KARAKTERISTIK BENTANG WILAYAH PROFIL LONG TRANSECT
5.2. KARAKTERISTIK BENTANG WILAYAH PROFIL LONG TRANSECT
TABEL HASIL PENGAMATAN FISIK LONG TRANSECT
Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat cokelat
Warna tanah
kemerahan keabuan kemerahan
Tekstur lempung lempung geluh lempung geluh
geluh
lempung lempung
tanah berpasir berpasir berpasir berpasir berpasir Kedalaman 3m 4m 20 m 5m 1m 10 m 100 m 10 m
tanah
Ketersediaan Ada Ada Ada Ada Tidak Tidak Tidak Tidak
air
Drainase Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Baik
permukaan
Tembakau, Cabai,
jagung,
tembakau, Tembakau,
pisang,
kelapa, kol, jagung brokoli, tomat, pisang, pisang jagung
Tanaman
padi, kubis, petai cina,
jagung,
tembakau, tembakau,
kacang
cabai,
cabai jagung cabai
panjang, jambu biji,
terong tomat Ayam Sapi,
- Kambing, Ayam, sapi, Kambing, Ayam Kambing,
Hewan
kambing,
sapi kambing ayam ayam
ternak ayam, kelinci
Tinggi muka 3m 4m 3m 5m 10 m 10 m - 10 m
air
Air di
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada
kemarau
Pembuatan profil wilayah meliputi penggunaan lahan, kondisi sosial-ekonomi, dan kondisi fisik dari Kecamatan Bulu dan Tlogomulyo. Profil terdiri dari delapan segmen yang melewati kedua kecamatan dengan setiap segmen memiliki karakteristik fisik dan sosial-ekonomi yang berbeda. Tetapi, terdapat kesamaan dalam hal permasalahan sosial-ekonomi di mana tembakau menjadi akar masalah setiap masyarakat tempat dibuatnya profil kecamatan.
Dusun yang menjadi lokasi kajian pertama, yakni Dusun Mondoretno, memiliki permukiman rapat dengan rumah permanen, menandakan bahwa kondisi ekonomi dari masyarakat yang ada di dusun tersebut merupakan golongan menengah ke atas, permukiman rapat juga menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah dengan kondisi ekonomi yang terus meningkat, menyebabkan orang tertarik utnuk tinggal pada dusun tersebut. Kualitas hidup dari Dusun Mondoretno terbilang tinggi karena adanya fasilitas pendidikan meliputi SDN, TK, MTs, SMA, MA, dan PAUD. Selain itu, terdapat pula fasilitas kesehatan dalam bentuk POLINDES. Kondisi jalan cukup bagus, terlihat dari jalanan yang sebagian besar sudah diaspal dan dalam kondisi baik. Jaringan telepon masih dapat menjangkau desa ini, tetapi hanya tersedia pada sebagian kecil rumah yang ada di dusun terkait. Permasalahan yang sering ditemui dalam dusun ini merupakan gagal panen yang selama beberapa tahun belakangan selalu menghantui penduduk dari Dusun Mondoretno.
Dusun yang menjadi lokasi kajian segmen kedua adalah Dusun Sayangan. Pada dusun terkait, permukiman 90 tersusun dari rumah permanen, Fasilitas pendidikan pada Dusun Sayangan tidak selengkap yang ada pada Dusun Mondoretno, karena dusun ini hanya memiliki PAUD, TK, SD, MTs, dan MA. Tetapi, terdapat bidan di dusun ini yang dapat membantu dalam proses persalinan. Jalanan utama pada dusun terkait 95 tertutup aspal dan untuk jalan-jalan kecil pada dusun ini ditutupi oleh paving. Dari segi ekonomi, desa ini tidak memiliki populasi PNS dan cenderung memilih bertani sebagai mata pencaharian.
Dusun yang menjadi lokasi kajian segmen ketiga adalah Dusun Jojogan. Dusun ini memiliki kondisi permukiman yang sepenuhnya terdiri dari permukiman yang rapat dengan permanen. Dusun ini tidak memiliki fasilitas pendidikan memadai, karena hanya ada SD, MI, dan TPA di sana. Utilitas pada desa ini kurang mendukung untuk hidup masyarakat karena ketiadaan sumur dan semua air yang ada di desa ini menggunakan PAM. Hal ini disebabkan oleh karena permukaan air tanah yang terlalu Dusun yang menjadi lokasi kajian segmen ketiga adalah Dusun Jojogan. Dusun ini memiliki kondisi permukiman yang sepenuhnya terdiri dari permukiman yang rapat dengan permanen. Dusun ini tidak memiliki fasilitas pendidikan memadai, karena hanya ada SD, MI, dan TPA di sana. Utilitas pada desa ini kurang mendukung untuk hidup masyarakat karena ketiadaan sumur dan semua air yang ada di desa ini menggunakan PAM. Hal ini disebabkan oleh karena permukaan air tanah yang terlalu
Kondisi yang terjadi di ketiga desa pertama dialami pula di desa lainnya, dengan kondisi dari kedelapan desa yang walau cukup beragam, tetapi memiliki kesamaan pada ketersediaan air tanah yang minim dengan komoditas perkebunan utama adalah tembakau. Ada desa yang pada dasarnya tidak sesuai untuk perkebunan tembakau dan lebih mendukung untuk pertanian jenis tanaman lain seperti cabai, jagung, dan sebagainya. Tetapi, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa menanam tembakau sebagai mata pencaharian utama sudah menjadi budaya yang mengakar kuat di masyarakat kedua kecamatan (Tlogomulyo dan Bulu), sehingga untuk mengalihkan masyarakatnya bertani sesuatu yang lain merupakan hal yang sulit. Walaupun kebutuhan modal untuk bertani tembakau semakin lama semakin meningkat (hal ini terkait dengan kebutuhan pupuk kandang yang meningkat dari waktu ke waktu), tetapi masyarakat tetap menganggap menanam tembakau merupakan sebuah kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan. Terutama pada Kecamatan Bulu, yang masyarakatnya amat bangga pada tembakau yang mereka tanam.