan rangkap 3 (tiga), akta asli disimpan notaris
sedangkan akta salinan untuk pembeli dan perusahaan. Document Flow
Penyelesaian Akta Tanah dapat dilihat pada Gambar 3.4 di halaman 37.
Proses berikutnya adalah pembatalan, baik pembatalan pemesanan
maupun pembatalan pembelian. Pembeli melakukan pembatalan dengan
membawa bukti pemesanan/pembelian, lalu bagian administrasi mengecek bukti
pemesana/pembelian dengan buku pemesanan atau buku penjualan untuk
menghitung pengembalian pembayaran. Setelah selesai melakukan transaksi
pengembalian pembayaran, bagian adminisrasi membuat bukti pembatalan yang
ditandatangani oleh pembeli dan bagian administrasi, bukti pembatalan
digandakan menjadi 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) untuk pembeli dan 2 (dua) untuk
disimpan. Document Flow Pembatalan Pemesanan/Pembelian dapat dilihat pada
(55)
(56)
38
(57)
3.2 Analisis Kebutuhan
Berdasarkan analisis permasalahan dapat diperoleh bahwa permasalahan
yang dihadapi perusahaan adalah pengelolaan administrasi masih dilakukan secara
manual dan tidak adanya peringatan tentang jatuh tempo untuk pembayaran untuk
pembeli, konfirmasi pemesanan untuk pembeli, dan konfirmasi akta jadi pada
notaris.
Dengan penerapan sistem informasi administrasi dan kearsipan properti
ini, diharapkan dapat menghasilkan informasi-informasi yang dapat membantu
manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan terkait peningkatakan
penjualan properti. Dengan demikian PT. DSG Surabaya diharapkan dapat
memanfaatkan sistem informasi dalam peningkatan pelayanan administrasi
kepada pembeli, pengarsipan dokumen properti, dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan dan memenangkan persaingan bisnis
properti. Berikut ini adalah data-data yang akan dipergunakan untuk menjalankan
sistem informasi administrasi dan kearsipan property pada PT. DSG Surabaya.
3.2.1Entity Yang Terlibat Dalam Sistem
a. Pembeli, baik pembeli pribadi maupun pembeli perusahaan.
b.Bagian Administrasi, merupakan bagian di PT. DSG Surabaya yang bertugas
menangani masalah administratif dengan pembeli mulai dari pembeli
melakukan pemesanan hingga penyelesaian akta tanah.
c. Manajer, merupakan pimpinan sekaligus pemilik di PT. DSG Surabaya.
d.Bank, merupakan bank rekanan perusahaan yang menjamin Kredit Pemilikan
(58)
40
e. Notaris/PPAT, merupakan pejabat yang menangani masalah penyelesaian akta
tanah kavling.
3.2.2Input Yang Dibutuhkan Untuk Sistem
a. Data Kavling.
b. Data Perumahan.
c. Data Bank.
d. Data Notaris.
e. Data Karyawan.
f. Data Pembeli.
g. Data Pemesanan.
h. Data Penjualan.
i. Data Pembayaran.
j. Data Penyelesaian Akta Tanah.
k. Data Pembatalan.
l. Dokumen Kavling.
m.Dokumen Pembeli.
3.2.3Proses-Proses Yang Terdapat Dalam Sistem
a. Proses Pemesanan Kavling.
b.Proses Penjualan Kavling.
c. Proses Pembayaran Uang Muka atau Angsuran.
d.Proses Penyelesaian Akta Tanah.
e. Proses Pembatalan Pemesanan/Pembelian.
f. Proses Pengarsipan Dokumen Pembeli.
g. Proses Pengarsipan Bukti Pemesanan.
h. Proses Pengarsipan Bukti Kontrak Pembelian, yang terdiri dari: Kontrak
Pembelian, Detail Pembayaran, dan Ketentuan-Ketentuan.
i. Proses Pengarsipan Kwitansi.
j. Proses Pengarsipan Bukti Pembatalan Pemesanan/Pembelian.
(59)
3.2.4Output Yang Dihasilkan Dari Sistem
a. Bukti Pemesanan: berupa lembaran kertas yang kemudian ditandatangani
pemesan dan perusahaan, selanjutnya diarsipkan dan untuk dokumen kertas
disimpan oleh pemesan.
b.Bukti Kontrak Pembelian: berupa lembaran kertas yang kemudian
ditandatangani pembeli dan perusahaan, selanjutnya diarsipkan dan untuk
dokumen kertas disimpan oleh pembeli. Bukti Kontrak Pembelian terdapat 3
(tiga) lembar, yaitu sebagai berikut.
