Sistematika Penulisan K PENDAHULUAN

25 4. Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :  Data primer, yaitu data yang didapat langsung di masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan.  Data sekunder, yaitu data yang didapat dari kepustakaan berupa : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni i. Norma kaidah dasar, yaitu Pembukaan UUD 1945 ii. Peraturan dasar, yaitu Batang Tubuh UUD 1945 iii. Peraturan perundang-undangan nasional yang berkaitan dengan tulisan ini. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti hasil penelitian, karya dari kalangan hukum dan sebagainya c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya. 5. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan cara : a Studi kepustakaan terhadap data sekunder b Studi lapangan field research

G. Sistematika Penulisan

Universitas Sumatera Utara 26 Untuk lebih jelas dan terarahnya penulisan skripsi ini akan dibahas dalam bentuk sistematika, yaitu sebagai berikut : BAB I Merupakan penjabaran bab pendahuluan yang mengemukakan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Merupakan bab yang berisi gambaran umum kependudukan di kotamadya Medan, yaitu keadaan letak geografis dan batas wilayah kota Medan, susunan badan koordinasi keluarga berencana BKKBN di kota Medan, dan rasio demografi pertumbuhan pendudukan di kota Medan. BAB III Bab ini berisi tentang pemabahasan BKKBN sebagai salah satu alternatif dalam pengendalian penduduk. Bab ini meliputi sejarah dan filosofi tentang badan kordinasi keluarga berencana BKKBN, tentang teori pengendalian dan pengertian kependudukan, sejarah dan perkembangan keluarga berencana di Indonesia, sejarah sensus kependudukan. BAB IV Universitas Sumatera Utara 27 Bab ini akan membahas mengenai sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana, dimulai dari tugas dan fungsi kantor Badan Keluarga Berencana di kota Medan, koordinasi pelayanan dan pengelolaan dalam program keluarga berencana, strategi pendekatan dalam sosialisasi program keluarga berencana kepada masyarakat, faktor faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan jumlah penduduk di kota Medan. BAB V Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan mengenai bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan pemberian saran-saran dari penulis berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi. BAB II Universitas Sumatera Utara 28 GAMBARAN UMUM TENTANG KEPENDUDUKAN DI KOTAMADYA MEDAN

