Perekonomian Kecil Terbuka dengan Sistem Nilai Tukar Mengambang

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa pada saat bank sentral menaikan penawaran uang, misalnya dengan membeli obligasi dari masyarakat, dampak pertama kali dari kebijakan ini adalah menggeser kurva ke kanan, kemudian menurunkan nilai tukar. Namun, karena ada komitmen dari bank sentral untuk memperdagangkan mata uang asing dengan mata uang domestik pada level yang tetap, maka pelaku pasar akan merespon penurunan nilai tukar dengan menjual mata uang domestik ke bank sentral, sehingga penawaran uang dan kurva kembali ke posisi semula. Dengan demikian, kebijakan moneter tidak efektif dalam sistem nilai tukar tetap. LM LM Gambar 2.3. Ekspansi Moneter dalam Sistem Nilai Tukar Tetap e Y LM IS Fixed exchange rate Dalam model Mundell – Fleming, devaluasi menggeser kurva ke kanan dan bekerja seperti kenaikan penawaran uang dalam sistem nilai tukar mengambang. Devaluasi akan meningkatkan ekspor dan meningkatkan output atau pendapatan agregat. Sebaliknya, revaluasi menggeser kurva ke kiri, yang berarti mengurangi ekspor netto dan menurunkan output atau pendapatan aggregat. LM LM 22

2.1.5 Permintaan dan Penawaran Aggregat AD dan AS

2.1.5.1 Permintaan Aggregat

Permintaan agregat AD menjelaskan hubungan antara jumlah permintaan output yang di minta dan tingkat harga Mankiw, 2003:242. Hubungan kedua variabel ekonomi tersebut digambarkan dalam suatu kurva yang sering disebut dengan kurva AD. Kurva AD menyatakan berapa jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat pada level harga tertentu. Kurva AD memiliki kemiringan dari kiri atas ke kanan bawah downward-sloping. Bentuk kurva AD yang miring dari kanan ke bawah merupakan pemikiran dari dua aliran dalam pemikiran ekonomi. Namun demikian argumen penyebab terjadinya pergeseran kurva AD tersebut ternyata tidaklah sama. Milton Friedman yang merupakan ekonom monetaris menyatakan bahwa bentuk kurva AD yang miring dari kiri atas ke kanan bawah dapat bergeser karena terdapat perubahan jumlah uang beredar. Sedangkan Keynesian mempunyai pandangan lain mengenai penyebab pergeseran kurva AD. Keynesian menyatakan bahwa perubahan pengeluaran pemerintah, tingkat pajak, hasrat konsumen serta dunia usaha untuk konsumsi mampu mempengaruhi pergeseran kurva AD. Namun tidak menolak bahwa faktor jumlah uang beredar mampu mempengaruhi pergeseran kurva AD. Pemikiran aliran moneter mengenai bentuk kurva AD berdasar teori kuantitas uang Irving Fisher. Teori kuantitas menyatakan bahwa: MV = PY 23