KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

5.6. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

5.6.1. KALENDER MUSIM

  Sistem pertanian yang terdapat pada masing – masing wilayah memiliki cara yang berbeda – beda termasuk dalam sistem tanam yang ada, termasuk pertanian tembakau yang terdapat di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tembakau yang sudah menjadi komoditas unggulan di kabupaten ini memiliki sistem tanam berupa kalender musim yang dipengang teguh oleh para petani tembakau di Desa Legoksari ini. Kalender ini menjadi hal penting mengingat indikator musim sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman tembakau yang dihasilkan yang berpengaruh terhadap produktivitas tembakau yang ada.

  Tanaman tembakau sangat dipengaruhi oleh musim yang ada. Semakin sedikit curah hujan yang ada dan semakin tingginya temperatur udara akibat adanya pencahayaan matahari yang optimal akan membuat tanaman tembakau memiliki kualitas yang baik serta mengahsilkan produktivitas lahan yang baik pula. Kualitas tanaman yang baik ditandai dengan daunnya yang lebar, jumlah daun yang banyak serta kandungan nikotin yang etrdapat ada daun tembakau. Sebaliknya, ketika musim tanam yang dilkaukan kurang sesuai dengan siklus hidup tembakau, maka kulitas yang dihasilkan pun juga kurang baik.

  Tembakau merupakan tanaman semusim. Jadi, dalam satu tahun hanya dapat dilakukan sekali penanaman tembakau. Berikut adalah kalender musim tanah tambaku yang terdapat di Desa Legoksari yang merupakan desa penghasil tambakua kualitas terbaik di Indonesia:

  1. Penyiapan Pupuk Organik

  Januari

  2. Penaburan benih untuk pembibitan

  Februari

  Pembuatan lubang tanam

  Maret

  Tanam

  April

  Tanam dan penyulaman tanaman

  Mei

  Pemupukan kedua

  Juni

  Toping (pemangkasan agar tidak terbentuk bunga)

  Pembersihan rumput dan mulai panen

  September

  Panen Raya

  Oktober November

  (Sumber : Hasil interview dengan petani tembakau Desa Legoksari)

  Berdasarkan kalender musim tanam tembakau yang terdapat di Desa Legoksari, dapat diketahui bahwa secara umum penanaman tembakau di tegalan dilakukan ketika sudah memasuki musim kemarau yang jatuh sekitar bulan Maret hingga April. Pada bulan tersebut, tanaman – tanaman selingan dari tembakau seperti cabai, jagung dan juga bawang merah sudah mesauki musim panen. Mayoritas dari tegalan yang ada masih terdapat tanaman seliangan yang belum dipanen, akibatnya tanaman di ladang menjadi bercampur. Hal ini lebih dikenal sebagai sistem taman tumpangsari (polyculture) dimana dalam satu ladang yang sama terdapat lebih dari satu jenis tanaman yang ditanam.

  (Tumpang sari antara tembaku dan bawang merah Desa Legoksari)

  Sebelum masa tanam tembakau, lahan ladang yang ada dimanfaatkan untuk penanaman jenis holtikultura lain, sehingga ladang yang ada tetap termanfaatkan dengan baik. Sementara itu untuk proses penyiapan benih tembakau mayoritas dilakukan di halaman rumah masing – masing petani, jika tidak di pinggir ladang. Proses tersebut dilakukan di rumah. Hal tersebut dikarenakan sistem pembenihan memerlukan perlakukan khusus agar menghasilkan kualitas bibit yang baik.Perlakukan – perlakuan khusus seperti pemberian kanopi bertujuan untuk menjaga bibit dari suhu, agar tidak terlalu kepanasan dan juga kedinginan. Petani – petani di Desa Legoksari mayoritas membuat bibit sendiri dengan tujuan untuk mengurangi biaya penanaman yang dibutuhkan.

  (pembibitan tembakau)

  Perawatan yang dibutuhkan untuk proses penamanan tembakau seperti pemberihan tembakau dari rumput – rumput maupun pemberian pupuk tembakau dilakukan setelah penanaman hingga musim panen tiba. Musim panen tersebut dilakukan menjelang musim kemarau berakhir, pada umumnya adalah akhir bulan Agustus atau awal hingga akhir November. Panjang masa panen ini tergantung pada kualitas tembakau yang ada. Rata – rata satu pohon tembakau mampu dilakukan 10 kali pemetikan selama musim panen.

