KARAKTERISTIK TEMATIK

5.7. KARAKTERISTIK TEMATIK

  Desa Legoksari memiliki dua desa yaitu desa lamo legoksari (kanan) dan desa lamo gunung (kiri) yang dipisahkan oleh sungai dan dihubungkan oleh jembatan. Pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Total kuisioner ada 15 sampel. Sampel diambil di lapangan dengan mewawancarai desa lamo legoksari daerah utama petani tembakau sukses (putih) bapak lurah, bapak kepala dusun, sebagian petani sukses dan menengah, daerah pendatang (biru) tiga orang,

  di lamo gunung (kuning) tiga

  orang.

  Semua penduduk di kelurahan Legoksari memiliki lahan sendiri. Lahan paling subur di bagian atas dimiliki oleh sebagian besar petani di Lamo legoksari. Sedangkan di lamo gunung memiliki lahan disekitar permukiman ke bawah. Terjadi perbedaan status ekonomi karena tingginya kualitas lahan di bagian atas dan semakin ke bawah semakin menurun kualitasnya. Jenis lahan didominasi tegalan karena lahan memang berada di lereng sampai puncak gunung sumbing. Sawah adalah perluasan lain dari pengusaha tembakau yang memiliki lahan di bawah. Petani yang sukses memiliki lahan tidak hanya di bagian atas saja namun di bagian tengah dan bawah yang sangat luas.

  Status social dapat diamati dengan aset yang dimiliki. Tidak ada investasi karena gaya konsumtif penduduk yang biasanya tidak menyimpan uang hasil panen. Aset yang didata berupa jumlah kendaraan, luas rumah, jumlah lantai, jenis permanenitas, kepemilikan, elektronik, dan sumber air bersih. Di desa lamo legoksari bagian pendatang rumah masih sederhana kendaraan hanya satu berupa motor. Di lamo legoksari bagian penduduk asli rumah sebagian besar dua lantai lebih dan bagian atap untuk menjemur tembakau. Di lamo gunung tidak memiliki atap untuk menjemur jadi menjemur dilakukan di ladang maupun halaman rumah yang sangat terbatas. Luas rumah kurang lebih sama hanya jumlah lantai yang menonjol. Kendaraan di lamo legoksari sebagian besar memilik mobil ½ kemudian motor dua sampai tiga buah. Televisi lebih dari satu, lemari es dan properti rumah seperti mebel ukir kayu jati dan sebagainya. Di lamo gunung rumah hanya sedikit yang lebih dari satu lantai dan walaupun rumah cukup baik namun bila mencari modal masih berhutang. Pajak pun sangat kecil hanya 50 rupiah per meter persegi sehingga 1

  Kesehatan di daerah pendatang pun masih banyak seperti kolestrol diabetes dan sebagainya sedangkan di lamo gunung dan lamo legoksari semua sehat. Fasilitas kesehatan yang ada hanya bidan dan bila sakit biasa ke puskesmas terdekat tapi harus turun gunung terlebih dulu.

  Semua petani berfokus pada bertani terutama tembakau dan tidak ada diversifikasi pendapatan. Tidak didapati jasa atau perdagangan hanya sebatas warung kecil itupun sangat sedikit sehingga dalam pemenuhan kebutuhan harus turun ke kota karena di daerah atas tidak ada diversivikasi pekerjaan. Pendidikan dianggap sebagai bekal pengetahuan saja bukan untuk mencari pekerjaan karena akan mewarisi kebun tembakau, banyak yang lulus smp langsung menikah. Jumlah keluarga besar biasanya sangat banyak ditambah tanggungan karyawan penggarap ladang. Sebagian besar anak anak mengikuti pendidikan informal berupa kebudayaan seperti tari.

  Modal untuk bertani didapat dari sisa panen tahun lalu untuk petani daerah lamo legoksari. Daerah lamo gunung dan petani menengah kebawah sebagian mendapat dari tahun lalu dan dengan hutang, bahkan berhutang. Sebagian besar penduduk memiliki lahan sendiri dan hanya beberapa yang menyewa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya penduduk desa lamo legoksari menguasai dan memiliki lahan di bagian atas dan bagi pendatag dan desa lamo gunung lebih beragam. Pupuk biasa menggunakan ketiga jenis pupuk yaitu organic, anorganik dan lainnya. Pupuk organic didatangkan pada pemasok di daerah bawah dengan biaya transportasi mencapai dua juta untuk ke ladang dan satu truk pupuk harganya satu juta sampai satu juta setengah. Modal dari panen tahun lalu dan ada yang sebagian meminjam untuk yang status menengah ke bawah , terasering tidak modal karena telah dibuat turun temurun pertama kali dibuat mencapai 50 juta. Penyerapan tenaga kerja tinggi karena proses banyak sehingga modal untuk menggaji karyawan juga tinggi.

  Tembakau jenis yang paling diminati adalah kemloko dua. Karena kualitas terbaik sebenarnya kemloko satu namun karena daunnya terlalu kecil kurang menguntungkan ketika dikilokan. Kemloko dua walau kualitas di bawah kemloko satu namun daunnya lebih lebar. Inilah yang menjadikan alasan agar

  pembibitan jaraknya tergantung oleh jenis tembakau atau lebih tepatnya lebar daun. Pembibitan mengembangkan sendiri dan tidak mengeluarkan modal, pembibitan jumlahnya tergantung kerapatan dan kerenggangan dalam penanaman varietas daun (lebar daun), 12 gram dapat mencapai 12 hektar, bibit di kapsul dengan tujuan menjaga kelembaban. Tembakau sangat rentan terhadap hama terutama siput dalam sehari bisa habis dimakan siput. Pestisida yang biasa digunakan adalah jenis dusman dan yang lain tergantung dengan jenis hamanya. Kualitas dari tembakau tidak dapat ditipu karena sangat khas, nikotin tinggi karena berasal dari embun yang disinari matahari. Harga jual tembakau di bagian atas sangat tinggi pernah mencapai 800.000 per kilo , bila di area bawahnya bisa 200-400 ribu per kilo tergantung cuaca. Tembakau semuanya dijual basah dan langsung diproses. Narasumber sebagian besar memasok tembakau kepada pengepul yaitu orang yang dipercaya perusahaan untuk daerah tersebut. Warga lainnya langsung ke pabrik karena merupakan petani besar atau dirinya adalah salah satu pengepul.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63