1. Kontrak Pembelian, yang berisi data pembeli, data kavling, jumlah uang
muka dan angsuran, serta persetujuan pembelian.
2. Detail Pembayaran, yang berisi jatuh tempo jadwal pembayaran dan jumlah
yang harus dibayarkan.
3. Ketentuan-Ketentuan, berisi ketentuan umum dan ketentuan khusus yang
harus dipatuhi oleh pembeli.
c. Bukti Pembayaran atau Kwitansi: berupa lembaran kertas yang kemudian
ditandatangani pemesan dan perusahaan, selanjutnya diarsipkan dan untuk
dokumen kertas disimpan oleh pembeli.
d.Bukti Pembatalan: berupa lembaran kertas yang kemudian ditandatangani
pemesan/pembeli dan perusahaan, selanjutnya diarsipkan dan untuk dokumen
kertas disimpan oleh pemesan/pembeli.
e. Warning System, berupa: tampilan di layar bagian administrasi. Warning System meliputi sebagai berikut.
1. Peringatan jatuh tempo pembayaran, dengan jangka waktu maksimal
(60)
42
2. Peringatan jatuh tempo konfirmasi pemesanan, dengan jangka waktu
maksimal ditentukan oleh user.
3. Peringatan jatuh tempo penyelesaian akta tanah, dengan jangka waktu
maksimal ditentukan oleh user.
f. View Peta Lokasi Kavling, berupa: tampilan di layar bagian administrasi dan dapat dicetak.
g. View Dokumen Pembeli, berupa: tampilan di layar bagian administrasi dan dapat dicetak.
h. View Akta Tanah, berupa: tampilan di layar bagian administrasi dan dapat dicetak.
i. Laporan-laporan yang terdiri dari laporan kavling baik kavling terjual maupun
kavling belum terjual, laporan perumahan, laporan bank, laporan notaris,
laporan karyawan, laporan pembeli baik pembeli pribadi maupun pembeli
perusahaan, laporan pemesanan, laporan penjualan, laporan pembayaran,
laporan penyelesaian akta tanah, laporan pembatalan, dan laporan tanggal jatuh
tempo.
3.3Perancangan Sistem
Sistem yang dibuat adalah sistem informasi administrasi dan kearsipan
properti yang akan digunakan untuk membantu bagian administrasi di PT. DSG
Surabaya dalam penyelesaian tugasnya serta memberikan informasi kepada pihak
manajer untuk mengambil keputusan.
Sebelum proses pembuatan aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses
perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya aplikasi yang dibuat
(61)
membantu bagian administrasi dalam penyelesaian administrasi pembeli serta
membantu manajer dalam mengambil keputusan. Dalam perancangan sistem ini
ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan dalam perancangan
sistem yang dilakukan adalah pembuatan System Flow, Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database dan pembuatan
Desain Input, Interface, dan Output.
3.3.1 System Flow Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti System flow administrasi dan kearsipan properti adalah sebuah alur proses terkomputerisasi untuk melakukan proses administrasi dan kearsipan
properti yang akan diterapkan pada PT. DSG Surabaya. Terdapat 6 (enam) proses
dalam rancangan system flow ini, yaitu: transaksi pemesanan, transaksi penjualan,
transaksi pembayaran, transaksi penyelesaian akta tanah, transaksi pembatalan
pemesanan atau pembelian, dan warning system.
Pada proses pemesanan melibatkan pembeli dan bagian administrasi.
Proses pemesanan dimulai pada bagian administrasi mencari data pembeli,
kemudian pembeli memilih perumahan dan kavling yang diinginkan, selanjutnya
bagian administrasi menampilkan detail data kavling yang telah dipilih,
memasukkan jumlah uang pesanan, jatuh tempo konfimasi selanjutnya, dan
catatan untuk disimpan. Kemudian mencetak bukti pemesanan lalu ditandatangani
pembeli dan perusahaan, selanjutnya bagian administrasi men-scan bukti
pemesanan, untuk bukti pemesanan diberikan kepada pembeli sedangkan hasil
scan digunakan untuk pengarsipan perusahaan. Gambar 3.6 di halaman 46
(62)
44
Proses selanjutnya yaitu penjualan yang melibatkan pembeli, bagian
administrasi, dan bank (jika menggunakan fasilitas KPR). Setelah ada konfirmasi
pemesanan dari pembeli, kemudian bagian administrasi mencari data pemesanan,
menambahkan diskon, total penambahan tanah dan pajak untuk menghitung total
keseluruhan. Bagian administrasi kemudian memasukkan jumlah uang muka dan
angsuran beserta cara pembayarannya, jika menggunakan fasilitas KPR harus
melalui persetujuan dari bank terlebih dulu. Selanjutnya memasukkan tmbahan
fasilitas atau bonus yang diterima pembeli. Kemudian mencetak bukti pembelian
lalu ditandatangani pembeli dan perusahaan, selanjutnya bagian administrasi
men-scan bukti pembelian, untuk bukti pembelian diberikan kepada pembeli
sedangkan hasil scan digunakan untuk pengarsipan perusahaan. Gambar 3.7 di
halaman 47 menggambarkan System Flow Penjualan.
Proses selanjutnya yaitu pembayaran melibatkan pembeli, dan bagian
administrasi. Pertama pembeli mengkonfirmasi untuk melakukan pembayaran
dengan membawa bukti pembelian. Bagian adinistrasi mencari data penjualan
kemudian tampil detail pembayaran. Lalu pembeli melakukan pembayaran sesuai
jumlah yang harus dibayar atau lebih, bagian administrasi memasukkan jumlah
pembayaran dan denda (jika ada) kemudian disimpan. Tiap pembayaran diberikan
bukti pembayaran berupa kwitansi, selanjutnya kwitansi ditandatangani oleh
pembeli dan karyawan lalu bagian administrasi men-scan bukti pembayaran,
untuk bukti pembayaran diberikan kepada pembeli sedangkan hasil scan
digunakan untuk pengarsipan perusahaan. Gambar 3.8 di halaman 48
(63)
Proses berikutnya adalah penyelesaian akta tanah yang melibatkan
pembeli, bagian administrasi, manajer, dan notaris. Pembeli yang telah membayar
lunas dapat melakukan pengurusan akta tanah, pembeli dengan membawa bukti
pembayaran (lunas) mengkonfirmasi untuk melakukan penyelesaian akta tanah.
Bagian administrasi mencari data penjualan lalu menampilkan detail penjualan,
selanjutnya memilih notaris untuk membantu penyelesaian akta tanah dan
memilih karyawan sebagai penanggung jawab akta tanah baru. Setelah itu bagian
administrasi mencetak dokumen-dokumen pembeli dan akta tanah sekarang lalu
menyerahkan akta tanah serta dokumen-dokumen yang digunakan untuk
mengurus pembaruan akta tanah kepada notaris, kemudian notaris mengurus
pembaruan akta tanah. Bagian administrasi mengkonfirmasi notaris bahwa akta
tanah telah jadi, akta tanah yang telah diperbarui kemudian diserahkan pembeli
dan manajer untuk ditandatangani, setelah ditandatangani akta tadi digandakan
rangkap 3 (tiga) oleh notaris, akta asli disimpan notaris sedangkan akta salinan
untuk pembeli dan perusahaan. Bagian administrasi men-scan akta tanah baru, hasil scan digunakan untuk pengarsipan elektronis. Gambar 3.9 di halaman 49
menggambarkan System Flow Penyelesaian Akta Tanah.
Lalu proses pembatalan pemesanan atau pembelian, yang terlibat dalam
proses ini adalah pembeli dan bagian administrasi. Proses ini dilakukan pada saat
pembeli memberikan konfirmasi pembatalan pemesanan atau pembelian, setelah
pernyataan pembatalan diterima oleh bagian administrasi, selanjutnya bagian
administrasi menghitung pengembalian uang yang telah dibayarkan setelah
dikurangi denda. Lalu bagian administrasi men-scan bukti pembatalan, untuk
(64)
46
untuk pengarsipan perusahaan. Gambar 3.10 di halaman 50 menggambarkan
System Flow Pembatalan Pemesanan atau Pembelian.
(65)
(66)
48
(67)
(68)
50
Gambar 3.10 System Flow Pembatalan Pemesanan/Pembelian
Proses terakhir yaitu warning system, proses ini merupakan proses
peringatan untuk pembayaran, konfirmasi pemesanan, dan penyelesaian akta
tanah. Sistem mengeluarkan peringatan, jika peringatan pembayaran bagian
administrasi mengkonfirmasi pembeli untuk melakukan pembayaran, jika
(69)
untuk memastikan jadi membel atau tidak, jika peringatan penyelesaian akta tanah
bagian administrasi mengkonfirmasi notaris apakah akta sudah jadi atau belum.
Gambar 3.11 menggambarkan System FlowWarning System.
(1)
225
N. Evaluasi hasil Uji Coba Fitur Peringatan (Warning System)
Proses ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam menampilkan peringatan yang dihasilkan melalui aplikasi ini. Peringatan pembayaran dapat dilihat pada Gambar 4.41, peringatan konfirmasi pemesanan dapat dilihat pada Gambar 4.42 di halaman 226, peringatan konfirmasi akta dapat dilihat pada Gambar 4.43 di halaman 226.
(2)
Gambar 4.42 Peringatan Konfirmasi Pemesanan
(3)
227
4.2.2 Analisis Hasil Uji Coba
Pada uji coba yang telah dilakukan pada fitur-fitur dasar sistem seperti tampak pada uji coba evaluasi mulai Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.26 telah berhasil. Output yang diharapkan telah terpenuhi dengan melakukan proses alur program sebagaimana mestinya. Validasi telah berhasil muncul apabila data pengisian ada yang kosong atau jika tidak sesuai dengan data yang harus diisi. Dapat disimpulkan bahwa fitur-fitur dasar tersebut telah berjalan dengan baik dan tidak terdapat error. Fungsi-fungsi tambah data, ubah data, simpan maupun tampil dapat berjalan sebagaimana output yang diharapkan.
(4)
228 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba dan analisa yang telah dilakukan dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan Properti pada PT. DSG Surabaya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi yang dibuat dapat melakukan pemeliharaan data dan dapat menangani transaksi pemesanan, penjualan, pembayaran, penyelesaian akta tanah, dan pembatalan pemesanan atau pembelian. Aplikasi ini dilengkapi oleh warning system untuk memantau jatuh tempo pembayaran, konfirmasi pemesanan, dan konfirmasi penyelesaian akta tanah.
2. Aplikasi ini dapat menyimpan dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), gambar peta lokasi kavling, akta tanah, bukti pemesanan, bukti pembelian, bukti pembayaran, dan bukti pembatalan secara arsip elektronis.
3. Aplikasi ini menghasilkan informasi-informasi bagi manager antara lain: kavling yang telah terjual atau belum terjual, laporan pembayaran, omset penjualan per bulan, serta laporan piutang dan pembayaran.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat adalah sebagai berikut:
1. Desain aplikasi yang saat ini berbasis desktop dapat dikembangkan menjadi web. Karena aplikasi web bersifat lebih memusat dan bisa diakses lebih cepat
(5)
229
melalui jaringan. Dengan adanya web kantor perumahan lain bisa saling tukar-menukar informasi dengan cepat.
2. Menambahkan fasilitas pembayaran online atau pembayaran dengan kartu kredit untuk memudahkan pembeli pada saat proses pembayaran
3. Pengembangan aplikasi sistem informasi administrasi dan kearsipan properti ini dengan menambahkan sistem informasi geografis untuk memberikan kemudahan dalam pemantauan kavling.
4. Menambahkan fasilitas sms gateway untuk memudahkan pemberian informasi kepada pembeli.
(6)
Bank Indonesia. 2011. Bank Indonesia Official Website. http://bi.go.id/web/Info+dan+Edukasi+Konsumen/Produk+dan+Jasa+Per bankan/Jenis+Produkdan+Jasa/ diakses pada 10 Maret 2011 pukul 20.03 WIB.
Emirzon, J. 1998. Hukum Perbankan Indonesia. Palembang: Percetakan Universitas Sriwijaya.
Haryadi, H. 2009. Administrasi Perkantoran Untuk Manajer & Staf. Jakarta: Visimedia.
Herlambang, S., & Tanuwijaya. H. 2005. Sistem Informasi Konsep. Teknologi dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jogianto, H.M. 2003. Analisis dan Disain Sistem Informasi Pendekeatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Kotler, dan Amstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga.
Kristanto, A. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gaya Media.
Leman. 1998. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
McLeod. R.. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Prenhallindo. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Suprianto, B. 1994. Rekayasa Penilaian. Surabaya: GAPPI.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.