PEMANFAATAN RUANG

5.3.PEMANFAATAN RUANG

  Interpretasi data visual secara umum mengacu pada beberapa hal fundamental, melihat citra, membuat pengukuran berdasarkan citra, menampilkan hasil interpretasi, dan mentransfer informasi hasil dari interpretasi pada peta dasar atau database digital. Dalam interpretsi citra, kegiatan menentukan bentuk objek dan sifatnya yang tampak dalam citra beserta deskripsinya, kita mengenal prisip konvergensi bukti. Prinsip ini mengacu pada seragkaian bukti yang didukung oleh beberapa unsur interpretasi yang nantinya akan mengarahkan sang penafsir menuju pada beberapa kesimpulan tentang jenis objek yang dilihatnya dalam sebuah citra. Saat dilakukan beberpa penambahan satu atau lebih unsur interpretsi, maka akan terjadi penyempitan kemungkinan asumsi pengguna tentang kemungkinana jenis objek yang terlihat yang nantinya akan membimbing penafsir pada sebuah kesimpulan yang kemudian dibuktikan kembali pada observasi lapangan. (Lillesand, dkk ,2004).

  Uraian di atas adalah konsep-konsep yang digunakan dalam interpretasi citra secara visual dan akan menjadi sebuah dasar yang sangat berguna bila digunakan Uraian di atas adalah konsep-konsep yang digunakan dalam interpretasi citra secara visual dan akan menjadi sebuah dasar yang sangat berguna bila digunakan

  Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover).Penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan merupakan aspek penting karena penggunaan lahan mencerminkan tingkat peradaban manusia yang menghuninya. Interpretasi penggunaan lahan dari foto udaracitra ini dimaksudkan untuk memudahkan deliniasi. Untuk dapat mempercepat hasil inventarisasi dengan hasil yang cukup baik, digunakan pemanfaatan data penginderaan jauh, karena dari data penginderaan jauh memungkinkan diperoleh informasi tentang penggunaan lahan secara rinci.selain itu, adanya perrubahan pemanfaatan lahan kota yang cepat dapat pula dimonitor dari data penginderaan jauh.

  Identifikasi, pemantauan, dan evaluasi penggunaan lahan perlu selalu dilakukan pada setiap periode tertentu, karena ia dapat menjadi dasar untuk penelitian yang mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha melakukan perencanaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan keruangan di suatu wilayah. Prinsip kebijakan terhadap lahan perkotaan bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan pengadaan lahan untuk menampung berbagai aktivitas perkotaan. Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan lahan, kebijakan penggunaan lahan diartikan sebagai serangkaian kegiatan tindakan yang sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada waktunya, untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan masyarakat.

  Menurut Malingreau (1979), penggunaan lahan merupakan campur tangan

  manusia baik secara permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya. Penggunaan lahan merupakan unsur penting dalam perencanaan wilayah. Bahkan menurut Campbell (1996), disamping sebagai faktor penting dalam manusia baik secara permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya. Penggunaan lahan merupakan unsur penting dalam perencanaan wilayah. Bahkan menurut Campbell (1996), disamping sebagai faktor penting dalam

  Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha atau campur tangan

  manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaantutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara secara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari foto udara multitemporal. Teknik interpretasi foto udaracitra termasuk di dalam sistem penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1997).

  Penggunaan foto udara atau citra sebagai sumber informasi sudah meluas

  dalam berbagai aplikasi. Hanya saja untuk dapat memanfaatkan citra tersebut diperlukan kemampuan mengamati keseluruhan tanda yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang diamati. Tanda-tanda tersebut dinamakan kunci pengenalan atau biasa disebut dengan unsur-unsur interpretasi. Unsur-unsur tersebut meliputi : ronawarna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, asosisasi, dan konvergensi bukti.Untuk dapat melakukan interpretasi penggunaan lahan secara sederhana dan agar hasilnya mudah dipahami oleh orang lain (pengguna), diperlukan panduan kerja berupa sistem klasifikasi penggunaan lahantutupan lahan.

  Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra

  

  Pengelompokan objek-objek ke dalam kelas-kelas berdasarkan persamaan dalam sifatnya, atau kaitan antara objek-objek tersebut disebut dengan klasifikasi. Menurut Malingreau (1978), klasifikasi adalah penetapan objek-objek kenampakan atau unit-unit menjadi kumpulan-kumpulan di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang khusus berdasarkan kandungan isinya. Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami.

