25
4. Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :
Data primer, yaitu data yang didapat langsung di masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan.
Data sekunder, yaitu data yang didapat dari kepustakaan berupa : a.
Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni
i. Norma kaidah dasar, yaitu Pembukaan UUD 1945
ii. Peraturan dasar, yaitu Batang Tubuh UUD 1945
iii. Peraturan perundang-undangan nasional yang berkaitan
dengan tulisan ini. b.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti hasil penelitian,
karya dari kalangan hukum dan sebagainya c.
Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya.
5. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan cara :
a Studi kepustakaan terhadap data sekunder
b Studi lapangan field research
G. Sistematika Penulisan
Universitas Sumatera Utara
26
Untuk lebih jelas dan terarahnya penulisan skripsi ini akan dibahas dalam bentuk sistematika, yaitu sebagai berikut :
BAB I Merupakan penjabaran bab pendahuluan yang mengemukakan tentang
latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. BAB II
Merupakan bab yang berisi gambaran umum kependudukan di kotamadya Medan, yaitu keadaan letak geografis dan batas wilayah kota Medan, susunan
badan koordinasi keluarga berencana BKKBN di kota Medan, dan rasio demografi pertumbuhan pendudukan di kota Medan.
BAB III Bab ini berisi tentang pemabahasan BKKBN sebagai salah satu alternatif
dalam pengendalian penduduk. Bab ini meliputi sejarah dan filosofi tentang badan kordinasi keluarga berencana BKKBN, tentang teori pengendalian dan
pengertian kependudukan, sejarah dan perkembangan keluarga berencana di Indonesia, sejarah sensus kependudukan.
BAB IV
Universitas Sumatera Utara
27
Bab ini akan membahas mengenai sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana, dimulai dari tugas dan fungsi kantor Badan Keluarga
Berencana di kota Medan, koordinasi pelayanan dan pengelolaan dalam program keluarga berencana, strategi pendekatan dalam sosialisasi program keluarga
berencana kepada masyarakat, faktor faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan jumlah penduduk di kota Medan.
BAB V Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan mengenai bab-bab yang telah
dibahas sebelumnya dan pemberian saran-saran dari penulis berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi.
BAB II
Universitas Sumatera Utara
28
GAMBARAN UMUM TENTANG KEPENDUDUKAN DI KOTAMADYA MEDAN
A. K
eadaan Letak Geografis Dan Wilayah Kota Medan
Kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun
1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli
Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1863 mulai membuka kebun
Tembakau yang sempat menjadi primadona taanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga medan menjadi kota pusat pemerintahan dan
perekonomian di Sumatera Utara.
10
Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan.
10
Http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php di akses pada tanggal 4 mei 2013
Universitas Sumatera Utara
29
Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.
11
a . KOTA MEDAN SECARA GEOGRAFIS
Secara umum ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja utama pembangunan kota yaitu:
- Faktor geografis - Faktor demografis dan,
- Faktor kultural - Faktor sosial ekonomi
Keempat faktor ini biasanya saling terkait satu sama lain yang mempengaruhi daya guna dan hasil guna dalam pembangunan kota termasuk
pilihan pilihan dan penanaman modal Investasi, Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa
kali perkembangan pada tahun 1951 Walikota medan mengeluarkan maklumat No.21 pada tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan sekitar
5.130 Ha,yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya keputusan
dari Gubernur sumatera utara yang pada saat itu dikepalai oleh Rajainal siregar No.66IIIPSU tanggal 21 September 1951 agar wilayah Kota medan diperluas
11
PP No.35 Tahun 1992 Tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan Di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan
Universitas Sumatera Utara
30
menjadi tiga kali lipat, melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi
26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II
Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II
Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan
administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.
12
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada
3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu
12
Ibid, PP No.35 Tahun 1992
Universitas Sumatera Utara
topografi k 37,5 meter
Gambar :
Se berbatasan
dan timur, yang diket
Deli Serda SDA, K
geografis
13
Http:n Diakses pa
kota Medan r di atas per
1. Peta Prov
cara admin n dengan d
, sepanjang tahui merup
ang merupa Khususnya
kota Medan
notaris-dan-p ada tanggal
n cenderung rmukaan lau
vinsi Sumat
nistratif, w daerah Kabu
wilayah ut pakan salah
akan salah s di bidang
n didukung
ppat-medan l 4 mei 2013
31
g miring ke ut.
