6 Uji Glejser Nilai t-statistik dan sig.
Tabel 4.6 Uji Glejser Nilai t-statistik dan sig.
Coefficients a
Total_Asset
Pend_Bunga
a. Dependent Variable: absRES2
Sumber : Hasil output regresi Berdasarkan hasil tabel diatas dari kelima variabel independent (LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga, dan BOPO) diperoleh hasil nilai Sig. > 5%. Karena nilai Sig. > 5% maka dapat dikatakan Sumber : Hasil output regresi Berdasarkan hasil tabel diatas dari kelima variabel independent (LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga, dan BOPO) diperoleh hasil nilai Sig. > 5%. Karena nilai Sig. > 5% maka dapat dikatakan
3. Analisis Model Regresi Berganda
Berdasarkan output SPSS secara parsial pengaruh empat variabel independen yakni LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga dan BOPO terhadap variabel dependen yakni ROA ditunjukkan pada tabel 4.7 :
Tabel 4.7 Hasil Regresi
Nilai Coefficient, t dan sig.
Coefficients a
Unstandardized
Standardized
Collinearity Statistics Model
Coefficients
Coefficients
Sig. Tolerance VIF 1 (Constant)
B Std. Error
.734 .962 1.040 Total_Asset
.000 .938 1.066 Pend_Bunga
.000 .952 1.050 a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil output regresi Hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dirumuskan sebagai berikut :
11 ROA = 0,016 11 – 0,002 LDR + 6,511x10 Total Assets + 3,444x10 Pendapatan Bunga - 0,002 BOPO
Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 0,016 menyatakan bahwa jika nilai LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga dan BOPO diasumsikan tetap/konstan, maka bank memiliki kenaikan tingkat profitabilitas / ROA sebesar 0,016.
b. 11 Koefisien regresi Total Asset adalah 6,511x10 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% Total Asset akan meningkatkan Return on Asset
(ROA) sebesar 651100000000
c. 11 Koefisien regresi Pendapatan Bunga adalah 3,44x10 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% Pendapatan Bunga akan meningkatkan
Return On Asset (ROA) sebesar 344000000000
d. Koefisien regresi BOPO adalah -0,002 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% BOPO akan menurunkan Return on Asset (ROA) sebesar 0,2%.
Persamaan diatas akan diguakan untuk menjelaskan bagaimana variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersamaan (Uji F) dan bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (Uji t) agar dapat menguji hipotesis yang dikemukakan penulis.
4. Koefisien Determinasi
Nilai Adjusted R Square dapat dilihat pada hasil output SPSS dalam tabel model summary. Hasil output koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary b
Std. Error of the Model
Adjusted R
R Square
Square
Estimate Durbin-Watson
.00662 1.310 a. Predictors: (Constant), BOPO, Pend_Bunga, LDR, Total_Asset b. Dependent Variable: ROA
1 a .857 .735
Sumber : Hasil output regresi
Pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah 0.714, yang berarti 71,4% variabel Return On Asset bisa dijelaskan oleh variabel independen (LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga, dan BOPO), sedangkan sisanya (28,6%) kemungkinan dijelaskan dengan faktor lain diluar model misalnya CAR, Kualitas Aktiva Produktif, dan sebagainya.
5. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis diperoleh dari hasil olah data dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengujian hipotesis dilihat dari tingkat signifikansinya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. bentuk pengujiannya adalah:
a. Uji F
Nilai F-tabel didapat dari niali Degree of freedom (df 1 ) = k – 1,
degree of freedom (df 2 )=n – k.
