Pengaruh dispersi pada kinerja dari system transmisi fiber optik dikenal dengan intersymbol interference ISI. Intersymbol interference terjadi ketika
peleberan pulsa yang diakibatkan oleh dispersi menyebabkan pulsa output pada sistem menjadi overlap dan membuatnya tidak terdeteksi. Jika sebuah pulsa input
yang diakibatkan menjadi melebar yaitu perubahan rata-rata dari input melebihi batas dispersi dari serat, data output akan menjadi tidak dapat dibedakan.
2.6 Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM
Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM merupakan teknologi terbaru dalam telekomunikasi dengan media kabel serat optik. Dimana Dense
Wavelength Division Multiplexing DWDM merupakan suatu metode penggabungan sinyal-sinyal optik dengan panjang gelombang operasi yang
berbeda-beda yang ditransmisikan kedalam sebuah serat optik tunggal dengan memperkecil spasi antar kanal sehingga terjadi peningkatan jumlah kanal yang
mampu dimultipleks. Teknologi DWDM adalah teknologi dengan memanfaatkan sistem SDH Synchoronous Digital Hierarchy yang sudah ada solusi
terintegrasi dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada. Menurut definisi, teknologi DWDM dinyatakan sebagai suatu teknologi jaringan transport
yang memiliki kemampuan untuk membawa sejumlah panjang gelombang 4, 8, 16, 32, dan seterusnya dalam satu fiber tunggal. Artinya, pabila dalam satu fiber
itu dipakai empat gelombang, maka kecepatan transmisinya menjadi 4x10 Gbs kecepatan awal dengan menggunakan teknologi SDH[6].
Inti perbaikan dari DWDM ini terdapat pada infrastruktur yang digunakan, seperti jenis laser dan penguat. Perbaikan teknologi ini dipicu dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
perkembangan teknologi fotonik, seperti penemuan EDFA Erbium Doped Fiber Amplifier sebagai penguat optis, dan laser dengan presisi yang lebih tinggi.
Penemuan EDFA memungkinkan DWDM beroperasi pada daerah 1550 nm yang memiliki attenuasi rendah. Secara sederhana sebuah jaringan yang menggunakan
DWDM dapat dilihat pada Gambar 2.8[6].
Gambar 2.8 Jaringan yang menggunakan DWDM
2.6.1 Konsep Dasar DWDM
Masukan sistem DWDM berupa trafik yang memiliki format data dan laju bit yang berbeda dihubungkan dengan laser DWDM. Laser tersebut akan
mengubah masing-masing sinyal informasi dan memancarkan dalam panjang gelombang yang berbeda-beda
λ
1
, λ
2
, λ
3
,………, λ
N
. Kemudian masing-masing panjang gelombang tersebut dimasukkan kedalam MUX multiplexer, dan
keluaran disuntikkan kedalam sehelai serat optik. Selanjutnya keluaran MUX ini akan ditransmisikan sepanjang jaringan serat. Untuk mengantisipasi pelemahan
sinyal, maka diperlukan penguatan sinyal sepanjang jalur transmisi. Sebelum ditransmisikan sinyal ini diperkuat terlebih dahulu dengan menggunakan penguat
akhir post amplifier untuk mencapai tingkat daya sinyal yang cukup. ILA in line amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal sepanjang saluran transmisi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan penguat awal pre-amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal sebelum dideteksi. DEMUX demultiplexer digunakan pada ujung penerima
untuk memisahkan antar panjang gelombang yang selanjutnya akan dideteksi menggunakan photodetector[7]. Multiplexing serentak kanal masukan dan
demultiplexing kanal keluaran dapat dilakukan oleh komponen yang sama, yaitu multiplexerdemultiplexer.
2.6.2 Spasi Kanal
Spasi kanal merupakan jarak minimum antar panjang gelombang agar tidak terjadi interferensi. Standarisasi spasi perlu dilakukan agar sistem DWDM
dari berbagai vendor yang berbeda dapat saling berkomunikasi. Jika panjang gelombang operasi berbanding terbalik dengan frekuensi, hubungan bedanya
dikenal dalam panjang gelombang masing-masing sinyal. Faktor yang mengendalikan besar spasi kanal adalah bandwidth pada penguat optik dan
kemampuan penerima mengidentifikasi dua set panjang gelombang yang lebih rendah dalam spasi kanal. Kedua faktor itulah yang membatasi jumlah panjang
gelombang yang melewati penguat. Saat ini terdapat dua pilihan untuk melakukan standarisasi kanal, yaitu menggunakan spasi lamda atau spasi frekuensi.
Hubungan antara spasi lamda dan spasi frekuensi adalah: λ
λ
∆ −
≈ ∆
2
c f
2.7
dimana : Δ
f = spasi frekuensi GHz
Δ λ
= spasi lamda nm λ
= panjang gelombang daerah operasi nm c
= 3x10
8
ms
Universitas Sumatera Utara
Konversi spasi lamda ke spasi frekuensi dan sebaliknya akan menghasilkan nilai yang kurang presisi, sehingga sistem DWDM dengan satuan
yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. ITU-T kemudian menggunakan spasi frekuensi sebagai standar penentuan spasi kanal.
2.6.3 Kelebihan Teknologi DWDM
Secara umum keunggulan teknologi DWDM adalah sebagai berikut[7]: 1.
Tepat untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh long haul baik untuk sistem point-to-point maupun ring
topology. 2.
Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak terprediksi.
3. Transparan terhadap berbagai terhadap berbagai trafik. Kanal
informasi masing-masing panjang gelombang dapat digunakan untuk melewatkan trafik dengan format data dan laju bit yang
berbeda. Ketransparanan sistem DWDM dan kemampuan adddrop akan memudahkan penyedia layanan untuk melakukan
penambahan dan atau pemisahan trafik. 4.
Tepat untuk diterapkan pada daerah dengan perkembangan kebutuhan bandwidth sangat cepat.
Perbandingan teknologi serat optik konvensional dan teknologi DWDM adalah sebagai berikut.
1. Kapasitas serat optik yang dipakai lebih optimal. DWDM dapat
mengakomodir banyak cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dalam sehelai serat optik, sedangkan teknologi serat optik
Universitas Sumatera Utara
konvensional hanya dapat mentransmisikan satu panjang gelombang dalam sehelai serat optik.
2. Instalasi jaringan lebih sederhana. Penambahan kapasitas jaringan pada teknologi serat optik konvensional dilakukan dengan memasang kabel
serat optik baru, sedangkan pada DWDM cukup dilakukan dengan penambahan beberapa panjang gelombang baru tanpa harus melakukan
perubahan fisik jaringan. 3. Penggunaan penguat lebih efisien. DWDM menggunakan penguat optik
yang dapat menguatkan beberapa panjang gelombang sekaligus dengan interval penguatan yang lebih jauh, sehingga penguat optik yang
digunakan pada DWDM lebih sedikit dibandingkan dengan teknolog serat optik konvensional. Penguat optik yang digunakan dalam
teknologi DWDM adalah EDFA. EDFA Erbium Doped Fiber Amplifier merupakan serat optik dari bahan silica SiO2 dengan
intinya core telah dikotori dengan bahan Erbium Er3+, termasuk ke dalam golongan Rare-Earth Doped Fiber Amplifier. Berikut ini
beberapa keunggulan yang dimiliki oleh EDFA, sehingga dapat mendukung teknologi DWDM:
a. Faktor peroleh EDFA sangat tinggi EDFA pada tahap eksperimen memiliki gain sebesar 40 dB. Sedangkan perangkat EDFA
komersil mempunyai gain 20-30 dB dengan memompa energi sebesar 10 mW.
Universitas Sumatera Utara
b. Bandwidth lebar Ion Erbium melepaskan foton dengan interval panjang gelombang
1530-1560 nm atau sama dengan bandwidth sebesar 3 THz. Pada interval tersebut redaman yang terjadi pada serat optik hanya
berkisar 0.2 dBkm[7], sehingga EDFA dapat memperkuat puluhan sinyal dengan panjang gelombang yang berbeda secara bersamaan.
c. Noise Figure EDFA kecil Noise Figure merupakan perbandingan antara SNin dengan
SNout, sehingga untuk tansmisi jarak jauh akan menghasilkan akumulasi derau optik, namun dengan adanya tapis optik pada
perangkat EDFA maka noise figure yang muncul sangat kecil. d. Daya output yang besar
Daya output pada EDFA meningkat seiring dengan meningkatnya daya diode laser optical pump.
e. Kemudahan instalasi EDFA mudah diinstalasi karena EDFA juga berbentuk serat.
4. Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien. Hal ini akibat arsitektur jaringan DWDM lebih sederhana dibandingkan
arsitektur jaringan serat optik konvensional.
2.6.4 Elemem Jaringan DWDM
Dalam aplikasi DWDM terdapat beberapa elemen yang memiliki spesifikasi khusus disesuaikan dengan kebutuhan sistem[8]. Elemen tersebut
adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Wavelength MultiplexerDemultiplexer Wavelength Multiplexer berfungsi untuk memultiplikasi kanal-kanal
panjang gelombang optik yang akan ditransmisikan dalam serat optik. Sedangkan
wavelength demultiplexer berfungsi untuk mendemultiplikasi kembali kanal panjang gelombang yang
ditransmisikan menjadi kanal kanal panjang gelombang menjadi seperti semula.
2. Optical AddDrop Multiplexer OADM Diantara titik multiplexing dan demultiplexing dalam sistem DWDM
merupakan daerah dimana berbagai macam panjang gelombang berada, pada beberapa titik sepanjang span ini sering diinginkan untuk
dihilangkan atau ditambah dengan satu atau lebih panjang gelombang. OADM Optical AddDrop Multiplexer inilah yang digunakan untuk
melewatkan sinyal dan melakukan fungsi add and drop yang bekerja pada level optik.
3. Optical Cross Connect OXC Perangkan OXC Optical Cross Connect ini melakukan proses
switching tanpa terlebih dahulu melakukan proses konversi OEO Optik-elektrooptik dan berfungsi untuk merutekan kanal panjang
gelombang. OXC ini berukuran NxN dan biasa digunakan dalam konfigurasi jaringan ring yang memiliki banyak node terminal.
4. Optical Amplifier Unit OAU Merupakan penguat optik yang bekerja dilevel optik, yang dapat
berfungsi sebagai pre-amplifier, in line-amplifier dan post-amplifier.
Universitas Sumatera Utara
2.6.5 Konfigurasi Sistem DWDM
Menurut konfigurasinya sistem DWDM dibagi menjadi 2 dua[8] : 1.
Sistem DWDM satu arah one way transmission, pada sistem ini dalam satu serat dapat terjadi beberapa transmisi dengan arah yang sama secara
simultan seperti Gambar 2.9[8] berikut ini :
Gambar 2.9 Sistem DWDM satu arah 2.
Sistem DWDM dua arah two way transmission, dimana dalam sebuah serat terjadi dua transmisi dengan arah yang berlawanan secara simultan
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10[8]. Dimana pada serat terjadi pengiriman informasi dari DWDM 1 ke DWDM 2 dengan panjang
gelombang λ1 dan pada saat yang bersamaan ditransmisikan informasi
dari DWDM 2 ke DWDM 1 dengan panjang gelombang λ2.
Gambar 2.10 Sistem DWDM dua arah
Source 1
Source 2
Source n
Detektor 1
Detektor 2
Detektor n
Single fiber
DWDM DWDM
Kanal 1
Kanal 2
Kanal n Kanal 1
Kanal 2 Kanal n
Source 1
Source 2
Detektor 1
Detektor 2
Single fiber
DWDM DWDM
1 2
Kanal 1
Kanal 2 Kanal 1
Kanal 2
Universitas Sumatera Utara
2.6.6 Sumber Laser DWDM dan Detektor DWDM
Salah satu contoh sumber laser yang digunakan dalam sistem DWDM adalah Distribution Feedback DFB laser. DFB memiliki kelebihan mampu
mengakses semua bandwidth optik pada jendela transmisi 1550 nm, yang memiliki daya output sampai 25 mW tunable dari 1530-1563 nm. APD
Avanlanche Photo Dioda adalah salah satu jenis detector yang digunakan dalam DWDM, yang memiliki sensitivitas penerimaan yang besar dan akurat.
2.7 Alat Ukur Transmisi Optik