OEE ( Overall Equipment Effectiveness)

3.8. OEE ( Overall Equipment Effectiveness)

Overall equipment effectiveness (OEE) merupakan produk dari six big losses pada mesin/peralatan. Keenam faktor dalam six big losses seperti telah dijelaskan di atas, dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dalam OEE untuk dapat digunakan dalam mengukur kinerja mesin/peralatan yakni, downtime losses, speed losses dan defect losses seperti dapat dilihat pada Gambar

III-16 I-50

EQUIPMENT

SIX BIG LOSESS

CALCULATION OF OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

1 loading time - downtime

Equipment failure

Availability =

X 100

loading time

Loading Time

(e.g.)

2 460 mins - 60 mins.

Setup and adjusment

Operating Time

theoretical cycle time x processed amount Losess

3 Iddling and minor

X 100 Downtime

operating time

(e.g.) 4 Performance

0,5 mins./unit x 400 units Net Operating

Reduced speed

Time Speed Losess

5 Rate of quality

processed amount - defect amount

Defect in process

products =

X 100 processed amount

Valuable

(e.g.)

Operating

400 units - 8 units Time

6 Rate of quality

Reduced yield

Defect Losess

Overall Equipment

Effectiveness

= Availability × Performance Efficiency × Rate of Quality Products

Gambar 3.1. Overall Equipment Effectiveness and Goals

Overall equipment effectiveness (OEE) merupakan ukuran menyeluruh yang mengindikasikan tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas ataupun efisiensi mesin/peralatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan produksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk mengevaluasi dan memberikan cara yang tepat untuk menjamin peningkatan produktivitas penggunaan mesin/peralatan.

Formula matematis dari overall equipment effectiveness (OEE) dirumuskan sebagai berikut :

OEE = Availability x Performance efficiency x Rate of quality product x 100%

III-17 I-51

Kondisi operasi mesin/peralatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan jika hanya didasarkan pada perhitungan satu faktor saja, misalnya performance efficiency saja. Enam faktor pada six big losses baru minor stoppages saja yang dihitung pada performance efficiency mesin/peralatan. Rugi-rugi lainnya belum dihitung. Keenam faktor dalam six big losses harus diikutkan dalam perhitungan OEE, kemudian kondisi aktual dari mesin/peralatan dapat dilihat secara akurat.

1. Ketersediaan (Availability) Availability merupakan rasio operation time terhadap waktu loading time nya. Sehingga untuk dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai- nilai dari :

1. Waktu Operasi (Operation time)

2. Waktu Persiapan (Loading time)

3. Waktu tidak bekerja (Downtime) Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Availabili ty =

operation time

x 100 %

loading time

loadin g time - downtime

= x 100 %

loading time

Loading time adalah waktu yang tersedia (availability time) perhari atau perbulan dikurangi dengan waktu downtime mesin yang direncanakan (planned downtime ).

Loading time = Total availability time – Planned downtime Planned downtime adalah jumlah waktu downtime yang telah direncanakan dalam rencana produksi termasuk didalamnya waktu downtime

I-52 III-18

mesin untuk pemeliharaan (scheduled maintenance) atau kegiatan manajemen lainnya.

Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin (non-operation time), dengan kata lain operation time adalah waktu operasi yang tersedia (available time) setelah waktu-waktu downtime mesin dikeluarkan dari total available time yang direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan (equipment failures) mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur set-up dan adjusment dan lain sebagainya.

2. Performance Effieciency Performance Effieciency merupakan hasil perkalian dari operating speed rate dan net operating speed, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi (operation time)

Operating speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin sebenarnya (theoretichal/ideal cycle time) dengan kecepatan aktual mesin (actual cycle time). Persamaan matematikanya dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Operation speed rate =

ideal cycle time

actual cycle time

actual processing time

Net operation rate =

operation time

III-19 I-53

Net operating time merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses (processed amount) dikalikan dengan actual cycle time dengan operation time. Net operating time berguna untuk menghitung rugi-rugi yang diakibatkan oleh minor stoppages dan menurunnya kecepatan produksi (reduced speed). Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung Performance efficiency :

1. Ideal cycle time (waktu siklus ideal/waktu standar)

2. Processed amount (jumlah produk yang diproses)

3. Operation time (waktu operasi mesin) Performancy effieciency dapat dihitung sebagai berikut :

Performanc e efficiency = net operating x operating speed rate

processed amount x actual cycle time ideal cycle time =

operating time actual cycle time

processed amount x ideal cycle time Performanc e efficiency = x 100%

operation time

3. Rasio Kualitas Produk (Rate of Quality Products) Rate of quality products adalah rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi Rate of quality products adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut :

1. Processed amount (jumlah produk yang diproses)

2. Defect amount (jumlah produk yang cacat) Rate of quality products dapat dihitung sebagai berikut :

III-20 I-54

Rate of quality products =

processed amount - defect amount

x 100%

processed amount

TPM mereduksi rugi-rugi mesin/peralatan dengan cara meningkatkan availability, performance efficiency dan rate of quality products. Sejalan dengan meningkatnya ketiga faktor yang terdapat dalam OEE maka kapabilitas perusahaan juga meningkat.

Dengan memasukkan keenam faktor yang terdapat dalam six big losses dalam perhitungan OEE pada pertama kali umumnya perusahaan hanya mempunyai tingkat OEE sekitar 50% sampai 60%, dengan kata lain pabrik hanya menggunakan setengah dari potensi kapasitas efektivitas mesin/peralatan yang mereka miliki.

Berdasarkan pengalaman perusahaan yang sukses menerapkan TPM dalam perusahaan mereka nilai OEE yang ideal yang diharapkan adalah : - Availability ≥ 90% - Performancy efficiency ≥ 95% - Rate of quality ≥ 99% Sehingga nilai OEE ideal yang diharapkan adalah :

0,90 x 0,95 x 0,99 x 100% = 85%

III-21 I-55

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Bank UMKM Cabang Jember); Evaluation Of Internal Control To Effectiveness Credit System Umkm (A Case Study of Bank UMKM Jember Branc

0 17 8

Analisa pemampaatan internet berdasarkan survei pemetaan E-Commerce Menggunakan metode Six Sigma

2 36 99

The Effectiveness of group work in teaching reading: a quasi experimental study at the second grade of Mts Neger Parung

0 25 102

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

The Effectiveness of using pictures in teaching present continuous tense : an experimental study at the yaer students of SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan

0 11 75

The Effectiveness Of Using Student Teams achievejvient Divisions (Stad) Techniques In Teaching Reading

0 23 103

Analisis Nilai Overall Equipment Effectiveness Dan Six Big Losses Pada Mesin Molding Di PT. Era Roda Sukses Bekasi Jawa Barat

18 82 93

Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70 % Akar Kecombrang (Etlingera elatior) Terhadap Larva Instar III Aedes aegypti sebagai Biolarvasida Potensial Effectiveness of Giving 70% Ethanol Root Extract Kecombrang (Etlingera elatior) against Aedes aegypti lar

2 34 76