Variabel dan Definisi Operasional Pelaksanaan Penelitian

Gambar 10. Alat dan bahan penelitian. A Tiga serangkai, B Kain putih, C Meteran, D Kursi, E Tripod, F Kaliper digital, G Alat tulis, H Kalkulator, I Kertas foto, J Kamera

3.7 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Jenis kelamin b. Ras Deutromelayu c. Usia d. Tiga titik pengukuran vertikal tinggi wajah, yaitu: 1. Trichion-Glabella Tri-G 2. Glabella-Subnasal G-Sn 3. Subnasal-Menton Sn-Me A B C D E F G H I J Definisi operasional: 1. Jenis kelamin adalah perbedaan antara pria dengan wanita secara biologis sejak seseorang lahir. 2. Ras Deutromelayu adalah orang-orang yang bersuku Aceh, Minangkabau, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Makasar, Manado, Sunda, Melayu, dan Betawi. 3. Usia adalah satuan waktu umur seseorang yang dihitung dari tahun lahir sampai waktu dilakukan pengambilan foto. 4. Trichion Tri adalah batas atas dahi yang ditandai dengan garis rambut frontal. 5. Glabella G adalah bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata. 6. Subnasal Sn adalah pertemuan antara columella dengan bibir atas pada dasar hidung. 7. Menton Me adalah titik paling inferior dari jaringan lunak dagu. 8. Tinggi 13 wajah atas : Tri-G 9. Tinggi 13 wajah tengah : G-Sn 10. Tinggi 13 wajah bawah : Sn-Me

3.8 Pelaksanaan Penelitian

Pemilihan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan dengan alat bantu kuesioner dan pemeriksaan intraoral secara langsung. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan foto frontal wajah pada sampel adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan tata letak studio mini dalam pengambilan foto frontal sampel dengan menempelkan kain putih ukuran 0,95 m x 1,10 m sebagai latar belakang. Sebuah kursi diletakkan 0,75 m dari latar, serta tripod dan kamera diletakkan 1,5 m dari kursi. Gambar 11. Tata letak studio mini 2. Sampel diminta untuk duduk di kursi. Kemudian operator menempelkan kertas berukuran 2 cm x 2 cm di dahi sampel sebagai titik referensi dalam pengaturan pembesaran foto terhadap hasil print dengan perbandingan 1 : 2 1 cm pada foto dan 2 cm pada kondisi sebenarnya. 3. Kamera diatur dalam posisi portrait dan tinggi kamera disesuaikan dengan tinggi kepala pasien. 4. Sebelum dilakukan pengambilan foto, sampel diminta untuk melepaskan kacamata dan benda-benda lain yang menghalangi wajah dan telinga, serta operator harus memastikan bahwa dahi, leher, dan telinga sampel terlihat dengan jelas. 5. Sampel harus menutup bibirnya dalam posisi relaks dan diminta untuk menatap lurus ke lensa kamera untuk mendapatkan posisi NHP Natural Head Position, serta pastikan garis interpupil sampel berada dalam garis yang sejajar. 6. Kemudian dilakukan pengambilan foto frontal sampel dengan menekan tombol capture pada kamera. Setelah semua sampel terfoto, pencetakan foto 1,5 m 0,75 m dilakukan pada kertas foto E-Print dengan ukuran 7,5 cm x 10,5 cm. 7. Pengukuran proporsi tinggi wajah Tri – G, G – Sn, dan Sn – Me dilakukan pada foto menggunakan kaliper digital dengan menentukan dan membuat titik-titik dan gari-garis pengukuran tinggi wajah terlebih dahulu pada foto frontal. Titik-titik tersebut adalah Tri, G, Sn, dan Me Gambar 11 dan 12. Gambar 12. Titik-titik proporsi tinggi wajah Gambar 13. Pengukuran proporsi tinggi wajah Trichion Tr Glabella G Subnasal Sn Menton Me 8. Sebelum melakukan pengukuran, dilakukan uji intraoperator untuk mengetahui ketelitian peneliti dalam pengukuran. Hal ini dikarenakan setiap pengulangan pengukuran belum tentu mendapatkan hasil yang sama dengan pengukuran pertama. Uji intraoperator dilakukan dengan mengambil 5 sampel secara acak dari pengukuran pertama dan pengukuran kedua kemudian dicari standar deviasi dari kedua pengukuran tersebut. Standar deviasi dari pengukuran pertama dan kedua kemudian dicari lagi standar deviasinya. Jika standar deviasi yang didapat menunjukkan angka antara 0 – 1 berarti ketelitian pada pengukuran tersebut masih dapat diterima dan operator layak untuk melakukan penelitian. 9. Pengukuran tinggi wajah pada foto frontal dilakukan sebanyak 10 foto dalam sehari untuk menghindari kelelahan mata operator sehingga hasil yang didapat lebih akurat. 10. Untuk mendapatkan data yang akurat, dilakukan pengukuran sebanyak dua kali pada keseluruhan sampel kemudian dicari titik tengahnya. 11. Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dicatat dalam bentuk linear mm pada lembar pencatatan proporsi tinggi wajah, kemudian dilakukan olah data dan analisis data.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data