MOBIL LISTRIK PEMBUATAN KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA MOBIL LISTRIK
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN KONTROL KECEPATAN
MOTOR PADA MOBIL LISTRIK
Disusun Oleh : CATUR HARYADI
I 8607031
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta Pembimbing I
Muh Nizam, MT, P. hd NIP.197202292000121001
Pembimbing II
Ir. Agus Sujono, MT. NIP. 196906251997021001
(2)
commit to user
PENGESAHAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Proyek Akhir 1. Ketua/Penguji I
Muhammad Nizam, P. hd
( 19700720 199903 1 001 ) ( ) 2. Penguji II
Ir. Agus Sujono, M.T.
( 19511001 198503 1 001 ) ( ) 3. Penguji III
Bambang Kusharjanta, S.T.,M.T.
( 19691116 199702 1 001 ) ( ) 4. Penguji IV
Zainal Arifin, S.T.,M.T.
( 19700911 200003 1 001 ) ( )
Mengetahui, Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Mesin Koordinator Proyek Akhir
Fakultas Teknik UNS Fakultas Teknik UNS
Zainal Arifin, S.T., M.T. Jaka Sulistya Budi, S.T. NIP. 19700911 200003 1 001 NIP. 19671019 199903 1 001
(3)
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
• Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba bila ingin mencapai
kesuksesan.
• Jangan tunggu-tunggu kesempatan dalam kesempitan, tapi ciptakanlah
kesempatan dan situasi yang menguntungkan.
• Jangan takut menghadapi penderitaan, sebab makin dekat cita-cita yang
kita hadapi, maka makin banyak penderitaan.
• Kegelisahan, cemas dan bersusah hati sama jahatnya dengan penyakit
kanker.
• Berbagilah dengan sesama karena dengan berbagi dapat mengurangi
(4)
commit to user
PERSEMBAHAN
Laporan Proyek Akhir ini kami persembahkan kepada :
1. Kedua Orang tuaku, Bapak Citro Suwarno dan Ibu Sugiharti tercinta terima kasih atas semua dukungan, do’a materi dan segala bimbingannya.
2. Semua keluargaku yang tersayang terima kasih atas semua dukungan, do’a dan materi yang telah diberikan.
3. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2007 terima kasih atas semua bantuannya.
4. Teman-teman kelompok Proyek Akhir ( Rimba, Kun, Jatun ) terima kasih atas semua kerja sama dan bantuannya..
5. Semua orang yang telah memberi kasih sayang, cinta, do'a dan semangat untuk penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Proyek Akhir ini. 7. Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(5)
commit to user
vi
ABSTRAK
Kun Yasmono, 2011, PEMBUATAN KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA MOBIL LISTRIK
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Teknologi kendaraan listrik batere dipercaya akan dengan cepat berkembang dan mendominasi sebagai pengganti era transportasi mesin bakar, ini dikarenakan teknologi kendaraan listrik baterai memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi alternatif lainnya.
Pertama, penggunaan transportasi listrik akan memberikan efisiensi rata rata dua kali lipat lebih efisien daripada penggunaan transportasi berbasis mesin bakar. Kedua, sumber energi transportasi listrik jauh lebih flexible dibandingkan dengan teknologi mesin bakar. Ketiga, penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan kualitas udara dalam kota karena kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas sisa pembakaran.
Proyek akhir ini bertujuan adalah merancang dan mengaplikasikan kontrol kecepatan motor listrik yang dapat bekerja dengan baik dan ekonomis. Metode dalam perancangan mesin ini adalah studi pustaka, pengamatan dan Pembuatan alat pengatur kecepatan motor mobil listrik. Dari perancangan yang dilakukan, dihasilkan suatu kontrol kecepatan motor mobil listrik, dengan spesifikasi sebagai berikut :
¾ Sumber tegangan yang digunakan 3 buah baterai 36V 100 Ah.
¾ Motor listrik yang digunakan memiliki daya 3 hp dan putaran 2300 rpm. ¾ Kontrol kecepatan yang digunakan menggunakan metode PWM (Pulse
Width Modulation).
