Rerangka Konseptual
Tabel 10 Standardized Regression Weight Kinerja Dosen
Variabel Endogen
Garis arah Variabel Eksogen Estimate SE CR P
Budaya Akademik
Kepemimpinan Spiritual
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Hasil pengujian parameter estimasi tunjangan sertifikasi dengan syarat harus pengaruh langsung (direct effect) menunjuk-
membuat Laporan Kinerja Dosen secara ber- kan kompetensi tidak berpengaruh ter-
kala, yang saat ini diwajibkan setiap tri- hadap kinerja dosen. Hal itu ditunjukkan
wulan. Penilaian kinerja dosen yang di- oleh nilai CR sebesar 1,532 lebih kecil dari
dasarkan pada kemampuan dan keber- nilai kritis pada level signifikansi 0,05 (5%)
hasilan dalam melaksanakan tridharma yaitu 1,998. Nilai probabilitas (P) sebesar
yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian 0,125 lebih besar dari 0,05.
dan pengabdian pada masyarakat serta Hasil pengujian parameter estimasi
unsur penunjang mau tidak mau, wajib pengaruh langsung (direct effect) budaya
dilakukan oleh dosen tanpa memper- akademik terhadap kinerja menunjukkan
timbangkan kompetensinya. Temuan pe- pengaruh positif dan signifikan, ditunjuk-
nelitian ini tidak mendukung hasil penelitian kan oleh nilai CR sebesar 2,599 lebih besar
Setiawati (2009), Ismail dan Abidin (2010), dari nilai kritis pada level signifikansi 0,05
Pramudya (2010) dan Kadeni (2012) yang (5%) yaitu 1,998. Nilai probabilitas (P)
meneliti tentang pengaruh kompetensi sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05.
terhadap kinerja yang menyatakan bahwa Hasil pengujian parameter estimasi pe-
ada pengaruh yang positif dan signifikan ngaruh langsung (direct effect) dalam model
kompetensi terhadap kinerja. persamaan struktural menunjukkan variabel
Budaya akademik berpengaruh positif kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh
dan signifikan terhadap kinerja dosen. terhadap kinerja. Hal itu di- tunjukkan oleh
Kinerja dosen yang diukur dengan pe- nilai CR sebesar 1,145 lebih kecil dari nilai
laksanaan tridharma yakni pendidikan dan kritis pada level signifikansi 0,05 (5%) yaitu
pengajaran, penelitian dan pengabdian pa- 1,998; probabilitas (P) sebesar 0,252 lebih
da masyarakat serta unsur penunjang agar besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
bisa meningkat tentu membutuhkan budaya disimpulkan bahwa budaya akademik ber-
akademik yang dicerminkan oleh keberada- pengaruh positif dan signifikan terhadap
an fasilitas sarana/prasarana yang men- kinerja; akan tetapi kompetensi dan ke-
cukupi, organisasi manajemen yang baik, pemimpinan spiritual tidak berpengaruh
kurikulum yang selalu up to date serta ke- terhadap kinerja dosen.
terlibatan dan partisipasi dosen yang aktif. Berdasarkan identifikasi hasil peneliti-
Budaya akademik dapat diterima dengan an terhadap pengaruh kompetensi, budaya
baik oleh para dosen sehingga dapat men- akademik dan kepemimpinan spiritual ter-
jadi modal positif bagi peningkatan kinerja. hadap kinerja dosen di Universitas Merdeka
Kondisi ini dapat dipahami, mengingat menunjukkan bahwa kompetensi dan ke-
budaya akademik menuntut terpenuhinya pemimpinan spiritual tidak berpengaruh
syarat-syarat yang menjangkau pada be- terhadap kinerja dosen. Artinya, perubahan
berapa aspek sebagaimana disebutkan pada kompetensi dosen atau kepemimpinan
Schein (2004).
spiritual tidak diikuti dengan perubahan Hasil penelitian ini mendukung pe- kinerja dosen Universitas Merdeka. Kompe-
nelitian Sudarmadi (2007) yang menunjuk- tensi yang dimiliki dosen terdiri dari
kan bahwa budaya organisasi berpengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi profesi-
positif dan signifikan terhadap kinerja dan onal, kompetensi kepribadian maupun
kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat kompetensi sosial. Penilaian kinerja dosen
dipahami mengingat keberadaan keber- pada saat ini dilakukan oleh Pemerintah
aturan cara bertindak, standar perilaku, dalam hal ini Direktur Jendral Pendidikan
mutu pendidikan, filosofi, peraturan dan Tinggi. Bagi dosen yang telah memperoleh
iklim organisasi yang kondusif akan men- sertifikat profesional akan memperoleh
dorong terwujudnya kebersamaan dalam
84 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
melaksanakan tugas dan pekerjaan guna mencapai kinerja yang tinggi. Kondisi ini perlu diciptakan di Universitas Merdeka agar mampu menghadapi kompetisi yang semakin ketat.
