PENGARUH KOMPETENSI, BUDAYA AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN SPIRITUAL TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA
PENGARUH KOMPETENSI, BUDAYA AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN SPIRITUAL TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA
Tatik Mulyati
tatiekmm@ymail.com
Universitas Merdeka Madiun
ABSTRACT
The purpose of this study describes competency, academic culture, spiritual leadership, motivation and lecturers’performance; to analyze the influence of competency, academic culture and spiritual leadership on motivation and to analyze the influence of competency, academic culture and spiritual leadership on lecturers’performance through motivation in Merdeka University in East Java. Using the ‘Structural Equation Modeling’ with 193 lectures as samples, this study has following results: (1) Competencies’ factor dimensions consist of pedagogical competency, professional competency, personality competency and social competency all showed significant contributions to competency. As academic culture’s factor dimensions, infrastructure, organizational management, curriculum and involvement-participation all showed significant contributions to academic culture. Regarding factor dimensions, integrity, communication and intelligence all showed significant contributions to spiritual leadership. With respect factor dimensions, physiological need, social need and sense of belonging, self-esteem need and self-actualization need all showed significant contributions to motivation. In addition, the lecturers’performance, education and teaching-learning, research and development, community service with extra activities contributed significantly. (2) Competency has significant impact on motivation; but not with academic culture and spiritual leadership (3) Academic culture has significant impact on lecturers’performance but not with competency and spiritual leadership; (4) Motivation mediates the effect of competency on lecturers’performance. Thus, spiritual leadership has no impact on motivation nor lecturers’ performance.
Key words: competency, academic culture, spiritual leadership, motivation and lecturers’ performance
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menggambarkan kompetensi, budaya akademik, kepemimpinan spiritual, motivasi dan kinerja dosen serta menganalisis pengaruh kompetensi, budaya akademik, kepemimpinan spiritual terhadap motivasi kerja serta untuk menganalisis pengaruh kompetensi, budaya akademik, kepemimpinan spiritual terhadap kinerja dosen Universitas Merdeka melalui perantara motivasi. Model Persamaan Struktural (SEM) digunakan untuk mengolah data sampel sebanyak 193 dosen Universitas Merdeka. Hasil studi menunjukkan bahwa: (1) Dimensi faktor kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial memberikan kontribusi signifikan dengan kompetensi pedagogik sebagai kontributor dominan. Indikator budaya akademik yakni fasilitas, organisasi manajemen, kurikulum serta partisipasi memberikan kontribusi signifikan dan kurikulum merupakan kontributor dominan. Dimensi faktor kepemimpinan spiritual yaitu kejujuran, kemampuan komunikasi dan kecerdasan memberikan kontribusi signifikan dengan kejujuran sebagai kontributor dominan. Indikator motivasi yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan aktualisasi memberikan kontribusi signifikan dengan kebutuhan sosial merupakan kontributor dominan. Indikator kinerja dosen yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan unsur penunjang memberikan kontribusi signifikan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai kontributor dominan; (2) Kompetensi berpengaruhi signifikan terhadap motivasi tetapi budaya akademik dan kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh terhadap motivasi; (3) Budaya akademik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen tetapi kompetensi dan kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh; (3) Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja dosen melalui motivasi tetapi kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh terhadap motivasi maupun kinerja dosen.
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Kata kunci : Kompetensi, budaya akademik, kepemimpinan spiritual, motivasi dan kinerja dosen
PENDAHULUAN
motivasi kerja. Fokus penelitian ini adalah Berbagai penelitian terkait sumber daya
untuk mengetahui apakah (1) Kompetensi, manusia banyak dilakukan karena pem-
budaya akademik dan kepemimpinan spiri- bangunan sumberdaya manusia terus me-
tual berpengaruh terhadap motivasi dosen, nerus diupayakan oleh Pemerintah Indo-
(2) Kompetensi, budaya akademik dan nesia. Salah satu aspek penting untuk meng-
kepemimpinan spiritual berpengaruh ter- ukur kualitas pembangunan sumber daya
hadap kinerja dosen, (3) Motivasi berpe- manusia adalah Indeks Pembangunan Manu
ngaruh terhadap kinerja dosen, dan (4) sia atau Human Development Index (HDI).
Kompetensi, budaya akademik dan Ke- HDI adalah indeks komposisi yang didasar-
pemimpinan spiritual berpengaruh ter- kan pada tiga indikator, yakni (a) kesehatan,
hadap kinerja dosen melalui motivasi kerja (b) pendidikan, dan (c) tingkat pendapatan.
di Universitas Merdeka di Jawa Timur. Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri
Penelitian ini berbeda dengan peneliti- melainkan saling memengaruhi satu sama
an sebelumnya. Pertama, item pengukuran lain.
kinerja dosen menggunakan Peraturan Pemerintah berupaya meningkatkan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 HDI antara lain melalui perbaikan sistem
tahun 2009, berbeda dengan penelitian ter- pendidikan. Pendidikan tinggi sebagai salah
dahulu yang menguji kinerja dosen meng- satu jenjang pendidikan merupakan proses
gunakan item pengukuran Gibson (2008). pembudayaan dan pemberdayaan manusia
Kedua, penelitian sebelumnya mengukur untuk mengembangkan peradaban melalui
kepemimpinan spiritual menggunakan jenjang formal yang mencakup pendidikan
indeks yang digunakan Seshadri, Sasidhar, vokasional, keahlian, profesional dan aka-
Mandar (2014) dengan mengelaborasi tiga demik yang diselenggarakan dalam suatu
penelitian pendahulu. Penelitian ini me- program studi secara terstruktur dan ber-
ngembangkan kepemimpinan spiritual de- jenjang pada strata tertentu.
ngan menggunakan pengukuran sesuai Perguruan tinggi sebagai lembaga
dengan Al-Qur’an S.Maryam:41; S.Al- pelaksana pendidikan tinggi dituntut me-
Imron:20 S.At-Taubah:128; S.Al-Maidah:67 miliki kualitas yang dapat dipandang dari
dan S.Al-Baqoroh:258.
berbagai aspek yang memenuhi kriteria Universitas Merdeka di Jawa Timur RAISE + LEAP yaitu Relevance, Academic
dipilih sebagai lokasi penelitian karena atmosphere, Institutiona. Management, Sustain-
memiliki karakter spesifik. Di Indonesia, ability, Efficiency, Leadership, Access, Equity
perguruan tinggi yang memiliki sejarah dan Partnership. Dari berbagai aspek ter-
dengan basis TNI (Tentara Nasional Indo- sebut, aspek mutu kinerja dosen adalah
nesia) dengan manajemen tata kelola dan unsur yang penting dan terukur dalam me-
yayasan sebagai badan penyelenggara yang nentukan mutu perguruan tinggi. Mutu
terpisah satu sama lain dan bersaing di kinerja dosen dapat dilihat dari dua aspek
wilayah yang sama hanya Universitas yakni aspek kewenangan dan aspek ke-
Merdeka, terdiri atas Universitas Merdeka mampuan akademik. Kewenangan dosen
Malang, Universitas Merdeka Madiun, dapat diukur dari jenjang fungsional aka
Universitas Merdeka Surabaya, Universitas demik, sedangkan kemampuan akademik
Merdeka Pasuruan dan Universitas Merde- diukur dari jenjang pendidikan.
ka Ponorogo. Untuk menjaga eksistensi Penelitian ini bertujuan untuk menguji
maupun peningkatan mutu perguruan pengaruh kinerja dosen Universitas Merde-
tinggi, Universitas Merdeka secara terus ka dilihat dari aspek kompetensi, budaya
menerus mengupayakan peningkatan kuali- akademik, kepemimpinan spiritual dan
tas kinerja dosen. Pada saat ini jumlah dosen
68 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
Tabel 1 Jumlah Dosen Tetap dengan Jabatan Fungsional Akademik
Di Lingkungan Universitas Merdeka di Jawa Timur Nama
Dosen Tetap
Perguruan
Guru Tinggi
As. Ahli
Kepala
Besar
Unmer Malang
77 24,2 133 41,7 98 30,7 11 3,4 319 Unmer Madiun
1 1 106 Unmer Surabaya
65 Unmer Pasuruan
Unmer Ponorogo 34 62,9 12 22,2
Sumber : EPSBED Dikti, Tahun 2011
yang dimiliki Universitas Merdeka dengan Oleh karena itu pimpinan perguruan tinggi jabatan fungsional akademik Lektor Kepala
senantiasa dituntut untuk memberikan moti- dan Guru Besar masih rendah.
vasi kepada dosen agar meningkatkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
kinerja. Kepemimpinan berbasis spiritua- dosen dengan jabatan fungsional Lektor
litas, bukan hanya tentang kecerdasan dan Kepala dan Guru Besar masih rendah. Hal
keterampilan dalam memimpin, namun juga itu menunjukkan bahwa kinerja dosen juga
menjunjung nilai-nilai kebenaran, ke- belum memenuhi ketentuan. Kondisi ter-
jujuran, integritas, kredibilitas, kebijaksana- sebut diduga karena dosen tidak atau
an, belas kasih, dapat dipercaya, mampu kurang memiliki motivasi. Selain motivasi,
berkomunikasi yang membentuk akhlak dan masih rendahnya kinerja dosen di Uni-
moral diri sendiri dan orang lain (Chin Yi versitas Merdeka diduga karena kurang atau
dan Chin Fang, 2012).
rendahnya kompetensi dosen. Spiritual leadership adalah kepemimpin- Hubungan antara kompetensi dengan
an yang mengedepankan moralitas, sensiti- kinerja sangat erat dan penting, ada relevan-
vitas, keseimbangan jiwa, kekayaan batin si, kuat dan akurat. Jika ingin meningkatkan
dan etika dalam berinteraksi dengan orang kinerja, harus mempunyai kompetensi yang
lain ( Danaiee, et al., 2011). Kepemimpinan sesuai dengan tugas pekerjaan (the right man
spiritual berbasis agama mulai dikembang- in the right job ) (Boyatzis, 2008). Penguasaan
kan (Maxwell dalam Wibberding, 2013). kompetensi merupakan salah satu elemen
Kepemimpinan spiritual berbasis Islami penentu kewenangan dosen mengajar di
memiliki nilai dan karakter utama shiddiq, suatu jenjang pendidikan. Kompetensi di-
amanah, tabligh dan fathonah mendasarkan maksud adalah kompetensi pedagogik,
pada pencerminan sifat Rasul yang diinter- kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
pretasikan sebagai jujur, dapat dipercaya, dan kompetensi profesional. Selain kompe-
kemampuan komunikasi dan kecerdasan. tensi, stagnasi kinerja dosen diduga karena
Penerapan kepemimpinan spiritual di per- belum terbangunnya atau berkembangnya
guruan tinggi diharapkan dapat meningkat- budaya akademik. Penerapan konsep bu-
kan motivasi civitas akademika. daya organisasi di perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan penerapan konsep
TINJAUAN TEORETIS
budaya organisasi lain (Hartnell, et al., 2011).
Kompetensi
Kepemimpinan merupakan salah satu Chung dan Lo (2007: 92) mendefini- faktor penting untuk meningkatkan kinerja.
sikan “competency as the knowledge, skills and
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
capasities which employees should have when finishing spesific tasks or goals .” Kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan kapasitas yang harus dimiliki karyawan ketika menyelesaikan tugas atau tujuan.
(Wu, 2010) mendefinisikan kompetensi dengan beberapa makna yang terkandung adalah: (1) Karakteristik dasar (underlying characteristic) berarti kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai pekerjaan atau situasi, (2) Hubungan kausal (casually related) berarti kompetensi dapat digunakan untuk menilai kinerja seseorang, artinya jika memiliki kompetensi tinggi, maka di- prediksi akan memiliki kinerja yang tinggi pula, (3) Kriteria acuan (criterion referenced) berarti bahwa kompetensi secara nyata akan memprediksi seseorang dapat bekerja dengan baik, terukur, spesifik dan memiliki standar.
Vathanophas dan Thai-ngam (2007) meneliti tentang kompetensi menunjukkan hasil bahwa kompetensi merupakan faktor penting dalam gambaran tugas. Indikator kompetensi meliputi kurikulum, kursus atau pelatihan. Peningkatan kemampuan pega- wai harus dikembangkan dan model kompe- tensi dapat digunakan untuk proses seleksi, menilai kinerja manajemen, kompensasi, pengembangan karir dan sebagainya. Apri- ani (2009) mengadakan penelitian dengan hasil terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi, motivasi dan ke- pemimpinan terhadap efektifitas kerja do- sen. Hasil penelitian Ismail dan Abidin (2010) dengan menggunakan Analisis Faktor menunjukkan bahwa kompetensi berpe- ngaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di sektor swasta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 dijabarkan dalam Buku Pedoman Sertifikasi untuk Dosen tahun 2010 menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram- pilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesioalan.
Kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaan tridharma perguruan tinggi sebagaimana ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten melaksanakan tugas secara profesional ada- lah dosen yang memiliki kompetensi peda- gogik, profesional, kompetensi kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Budaya Akademik
Schein (2004) menguraikan enam karakteristik budaya akademik di perguru- an tinggi, yaitu: 1) Observed behavioral regularities adalah budaya akademik di perguruan tinggi ditandai dengan adanya keberaturan cara bertindak seluruh civitas akademika yang dapat diamati, 2) Norms; budaya akademik di perguruan tinggi di- tandai adanya norma berisi tentang standar perilaku civitas, 3) Dominant values; jika di- hubungkan dengan tantangan pendidikan Indonesia dewasa ini tentang pencapaian mutu pendidikan, maka budaya akademik di perguruan tinggi seyogyanya diletakkan dalam kerangka pencapaian mutu pendidi- kan yang meliputi aspek input, proses, out- put dan outcomes, 4) Philosophy; budaya organisasi ditandai dengan adanya keyakin0 an seluruh anggota organisasi dalam me- mandang sesuatu secara hakiki, 5) Rules; budaya organisasi ditandai adanya ketentu- an dan aturan main yang mengikat seluruh anggota organisasi. Setiap perguruan tinggi memiliki ketentuan dan aturan main ter- tentu, bersumber dari kebijakan internal maupun eksternal, dalam hal ini Pemerintah, yang mengikat seluruh civitas dalam ber- perilaku dan bertindak dalam organisasi, 6) Organization climate; budaya organisasi di- tandai dengan adanya iklim organisasi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa budaya akademik adalah cara hidup masyarakat ilmiah yang beraneka ragam, majemuk, multikultural bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai kebenaran ilmiah dan obyektivitas.
70 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
Nilai-nilai tersebut adalah interaksi antar melakukan riset eksploratif untuk menguji civitas, fasilitas/sarana prasarana, organisasi
model kausal Spiritual Leadership Theory dan manajemen, kurikulum serta keterlibatan
implikasinya terhadap organizational perfor- dan partisipasi.
mance . Tiga dimensi dalam spiritual leadership (vision, altruistic love, hope/faith ), dua dimensi
Kepemimpinan Spiritual
spiritual survival/well being (meaning/calling Kepemimpinan menyangkut penanam-
dan membership) dan organizational commit- an pengaruh dalam mengarahkan para
ment .
bawahan. Tiga pendekatan utama teori ke- Penelitian oleh Javanmard (2012) men- pemimpinan (James, 2014) yaitu: (1) Pen-
dapatkan hasil bahwa indikator spirituality dekatan sifat (Traits approach) (Chemers,
at work yaitu sense of community tidak 2014) menyatakan bahwa pemimpin me-
berpengaruh terhadap work performance; miliki sifat-sifat tertentu antara lain:
sedangkan dua indikator lain yaitu inner life inteligensia tinggi, integritas, percaya diri,
dan meaningful work berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi, kemampuan adap
work performance . Penelitian oleh Frisdiantara tasi, kreativitas, fleksibilitas, kemampuan
dan Sahertian (2012) memperoleh hasil monitoring, popularitas, ketekunan, status
bahwa dimensi spiritual leadership relevan sosial dan ekonomi, (2) Pendekatan perilaku
dengan teori tentang manajemen organisasi (Behavioral approach) melihat pola tingkah
dan kepemimpinan sehingga dapat di- laku seorang pemimpin untuk memenga-
kembangkan dan diaplikasikan dalam ruhi karyawan. Acar (2012) mengembang-
organisasi.
kan teori yang dijabarkan menjadi empat Berbagai teori tentang kepemimpinan tingkat model efektivitas kepemimpinan,
spiritual banyak digali dan dikenalkan yaitu: (a) Exploitative authoritative, (b) Benevo-
terutama dua dekade terakhir. Teori berbasis lent authoritative , (c) Consultative, dan (d)
keagamaan dipopulerkan oleh Maxwell Partisipative, serta (3) Pendekatan Spiritual
(dalam Wibberding: 2013). Kepemimpinan (Spiritual Approach) bahwa perkembangan
spiritual Islami digambarkan dalam ke- spiritualitas di tempat kerja tidak dapat
pemimpinan Rasulullah Muhammad SAW diharapkan berkembang tanpa adanya
mengacu pada Al-Qur’an yang dikenal dukungan pimpinan (Chin Yi dan Chin
dengan empat karakter utama yakni: shiddiq Fang, 2012).
(jujur); amanah (dapat dipercaya); tabligh Menurut Seshadri, et al., (2014) konsep
(menyampaikan/ komunikasi) dan fathonah spiritual leadership dielaborasi dengan men-
(cerdas).
jelaskan teori terkait, merujuk tiga jurnal hasil riset untuk memaparkan teori tersebut
Motivasi
yakni: (1) Spiritual Leadership Theory (Fry, Manikandan dan Rajamohan (2014) 2013) yang mendefinisikan spiritual leader-
menyatakan ‘motivation can be described as the ship sebagai kombinasi nilai, sikap dan
deriving forcé within individuals that impuls perilaku yang dibutuhkan secara intrinsik
them to action’. Hal ini berarti motivasi untuk memotivasi satu sama lain sehingga
digambarkan sebagai kekuatan dalam diri memiliki perasaan daya tahan spiritual
individu yang mendorong untuk beraksi. melalui calling dan membership, (2) Measure-
Kekuatan pendorong dihasilkan oleh ke- ment in Spiritual Leadership (Sendjaya, 2007)
adaan yang timbul sebagai dampak dari mengembangkan pengukuran dimensi da-
hasil kebutuhan yang belum terpenuhi. Ke- lam konsep spiritual leadership dan menetap-
inginan untuk memenuhi segala kebutuhan kan empat atribut utama yaitu: religiousness,
seseorang akan melahirkan motivasi. Me- interconnectedness, sense of mission, dan whole-
nurut Terry yang dikutip oleh Plotnik (2014) ness (holistic mindset ), (3) Business Organi-
dikatakan bahwa motivasi adalah keinginan zation Performance (Fry dan Matherly, 2005)
yang terdapat pada individu yang me-
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
rangsang melakukan sesuatu karena ada dan Opportunity (O), yaitu kinerja = F (A x M motif atau kebutuhan. Robbins (2008) me-
x O). Artinya, kinerja merupakan fungsi ngemukakan bahwa motivasi adalah ke-
kemampuan, motivasi dan kesempatan. inginan yang mendorong seseorang untuk
Dengan demiki-an kinerja ditentukan oleh berupaya dengan kemampuan terbaik me-
faktor-faktor kemampuan, motivasi dan ke- nunaikan berbagai kegiatan yang menjadi
sempatan. Faktor yang memengaruhi pe- tanggung jawabnya dalam rangka pencapai-
nilaian kinerja adalah kemampuan (ability) an organisasi dan pemuasan beberapa
dan motivasi (motivation). Hal ini merujuk kebutuhan pribadi.
pendapat Towers (2006) yang merumuskan Dalam upaya memahami dan menilai
bahwa: Human Performance = Ability + perilaku manusia, beberapa teori motivasi
Motivation; Motivation = Attitude + Situation; telah dikembangkan oleh sejumlah ahli.
Ability = Knowledge + Skill. Teori tersebut memiliki perbedaan dan
Setiawati (2009) meneliti dengan sampel persamaan. Teori Maslow (Hierarki Kebu-
seluruh dosen FPTK UPI Jakarta. Hasilnya tuhan) mengatakan bahwa pada setiap
menunjukkan adanya pengaruh signifikan manusia terdapat lima tingkat kebutuhan,
kompetensi kerja terhadap kinerja dosen. meliputi: kebutuhan fisiologis (physiological
Penelitian yang dilakukan oleh Widyarini needs ), kebutuhan rasa aman dan nyaman
(2011) menghasilkan model teori multilevel. (safety and security needs), kebutuhan sosial
Level unit kerja melibatkan variabel ke- dan rasa memiliki (social needs), kebutuhan
pemimpinan spiritual, iklim spiritualitas akan penghargaan (esteem needs) dan ke-
kerja dan budaya organisasi terbuka, butuhan aktualisasi diri (self actualization).
sementara level individu meliputi perilaku Teori Alderfer mengemukakan metode ERG
kewarga-organisasian dan kinerja dalam yang mendukung pendapat Maslow. Teori
tugas. Kesimpulan yang diperoleh adalah hierarki kebutuhan Alderfer hanya meliputi
perlunya pengembangan model kinerja tiga tingkatan: (1) Existence needs (E) meliputi
dengan perspektif kepemimpinan spiritual; physiological needs dan safety and security needs
perlunya penerapan pendekatan multilevel dari Maslow, (2) Related needs (R) menekan-
dan perlunya mendorong organisasi bisnis kan pentingnya interpersonal relationship dan
untuk menerapkan praktek kepemimpinan social relationship sebagaimana social needs
spiritual.
dan esteem needs dari Maslow, (3) Growth Menurut Ditjen Dikti (2010) kinerja needs (G) , adalah keinginan intrinsik dalam
dosen adalah hasil kerja yang dapat dicapai diri individu untuk maju atau meningkatkan
oleh seorang atau sekelompok dosen sesuai kemampuan diri.
kewenangan dan tugas tanggung jawab Penelitian Pramudya (2010) mengguna-
masing-masing dalam upaya mencapai tuju- kan analisis regresi berganda hasilnya
an lembaga/perguruan tinggi yang meliputi menunjukkan bahwa motivasi, kompetensi
pelaksanaan kegiatan tridharma perguruan dan kepemimpinan berpengaruh signifikan
tinggi dan unsur penunjang. Indikator yang terhadap kinerja dosen.
digunakan untuk mengukur kinerja dosen adalah aspek pelaksanaan pendidikan dan
Kinerja
pengajaran, penelitian, pengabdian kepada Menurut Robbins (2008) konsep kinerja
masyarakat dan kegiatan penunjang tri- diartikan sebagai pencapaian tujuan yang
dharma.
merupakan salah satu tolok ukur kinerja Berdasarkan uraian di atas, variabel individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan
kompetensi, budaya akademik dan ke- penilaian kinerja individu, yakni: (a) tugas
pemimpinan spiritual secara langsung mau- individu, (b) perilaku individu, dan (c) ciri
pun tidak langsung dengan dimediasi oleh individu. Kinerja diartikan sebagai fungsi
motivasi dapat memengaruhi kinerja. interaksi antara Ability (A), Motivation (M)
Hubungan kausalitas dan pengaruh antar
72 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
variabel tersebut akan diaplikasikan pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal dosen Universitas Merdeka di Jawa Timur,
merupakan faktor yang timbul dari dalam dapat dilihat pada gambar 1.
diri personal, yang dalam penelitian ini diwakili oleh kompetensi, sedangkan faktor
Hipotesis Penelitian
eksternal merupakan faktor yang muncul Teori Maslow menyatakan bahwa pada
dari lingkungan, dimana dalam penelitian setiap diri manusia terdapat lima tingkat
ini diwakili oleh budaya akademik dan kebutuhan, meliputi: kebutuhan fisiologis
kepemimpinan spiritual. (physiological needs), kebutuhan rasa aman
Beberapa penelitian dilakukan untuk dan nyaman (safety and security needs),
membuktikan pengaruh kompetensi, bu- kebutuhan sosial dan rasa memiliki (social
daya akademik dan kepemimpinan spiritu- needs ), kebutuhan penghargaan (esteem
al terhadap motivasi. Hasil penelitian needs ) dan kebutuhan aktualisasi diri (self
Sendjaja (2007) menemukan bahwa ke- actualization ). Proses pemenuhan kebutuhan
pemimpinan spiritual berpengaruh ter- tersebut tentunya akan dipengaruhi oleh
hadap motivasi.
Kompetensi (X 1 )
X 1.1 : Kompetensi Pedagogik X 1.2 : Kompetensi Kepribadian X 1.3 : Kompetensi Profesional X 1.4 : Kompetensi Sosial
Wu (2010) dan UU RI No.14 tahun 2005 Bab I
Budaya Akademik (X 2 )
Motivasi (Y 1 )
Kinerja Dosen (Y 2 )
X 2.1 : Fasilitas/SaranaPrasarana
Y 2.1 : Pendidikan &Pengajaran X 2.2 : Organisasi Manajemen
Y 1.1 : Kebutuhan Fisiologi
Y 2.2 : Penelitian X 2.3 : Kurikulum
Y 1.2 : Kebutuhan Sosial dan Rasa
Y 2.3 : Pengabdian Masyarakat X 2.4 : Keterlibatan&Partisipasi
Memiliki
Y 1.3 : KebutuhanPenghargaan
Y 2.4 : Unsur Penunjang
Y 1.4 : Kebutuhan Aktualisasi Diri
( Schein, 2004 dan UU RI No. (Robbins,2008 dan SKMenko 20 tahun 2003)
(Maslow dan Terry, 2014)
Wasbang No:38/ Kep/MK.WASPAN/1999
Kepemimpinan Spiritual (X 3 )
X 3.1 :Jujur/Dapat Dipercaya X 3.2 : Kemampuan Komunikasi
X 3.3 : Kecerdasan (Al-Qur’an S.Maryam:41;
S.Al-Imron:20 S.At- Taubah:128; S.Al-Maidah:67 dan S.Al-Baqoroh:258
Gambar 1 Rerangka Konseptual
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Demikian pula penelitian Widyarini intrinsik untuk memotivasi satu sama lain (2011) yang menekankan bahwa perlu
sehingga memiliki perasaan akan daya tahan pendekatan multilevel untuk menerapkan
spiritual melalui calling (panggilan) dan praktek kepemimpinan spiritual dalam
membership (keanggotaan). Berdasarkan ana- pengembangan model kinerja. Berdasarkan
lisis dan temuan di atas, dapat diajukan analisis dan temuan di atas, dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut: hipotesis sebagai berikut:
H 2 : Kompetensi, budaya akademik dan
H 1 : Kompetensi, budaya akademik dan kepemimpinan spiritual berpengaruh kepemimpinan spiritual berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja positif dan signifikan terhadap moti-
dosen.