  Musim tanam dan musim panen tembakau di Desa Legoksari menjadi daya tarik yang tinggi bagi masyarakat pekerja yang berasal dari luar daerah. Selain dari luar desa, juga terdapat pekerja musiman dari luar Kabupaten Temanggung seperti dari Kabupaten Wonosobo, Magelang, dan bahkan dari Kabupaten Gunung Kidul. Banyaknya pekerja musiman yang datang tersebut selain dikarenakan adanya kebutuhan tenaga kerja yang banyak, juga dikarenakan adanya daya tarik berupa upah yang relatif tinggi bagi para pekerja pendatang. Minimal upah yang diterima per pekerja setiap harinya sebesar Rp. 50.000,00. Upah tersebut sudah bersih, tidak termasuk uang makan maupun yang lainnya.

5.6.2. ASPEK EKONOMI MASYARAKAT DESA LEGOKSARI

  a. Pekerjaan Masyrakat

  Masyarakata Dsa legoksari merupakan masyarakat yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, khususnya petani tembakau. Seluruh keluarga yang tinggal di desa penghasil tembakau jenis Srintil ini memiliki lahan pertanian. Kepemilikan lahan yang ada tidak hanya terdapat di wilayah administrasi Desa Legoksari,bahkan banyak yang memiliki lahan di luar kecamatan Tlogomulyo.

  Desa Legosari ini sangat menggantungkan penghidupannya pada produksi tembakau yang ada. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wilayah ini memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap tanaman ekonomis tersebut. Faktor yang menonjol selain karena tembakau memiliki nilai jual yang tinggi adalalah faktor fisik wilayah. Desa Legoksari yang berlokasi di lereng Gunung Sumbing ini memiliki temperatur yang tinggi di siang hari khusunya pada musim kemarau. Wilayahnya yang tinggi membuat wilayah tersebut tidak dapat mengakses air permukaan secara mudah. Maka dari itu, mayoritas lahan yang ada berupa sawah tadah hujan. Ketika musim kemarau, lahan yang ada mengalami kekeringan. Tidak banyak tanaman yang mampu tumbuh di wilayah tersebut. Akan tetapi, tanaman tembakau mampu tumbuh subur dengan keadaan fisik tersebut. Alasan tersebutlah yang membuat masyarakat sangat mengandalakan tanaman tembakau.

  Pekerjaan sebagai petani ini tidak hanya dilakukan oleh kepala rumah tangga saja. Akan tetapi hapir seluruh aggota keluarga dewasa berkecimpung dalam pertanian tersebut. Jika seorang suami bekerja di sawah, maka istri juga akan Pekerjaan sebagai petani ini tidak hanya dilakukan oleh kepala rumah tangga saja. Akan tetapi hapir seluruh aggota keluarga dewasa berkecimpung dalam pertanian tersebut. Jika seorang suami bekerja di sawah, maka istri juga akan

  b. Kualitas permukiman

  Salah satu indikator tingkat kesejahteraan yang ada pada suatu wilayah adalah dilihat dari kualitas permukiman yang terdapat pada wilayah tersebut. Kuliatas permukimna ini dapat ditinjau dari kondisi fisik bangunan yang dimiliki sebagai implementasi kesejahteraan yang muncul akibat adanya kondisi yang baik dari segi ekonomi keluarga yang menempatinya. Selain itu juga dapat ditinjau dari sisi lingkungan wilayah permukiman yang ada. Secara umum, kualitas permukiman yang terdapat di Desa Legoksari terbagi dalam dua golongan, yaitu wilayah yang memiliki kualitas permukiman yang baik dan wilayah dengan kualitas permukiman yang lebuh rendah.

  Pemukiman kulitas baik tersebut dicirikan beberapa hal, diantaranya adalah dari bahan penyusun bangunan tersebut. Pada permukiman kualitas baik, bangunannya adalah bangunan permanen. Bahan bangunannya juga memiliki kualitas yang bagus. Rumah – rumahanya lantainya sudah baik. Pola permukimannya juga tertata dengan rapi serta kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman. Pemilik permukiman ini adalah keluarga petani tembakau pemilik lahan pertanian yang lebih luas. Rata – rata kepemilikan lahan yang dikelola untuk penanaman tembakau lebih dari 1,5 ha. Karena adanya kepemilikan lahan tembakau yang luas tersebut, mayoritas rumah yang ada memiliki 3 lantai yang mana lantai 3 tersebut berfungsi untuk mengeringkan daun tembakau yang masih basah.Selain itu, kelompok penghuni permukiman kelas ini adalah para petani besar yang sekaligus menjabat sebagai pengepul tembakau dari petani – petani kecil lainnya.

