Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi ikatan rangkap, misalnya dengan menggunakan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi yaitu
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Dengan proses hidrogenasi asam oleat dapat diubah menjadi asam stearat, dalam hal ini proses hidrogenasi dapat mengubah
asam lemak cair menjadi asam lemak padat. Minyak kelapa sawit mengandung asam lemak tidak jenuh maka dengan proses hidrogenasi akan di ubah menjadi lemak padat,
seperti halnya dalam proses pembuatan margarin dari minyak kelapa sawit. Adapun reaksi yang terjadi dalam proses hidrogenasi yaitu sebagai berikut:
O O
CH
2
– O – C – CH = CH – R
1
CH
2
– O – C – CH
2
– CH
2
– R
1
O 205
O
C O
CH – O - C – CH = CH – R
2
CH – O - C – CH
2
– CH
2
– R
2
O H
2,
Ni O CH
2
– O – C - CH = CH – R
3
CH
2
– O – C - CH
2
– CH
2
– R
3
2.5.2 Pembuatan Asam Lemak
Proses pembuatan asam lemak terdiri dari : 1. Pengolahan pendahuluan dan hidrolisis
Pada pengolahan ini, bahan baku CPKO terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran- kotoran senyawa organic, gum ataupun material padat. Setelah mengalami pemisahan
CPKO dihidrolisis dalam kolom splitting pada temperature 250 – 260
o
C dengan tekanan 50 – 56 bar, yang menghasilkan asam lemak dan gliserol. Reaksi yang terjadi
adalah :
O H
2
C - OH H
2
C – O – C – R
1
O 250-260
o
C O HC – O – C – R
2
+ H
2
O 3 R – C – OH + HC - OH
O Air 50 -56 bar Asam lemak H
2
C – O – C – R
3
H
2
C - OH
Trigliserida Gliserol
2. Fraksinasi dan destilasi asam lemak Asam lemak sebagai hasil pengolahan pendahuluan dan hodrolisis, diolah dalam
proses fraksinasi dan destilasi yang dipisahkan menjadi tiga fraksi yaitu : 1. Fraksi asam lemak C
6
– C
10
sebagi komponen bertitik didih rendah 2. Fraksi asam lemak C
12
– C
18
sebagai komponen bertitik didih tinggi 3. Fraksi terakhir merupakan residu sebagai komponen bertitik didih tinggi
2.6 Tabel Standart Mutu CPKO Crude palm kernel oil dan CPKFAD Crude palm kernel fatty acid distillate dengan Standart MEOMA Manufacture of edible oil
Malaysia Association Tabel 6. Standart Mutu CPKO Crude palm kernel oil
Parameter Metode
Standart mutu
Free Fatty Acid As.Lauric AOCS Ca 5a-40
5,0 Min
Saponification Value [mg KOHg]
AOCS Cd 3-25 240,0 – 255,0.
Total Fatty Matter [T.F.M] AOCS Db 10-48
-
Acid Value [mg KOHg] AOCS Ca 5a-40
10 Maks Moisture and Impurities
AOCS Ca 2c-25 0,5 Maks
Iodine Value [WIJS] ACCS Cd Id-92
18
Tabel 7. Standart Mutu CPKFAD Crude palm kernel fatty acid distillate Parameter
Metode Standart mutu
Free Fatty Acid As.Lauric AOCS Ca 5a-40
50,0 Min. Saponification Value [mg
KOHg]
AOCS Cd 3-25 240,0 – 255,0.
Total Fatty Matter [T.F.M] AOCS Db 10-48
95,0 Min.
Acid Value [mg KOHg] AOCS Ca 5a-40
230,0 – 253,0
Moisture and Impurities AOCS Ca 2c-25
1,0 Maks
Iodine Value [WIJS ACCS Cd Id-92
20,0 Maks
2.7 Titrasi penetralan Titrasi asam basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, sedang untuk titrasi atau
pengukuran lain-lain searing juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –imetri. Kata metri berasal dari bahasa yunani dan berarti limu, proses atau seni mengukur ; i dan o
dalam hubungan dengan metri berarti sama saja, yaitu dengan atau dariwith atau of, akhiran –I berasal dari bahasa latin dan –o berasal dari bahasa yunani. Jadi asidimetri
dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam yang diukur jumlah basa atau garam.
Tentu saja ini membingungkan, namun usaha untuk menetapkan arti mana yang harus dipakai tidak berhasil. Maka asidimetri dan alkali metri sebaiknya diartikan umum
saja, yakni titrasi yang menyangkut asam dan basa. Secara tersirat diutarakan dimuka, bahwa titrasi asidimetri-alkali metri
menyangkut reaksi dengan asam dan atau basa diantaranya : 1. Asam kuat-basa kuat
2. Asam kuat-basa lemah 3. Basa kuat-asam lemah
4. Basa kuat-garam dari basa lemah 5. Basa kuat-garam dari basa lemah
2.7.1 Indikator pH atau indikator asam – basa