13
tera Utara
wilayah kota upaten Deli
ara nya ber h satu jalur l
satu daerah perkebuna
oleh daerah
n.blogspot.c 3
utara dan b
a medan h i Serdang, y
rbatasan lan lalu lintas te
h yang kaya an dan keh
h-daerah ya
com201008 berada pada
hampir sec yaitu sebela
ngsung deng erpadat di d
a dengan su hutanan. K
ang kaya Su
8geografi-k a ketinggian
ara keselur ah barat, se
gan Selat M dunia. Kabu
umber daya arenanya s
umber daya
kota-medan n 2,5 -
ruhan elatan
Malaka upaten
alam secara
alam
n.html
Universitas Sumatera Utara
32
seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota
Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan
daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,
Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri
ekspor-impor. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota
Medan saat ini dan selain itu untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih
dikenal dengan nama Medan Kanal Timur. Iklim di daerah Kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2012
suhu udara berkisar antara 22 derajat Celius – 32 derajat Celsius dan Menurut Stasiun Sampali suhu udara di kota Medan berkisar antara 23 derajat Celsius – 32
derajat Celsius. Dan bila di lihat dari kelembapan udara di kota medan berkisar antara 82 – 84 , bila dilihat dari kadar curah hujan di kota medan mencapai
176,08 – 203,5 mm.
14
14
Http:www.bmkg.go.idBMKG_PusatDepan.bmkg Di akses pada tanggal 4 mei 2013
Universitas Sumatera Utara
33 b. KOTA MEDAN SECARA DEMOGRAFIS
Berdasarkan data kependudukan Tahun 2012 penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.121053 jiwa, dengan jumlah penduduk wanita lebih
besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan
merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang memiliki potensi kepadatan penduduk yang sangat besar.
Kota Medan yang sekarang di pimpin oleh walikota Drs.H.Rahudman Harahap dan wakil walikotanya Drs.H.Dzulmi Eldin.M.Si, bila dilihat dari
komposisi tenaga kerja di kota Medan bila di lihat berdasarkan tingkat pendidikan antara lain : A. Sarjana 71, B. Diploma 10,5 C. Tingkat SMASMP 67 D.
Tingkat SD 5 dan Yang tidak Sekolah 1.5. Bila di lihat dari upah minimum Regional menurut lapangan usaha antara lain :
1. Upah Industri
Rp. 1.200.800 2.
Upah Bagunan Rp. 1.109.000
3. Upah Bank dan lembaga lain
Rp. 1.000.800 4.
Upah Hotel dan Restoran Rp. 963.900
5. Upah Angkutan
Rp. 991.440 6.
Upah Jasa lainnya Rp. 700.500
15
15
Op.Cit, http:www.pemkomedan.go.id
Universitas Sumatera Utara
34
Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adapt istiadat. Adapun berbagai
etnis mayoritas yang berada di kota Medan adalah : Suku Jawa
Suku Tapanuli Suku Tionghoa
Suku Mandailing Suku Minangkabau
Suku Karo dan Suku Aceh
Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, kota Medan pada saat ini juga sedang
mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi
menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah
perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya, di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi
tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal dengan istilah transisi penduduk. Istilah ini
mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian
rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor,
Universitas Sumatera Utara
35
antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.
Penurunan tingkat kematian disebabkan karena membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan
penduduk sudah mulai menurun.
16
Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung
untuk tidak banyak berubah kecuali komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat,
baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah
migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
c. KOTA MEDAN SECARA KULTURAL
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya,
budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak
satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen,
16
http:www.bekamsteriljakarta.com200910wisata-budaya-gambaran-umum- kota-medan.htmlclose Di akses pada tanggal 4 mei 20013
Universitas Sumatera Utara
36
dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru
memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di kota Medan.