A. K

eadaan Letak Geografis Dan Wilayah Kota Medan Kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1863 mulai membuka kebun Tembakau yang sempat menjadi primadona taanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara. 10 Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. 10 Http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php di akses pada tanggal 4 mei 2013 Universitas Sumatera Utara 29 Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis. 11 a . KOTA MEDAN SECARA GEOGRAFIS Secara umum ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja utama pembangunan kota yaitu: - Faktor geografis - Faktor demografis dan, - Faktor kultural - Faktor sosial ekonomi Keempat faktor ini biasanya saling terkait satu sama lain yang mempengaruhi daya guna dan hasil guna dalam pembangunan kota termasuk pilihan pilihan dan penanaman modal Investasi, Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan pada tahun 1951 Walikota medan mengeluarkan maklumat No.21 pada tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan sekitar 5.130 Ha,yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya keputusan dari Gubernur sumatera utara yang pada saat itu dikepalai oleh Rajainal siregar No.66IIIPSU tanggal 21 September 1951 agar wilayah Kota medan diperluas 11 PP No.35 Tahun 1992 Tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan Di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Universitas Sumatera Utara 30 menjadi tiga kali lipat, melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis. 12 Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kotakabupaten lainya Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu 12 Ibid, PP No.35 Tahun 1992 Universitas Sumatera Utara topografi k 37,5 meter Gambar : Se berbatasan dan timur, yang diket Deli Serda SDA, K geografis 13 Http:n Diakses pa kota Medan r di atas per 1. Peta Prov cara admin n dengan d , sepanjang tahui merup ang merupa Khususnya kota Medan notaris-dan-p ada tanggal n cenderung rmukaan lau vinsi Sumat nistratif, w daerah Kabu wilayah ut pakan salah akan salah s di bidang n didukung ppat-medan l 4 mei 2013 31 g miring ke ut. 13 tera Utara wilayah kota upaten Deli ara nya ber h satu jalur l satu daerah perkebuna oleh daerah n.blogspot.c 3 utara dan b a medan h i Serdang, y rbatasan lan lalu lintas te h yang kaya an dan keh h-daerah ya com201008 berada pada hampir sec yaitu sebela ngsung deng erpadat di d a dengan su hutanan. K ang kaya Su 8geografi-k a ketinggian ara keselur ah barat, se gan Selat M dunia. Kabu umber daya arenanya s umber daya kota-medan n 2,5 - ruhan elatan Malaka upaten alam secara alam n.html Universitas Sumatera Utara 32 seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini dan selain itu untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur. Iklim di daerah Kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2012 suhu udara berkisar antara 22 derajat Celius – 32 derajat Celsius dan Menurut Stasiun Sampali suhu udara di kota Medan berkisar antara 23 derajat Celsius – 32 derajat Celsius. Dan bila di lihat dari kelembapan udara di kota medan berkisar antara 82 – 84 , bila dilihat dari kadar curah hujan di kota medan mencapai 176,08 – 203,5 mm. 14 14 Http:www.bmkg.go.idBMKG_PusatDepan.bmkg Di akses pada tanggal 4 mei 2013 Universitas Sumatera Utara 33 b. KOTA MEDAN SECARA DEMOGRAFIS Berdasarkan data kependudukan Tahun 2012 penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.121053 jiwa, dengan jumlah penduduk wanita lebih besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang memiliki potensi kepadatan penduduk yang sangat besar. Kota Medan yang sekarang di pimpin oleh walikota Drs.H.Rahudman Harahap dan wakil walikotanya Drs.H.Dzulmi Eldin.M.Si, bila dilihat dari komposisi tenaga kerja di kota Medan bila di lihat berdasarkan tingkat pendidikan antara lain : A. Sarjana 71, B. Diploma 10,5 C. Tingkat SMASMP 67 D. Tingkat SD 5 dan Yang tidak Sekolah 1.5. Bila di lihat dari upah minimum Regional menurut lapangan usaha antara lain : 1. Upah Industri Rp. 1.200.800 2. Upah Bagunan Rp. 1.109.000 3. Upah Bank dan lembaga lain Rp. 1.000.800 4. Upah Hotel dan Restoran Rp. 963.900 5. Upah Angkutan Rp. 991.440 6. Upah Jasa lainnya Rp. 700.500 15 15 Op.Cit, http:www.pemkomedan.go.id Universitas Sumatera Utara 34 Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adapt istiadat. Adapun berbagai etnis mayoritas yang berada di kota Medan adalah :  Suku Jawa  Suku Tapanuli  Suku Tionghoa  Suku Mandailing  Suku Minangkabau  Suku Karo dan  Suku Aceh Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya, di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal dengan istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, Universitas Sumatera Utara 35 antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan karena membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk sudah mulai menurun. 16 Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah kecuali komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. c. KOTA MEDAN SECARA KULTURAL Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, 16 http:www.bekamsteriljakarta.com200910wisata-budaya-gambaran-umum- kota-medan.htmlclose Di akses pada tanggal 4 mei 20013 Universitas Sumatera Utara 36 dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di kota Medan. Selain wisata alam, Kota Medan juga kaya akan objek wisata sejarah, pendidikan, serta tempat liburan yang modern. Semuanya tersaji secara lengkap di kota ini. Tidak hanya itu, kuliner khas kota Medan juga akan memanjakan lidah Anda dengan resep-resep khasnya yang akan membuat Anda ketagihan. Jalur- jalur transportasi baik dari darat, perairan, dan udara untuk menuju tempat-tempat wisata juga selalu mengalami pengembangan dan perbaikan demi menciptakan kota Medan yang ramah akses. Layanan dan fasilitas umum pun tersebar dan akan semakin memudahkan Anda dalam memenuhi setiap kebutuhan selama berlibur. Banyak tempat wisata yang dapat di kunjungin di kota Medan baik berupa pemandangan, tempat bersejarah dan lain-lain adapaun beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungin adalah : - Tjong A Fie Mansion - Istana Maimun - Gedung Balai Kota lama - Menara Air Tirtanadi sebagai ikon kota Medan - Titi Gantung yaitu sebuah jembatan di atas rel kereta api - Gedung London Sumatera Universitas Sumatera Utara 37 Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara agar menjaga keanekaragaman baik dalam segi suku, etnis dan agama yang berada dalam kota Medan agar tetap saling terjaga dan harmonis satu sama lain. d. KOTA MEDAN SECARA EKONOMI Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan PDRB, membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara 38 perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen 17 Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing- masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46 17 http:www.pemkomedan.go.idperekonomian_struktur.php DI akses pada tanggal 4 mei 2013 Universitas Sumatera Utara 39 persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2012 sebesar 6,56 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,90 persen Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen, pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel: 1. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2010 – 2012 No. INDIKATOR SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 1 PDRB ADH berlaku Milyar Rp 52.792,45 60.849,95 75.455,58 2 PDRB ADH konstan Milyar Rp 33.257,42 40.234,45 46.352,92 3 PDRB Perkapita ADHB Jutaan Rp 30,91 41,63 47,62 4 PDRB Perkapita ADHK Jutaan Rp 15,35 17,17 20,09 5 Pertumbuhan Ekonomi Persen 9,98 12,76 15,78 6 Inflasi Persen 19,91 8,97 6,50 7 Eksport FOB Milyar US 5,86 6,52 7,50 8 Impor CIF Milyar US 1,00 1,77 2,50 9 Surplus Perdagangan Milyar US 4,86 6,35 8,10 10 Investasi Milyar Rp 9.867,31 10.177,63 12.049,71 Sumber : BPS Kota Medan 18 e. KOTA MEDAN SECARA SOSIAL Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, budaya, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan 18 BPS Kota Medan Universitas Sumatera Utara 41 sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya, demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Di bidang sosial budaya Pemko Medan telah membuat sebuah pembangunan bangunan dan pelestarian lingkungan cagar budaya serta disamping itu tetap menjaga dan melestarikan kawasan dan benda - benda bernilai sejarah dan mengikuti program penataan dan pelestarian kota pusaka P3kp sebagai wujud komitmen daerah. karena karena sesuai dengan Undang undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dimana cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa. Pemko Medan merupakan kota Metropolitan yang tidak melupakan sejarah. 19 19 UU NO.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Merupakan Kekayaan Budaya Bangsa Universitas Sumatera Utara 42

B. Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Di Kota Medan