¾
Total biaya untuk pembuatan 1 unit kontrol kecepatan adalah Rp 821.450,00.(6)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga laporan Proyek Akhir dengan judul PEMBUATAN KONTROL KECEPATAN MOTOR PADA MOBIL LISTRIK ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa halangan suatu apapun. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Tugas Akhir dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. 2. Bapak dan Ibu di rumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.
3. Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T., selaku Ketua Program D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Muhammad Nizam, P. hd., selaku pembimbing I Proyek Akhir. 5. Bapak Ir. Agustinus Sujono, M.T., selaku pembimbing II Proyek Akhir. 6. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T., selaku koordinator Proyek Akhir.
7. Bapak Tri Irianto terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama proses pembuatan kyang Proyek Akhir ini
8. Semua Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Teman-teman seangkatanku, D III Produksi dan Otomotif 2007 terima kasih atas kekompakannya dan canda tawanya.
10.Mas Solikin, Mas Mamad, dan Lek Yan selaku laboran Motor Bakar terima kasih atas bimbingan dan bantuannya..
(7)
commit to user
viii
12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan proyek akhir ini.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermafaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi pada umumnya, Amin.
Surakarta, Januari 2011
(8)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... I HALAMAN PERSETUJUAN ... II HALAMAN PENGESAHAN ... III HALAMAN MOTTO ... IV HALAMAN PERSEMBAHAN ... V ABSTRAKSI ... VI KATA PENGANTAR ... VII DAFTAR ISI ... IX DAFTAR GAMBAR ... XII DAFTAR TABEL ... XIV DAFTAR NOTASI ... XV
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 3
1.3. Tujuan Proyek Akhir ... 3
1.4. Manfaat Proyek Akhir ... 3
1.5. Kerangka Pemikiran ... 3
1.6. Metode Pemecahan Masalah ... 4
BAB II DASAR TEORI ... 5
2.1. Pengertian Kontrol kecepatan motor DC ... 5
2.2. Mengontrol Kecepatan Motor ……… 6
2.2.1 PWM (Pulse Width Modulation)……… 6
2.3. Mengontrol arah putar... 8
2.2.2 Menggunakan Saklar Mekanik... 8
2.2.3 Menggunakan Transistor dengan susunan H-bridge.. 8
2.4. Teori Dasar Elektronika ... 10
2.5. Transistor ... 10
2.5.1. Fungsi Transistor ... 12
(9)
commit to user
x2.6. Resistor ... 13
2.6.1 Karakteristik Resistor ... 14
2.6.2 Pertimbangan untuk memilih Resistor ... 14
2.7. Dioda ... 15
2.7.1. Fungsi Dioda ... 15
2.7.2. Prinsip Kerja Dioda ... 15
2.7.3. Forward bias dan reverse bias ... 17
2.7.4. Jenis Dioda ... 18
2.8. IC (INTEGRATED CIRCUIT) 18 2.8.1. Fungsi IC (Integrated Circuit) 18 2.8.2. Prinsip Kerja IC NE 555 19 2.9. Kapasitor 21 2.9.1 Fungsi Kapasitor 21 2.9.2 Macam-macam kapasitor 21
2.9.3 Prinsip Kerja 22
2.10. Kinerja Traksi Kendaraan 23 2.10.1. Gaya Traksi kendaraan 23 2.10.2. Perhitungan Torsi Motor dan Kecepatan 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KONTROL KECEPATAN 27 3.1. Perencanaan Layout Tata Letak Rangkaian Kontrol Pada Mobil ... 27
3.2. Perencanaan sistem ... 28
3.3. Perancangan Rangakaian Kontrol kecepatan ... 28
3.3.1 Rangakaian pada pedal Gas ... 28
3.3.2 Rangkaian PWM (Pulse Width Modulation) ... 31
3.3.3 Rangkaian MOSFET Sebagai Switching Tegangan ( Driver ) ... 33
3.3.4. Rangkaian Saklar Mekanis Maju Mundur ( SM3 ) ... 36