Penerapan konsep budaya organisasi di Universitas Merdeka tidak jauh berbeda dengan penerapan konsep budaya organi- sasi perguruan tinggi lain. Kalaupun terdapat perbedaan mungkin terletak pada jenis nilai dominan yang dikembangkan dan karakteristik para pendukung. Berkenaan dengan pendukung budaya organisasi di perguruan tinggi, Freed (1997) mengemuka- kan bahwa nilai-nilai yang dikembangkan di perguruan tinggi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan perguruan tinggi itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang me- miliki peran dan fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan me- wariskan nilai-nilai budaya kepada civitas akademika.
Kepemimpinan spiritual tidak berpe- ngaruh terhadap kinerja dosen. Artinya perubahan nilai-nilai kepemimpinan spiri- tual tidak diikuti dengan perubahan kinerja dosen Universitas Merdeka. Dosen memiliki anggapan bahwa kepemimpinan spiritual merupakan suatu kombinasi karakter nilai, sikap dan perilaku yang melekat pada setiap dosen yang mengatur hubungan vertikal antara individu dosen dengan Sang Pen- cipta. Dengan anggapan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam kepemimpinan spiritual tidak mempengaruhi dosen dalam melaksanakan kegiatan tridharma maupun unsur penunjang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fry dan Matherly (2005) dan Javanmard (2012) bahwa kepemimpinan spiritual ber- pengaruh terhadap kinerja meski bisa di- pahami jika melihat realita di lapangan. Pada saat ini, dosen dengan jabatan fungsional akademik Lektor ke atas, jika memenuhi ketentuan, bisa dipastikan telah lolos serti- fikasi sehingga memperoleh tunjangan pro- fesi dari Pemerintah. Sebagai konsekuensi dari pemberian tunjangan tersebut, secara
berkala dosen diminta membuat laporan pelaksanaan kinerja kepada Pemerintah. Apabila penilaian kinerja tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan, maka tunjangan tidak akan diberikan. Dengan demikian dosen Universitas Merdeka dalam melaksanakan tridharma dan unsur pe- nunjang sebagai perwujudan pencapaian kinerja semata-mata karena mengharapkan menerima haknya yakni tunjangan profesi tersebut. Tuntutan pelaksanaan tridharma bagi dosen idealnya dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran, kemampuan komunikasi ataupun kecerdasan, namun realitanya dosen dibatasi oleh peraturan terkait pelaksanaan beban kerja, sehingga bisa terjadi pelanggaran nilai-nilai kepemimpinan spiritual.
Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis 3 menyatakan: Motivasi ber- pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen. Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh motivasi terhadap kinerja menunjukkan nilai 0,586 dengan probabilitas sebesar 0,001. Nilai CR yang dihasilkan dari perhitungan adalah 3,299 lebih besar dari nilai kritis pada level signi- fikansi 0,05 (5%) yaitu 1,998; nilai proba- bilitas adalah 0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi ter- bukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen.
Motivasi berpengaruh terhadap kinerja dosen yang berarti bahwa peningkatan motivasi kerja akan meningkatkan kinerja dosen. Hal itu dilihat dari proses pen- didikan dan pengajaran, kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian masya- rakat yang dijalankan serta aktivitas dosen Universitas Merdeka pada kegiatan yang dilaksanakan di internal maupun eksternal kampus. Semakin baik motivasi kerja dosen Universitas Merdeka, semakin tinggi pula tingkat kinerjanya. Motivasi kerja ini ter- utama dipicu oleh kebutuhan akan aktuali- sasi diri, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan sosial dan rasa memiliki serta ke- butuhan fisiologis. Motivasi yang diekspresi- kan oleh para dosen Universitas Merdeka
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
melalui semangat atau dorongan yang kuat terhadap kinerja melalui motivasi. Dengan dalam mencapai tujuan perlu terus ditingkat-
kata lain, motivasi tidak bisa menjadi media- kan. Seorang dosen yang termotivasi akan
tor budaya akademik dan kepemimpinan memiliki kesungguhan dan keinginan yang
spiritual pada kinerja dosen. kuat dari dalam diri untuk melakukan se-
Hasil penelitian menunjukkankan bah- suatu dengan sebaik-baiknya. Temuan hasil
wa motivasi berpengaruh terhadap kinerja penelitian ini mendukung penelitian Sutomo
dosen yang berarti bahwa peningkatan (2006), Apriani (2009), Pramudya (2010) dan
motivasi kerja akan meningkatkan kinerja Sewang (2012) yang mengatakan bahwa
dosen. Hal itu dilihat dari proses pen- motivasi kerja meningkatkan kinerja.
