Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana KB Di Indonesia

88 e. Teori Thomson dan Lewis 1965 Teori mengenai teori alamiah dan teori sosial yang didasarkan pada suatu pandangan yang bersifat mekanis mengenai manusia dan alam, Teori ini mempuyai asumsi pokok bahwa pertumbuhan penduduk bukan merupakan subjek dari Hukum-hukum yang tidak berubah tetapi lebih ditentukan oleh sifat sifat khusus manusia sebagaimana dikembangkan dalam lingkugan tempat dia hidup. Dalam sejarah adanya kecenderungan perkembangan dari teori alamiah Malthus ke teori teori sosial. 37

C. Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana KB Di Indonesia

Sesunggunya keluarga bencana bukanlah hal baru karena menurut catatan- catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir kuno, Yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu tetapi pada waktu itu cara-carayang dipakai masi kuno dan primitive, Dalam sejarah manusia berabad-abad lamanya tidak seorang pun yang tahu bagaimana terjadinya kehamilan, waktu itu hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan tidak diketahui sama sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang termasuk atau termakan oleh wanita atau disebabkan oleh pengaruh matahari dan bulan. Maka dengan sendirinya cara keluarga berencana yang pertama dilakukan adalah dengan jalan berdoa dan memakai jimat anti hamil, sambil meminta dan berharap supaya wanita itu jangan hamil.Kemudian disangka bahwa wanita menjadi 37 Op.Cit, James T.Fawcett, Hal 19 Universitas Sumatera Utara 89 hamil karena kemasukan roh halus kedalam tubuhnya dan cara kontrasepsi adalah dengan memakai jimat anti hamil, atau jamu-jamuan untuk mengusir roh dan badan halus tersebut. Pada zaman Yunani kuno, Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmiah tentang cara menjarangkan kehamilan cara waktu itu adalah mengeluarkan semen air mani dengan membersihkan vagina dengan kain dan minyak dan ada pula yang memakaia lat-alat yang dapat menghalangi masuknya sperma kedalam rahim, umpanya dengan memasukkan rumput, daun-daunan, atau sepotong kain perca kedalam vagina. Menurut beberapa ahli, pada zaman Mesir kuno dari relief dan manuskrip menjarangkan kelahiran. Menurut ahli sejarah Avicena Ibnu Sina seorang tabib dan filsuf Arab zaman Persia telah menganjurkan cara-cara menjarangkan kelahiran dan pada zaman Tiongkok kuno dan India kuno telah ada obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat di Indonesia dimulai sekitar tahun 1957. Dan didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana PKB. Begitu memasuki orde baru, program KB mulai menjadi perhatian pemerintah. Saat itu PKBI sebagai organisasi yang mengelola dan berkonsentrasi terhadap program keluarga berencana mulai diakui sebagai badan hukum oleh Universitas Sumatera Utara 90 departemen kehakiman. Pemerintahan orde baru yang menitik beratkan pada pembangunan ekonomi, mulai menyadari bahwa program KB sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi. Tonggak pertama yang penting dalam perkembangan program nasional KB diIndonesia adalah kepeloporan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI. Pada kurun waktu 1950-an permasalahan KB masih sangat sensitif sebagai contoh seorang dokter wanita yang memberikan penyuluhan tentang KB melalui radio di Yogyakarta pada tahun 1952. Masyarakat banyak yang melakukan protes-protes melalui surat-surat maupun majalah harian. Dalam suatu pertemuan yang disponsori oleh suatu organisasi wanita di Yogyakarta oktober 1952, yang juga dihadiri oleh beberapa tokoh agama diputuskan bahwa penggunaan kontrasepsi tidak dapat disetujui. 38 Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN yang bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan program keluarga Berencana, melalui Keppres no.33 tahun 1972 dilakukan penyempurnaan struktur organisasi, tugas pokok dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan struktur BKKBN disempurnakan lagi, dimana 38 http:bekasikota.go.idreadotherskpd116444latar-belakang-kb Diakses pada tanggal 5 mei 2013 Universitas Sumatera Utara 91 fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB tetapi juga kegiatan-kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB beyond family planning. 39 Sesuai dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup KLH dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang bergerak langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan organisasi BKKBN dengan Keppres no.64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah menyiapkan kebijaksanaan umum dan penyelenggaraan program secara menyeluruh.  Tahap-tahap Program KB Nasional Adapun tahapan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaran Program Nasional di Indonesia adalah : 1. Tahun 1970 – 1980 dikenal dengan “Management For The People” - Pemerintah lebih banyak berinisiatif - Partisipasi masyarakat rendah sekali - Terkesan kurang demokratis - Ada unsur pemaksaan - Berorientasi pada target 2. Tahun 1989 – 1990 terjadi perubahan pola “Management With The People” - Unsur pemaksaan dikurangi - Dimulainya Program Safari pada awal 1980 - Sudah mulai bersifat demokratis 39 http:www.lusa.web.idperkembangan-kb-di-indonesia Di akses pada tanggal 5 mei 2013 Universitas Sumatera Utara 92 3. Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program kebijakan Lingkaran Biru - Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya. - Dari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya 4. Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan Program Lingkaran Emas - Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis kontrasepsinya terdaftar di Departemen Kesehatan - Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya 5. Tahun 1990 terjadi Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga income generating dan pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden Suharto di Sidoardjo melaksanakan plesterisasilantainisasi rumah- rumah secara gotong royong di seluruh Indonesia untuk keluarga Pra- Sejahtera.

D. Sejarah Sensus Penduduk