  (kondisi permukiman elit di Desa Legoksari)

  Kelompok permukiman yang kedua adalah kelompok permukiman dengan kualitas rumah yang lebih sederhana. Dari segi fisik banguna, rumah – rumah yang ada tergolong dalam bangunan permanen, akan tetapi kualitas bahan bangunan yang digunakan lebih sederhana. Selain itu, ukuran rumah yang ada juga lebih sempit apabila dibandingkan dengan kelompok yang pertama. Rumah – rumah ini akan lebih mudah rusak dan kurang tahan lama. Banguan rumah yang ada juga tidak bertingkat, sehingga ketika melakukan penjemuran tembakau dilakukan di halaman rumah.

  Kelompok penduduk dnegan kualitas yang leih rendah ini mayoritas adalah para pendatang yang ingin tinggal si Desa Legoksari. Akibatnya penguasaan lahan pertanian yang ada juga menjadi lebih sempit. Rata – rata kepemilikan lahan yang ada kurang dari 1 Ha per kepala keluarga. Permukiman ini berada di lokasi yang lebih tinggi dari permukiman elit di bawahnya.

  (Atap rumah yang berfungsi untuk pengeriangan tembakau)

  c. Kepemilikan Aset

  Aset yang dimiliki oleh seseorang akan menggambarkan tingkatan ekonomi dalam suatu rumah tangga. Aset yang dimiliki merupakan bentuk investasi yang dimiliki sebuah rumah tangga sebagai indikasi adanya tingkat penghasilan tertentu yang dimiliki suatu keluarga. Semakin banyak aset yang dimimiliki, maka kecenderungan keluarga tersebut memiliki penghasilan yang lebih banyak akan mencakup sandang, pangan dan papan. Jadi, aset – aset yang dimiliki tersebut tergolong dalam kebutuhan sekunder maupun tersier sperti kepemilikian perabot rumah tangga mewah seperti mesin cuci dan kulkas, serta kepemilikan kendaraan sebagai alat untuk melakukan mobilitas dalam rumah tangga tersebut seperti sepeda, motor maupun mobil.

  Berdasarkan analisis kepemilikan aset tersebut, mayoritas mayarakat petani di Desa Legoksari memiliki aset yang cukup beragam tergantung pada pendapatan yang dihasilkan. Penduduk Desa Legoksari banyak yang beerja menjadi petani, maka dari itu penghasilan yang ada berkaitan erat dengan tingkat kepemilikan lahan rumah tangga terkait. Semakin luas lahan yang dimiliki, maka akan semakin tinggi pendapatan yng dihasilkan dan begitu pula sebaliknya.

  Aset rumah tangga penduduk Desa Legoksari tergolong tinggi. Banyak Aset rumah tangga penduduk Desa Legoksari tergolong tinggi. Banyak

5.6.3. DAMPAK SOSIAL

  Keberadaan tembakau di Desa Legoksari memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Kondisi sosial masyarakat yang ada merupakan cerminan dari aktivitas yang ada di wilayah tersebut. Terdapat banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat petani Desa Legoksari, diantaranya adalah:

  a. Iuran 1:1000

  Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan ketika musim panen tembakau tiba. Setiap petani yang tinggal di Desa Legoksari harus membayarkan 1 rupiah per 1000 rupaih yang dihasilkan dari penjualan tembakau milik mereka. Iuran ini sudah menjadi kesepakatan antar petani tembakau yang tinggal di sana. Iuran tersebut akan dikelola oleh orang – orang yang diberi tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan dana. Dari uang tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk melalukan perbaikan sarana prasarana desa dan juga untuk kegiatan bersama masyarakat.

  b. Kegiatan maupun upacara adat yang dilakukan oleh masyarskat

  Kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat ini merupakan suatu bentuk perwujudan rasa syukur atas karunia lahan pertanian yang subur sehingga mampu memberikan hasil panen yang melimpah. Bentuk kegiatan yang dilakukan meliputi banyak hal, diantaranya adalah bersih desa. Kegiatan bersih desa ini bertujuan untuk melakukan tolak balak dan diharapkan Desa Legoksari tetap menjadi desa yang aman dan tenteram terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan. Bersih desa tersebut biasanya dilakukan dengan cara menggelar pengajian dengan mendatangkan pembicara dari luar daerah setempat. Selain bersih desa, juga terdapat kegiatan yang dilakukan ketika mengawali musim tanam tembakau. Pada awal penanaman tembakau ini diadakan acara – acara pertunjukan seni yang bertujuan untuk menyambut musim tanam tembakau.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63