BAB II ASPEK HISTORIS DAN YURIDIS DALAM MENDUKUNG KEDUDUKAN PERS
MENURUT HUKUM INTERNASIONAL A. Pers Dan Teori Pers
1. Pengertian Pers
Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Secara etimologis, kata Pers Belanda, atau Press inggris, atau presse prancis, berasal dari
bahasa latin, perssare dari kata premere, yang berarti “Tekan” atau “Cetak”, definisi terminologisnya adalah “media massa cetak” atau “media cetak”. Media massa, menurut
Gamle Gamle adalah bagian komunikasi antara manusia human communication, dalam arti, media merupakan saluran atau sarana untuk memperluas dan memperjauh jangkauan
proses penyampaian pesan antar manusia.
11
Melalui komunikasi yang terbuka pemerintah menjadi pertanda berlakunya suatu pemerintahan yang demokratis sebab masyarakatpun menyampaikan pesan dan
Pers dalam arti sempit, yakni media cetak dan pers dalam arti luas , yakni meliputi semua barang cetakan yang ditujukan untuk umum sebagai penggati istilah printed mass
media. Berkembangnya media yang mampu menjangkau massa juga membuat istilah pers semakin meluas. Kini orang juga lazim menyebut pelaku atas kegiatan yang berhubungan
dengan media massa elektronik, Pers Juga melaksanakan kontrol sosial Social Control untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keuasaan baik korupsi, kolusi dan nepotisme.
maupun penyelewengan dan penyimpangan lainnya.
11
Sobur, Alex. 2001. Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani. Bandung : Humaniora Utama Press. hlm. 145
Universitas Sumatera Utara
mesukannya secara terbuka Pers sebagai lembaga control social dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat berpengarauh dalampelaksanaan pemerintahan, bagi
pemerintah yang banyak melakukan kesalahan. Sedangkan control social pers terasa sangat buruk. Sehingga kegiatan pemerintahannya pun terpengaruh. Pers melalui fungsinya
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, control social dan lembaga ekonomi menjadi pengontrol kehidupan masyarakat.
12
a Wilbur Schramm, dkk dalam bukunya “Four Theories of the Press”
mengemukakan 4 teori terbesar dari pers, yaitu the authoritarian, the libertarian, the social responsibility, dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut
mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka di tengah-
tengah masyarakat. Berikut pengertian Pers menurut para ahli:
b Mc. Luhan menuliskan dalam bukunya Understanding Media terbitan tahun 1996
mengenai pers sebagai the extended of man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada momen yang
bersamaan. c
Bapak Pers Nasional, Raden Mas Djokomono, Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang membakar
semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonesia pada masa penjajahan belanda.
12
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
13
Wartawan ialah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalisme dengan menciptakan laporan akan peristiwa dengan cara pandang objektif dan tidak memiliki pandangan dari
Pers mempunyai dua sisi kedudukan, yaitu: pertama ia merupakan medium komunikasi yang tertua di dunia, dan kedua, pers sebagai lembaga masyarakat atau institusi sosial
merupakan bagian integral dari masyarakat, dan bukan merupakan unsur yang asing dan terpisah daripadanya. Dan sebagai lembaga masyarakat ia mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lembaga- lembaga masyarakat lainnya. Pers sangat erat kaitannya dengan wartawan yang dimana wartawan sebagai insan dari
pers.Wartawan yang dikenal juga sebagai kuli tinta, merupakan unsur penting dan pokok
dalam dunia pers. Pasalnya sebuah peristiwa dapat diabadikan dalam berita sebagaimana masyarakat kita mengenalnya, tidak lahir begitu saja dengan sendirinya. Tetapi, ini berkat
kerja keras para wartawan dalam mencari berita, mengejar sumber berita dan mengemasnya dengan prinsip 5 W + 1 H What, Where, When, Who, Why, dan How. Tak jarang, dalam
salah satu jenis pencarian berita. Seorang wartawan dihadapkan untuk melakukan tugas investigasi, dan menjadikannya berita eklusif. Gambaran singkat di atas, hanya sebatas
siapa wartawan itu?
13
UU No. 40 tahun 1999
Universitas Sumatera Utara
sudut tertentu untuk melayani masyarakat, melalui publikasi dalam bentuk media massa televisi, radio, film dokumentar, koran, majalah, dan internet.
14
Definisi wartawan versi PWI, adalah suatu kegiatan berhubungan dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data riset, liputan, verifikasi untuk melengkapi
laporannya. Wartawan dituntut objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.Sedangkan AJI memberikan definisi jurnalis sebagai
profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan
tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan. Kemudian secara yuridis, mengenai pengertian wartawan dapat ditilik pada
Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers dalam Pasal 1 Ayat 3, berbunyi : “Kewartawanan ialah pekerjaankegiatan usaha yang
berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran, dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar, dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan pers, radio,
televisi, dan film”, dan ayat 4, “Wartawan ialah karyawan yang melakukan pekerjaan kewartawanan seperti yang dimaksudkan dalam ayat 3 pasal ini secara kontinyu”.
Sementara pandangan tak jauh berbeda diungkapkan dua organisasi wartawan terkemukan di Indonesia, yakni Persatuan Wartawan Indonesia PWI dan Aliansi Jurnalis
Independen AJI.
15
14
“Wartawan,” Wikipedia Indonesia : Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia Maret 2008, http:id.wikipedia.orgwikiWartawan
, diposting Jum’at, 01-08-08. Sumber berkaitan halaman tentang wartawan ini menurut keterangan dalam Wikipedia terakhir di ubah pada 12 Maret 2008.
15
UU No.11 Tahun 1966 ,Ps. 1 ayat 3 dan 4.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang di atas, selanjutnya dirubah dengan diundangkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Di UU terbaru ini dalam Pasal 1 ayat 4, wartawan
diberikan definisi: “Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik”
16
Dengan demikian dapat dikatakan wartawan atau jurnalis
17
Pers selalu mengambil bentuk dan warna struktur-struktur social politik di dalam mana ia beroperasi. Terutama, pers mencerminkan sistem pengawasan sosial dengan mana
hubungan antara orang dan lembaga diatur. Orang harus melihat pada sistem-sistem masyarakat dimana pers itu berfungsi. Untuk melihat system-sistem social dalam kaitan
adalah mereka yang melakukan profesinya dalam ranah pemberitaan melalui proses-proses jurnalistik
untuk menghasilkan berita layak bagi pembacamasyarakatpublik yang disebarluaskan atau dipublikasikan melalui media massa seperti surat kabar dan media elektronik dengan
mengedepankan aspek etika dan estitika sebagaimana telah diatur dalam kode etik wartawan sesuai peraturan-peraturan tentang pers di suatu Negara, dimana pers itu
berada.Guna memperlancar tugas profesinya, para wartawan oleh media ditempat dia bekerja selalu dibekali kartu pengenalidentitas yang menunjukkan sebagai pers. Bahkan
seluruh media dalam aturan tertulisnya yang juga biasanya tercantum dalam kartu pers menyebutkan bahwa kartu identitas dalam setiap praktik kewartawanan senantiasa wajib
dikenakan.
16
UU No.40 Tahun 1999, Ps. 1 ayat 4.
17
Istilah lain wartawan adalah juru warta, jurnalism, reporter, newsgatter, press-man, kuli tinta, nyamuk pers, komunikator massa, dan pembela kepentingan rakyat. Dalam praktinya, mereka dapat
dikelompokkan dalam beberapa golongan, yaitu 1 Wartawan Profesional, tipe wartawan yang menjadikan dunia kewartawanan sebagai profesi. 2 Wartawan FreeLance, tipe wartawan yang tidak terikat pada satu
kantor beritasurat kabar. 3 Wartawan Koresponden, tipe wartawan yang bekerja di suatu daerah yang tidak satu wilayah dengan penerbitan dan mengirimkan berita melalui faksimili, e-mail, atau sarana
komunikasi lainnya. 4 Wartawan Kantor Berita, tipe wartawan dari satu kantor berita yang mencari berita untuk suatu kantor berita kemudian beritanya di salurkan atau dijual ke berbagai lembaga penerbitan yang
membutuhkan. Lebih lanjut lihat
http:www.penulissukses.compenulis37.php , diposting Jum’at, 01-08-08.
Universitas Sumatera Utara
yang sesungguhnya dengan pers, orang harus melihat keyakinan dan asumsi dasar yang dimiliki masyarakat itu : hakikat manusia, hakikat masyarakat dan Negara, hubungan antar
manusia dengan Negara, hakikat pengetahuan dan kebenaran. Jadi pada akhirnya perbedaan pada system pers adalah perbedaan filsafat. Munculnya teori-teori pers dipicu oleh
dialektika antara kebebasan dan tanggung jawab pers terhadap kondisi ruang sosial yang ada. Oleh karenanya beberapa sarjana Amerika Serikat yaitu Fred S. Siebert, Theodore
Peterson, dan Wilbur Schramm membentuk “Four Theories of the press”.
2. Teori Pers Dunia