vasi. Menurut Robbins (2008) salah satu
Menurut Robbins (2008) kinerja me- faktor yang menentukan tinggi rendahnya rupakan fungsi kemampuan, motivasi dan
kinerja adalah motivasi. Hal ini bisa dijelas- kesempatan. Dengan demikian kinerja di-
kan dengan mencermati pandangan Maslow tentukan oleh faktor-faktor kemampuan,
(dalam Plotnik, 2014) yang menyatakan motivasi dan kesempatan. Kemampuan
bahwa motivasi merupakan dorongan untuk seringkali diukur dengan seberapa besar
melakukan sesuatu, salah satunya adalah kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
aktualisasi diri sebagai bentuk pengakuan Sedangkan motivasi dipengaruhi oleh be-
atas prestasi dan kinerja. Banyak penelitian berapa faktor diantaranya budaya aka-
dilakukan untuk membuktikan pengaruh demik dan kepemimpinan spiritual.
motivasi terhadap kinerja (Apriani, 2009 dan Beberapa penelitian dilakukan untuk
Pramudya, 2010). Hasil penelitian menemu- membuktikan pengaruh kompetensi, bu-
kan bahwa motivasi kerja meningkatkan daya akademik dan kepemimpinan spiritual
kinerja.
terhadap motivasi. (Sendjaya, 2007; Setia- Berdasarkan penjelasan di atas dapat wati, 2009; Ismail dan Abidin, 2010; Pramu-
disimpulkan bahwa semakin tinggi moti- dya, 2010; Kadeni, 2012; dan Javanmard,
vasi seseorang, terutama untuk menunjuk- 2012). Hasil penelitian tersebut juga me-
kan aktualisasi diri, maka akan berpe- nemukan bahwa kompetensi berpengaruh
ngaruh terhadap kinerja yang diberikan. terhadap kinerja. Demikian pula penelitian
Berdasarkan analisis dan temuan di atas, Javanmard (2012) yang memberikan hasil
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: bahwa kepemimpinan spiritual berpengaruh
H 3 : Motivasi berpengaruh positif dan terhadap kinerja.
signifikan terhadap kinerja dosen. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa semakin besar kompe- Motivasi sering digambarkan sebagai tensi seseorang maka akan berpengaruh
kekuatan pendorong dalam diri individu terhadap kinerja yang dilaksanakan. Hal
yang mendorong untuk beraksi. Kekuatan tersebut juga berlaku pada budaya aka-
pendorong dihasilkan oleh keadaan yang demik, dimana semakin tinggi atau baik
timbul sebagai dampak dari kebutuhan yang budaya akademik suatu lingkungan akan
belum terpenuhi. Keinginan untuk memenu- berpengaruh terhadap kinerja individu yang
hi kebutuhan seseorang akan melahirkan ada pada lingkungan tersebut. Selain itu
motivasi. Teori Maslow menyatakan bahwa faktor kepemimpinan, dalam penelitian ini
pada setiap manusia terdapat lima tingkat adalah kepemimpinan spiritual menjadi
kebutuhan. Dalam memenuhi kebutuhan salah satu faktor penting dalam peningkat-
tersebut diperlukan motivasi yang dapat me- an kinerja, karena kepemimpinan spiritual
micu manusia untuk memenuhi keseluruhan didefinisikan sebagai kombinasi nilai-nilai,
tingkat kebutuhan yang diperlukan. sikap dan perilaku yang dibutuhkan secara
74 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
Beberapa penelitian dilakukan untuk Penelitian beranjak dari data deskripsi yang membuktikan pengaruh kompetensi, bu-
berhubungan dengan variabel penelitian; daya akademik dan kepemimpinan spiritual
kemudian dilakukan analisis SEM (Structural terhadap motivasi. Hasil penelitian yang
Equation Modeling ) yang dioperasikan me- dilakukan Sendjaja (2007), menemukan bah-
lalui program AMOS for Windows versi 20 wa kepemimpinan spiritual berpengaruh
untuk membuktikan hipotesis factor loading terhadap motivasi. Demikian pula peneliti-
dan hipotesis regression weight. an Widyarini (2011) yang menekankan bahwa perlu pendekatan multilevel untuk
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
menerapkan praktek kepemimpinan spiri- Populasi target adalah semua dosen tual dalam pengembangan model kinerja.
tetap baik dosen Yayasan maupun dosen Berdasarkan penjelasan di atas dapat
Pegawai Negeri Sipil dipekerjakan (PNS disimpulkan bahwa motivasi seseorang se-
DPK) pada Universitas Merdeka yang ber- makin tinggi jika didukung oleh fakor
pendidikan minimal S2 dan memiliki jabatan internal maupun eksternal, dimana dalam
fungsional akademik minimal Lektor tanpa penelitian ini diwakili oleh kompetensi,
membedakan jenis kelamin. Hal tersebut budaya akademik dan kepemimpinan spiri-
dengan pertimbangan bahwa dosen yang tual. Semakin tinggi motivasi akan ber-
bersangkutan telah memiliki pengalaman pengaruh terhadap kinerja yang diberikan.
dalam melaksanakan tridharma dan pada Berdasarkan analisis dan temuan di atas,
umumnya telah memperoleh sertifikat dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
pendidik sehingga kinerja bisa dievaluasi.
H 4 : Kompetensi, budaya akademik dan Populasi penelitian tersebar di Uni- kepemimpinan spiritual berpengaruh
versitas Merdeka yang terdistribusi dalam positif dan signifikan terhadap kinerja
lima universitas sebagaimana Tabel 2. dosen melalui motivasi.
Jumlah dosen tetap seluruh Universitas Merdeka sebanyak 593 orang yang me-
METODE PENELITIAN
menuhi kriteria berpendidikan minimal S2
Rancangan Penelitian
dan memiliki jabatan fungsional akademik Populasi penelitian meliputi wilayah
minimal Lektor adalah 371 orang. Jumlah yang cukup luas yakni Universitas Merdeka
sampel sebanyak 193 orang dengan teknik di Jawa Timur, sehingga jenis penelitian
Proportional Purposive Sampling dialokasikan yang digunakan adalah metode survei, yaitu
ke tiap universitas sebagaimana disajikan descriptive survey dan explanatory survey.
pada Tabel 3.