F-tabel ={ α ; (df 1 )=k – 1, (df 2 )=n – k} = 5% ; df 1 = (5 – 1), df 2 = 56 – 5) = 0,050 ; df 1 = 4, df 2 = 51 = 2,553395
Tabel 4.9 Uji F
ANOVA b
Model
F Sig. 1 Regression
Sum of Squares
Df Mean Square
35.303 .000 a Residual
a. Predictors: (Constant), BOPO, Pend_Bunga, LDR, Total_Asset b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil output regresi Kriteria pengambilan keputusan : Hipotesis ditolak jika F hitung ≤ F tabel pada α = 5% Hipotesis diterima jika F hitu ng > F tabel pada α = 5%
Dari hasil F hitung pada tabel ANOVA adalah 35,303 sedangkan nilai F tabel 2.553395, artinya variabel independen yang diteliti secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai sig.F sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi α=5%. Karena sig. f < α maka disimpulkan bahwa model regresi dapat
digunakan untuk mengestimasi variabel dependen. Hasil tersebut menunjukan bahwa LDR, Total Asset, Pendapatan Bunga, dan BOPO berpengaruh secara simultan terhadap ROA.
b. Uji t
Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan
dalam analisa (α) 5%.
t-tabel
= {α ; df = (n – k)} = 5% ; df = (56 – 5) = 0,050 ; df = 51 = 1.675285
Adapun hasil dari uji hipotesis ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Uji t
Coefficients a
Unstandardized
Standardized
Collinearity Statistics Model
Coefficients
Coefficients
Tolerance VIF 1 (Constant)
B Std. Error
.734 .962 1.040 Total_Asset
.000 .938 1.066 Pend_Bunga
.000 .952 1.050 a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil output regresi
Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Uji-t untuk X 1 yaitu pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset
Nilai t hitung = -.342 dimana t hitung <t tabel = 1.675285 Nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.025.
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui variabel LDR memiliki nilai beta negatif, hal tersebut berarti menunjukan bahwa LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hipotesis alternatif pertama (H1) yang menyebutkan LDR berpengaruh positif terhadap ROA, hal ini
menunjukkan H 1 ditolak dan Ho diterima. Artinya, bahwa LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hasil tersebut didukung oleh Sri Wahyuni Rasyid (2012:61) yang menyatakan kredit yang disalurkan oleh bank tidak banyak memberikan kontribusi laba karena terdapat gap tinggi diantara bank- bank yang beroperasi dalam mengucurkan kredit. Contohnya pada tahun 2009 LDR Bank Central Asia hanya 50,3% berbeda jauh dengan LDR Bank Ekonomi Raharja yang sebesar 113,08% di tahun yang sama. Begitupula pada tahun 2010 LDR Bank Capital Indonesia hanya 50,6% dan LDR Bank Ekonomi Raharja sebesar 114,30% . Hal ini ditunjukkan oleh nilai standar deviasi yang tinggi yaitu sebesar
17,84874. Jadi terdapat bank-bank yang kurang mengoptimalkan dana pihak ketiga, di sisi lain terdapat bank-bank yang berlebihan dalam memberikan kredit.
Loan to Deposit Ratio (LDR), menunjukkan seberapa besar dana bank dilepas untuk pembiayaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Menurut Werdaningtyas (2002: 37), semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tidak likuid bank tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan profitabilitas. Makin tidak likuid suatu bank makin besar risiko likuiditas yang ditanggung bank, sehingga terdapat risiko tidak tersedianya aktiva likuid untuk memenuhi kewajiban segera pada nasabah. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dapat menyebabkan penarikan dana yang berdampak pada makin rendahnya likuiditas bank yang pada akhirnya menyebabkan penurunan likuiditas (Werdaningtyas, 2002: 37).
Pada sebagian besar bank umum porsi kredit masih dominan, namun porsi surat berharga semakin meningkat sejalan dengan penurunan porsi kredit dalam aset bank. Selama krisis ternyata penyaluran kredit sangat menurun dan dana masyarakat yang masuk ke bank lebih banyak ditempatkan dalam surat-surat berharga Pada sebagian besar bank umum porsi kredit masih dominan, namun porsi surat berharga semakin meningkat sejalan dengan penurunan porsi kredit dalam aset bank. Selama krisis ternyata penyaluran kredit sangat menurun dan dana masyarakat yang masuk ke bank lebih banyak ditempatkan dalam surat-surat berharga
Berdasarkan penelitian terdahulu serta teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kredit yang disalurkan dengan menggunakan rasio LDR tidak signifikan yang mungkin disebabkan oleh bank yang lebih bermain aman dalam mengelola dana dari masyarakat terlebih saat setelah reses ekonomi dunia tahun 2008. Krisis properti di Amerika ternyata berdampak hingga ke Indonesia. Untuk itulah, sejak tahun 2008 bank lebih senang menempatkan dananya ke sekuritas rendah resiko agar tetap mendapat untung, di samping itu likuiditasnya tetap terjaga.
Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa LDR tidak mempunyai berpengaruh signifikan terhadap ROA. Karena nilai signifikansinya sebesar 0,734, lebih besar dari 5%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Fitriyani Prastiyaningtyas (2010) dan Sri Wahyuni Rasyid (2012). Berdasarkan penelitian ini, jika nilai
signifikansi sebesar 0,734 > 0,05, maka disimpulkan H 1 ditolak,
artinya LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
2. Uji-t untuk X 2 yaitu pengaruh Total Asset terhadap Return On Asset
Nilai t hitung = 9.719 dimana t hitung >t tabel = 1.675285 Nilai signifikannya lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas dapat diketahui variabel total asset memiliki nilai beta positif, hal tersebut berarti menunjukan bahwa total asset memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Hasil
penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis alternatif kedua (H 2 ), yang menyebutkan bahwa total asset memiliki pengaruh positif terhadap ROA.
Menurut Astuti dan Zuhrotun dalam Diah Aristya Hesti (2010:82) perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Dengan segala kelebihan yang dimiliki perusahaan berukuran besar, tentunya akan terasa lebih mudah untuk mengalahkan pesaingnya. Tapi bukan tidak mungkin yang besar akan dikalahkan oleh yang lebih kecil.
Selain itu menurut Bashir dan Kosak dan Cok dalam Diah Aristya Hesti (2010:82), ukuran bank yang besar memungkinkan bank menyediakan menu jasa keuangan yang lebih luas. Bank yang berukuran besar memiliki kemampuan untuk menghimpun kekuatan pasar melalui citra merek yang lebih kuat.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas juga dapat dilihat bahwa total asset berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Go Pulic dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 atau lebih besar dari 5%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Diah Aristya Hesti (2010) dan
Ni Ketut Muliati (2011), hasil penelitian tersebut menyatakan jika nilai signifikansi sebesar 0.010 < 0,05, maka disimpulkan H 2 diterima bahwa total asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset .
3. Uji-t untuk b 3 yaitu pengaruh Pendapatan Bunga terhadap Return On Asset
Nilai t hitung = 2.334 dimana t hitung >t tabel = 1.675285 Nilai signifikannya lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas dapat diketahui variabel pendapatan bunga memiliki nilai beta positif, hal tersebut berarti menunjukan bahwa pendapatan bunga memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis
alternatif ketiga (H 3 ), yang menyebutkan bahwa pendapatan bunga memiliki pengaruh positif terhadap ROA.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas juga dapat dilihat bahwa pendapatan bunga berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Go Public dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 atau lebih besar dari 5%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi Mayasari (2008), hasil penelitian tersebut menyatakan jika nilai signifikansi sebesar
0.000 < 0,05, maka disimpulkan H 3 diterima bahwa pendapatan bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset .
4. Uji-t untuk b 4 yaitu pengaruh BOPO terhadap Return On Asset Nilai t hitung = -4,294 dimana t hitung <t tabel = 1.675285
Nilai signifikannya lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000 Dari hasil pengujian hipotesis di atas dapat diketahui variabel
Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai beta negatif, hal tersebut berarti menunjukan bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan hipotesis alternatif ke empat (H 4 ), yang menyebutkan bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas juga dapat dilihat bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Go Pulic dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 atau lebih besar dari 5%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Ahmad Buyung Nusantara (2009) dan Fitriyani Prastiyaningtyas (2010), hasil penelitian tersebut menyatakan
jika nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0,05, maka disimpulkan H 4 diterima bahwa BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset .