Kegiatan Uji Coba - Makan

Kegiatan Uji Coba - Makan

Kenakan penutup mata, sebelum memulai sarapan Anda. Cobalah tuangkan segelas air, atau secangkir teh, atau bubuhkan mentega dan selai di roti panggang Anda, semua tanpa menggunakan penglihatan Anda. Jika terdapat menu mie pada sarapan Anda, cobalah makan mie tersebut dengan sumpit dan tetap dengan mata tertutup. Mungkin Anda akan membuatnya berantakan.

Kegiatan ini menunjukkan kepada kita bahwa beberapa anak mungkin memerlukan lebih banyak waktu dibandingkan yang lain untuk belajar tata cara makan tanpa menumpahkan, berpakaian dengan benar, dan pergi ke toilet sendirian.

• Jika Anda memiliki anak dengan albinisme di kelas Anda, pastikan mata dan kulit mereka terlindung dari sinar matahari ketika bermain di luar atau saat kegiatan olahraga. Idealnya mereka dipakaikan baju berlengan panjang, celana panjang, rok dengan stoking, topi dan kacamata penangkal cahaya matahari, karena kulit mereka akan mudah terbakar bila terkena cahaya matahari secara langsung. Oleh karena itu anak-anak albinisme sangat rentan terhadap kanker kulit.

• Atur tempat duduk anak-anak tunanetra agar mereka dapat mendengar dengan baik karena dalam pembelajaran mereka lebih bergantung pada pendengaran dibandingkan dengan kebanyakan anak-anak lain.

• Jika beberapa ruang kelas di sekolah lebih berisik/bising daripada kelas yang lain - (kebisingan karena padatnya jalan raya, lalu lintas kereta api, bandara atau pabrik), sekolah harus fleksibel dan memindahkan kelas yang terdapat anak tunanetra (serta kelas yang memiliki anak tunarungu atau dengan disabilitas lainnya) ke ruang kelas yang tidak berisik atau lebih tenang.

• Kita harus mengatur tempat duduk anak-anak low vision agar mereka dapat memaksimalkan sisa penglihatan mereka serta mencegah penurunan sisa penglihatan akibat pantulan dari sinar matahari dan sumber cahaya lain yang dapat menyebabkan kebutaan. Sebagian anak tunanetra dengan sisa persepsi cahaya merasa terganggu apabila terpapar oleh cahaya secara langsung, sebagian lagi justru memanfaatkan cahaya karena mereka dapat menggunakan persepsi cahaya untuk tujuan mobilitas.

Mengajar Anak-Anak dengan Disabilitas dalam Seting Inklusif

• Pengaturan tempat duduk harus tetap atau setidaknya tidak berubah terlalu sering, agar anak tunanetra dapat mengorientasikan diri mereka sendiri dan menemukan jalan menuju kursi mereka secara mandiri, serta tahu tempat duduk semua teman-teman mereka.

• Tata dan bersihkan kelas, terutama lantai, agar tidak berantakan untuk memudahkan mobilitas anak-anak tunanetra tersebut terhindar dari kecelakaan dan cedera.

• Begitu pula dengan benda dan media penting di dalam kelas (buku, bahan, dan alat belajar) tidak boleh dipindah-pindahkan terlalu sering. Dengan tempat yang tetap anak-anak tunanetra dapat menemukan benda-benda tersebut secara lebih mudah dan mandiri.

• Pertimbangkan “target” pembelajaran yang harus ditetapkan bagi anak-anak tunanetra (hal-hal yang harus dipelajari sepanjang tahun ajaran), dan cobalah untuk menemukan cara dan strategi dalam membantu anak mencapai target ini. Hal ini akan membantu Anda dalam merencanakan pembelajaran terutama jika Anda memerlukan dukungan eksternal dari guru kunjung atau asisten guru (jika ada), menemukan cara agar anak-anak lain di kelas dapat membantu, jenis pengajaran yang disesuaikan, dan materi pembelajaran yang dibutuhkan. Ingatlah, mungkin Anda memerlukan waktu lebih banyak untuk mendapatkan buku Braille, abakus atau media pendukung lainnya.

• Luangkan waktu untuk menjelaskan kepada anak tunanetra tentang proses pembelajaran di kelas di awal pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran yang membutuhkan serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, misalnya dalam pelajaran IPA yang membutuhkan eksperimen, pendidikan jasmani, memasak dan kerajinan/keterampilan. Penjelasan tersebut juga ditujukan untuk menunjukan perbedaan fungsi antara alat-alat atau media yang digunakan karena anak-anak tunanetra mungkin tidak dapat mengikuti petunjuk umum.

• Bacalah dengan nyaring dan perlahan-lahan segala informasi dan materi yang tertulis di papan tulis.

• Cobalah untuk berbicara sambil menghadap anak-anak (tidak jauh dari mereka) karena anak-anak tunanetra sangat tergantung pada pendengaran dalam menerima informasi, dan mereka perlu mendengarkan Anda dengan jelas

• Libatkan anak-anak lain di kelas dalam menjelaskan konsep visual bagi anak tunanetra. Hal ini merupakan tantangan yang menarik bagi anak-anak awas pada umumnya (dan orang dewasa). Lebih lanjut kegiatan ini dapat membantu mereka untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda dan memperdalam pemahaman mereka tentang bentuk, warna dan fungsi. Kegiatan membantu teman-teman mereka yang menyandang tunanetra juga berkontribusi besar pada pengembangan sosial, emosional dan akademis, serta saling memperkaya satu sama lain.