Selain wisata alam, Kota Medan juga kaya akan objek wisata sejarah, pendidikan, serta tempat liburan yang modern. Semuanya tersaji secara lengkap di
kota ini. Tidak hanya itu, kuliner khas kota Medan juga akan memanjakan lidah Anda dengan resep-resep khasnya yang akan membuat Anda ketagihan. Jalur-
jalur transportasi baik dari darat, perairan, dan udara untuk menuju tempat-tempat wisata juga selalu mengalami pengembangan dan perbaikan demi menciptakan
kota Medan yang ramah akses. Layanan dan fasilitas umum pun tersebar dan akan semakin memudahkan Anda dalam memenuhi setiap kebutuhan selama berlibur.
Banyak tempat wisata yang dapat di kunjungin di kota Medan baik berupa pemandangan, tempat bersejarah dan lain-lain adapaun beberapa tempat wisata
yang dapat dikunjungin adalah : -
Tjong A Fie Mansion
- Istana Maimun - Gedung Balai Kota lama
- Menara Air Tirtanadi sebagai ikon kota Medan - Titi Gantung yaitu sebuah jembatan di atas rel kereta api
-
Gedung London Sumatera
Universitas Sumatera Utara
37
Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh
karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara agar menjaga
keanekaragaman baik dalam segi suku, etnis dan agama yang berada dalam kota Medan agar tetap saling terjaga dan harmonis satu sama lain.
d. KOTA MEDAN SECARA EKONOMI
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan PDRB, membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,
dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale
relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa
semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan
struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap
Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam komposisi permintaan agregat produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
38
perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor
tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan
yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor
industri pengolahan sebesar 16,58 persen
17
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70
persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing- masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan terjadi peningkatan
sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor
pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46
17
http:www.pemkomedan.go.idperekonomian_struktur.php DI akses pada tanggal 4 mei 2013
Universitas Sumatera Utara
39
persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000
sebesar Rp. 33,43 triliun Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2012 sebesar 6,56
persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor
bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10
persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,90 persen
Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen,
disusul oleh ekspor neto 30,53 persen ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen, pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54
persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79 juta, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel: 1. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2010 – 2012
No. INDIKATOR
SATUAN TAHUN
2010 2011
2012
1
PDRB ADH berlaku Milyar Rp
52.792,45 60.849,95
75.455,58
2
PDRB ADH konstan Milyar Rp
33.257,42 40.234,45
46.352,92
3
PDRB Perkapita ADHB Jutaan Rp
30,91 41,63
47,62
4
PDRB Perkapita ADHK Jutaan Rp
15,35 17,17
20,09
5
Pertumbuhan Ekonomi Persen
9,98 12,76
15,78
6
Inflasi Persen 19,91
8,97 6,50
7
Eksport FOB Milyar US
5,86 6,52
7,50
8
Impor CIF Milyar US
1,00 1,77
2,50
9
Surplus Perdagangan Milyar US
4,86 6,35
8,10
10
Investasi Milyar Rp
9.867,31 10.177,63
12.049,71
Sumber : BPS Kota Medan
18
e. KOTA MEDAN SECARA SOSIAL
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, budaya, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor
penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan
18
BPS Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
41
sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak
memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya, demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah
satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan.
Di bidang sosial budaya Pemko Medan telah membuat sebuah pembangunan bangunan dan pelestarian lingkungan cagar budaya serta disamping
itu tetap menjaga dan melestarikan kawasan dan benda - benda bernilai sejarah dan mengikuti program penataan dan pelestarian kota pusaka P3kp sebagai
wujud komitmen daerah. karena karena sesuai dengan Undang undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dimana cagar budaya merupakan kekayaan
budaya bangsa. Pemko Medan merupakan kota Metropolitan yang tidak melupakan sejarah.
19
19
UU NO.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Merupakan Kekayaan Budaya Bangsa
Universitas Sumatera Utara
42
B. Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Di Kota Medan