3.4. Membuat desain PCB (Printed Circuit Board) untuk rangkaian kontrol kecepatan 37
(10)
commit to user
3.5. Membuat jalur PCB pada rangkaian untuk rangkaian
kontrol kecepatan 37
3.6. Gambar Langkah Pembuatan PWM 40
3.7. Sistem Operasi Kontrol 42 3.8. Perakitan ... 42
3.9. Perakitan Perangkat Kontrol Kecepatan dan Motor pada Mobil ... 45
BAB IV DATA PERCOBAAN ... 46
4.1. Pengujian Motor ... 46
4.1.1 Analisa Gaya Traksi Kendaraan... 46
4.1.2 Perhitungan Torsi Dan Kecepatan Mobil ... 47
4.1.3 Perhitungan Sudut Kemiringan Maksimum ... 48
4.2. Pengujian Sinyal Sistem ... 50
4.2.1 Mencari nilai Frekuensi PWM (Pulse Width Modulation) 50
4.2.2. Perhitungan tegangan yang digunakan... 51
4.2.3 Perhitungan (%) Prosentase Lebar Pulsa Minimum . 51
4.2.4 Perhitungan (%) Prosentase Lebar Pulsa Maksimal . 52
4.3. Analisa Voltase Output ... 53
4.4. Analisa Biaya ... 58
BAB V PENUTUP ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
(11)
commit to user
xiiDAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sinyal PWM ... 6
Gambar 2.2. Sinyal PWM ... 7
Gambar 2.3. Skema pengaturan arah putaran dengan saklar mekanik ... 8
Gambar 2.4. Skema pengaturan arah putaran dengan transistor ... 9
Gambar 2.5. Skema arah putaran searah jarum jam dengan transistor ... 9
Gambar 2.6. Simbol transistor bipolar ... 11
Gambar 2.7. Simbol dan bentuk fisik resistor tetap ... 13
Gambar 2.8. Simbol dan struktur dioda ... 15
Gambar 2.9. Dioda dengan bias maju ... 16
Gambar 2.10. Dioda dengan bias negatif ... 16
Gambar 2.11. Grafik arus dioda ... 17
Gambar 2.12. IC NE555 ... 19
Gambar 2.13. Prinsip dasar kapasitor ... 22
Gambar 2.14. Gaya yang bekerja pada mobil ... 23
Gambar 2.15. Analisis kemiringan maksimum ... 26
Gambar 3.1. Tata Letak Rangkaian Kontrol ... 27
Gambar 3.2. blok diagaram sistem 28
Gambar 3.3. Microswitch dan potensiometer pada mekanis gas ... 29
Gambar 3.4. mekanisme pemutar potensiometer ... 30
Gambar 3.5. mekanisme pada pedal rem ... 31
Gambar 3.6. Rangkaian PWM 32
Gambar 3.7. Rangkaian MOSFET 34
Gambar 3.8. Rangkaian PWM dan Driver ... 35
Gambar 3.9. Pengaturan posisi maju dan posisi mundur serta netral dengan Menggunakan SM3 ( Saklar Mekanis Maju Mundur ) ... 36
Gambar 3.10 Layout Rangkaian PWM ... 38
Gambar 3.11 Jalur PCB PWM ... 38
Gambar 3.12 Layout Rangkaian DRIVER ... 39
(12)
commit to user
Gambar 3.14(a-f) Gambar Kontruksi rangkaian PWM... 40
Gambar 3.15. Perakitan pada Mobil ... 44
Gambar 4.1 Gaya yang bekerja pada mobil ... 46
Gambar 4.2.Analisis kemiringan maksimum ... 49
Gambar 4.3.Sinyal PWM pada keadaan minimal speed ... 50
Gambar 4.4. Sinyal PWM ... 51
Gambar 4.5. Sinyal PWM ... 51
Gambar 4.6. Sinyal PWM ... 52
Gambar 4.7 Grafik hubungan jarak, waktu, dan kecepatan ¼ putaran gas ... 53
Gambar 4.8 Grafik hubungan jarak, waktu, dan kecepatan ½ putaran gas ... 54
Gambar 4.9 Grafik hubungan jarak, waktu, dan kecepatan ¾ putaran gas ... 55
Gambar 4.10 Grafik hubungan jarak, waktu, dan kecepatan putaran gas penuh ... 56
(13)
commit to user
xivDAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kode Warna Resistor 14
Tabel 4.3.1 Putaran gas ¼, dengan jarak 50 m 53
Tabel 4.3.2 Putaran gas 1/2, dengan jarak 50 m 54
Tabel 4.3.3 Putaran gas 3/4, dengan jarak 50 m 55
Tabel 4.3.4 Putaran gas penuh, dengan jarak 50 m 56
(14)
commit to user
DAFTAR NOTASI
= waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi = waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah
= Daur aktif duty cycle
= Tegangan keluar (V)
Vin = Tegangan masukan (V) W = Berat
m = massa
g = percepatan gravitasi bumi = koefisien gesek
N = Gaya Normal
Fmaks = Gaya Traksi maksimum
V = voltase motor listrik = Kecepatan sudut Rpm = Rotation per minutes
π = 3,14 T = Torsi motor k = motor konstanta
I = arus yang digunakan pada motor P = Daya motor
v = Kecepatan
Ah = Kapasitas arus batere Iin = arus input
v0 = kecepatan awal
a = percepatan
s = koefisien gesek
Ftraksi = gaya traksi
Fgesek = gaya gesek
(15)
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini pemerintah sedang gencar dalam mengembangkan kendaraan listrik sebagai pengganti transportasi mesin bakar. Hal ini disebabkan karena subsidi BBM untuk kendaraan semakin lama semakin membengkak, akan tetapi belum banyak perusahaan otomotif di Indonesia yang membuat dan mengembangkan sarana transportasi mobil listrik sebagai pengganti transportasi mesin bakar.
Kendaraan listrik memiliki efisiensi energi yang paling tinggi dibandingkan dengan kendaraan mesin bakar konvensional. Pada mesin bakar 85% lebih dari energi yang dihasilkan terbuang menjadi panas, gerak dan gesekan komponen. Hanya sekitar 15% yang dapat dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak kendaraan. Sedangkan pada kendaraan listrik justru terjadi kebalikannya di mana sekitar 88% energi yang dipakai dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak kendaraan (Wikipedia Indonesia, 2010). Sehingga untuk menggerakan sebuah kendaraan dengan bobot yang sama, kendaraan listrik memerlukan energi yang jauh lebih sedikit dan juga tidak mengeluarkan polusi kendaraan sama sekali.
Teknologi kendaraan listrik baterai dipercaya akan dengan cepat berkembang dan mendominasi sebagai pengganti era transportasi mesin bakar, hal ini dikarenakan teknologi kendaraan listrik batterai memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi alternatif lainnya.
Pertama, penggunaan transportasi listrik akan memberikan efisiensi rata rata dua kali lipat lebih efisien daripada penggunaan transportasi berbasis mesin bakar. Kedua, sumber energi transportasi listrik jauh lebih flexible dibandingkan dengan teknologi mesin bakar. Sumber energi bisa didapatkan dari sumber berbasis fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas ataupun sumber energi terbaharui seperti tenaga air, angin, surya, biofuel, sampah, panas bumi dan lain lain tanpa harus merubah teknologi pada kendaraan. Flexibilitas ini dapat
(16)
meningkatkan ketahanan energi nasional dengan melepaskan ketergantungan akan satu sumber energi dan beralih pada sumber energi yang lain pada saat dibutuhkan
(Wikipedia Indonesia, 2010).
Ketiga, penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan kualitas udara dalam kota karena kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas sisa pembakaran. Jika energi listrik yang dipakai didapat dari sumber yang berkesinambungan yang tanpa emisi dalam prosesnya, maka terjadilah mobilitas yang 100% berkelanjutan dari segi energi dan lingkungan. Jika pada tahap awal energi listrik yang digunakan masih didapatkan dari proses konversi energi fosil maka akan tetap terbentuk polusi, akan tetapi polusi tersebut akan jauh lebih kecil, jauh dari kepadatan penduduk dan lebih mudah dikendalikan (www.motorplus-online.com,
2009).
Di dalam membuat mobil listrik dibutuhkan komponen-komponen, salah satunya adalah kontrol kecepatan motor listrik pada mobil listrik. Kontrol kecepatan adalah suatu alat yang berfungsi sebagai kontrol untuk mengatur kecepatan motor pada saat motor dialiri arus sehingga motor dapat bergerak. Pembuatan kontrol kecepatan motor pada mobil listrik ini didasarkan pengamatan sistem kontrol kecepatan yang terdapat pada sepeda motor listrik. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah sistem kontrol kecepatan motor listrik yang universal, dimana kontrol kecepatan tersebut dapat digunakan dan diaplikasikan untuk
kontrol kecepatan mobil listrik.
Sebuah alat kontrol kecepatan diperlukan untuk menjalankan mobil listrik dan mengatur putaran mesin. Kontrol kecepatan pada mobil listrik terdiri dari 3 bagian, yaitu power, kontrol, dan pembalik putaran motor. Ketiga bagian ini saling berkaitan, dimana kontrol digerakkan dengan memakai pedal gas. Kemudian kontrol mengirimkan sinyal ke power yang kemudian memutar motor, sehingga mobil dapat berjalan. Sedangkan pembalik putaran hanya dipakai untuk membalik putaran motor agar mobil dapat berjalan mundur
(17)
commit to user
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana merancang dan mengaplikasikan kontrol kecepatan motor listrik yang dapat bekerja dengan baik pada mobil listrik.
1.3. TUJUAN PROYEK AKHIR
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan mengaplikasikan kontrol kecepatan motor listrik yang dapat bekerja dengan baik dan ekonomis.
1.4. MANFAAT PROYEK AKHIR
Proyek akhir ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merancang serta pembuatan peralatan sistem kontrol kecepatan motor listrik yang baru maupun memodifikasi dari peralatan yang sudah ada.
2. Secara Praktis
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pendidikan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan mahasiswa mampu melatih ketrampilan dalam bidang perancangan, sistem elektronika, serta permesinan.
1.5. KERANGKAPEMIKIRAN
1) Langkah-langkah dalam pembuatan alat sistem kontrol kecepatan motor listrik.
Tahap I : Mulai
Tahap II : Membuat proposal Tahap III : Konsultasi
Tahap IV : Mencari data
Tahap V : Membuat gambar sket sistem kontrol kecepatan motor listrik
(18)
Tahap VI : Membuat analisis perhitungan dan biaya Tahap VII : Membuat kontrol kecepatan
Tahap VIII : Membuat sistem kontrol kecepatan Tahap IX : Pengujian alat
Tahap X : Membuat laporan
1.6 METODE PEMECAHAN MASALAH
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode antara lain :
1. Studi pustaka.
Yaitu data diperoleh dengan merujuk pada beberapa literatur sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
2. Pengamatan (investigasi).
Yaitu dengan melakukan beberapa kali percobaan/pembuatan langsung untuk mendapatkan kontrol kecepatan motor pada mobil listrik dengan spesifikasi yang dikehendaki.
3. Pembuatan alat pengatur kecepatan motor mobil listrik.
(19)
commit to user
5BAB II
DASAR TEORI
Untuk melakukan perhitungan pada komponen pengatur kecepatan ini diperlukan pengertian mengenai beberapa terminologi sebagai berikut :
2.1 Pengertian kontrol kecepatan motor DC
Kecepatan motor DC berbanding lurus dengan tegangan sumber, jadi jika kita mengurangi pasokan tegangan dari 12 Volt ke 6 Volt, motor akan berjalan pada setengah kecepatan. Pengendali kecepatan bekerja dengan memvariasikan tegangan yang dikirim ke motor. Dapat terjadi dengan hanya menyesuaikan tegangan dikirim ke motor, tetapi ini sangat tidak efisien jika dilakukan. Cara yang lebih baik adalah dengan mengalihkan pasokan motor dan turun dengan sangat cepat. Jika switching cukup cepat, motor tidak merespon itu, hal tersebut hanya memberikan pasokan efek rata-rata.
Bila saklar ditutup, motor menangkap 12 Volt, dan ketika dibuka memiliki tegangan 0 Volts. Jika saklar ini terbuka untuk jumlah waktu yang sama seperti yang tertutup, motor akan menangkap rata-rata 6 Volt, dan akan berjalan lebih lambat dengan kecepatan tetap.