didikan dan pengajaran, kualitas dan kuanti- tas penelitian dan pengabdian masyarakat
Pengujian Hipotesis 4
yang dijalankan serta aktivitas dosen Hipotesis 4 menyatakan: Kompetensi,
Universitas Merdeka pada kegiatan yang budaya akademik dan kepemimpinan spiri-
dilaksanakan di internal maupun eksternal tual berpengaruh positif dan signifikan
kampus. Semakin baik motivasi kerja dosen terhadap kinerja melalui motivasi. Hasil
Universitas Merdeka, semakin tinggi pula pengujian dapat dilihat pada Tabel 11.
tingkat kinerjanya. Motivasi kerja ini ter- Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa
utama dipicu oleh kebutuhan akan aktuali- pengaruh langsung (direct effect) kompetensi
sasi diri, kebutuhan akan penghargaan, terhadap motivasi, budaya akademik ter-
kebutuhan sosial dan rasa memiliki serta hadap motivasi dan kepemimpinan spiri-
kebutuhan fisiologis. Motivasi yang di- tual terhadap motivasi berturut-turut ada-
ekspresikan oleh para dosen Universitas lah: 0,472; 0,102 dan 0,250. Besarnya pe-
Merdeka melalui semangat atau dorongan ngaruh langsung (direct effect) kompetensi,
yang kuat dalam mencapai tujuan perlu budaya akademik, kepemimpinan spiritual
terus ditingkatkan. Seorang dosen yang dan motivasi terhadap kinerja masing-
termotivasi akan memiliki kesungguhan dan masing adalah sebesar: 0,233; 0,545; 0,175;
keinginan yang kuat dari dalam diri untuk 0,586. Berdasarkan hasil analisis pengaruh
melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. antar variabel dapat disimpulkan bahwa
Temuan hasil penelitian ini mendukung motivasi merupakan variabel intervening
penelitian Sutomo (2006), Apriani (2009), yang memediasi kompetensi terhadap
Pramudya (2010) dan Sewang (2012) yang kinerja, akan tetapi tidak bisa memediasi
mengatakan bahwa motivasi kerja me- budaya akademik dan kepemimpinan spiri-
ningkatkan kinerja.
tual terhadap kinerja. Dengan demikian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
kompetensi berpengaruh terhadap kinerja dosen melalui motivasi di Universitas
dosen di Universitas Merdeka melalui Merdeka; akan tetapi budaya akademik dan
motivasi.
kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh
Tabel 11 Standardized Direct Effect
Variabel Kompetensi
Budaya
Kepemimpinan
Motivasi Kinerja
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
86 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
Sikap ini perlu ditumbuhkembangkan terus menerus kepada para dosen, karena tanpa motivasi kerja yang tinggi, dosen Uni- versitas Merdeka akan sulit mengembang- kan diri dan meningkatkan kualitas atau kompetensi. Motivasi yang tinggi akan mendorong keinginan yang kuat untuk berprestasi (need for achievement) sehingga akan berdampak pada kinerja perguruan tinggi. Bagi dosen Universitas Merdeka, adanya kompetensi yang tepat tentu akan membangun suasana kerja yang produktif. Kondisi demikian, menjadi modal dasar dalam menumbuhkan dorongan atau moti- vasi yang tinggi bagi para dosen dalam mewujudkan kinerja yang maksimal. Hal ini bisa dipahami, mengingat Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 yang dijabarkan dalam Buku Pedoman Sertifikasi untuk Dosen diterbit- kan oleh Ditjen Dikti Kemendiknas (2010) yang menyatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib menyediakan anggaran untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi dosen dalam jabatan.
Kompetensi sangat dituntut untuk meningkatkan kinerja dosen karena me- nentukan kualitas pelaksanaan tridharma perguruan tinggi sebagaimana ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten adalah dosen yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, ke- pribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian, dan pe- ngabdian kepada masyarakat. Agar kinerja dosen bisa terwujud dengan baik, diperlu- kan motivasi kerja agar dosen terus me- ningkatkan kompetensinya. Kompetensi di- perlukan untuk menyiasati kesenjangan antara standar kinerja yang diperlukan dengan kompetensi yang dimiliki, agar produktifitas dosen menjadi konsisten. Kompetensi diharapkan dapat mengubah perilaku dosen untuk mencapai standar kinerja yang diinginkan.