Tabel 2 Jumlah Dosen dengan Jabatan Fungsional Akademik Minimal Lektor Di Universitas Merdeka Jawa Timur
Nama
Dosen Tetap
Perguruan Tinggi
Lektor
Lektor
Guru Besar Total
Kepala
98 11 242 Universitas Merdeka Madiun
Universitas Merdeka Malang
36 26 1 63 Universitas Merdeka Surabaya
27 Universitas Merdeka Pasuruan
15 3 1 19 Universitas Merdeka Ponorogo
Sumber : Data EPSBED Dikti Tahun 2011, diolah
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Tabel 3 Distribusi Alokasi Sampel Berdasarkan Jabatan Fungsional Akademik ke Universitas Merdeka di Jawa Timur
Nama
Dosen Tetap
Universitas Sampel Lektor Lektor Kepala Guru Besar
Universitas Merdeka Malang 69 51 6 126 Universitas Merdeka Madiun
18 14 1 33 Universitas Merdeka Surabaya
9 5 - 14 Universitas Merdeka Pasuruan
7 2 1 10 Universitas Merdeka Ponorogo
Sumber : Hasil penghitungan Variabel Penelitian
Y 1.3 : Kebutuhan penghargaan Variabel penelitian diklasifikasikan
Y 1.4 : Kebutuhan aktualisasi diri menjadi tiga kelompok yaitu: (a) variabel
Variabel laten endogen atau dependent observasi (observed variable), (b) variabel laten
variable adalah: kinerja dosen. yang dikelompokkan menjadi dua yaitu
e. Kinerja dosen (Y 2 ), meliputi indikator/ variabel laten eksogen dan variabel laten
dimensi faktor:
endogen, (c) variabel intervening. Variabel Y 2.1 : Pendidikan dan pengajaran laten eksogen (independent variable) meliputi:
Y 2.2 : Penelitian
(a) kompetensi, (b) budaya akademik, dan (c) Y 2.3 : Pengabdian pada masyarakat kepemimpinan spiritual.
Y 2.4 : Unsur penunjang
a. Kompetensi (X 1 ), meliputi indikator/ dimensi faktor:
Instrumen Penelitian
X 1.1 : Kompetensi pedagogik Instrumen yang digunakan adalah
X 1.2 : Kompetensi kepribadian kuesioner dan dokumentasi. Untuk men-
X 1.3 : Kompetensi profesional jamin akurasi dan konsistensi data subyek
X 1.4 : Kompetensi sosial penelitian maka kuesioner atau item/butir
pernyataan akan diuji untuk mengupaya- kator/dimensi faktor:
b. Budaya akademik (X 2 ), meliputi indi-
kan agar instrumen yang disusun dapat di-
X 2.1 : Fasilitas/sarana prasarana gunakan untuk menjaring data secara aku-
X 2.2 : Organisasi manajemen rat. Kedua uji mutlak dilakukan agar data
X 2.3 : Kurikulum yang dijaring dapat diyakini secara ilmiah.
X 2.4 : Keterlibatan dan partisipasi
c. Kepemimpinan spiritual (X 3 ), meliputi
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
indikator/dimensi faktor: Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan
X 3.1 : Jujur/dapat dipercaya untuk mengetahui kualitas instrumen pe-
X 3.2 : Kemampuan komunikasi nelitian (kuesioner) yang digunakan. Conver-
X 3.3 : Kecerdasan gent validity dinilai dari measurement model Variabel intervening/penghubung ada-
yang dikembangkan. Untuk mengetahui lah: motivasi
validitas tiap item instrumen digunakan
d. Motivasi (Y 1 ), meliputi indikator/dimen- rumus korelasi Product Moment Pearson. si faktor:
Kriteria pengukuran yaitu dengan mem- Y 1.1 : Kebutuhan fisiologis
bandingkan antara r hitung dengan r tabel . Y 1.2 : Kebutuhan sosial dan rasa me-
Pengukuran dinyatakan valid jika r hitung >r miliki
tabel pada α = 0,05.
76 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
Uji reliabilitas digunakan untuk meng- yang diteliti yakni kompetensi, budaya uji sejauh mana alat ukur relatif konsisten
akademik, kepemimpinan spiritual, moti- dan stabil apabila pengukuran diulang dua
vasi dan kinerja dinyatakan valid dibukti- kali atau lebih. Untuk menguji reliabilitas
kan dengan nilai koefisien korelasi masing- kuesioner digunakan nilai Alpha Cronbach.
masing item pernyataan lebih besar dari r Suatu instrumen/butir pernyataan dinyata-
tabel 0,36. Seluruh variabel menunjukkan kan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih
tingkat reliabilitas yang baik karena me- besar dari 0,6 (Ferdinand, 2006).
miliki nilai Cronbach’sAlpha lebih besar dari 0,6 sehingga instrumen penelitian dapat
Teknik Analisis Data
didistribusikan ke seluruh target sampel Analisis deskripif berdasarkan hasil
yang ditetapkan pada penelitian. tabulasi data responden akan dilakukan
dengan pembahasan distribusi frekuensi dan
Hasil Analisis Deskriptif
rata-rata hitung (mean), nilai maksimum dan Analisis deskriptif dilakukan untuk nilai minimum dan frekuensi tiap kategori
memperoleh gambaran penilaian responden yang disajikan dalam bentuk persentase.
terhadap variabel penelitian kemudian di- Analisis Model Persamaan Struktural (SEM)
lakukan perhitungan distribusi frekuensi digunakan untuk menganalisis hubungan
dan rata-rata jumlah jawaban responden. kausalitas dan pengaruh kompetensi, bu-
Dari Tabel 4 diketahui kompetensi daya akademik, kepemimpinan spiritual
pedagogik memperoleh respon tertinggi secara langsung terhadap motivasi; penga-
dengan mean 4,5; berarti tanggapan respon- ruh tidak langsung terhadap kinerja dosen
den cenderung sangat setuju bahwa dosen maupun terhadap kinerja dosen melalui
mampu melaksanakan kegiatan sesuai motivasi diuji menggunakan analisis factor
kompetensi pedagogik. Budaya akademik loading dan regression weight.
dengan indikator kurikulum memperoleh respon tertinggi dengan mean 4,49 berarti
Structural Model (Regression Weight).
tanggapan responden cenderung sangat
a. Model yang menjelaskan pengaruh setuju bahwa obyek kegiatan dosen yakni variabel kompetensi, budaya akademik
kurikulum bersifat ilmiah dan obyektif. dan kepemimpinan spiritual terhadap
Kepemimpinan spiritual diuraikan da- motivasi: Y 1 = 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 +z 1 lam indikator kejujuran/dapat dipercaya
b. Model yang menjelaskan pengaruh varia- memperoleh respon tertinggi dengan mean bel kompetensi, budaya akademik dan
4,45 berarti bahwa tanggapan responden kepemimpinan spiritual terhadap kinerja
cenderung sangat setuju bahwa kepemimpi- dosen: Y 2 = 4 X1 + 5 X 2 + 6 X 3 +z 2 nan spiritual dosen memiliki karakter jujur/
c. Model yang menjelaskan pengaruh varia-
dapat dipercaya.
bel motivasi terhadap kinerja dosen: Y 2 =
Motivasi dijabarkan dalam indikator 7 Y 1 + z 2 kebutuhan sosial dan rasa memiliki mem-
d. Model yang menjelaskan pengaruh varia- peroleh respon tertinggi dengan mean 4,30 bel kompetensi, budaya akademik dan
berarti bahwa tanggapan responden cende- kepemimpinan spiritual terhadap kinerja
rung setuju bahwa keinginan dosen me- dosen melalui motivasi:
lakukan kegiatan disebabkan adanya ke-
Y 2 = 4 X1 + 5 X 2 + 6 X 3 + 7 Y 1 +z
butuhan sosial dan rasa memiliki. Kinerja dosen digambarkan oleh faktor pendidikan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dan pengajaran memperoleh respon ter-
Uji Validitas dan Reliabilitas
tinggi dengan mean 4,13 berarti bahwa Hasil pengujian instrumen penelitian
tanggapan responden setuju bahwa dosen terhadap 193 responden menunjukkan se-
mencapai tujuan berdasarkan pelaksanaan luruh item pernyataan dari lima variabel
kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Tabel 4 Jawaban Responden Untuk Variabel Laten Eksogen dan Endogen
Jawaban Responden
Mean Indikator
Kompetensi Pedagogik (X 1.1 )
Kompetensi Profesional (X 1.2 )
Kompetensi Kepribadian
(X Kompetensi Sosial (X 1.3 ) 1.4 )
Kompetensi (X 1.1 )
Fasilitas Sarpras (X 2.1 )
((SSSarana/Prasarana(X2.1) Organisasi Manajemen (X 2.2 )
Kurikulum (X 2.3 )
Keterlibatan-Partisipasi (X 2.4 )
Budaya Akademik (X 2 )
Jujur/Dapat dipercaya(X 3.1 )
Kemampuan Komunikasi
(X Kecerdasan (X 3.2 ) 3.3 )
Kepemimpinan Spiritual
(KESPI) Kebutuhan Fisiologis (Y 1.1 )
Kebutuhan Sosial (Y 1.2 )
Kebutuhan Penghargaan M((((kepsi(KESPI)
Kebutuhahan Aktualisasi (Y 1.3 )
Diri (Y1.4) Motivasi (Y 1 )
Pendidikan&Pengajaran(Y 2.1 )
Penelitian (Y 2.2 )
Pengabdian Masyarakat(Y 2.3 )
Penunjang Tridharma (Y 2.4 )
Kinerja Dosen (Y 2 ) 37,5 19,4 80,7 41,8 49,8 25,2 20,7 10,7 4,3 2,3
Sumber : Data penelitian diolah, 2013 Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa Untuk melakukan analisis pengaruh
semua kriteria terpenuhi. Nilai Chi-Square kompetensi, budaya akademik dan kepe-
hitung adalah 245,984 lebih kecil dari nilai mimpinan spiritual secara langsung terha-
Chi-square tabel dengan df = 220 sebesar dap motivasi maupun pengaruh tidak
354.04. Hal tersebut menunjukkan bahwa langsung terhadap kinerja dosen digunakan
tidak ada perbedaan antara estimasi teknik SEM. Model ini untuk menguji factor
populasi dengan model sampel yang diuji. loading dan regression weight pengaruh
Model penelitian menunjukkan baik dan kompetensi, budaya akademik dan kepe-
dapat diterima. Berdasarkan hasil pengujian, mimpinan spiritual terhadap kinerja dosen
dapat dianalisis permodelan SEM dengan melalui motivasi yang disajikan Gambar 2.
dilakukan dua langkah yaitu Measurement model dan Structural model.
Analisis Model Struktural
Model dinyatakan baik apabila satu
Measurement Model
atau dua kriteria Goodness of Fit memenuhi Menganalisis pengaruh kompetensi, nilai cut – off yang disarankan. Hasil penguji-
budaya akademik dan kepemimpinan an Goodness of Fit model struktural modifi-
struktural terhadap motivasi dan kinerja kasi disajikan pada Tabel 5.
dengan menggunakan 19 dimensi faktor
78 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
yang membentuk tiga (3) buah konstruk konstruk endogen (motivasi dan kinerja). eksogen (kompetensi, budaya akademik dan
Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 6. kepemimpinan spiritual) dan dua (2) buah
GOODNESS OF FIT VALUE .86
Chi- Square=245.984
Prob=.000
X 31 X 32 33
X RMSEA=.062
CMIN/DF=1.732 Tli=.913
d 9 d 10 d 11 GFI=.885
Gambar 2 Hasil Analisis SEM pada Model Penelitian
Tabel 5 Pengujian Goodness of Fit Model Persamaan Struktural Modifikasi
Good of Fit
Evaluasi Model Indices
Cut -off Value
Hasil
Chi Square
Marjinal Probability
Marjinal RMSEA
Baik GFI
Marjinal AGFI
Baik CMIN/DF
Baik TLI
Baik CFI
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Tabel 6 Hasil Uji Konfirmatori Model
Valid Kompetensi
X1.1 0.715
Valid (X 1 )
Valid Budaya
X2.1 0.710
Valid Akademik (X 2 )
Valid Kepemimpinan
X3.1 0.858
Valid Spiritual (X 3 )
Valid Motivasi (Y 1 )
Valid Kinerja Dosen
Valid (Y 2 )
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil
Persamaan Struktural (StructuralModel)
pengujian confirmatory factor nilai factor Bentuk persamaan struktural yang men loading > 0,5 pada semua variabel laten. Hal
jelaskan pengaruh variabel eksogen ter- ini membuktikan bahwa dimensi faktor
hadap variabel endogen adalah: a) Motivasi tersebut dapat menjelaskan uni dimensiona-
= f (kompetensi, budaya akademik, ke- litas variabel laten. Kekuatan dimensi faktor
pemimpinan spiritual). b) Kinerja = f dalam membentuk variabel laten dapat di-
akademik, ke- buktikan dengan melihat probabilitas ≤ 0,05
(kompetensi, budaya
pemimpinan spiritual). Selanjutnya untuk berarti indikator tersebut signifikan atau
menghitung persamaan struktural yang nyata sebagai dimensi variabel laten yang
menjelaskan pengaruh masing-masing varia dibentuk.
bel dapat dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Persamaan Struktural
Fungsi
Eksogen
CR Prob
Motivasi (Y 1 )
Kompetensi (X 1 )
Budaya Akademik (X 2 )
Kepemimpinan Spiritual (X 3 )
Kinerja Dosen Kompetensi (X 1 )
Budaya Akademik (X 2 )
Kepemimpinan Spiritual (X 3 )
3,299 0,001 * Keterangan : * signifikan pada p < 0,005
Motivasi (Y 1 )
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
80 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
2. Kinerja Dosen (Y 2 ) = 0,191 X 1 + 0,478 X 2 + struktural dari model penelitian berikut:
Dari Tabel 7 dapat disusun persamaan
0,089 X 3
1. Motivasi (Y 1 ) = 0,528 X 1 + 0,122 X 2 +
3. Kinerja Dosen (Y 2 ) = 0,191 X 1 + 0,478 X 2 +
0,175 X 3 0,089 X 3 + 0,429 Y 1
Pengujian model persamaan struktural ditunjukkan oleh nilai koefisien standar berikut:
0,191 TS 0,528S 0,429 S
0,122TS
SS 0,175TS 0,089TS
Gambar 4 Nilai Standardized Regression Weight pada Model SEM
Model akhir persamaan struktural apabila digambarkan berdasarkan bobot koefisien standar yang signifikan adalah sebagai berikut:
X 1 0,528S
Y 1 0,429 S
0,478 S
Gambar 5 Nilai Standardized Regression Weight pada Model Akhir SEM
Model persamaan yang dapat dibentuk tabel); nilai kritis untuk level signifikan 0,05 berdasarkan signifikansi adalah:
(95%) adalah 1,998 (pada t-tabel). Jika CR >
1. Motivasi (Y 1 ) = 0,528 X 1 nilai kritis, maka hipotesis akan diterima,
2. Kinerja Dosen (Y 2 ) = 0,478 X 2 sedangkan jika nilai CR ≤ nilai kritis,
3. Kinerja Dosen (Y 2 ) = 0,429 Y 1 hipotesis ditolak.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis 1
Hasil uji hipotesis hubungan antar Hipotesis 1 menyatakan: Kompetensi, variabel ditunjukkan dengan nilai Regression
budaya akademik dan kepemimpinan Weigh t pada kolom CR (Critical Ratio, identik
spiritual berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai t-hitung) yang dibandingkan
terhadap motivasi. Hasil pengujian hipo- dengan nilai kritis (identik dengan nilai t-
tesis dapat dilihat pada Tabel 9.
Pengaruh Kompetensi, Budaya Akademik Dan Kepemimpinan Spiritual ... – Mulyati
Tabel 8 Hubungan Kausalitas Variabel Penelitian
Variabel
Standard Regression
Prob Ket. Eksogen
0,125 TS Kompetensi
0,000 S Bud.Akademi
0,009 S k Bud.Akademi
0,620 TS Kep.Spiritual k
0,252 TS Kep.Spiritual
0,001 S Keterangan : S : Signifikan; TS : Tidak Signifikan
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
Tabel 9 Standardized Regression Weight Motivasi
CR P Endogen Motivasi arah
Variabel Garis
Variabel Eksogen
Budaya Akademik
Kepemimpinan Spiritual
Sumber : Data penelitian diolah, 2013
Parameter estimasi pengujian pe- bahwa variabel kepemimpinan spiritual ti- ngaruh kompetensi terhadap motivasi da-
dak berpengaruh terhadap motivasi. De- lam model persamaan struktural menunjuk-
ngan demikian dapat disimpulkan bahwa kan nilai CR (Critical Ratio) 2,789 lebih besar
variabel kompetensi berpengaruh positif dari nilai kritis pada level signifikansi 0,05
dan signifikan terhadap motivasi, akan (1,998). Nilai probabilitas yang dihasilkan
tetapi variabel budaya akademik dan adalah 0,005 lebih kecil 0,05. Maka dapat
kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh disimpulkan bahwa kompetensi terbukti
terhadap motivasi.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi.
kompetensi berpengaruh positif dan signi- Parameter estimasi pengujian pe-
fikan terhadap motivasi artinya jika kompe- ngaruh budaya akademik terhadap moti-
tensi dosen meningkat maka akan me- vasi menunjukkan nilai CR 0,496 lebih kecil
ningkatkan motivasi kerja. Pentingnya dari nilai kritis 1,998; nilai probabilitas yang
kompetensi dalam meningkatkan motivasi dihasilkan 0,620 lebih besar dari 0,05 maka
para dosen tidak terlepas dari tuntunan dapat disimpulkan bahwa variabel budaya
peningkatan kualitas dosen. Kompetensi akademik secara statistik tidak berpengaruh
pedagogik yang dicerminkan oleh kegiatan terhadap motivasi.
perkuliahan secara tertib dan sungguh- Estimasi parameter untuk pengujian
sungguh, membimbing akademik maha- pengaruh kepemimpinan spiritual terhadap
siswa, mematuhi peraturan akademik, pe- motivasi menunjukkan nilai CR 1,532 yang
nguasaan media teknologi pembelajaran dan dihasilkan lebih kecil dari nilai kritis pada
menjunjung obyektifitas penilaian maha- level signifikasi 0,05 (5%) yaitu 1,998. Nilai
siswa akan meningkatkan motivasi dosen probabilitas yang dihasilkan 0,125 lebih
dalam hal pemenuhan kebutuhan aktualisasi besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
diri dosen. Demikian pula kompetensi
82 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 66 – 89
kepribadian yang menunjukkan bahwa dosen Universitas Merdeka memiliki ke- wibawaan dan kearifan dalam mengambil keputusan, mampu menjaga perilaku dan tindakan serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi akan berpengaruh terhadap motivasi dosen da- lam memenuhi kebutuhan sosial dan rasa memiliki. Meskipun kontribusi kebutuhan fisiologis pada motivasi paling kecil, namun tetap perlu ditingkatkan karena pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, ke- sehatan dan pendidikan adalah kebutuhan yang paling mendasar, sehingga apabila ti- dak terpenuhi atau terganggu pemenuhan- nya, akan mengganggu kebutuhan yang lain.