  TAHAP INTERPRETASI OBJEK PADA CITRA

  Penyempitan kemungkinan jenis obyek

  KESIMPULAN JENIS

  JENIS OBYEK:

  JENIS OBYEK

  Lahan kosong yang

  Obyekp

   Sawah kering

   Tegalan

  dipersiapkan untuk

  adafoto

   Tegalan

   Lahankosongtak

  pengembangan

  citra lain

   Lapangan s.

  dimanfaatkan

  perumahan

  bola  Lahankosongtak dimanfaatkan

  Situs: dekatjalan Asosiasi:

  Warna: hijau – cyan

  2 Pola: -

  adakelompokobjekmenyer

  Ukuran: 100 x 110 m

  upaiperumahan (dari

  Tekstur: halus

  Bayangan: -

  proses interpretasisebelumnya)

  Kajian perubahan penggunaan lahan merupakan salah satu kajian yang sangat penting bagi wilayah yang memiliki kecepatan perubahan yang tinggi. Hal ini tidak hanya berlaku di wilayah perkotaan yang umumnya mengakuisisi lahan pertanian sebagai upaya pemenuhan kebutuhan lahan untuk permukiman dan industrijasa. Wilayah lain seperti wilayah antarmuka hutan dan lahan pertanian seringkali menjadi krusial dalam aspek berkurangnya tutupan lahan hutan. Ekstraksi informasi penggunaan lahan dari data penginderaan jauh adalah satu proses yang sangat menentukan dalam analisis perubahan penggunaan lahan. Penginderaan jauh merupakan sistem yang sangat prospektif digunakan dalam pemantauan bumi. Namun demikian, informasi yang diturunkan dari penginderaan jauh merupakan informasi sesaat sehingga informasi yang dapat diperoleh merupakan informasi penutupan lahan. Pada wilayah tropik dimana perubahan terjadi sangat cepat, penutupan lahan menjadi terlalu dinamis untuk mengkaji struktur wilayah. Kajian wilayah pada umumnya membutuhkan informasi penggunaan, bukan penutupan, lahan sebagai informasi dasar. Hal ini tentu saja tidak dapat diterapkan dengan mudah bila ekstraksi informasinya diperoleh dari data penginderaan jauh. Pemahaman terhadap wilayah yang ditunjang dengan hasil survei atau pengamatan lapangan dapat dimanfaatkan untuk mengkonversi data penutupan lahan menjadi data penggunaan lahan. Berbagai riset menyatakan bahwa aksesibilitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan dan dinamika suatu wilayah. Jika perubahan penggunaan lahan dipandang sebagai representasi dari perkembangan dan dinamika wilayah, maka kondisi akses merupakan salah satu faktor penting yang seharusnya dipertimbangkan untuk memahami dinamika perubahan penggunaan lahan. Dengan alasan tersebut analisis terhadap pengaruh pembangunan satu jaringan jalan yang menjadi pewakil aksesibilitas terhadap dinamika perubahan penggunaan lahan dirasakan sebagai salah satu kajian yang penting untuk dilakukan.

  Kegiatan lapangan untuk melakukan uji akurasi merupakan salah satu upaya untuk melatih kita agar dapat mengetahui keadaan langsung di lapangan untuk membuktikan keakuratan data yang diperoleh dengan keadaan langsung dilapangan. Sebelum melakukan kegiatan lapangan, ada 1 hal yang penting sebagai patokan utama kita agar tidak menghabiskan waktu dan biaya dalam pengerjaan lapangan yaitu penggunaan dan interpretasi citra. Dengan citra kita dapat melihat wilayah