Oleh karena itu diperlukan sebuah alat yang digunakan untuk menyambung dan memutus sumber tegangan yang akan dikirim ke motor secara periodik dan bervariatif. Keluaran tegangan merupakan suatu pulsa – pulsa tegangan atau arus yang berbentuk gelombang kotak. Gelombang tersebut dibuat oleh sebuah IC. IC juga didukung oleh komponen lainnya untuk penyempurnaan gelombang kotak yang dihasilkan. Rangkaian inilah yang disebut dengan Pulse
Width Modulation (PWM).
(20)
2.2 Mengontrol Kecepatan Motor
2.2.1 Menggunakan PWM (Pulse Width Modulation)
Salah satu cara untuk mengirimkan informasi analog adalah dengan menggunakan pulsa-pulsa tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa informasi terdiri dari pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang.Salah satu teknik modulasi pulsa yang digunakan adalah teknik modulasi durasi atau lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa-pulsa persegi tersebut. Metode tersebut dikenal dengan nama Pulse Width Modulation (PWM). Metode PWM dikenal juga dengan nama Pulse Duration Modulation (PDM) atau
Pulse Length Modulation (PLM) Untuk membangkitkan sinyal PWM, digunakan
komparator untuk membandingkan dua buah masukan yaitu generator sinyal dan sinyal referensi. Hasil keluaran dari komparator adalah sinyal PWM yang berupa pulsa-pulsa persegi yang berulang-ulang. Durasi atau lebar pulsa dapat dimodulasi dengan cara mengubah sinyal referensi.
Gambar 2.1 Sinyal PWM
Metode PWM digunakan untuk mengatur kecepatan motor, informasi yang dibawa oleh pulsa-pulsa persegi merupakan tegangan rata-rata. Semakin lebar durasi waktu tunda positif pulsa dari sinyal PWM yang dihasilkan, maka putaran motor akan semakin cepat, demikian juga sebaliknya.
(21)
commit to user
PWM pada dasarnya adalah menyalakan (ON) dan mematikan (OFF) motor DC dengan cepat. Kuncinya adalah mengatur berapa lama waktu ON dan OFF.
Rasio waktu ON terhadap waktu total (waktu total = ON + OFF). Duty Cycle
umumnya dinyatakan dalam persen (%).
(22)
2.3 Mengontrol arah putar Motor
1. Menggunakan saklar mekanik
Menggunakan saklar manual untuk mengubah arah arus yang masuk ke motor DC adalah sebuah saklar mekanik sangat mudah tetapi lambat, dan sulit atau tidak mungkin dihubungkan dengan sebuah kontroler.
Gambar 2.3 Skema pengaturan arah putaran dengan saklar mekanik
2. Menggunakan Transistor Mosfet dengan susunan H-bridge
Transistor daya menggantikan fungsi saklar manual, transistor disusun di sekitar motor DC sehingga pada skematik membentuk huruf-H, dengan demikian Hindari (A dan B) atau (D dan C) (pada gambar) menyala bersamaan karena dapat menyebabkan transistor bocor.
(23)
commit to user
Gambar 2.4 Skema pengaturan arah putaran dengan transistor
Berikut adalah skematis dari jalannya arus melalui transistor ketika motor berputar searah jarum jam.
(24)
2.4 Teori Dasar Elektronika
Menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen elektronika baik yang termasuk komponen pasif maupun komponen aktif. Mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu jenis komponen elektronika.
a. Komponen aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya membutuhkan sumber arus atau sumber tegangan sendiri. seperti transistor, tranducer, integrated circuit dan sensor.
b. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. seperti kapasitor, resistor, dioda, transformator dan relay.
2.5 Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan tipe P dan diapit oleh dua bahan tipe N (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah bahan tipe N dan diapit oleh dua bahan tipe P (transistor PNP). Sehingga transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150, sehingga ukuran basis yang sangat sempit ini kemudian akan mempengaruhi kerja transistor. Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada gambar 2.6. Pada kaki emitor terdapat tanda panah yang kemudian bisa diketahui bahwa itu merupakan arah arus konvensional. Pada transistor NPN tanda panahnya menuju keluar sedangkan pada transistor PNP tanda panahnya menuju kedalam.
(25)
commit to user
Gambar 2.6 Simbol transistor bipolar
Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan