LANDASAN TEORI

g. Hubungan anemia pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir

Anemia adalah kondisi di mana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Depkes RI, 2009). Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu maupun janin yang dikandung. Pertumbuhan janin tergantung pada nutrisi yang baik dari ibu ke janin, oleh karena itu dibutuhkan perfusi uterus yang baik sehingga akan berpengaruh terhadap kelahiran berat badan bayi. Selama kehamilan

sirkulasi fetomaternal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Smith, 2010). Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (Cunningham et al., 2005). Ibu hamil dengan anemia sangat berhubungan dengan berat badan lahir. Hasil penelitian Vanessa (2010) menyatakan adanya hubungan antara ibu hamil anemia pada trimester 1 dan trimester 2 kehamilan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah, sedangkan pada ibu hamil anemia trimester 3 kehamilan tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah.

: tidak diteliti

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

Ibu hamil dengan anemia

Berat Badan

Lahir Bayi

Sirkulasi Feto-Maternal melalui plasenta

Normal Kurang

Lebih

Usia ibu & kehamilan Paritas Jenis kelamin Genetik Status gizi Penyakit pada kehamilan Sosio-demografi ANC

Terdapat hubungan antara anemia pada kehamilan dengan berat badan bayi lahir.