  dalam skala yang kita inginkan, sehingga tidak perlu untuk menguji semua titik sampel yang ada. Citra untuk pengerjaan lapangan yang telah di interpretasi berdasarkan kelas penutup lahan maupun penggunaan lahan maka akan menjadi patokan dalam proses pengujian akurasi citra. Dari hasil interpretasi citra dapat kita lihat terdapat kebun, sawah, hutan, semak, tubuh air, pemukiman,dan lahan kosong. Dari kenampakan-kenampakan tersebut akan diuji keakuratan kkenampakan yang terdapat pada citra dengan kenampakan yang ada di lapangan dengan menggunakan tabel cek akurasi kenampakan dimana diperoleh data yang agak banyak kenampakannya berubah misalnya sawah dicitra menjadi pemukiman di lapangan,hal ini dapat dikatakan bahwa lahan yang mulanya sawah telah beralih fungsi. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga perubahan tersebut mempengaruhi hasil interpretasi oleh karena itu pengujian lapangan secara langsung sangat perlu dilakukan untuk mengetahui keakuratan data itu sendiri. Pesatnya pembangunan yang berlangsung sehingga dalam tahun-tahun terakhir ini kenampakan pada citra yang sudah lama dicetak sangat berbeda dengan kenampakan yang ada dilapangan sekarang. Adanya perbedaan interpretasi antara kenampakan yang diperoleh dari kegiatan survey lapangan atau uji lapangan secara langsung menimbulkan kesalahan dalam klasifikasi. Kesalahan klasifikasi ini biasanya terjadi oleh karena adanya kekeliruan penetapan informasi dari kelas spketral itu sendiri. Banyak sekali manfaat dari kegiatan lapangan ini selain mengetahui kenampakan asli dilapangan serta menguji keakuratan sebuah data atau citra ,kegiatan lapangan juga bertujuan untuk menambah local knowledge interpreter secara lebih luas tidak hanya memperhatikan sebuah citra dilaboratorium saja melainkan dapat melihat secara langsung ,membuktikan kebenaran dari data tersebut, dan dapat mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi dilapangan secara langsung dalam kurun waktu yang berbeda. Selain mengji kebenaran antara kenampakan dicitra dan kenampakan dilapangan saatnya melakukan cek akurasi dengan menggunakan rumus yang telah ada seperti overall accuracy, user accuracy, error commission, producer’s accuracy, serta menggunakan rumus Kappa coefficient. Berikut contoh dari cek akurasi menggunakan tabel akurasi dan rumus Kappa.

  Contoh tabel uji akurasi : Classified

  Reference Data Reference Data

  badan vegetasi vegetasi

  tanah Row

  Data

  Awan Bayangan

  kosong Total ()

  badan air

  vegetasi j

  vegetasi r

  kosong Column

  46 40 6 11 10 8 129 N

  Total Producers

  acc

  ∑Xii = 129 ∑Xi+.X+i = 4101 Overall acc () = 100 Kappa acc = 100

  Evaluasi akurasi terhadap besarnya kesalahan klasifikasi area contoh untuk

  menentukan besarnya persentase ketelitian pemetaan. Evaluasi ketelitian pemetaan meliputi jumlah piksel area contoh yang diklasifikasikan dengan benar atau salah, pemberian nama kelas secara benar, persentase banyaknya piksel dalam masing-masing kelas serta persentase kesalahan total. Akurasi ketelitian pemetaan diuji dengan membuat matriks contingency yang lebih sering disebut dengan matriks kesalahan (confusion matrix) (Hermawan, 2008).

  Akurasi yang bisa dihitung berdasarkan tabel di atas antara lain User’s

  accuracy, Producer’s Accuracy dan Overall accuracy. Nilai akurasi yang paling banyak digunakan adalah akurasi Kappa, karena nilai ini memperhitungkan semua elemen (kolom) dari matrix. Nilai overall accuracy yang merupakan perbandingan jumlah total area (piksel) yang diklasifikasikan dengan benar terhadap total area (piksel) observasi, menunjukkan tingkat kebenaran citra hasil klasifikasi. Producer’s accuracy dan user’s accuracy, Producer’s Accuracy dan Overall accuracy. Nilai akurasi yang paling banyak digunakan adalah akurasi Kappa, karena nilai ini memperhitungkan semua elemen (kolom) dari matrix. Nilai overall accuracy yang merupakan perbandingan jumlah total area (piksel) yang diklasifikasikan dengan benar terhadap total area (piksel) observasi, menunjukkan tingkat kebenaran citra hasil klasifikasi. Producer’s accuracy dan user’s

  Dari hasil perhitungan dengan rumus diatas diperoleh hasil User’s accuracy

  sebesar 100, Producer’s Accuracy sebesar 100 , Overall acc () yaitu 100 Kappa acc yaitu 100 . Hal ini menunjukkan bahwa piksel-piksel dalam area contoh telah terkelaskan dengan baik, dimana tingkat akurasinya mencapai 100 . Pada producer’s accuracy, keseluruhan kelas mempunyai nilai producer’s accuracy sebesar 100 . Ini menunjukkan bahwa pada kelas-kelas tutupan dan penggunaan lahan tersebut tidak terjadi kesalahan klasifikasi dengan tidak mengambil piksel dari kelas lain. Berdasarkan nilai Kappa Accuracy pada 100 , sehingga klasifikasi yang kurang akurat sehingga analisis yang didasarkan pada perbandingan piksel per piksel menghasilkan juga akurat. Pada user’s accuracy, keseluruhan kelas mempunyai nilai producer’s accuracy sebesar 100 . Hal ini menandakan bahwa piksel dari kelas tutupan dan penggunaan lahan tersebut tidak ada yang masuk ke kelas lain. Dengan nilai akurasi mencapai 100 maka piksel-piksel yang digunakan sudah cukup mewakili karakterisik masing-masing kelas.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63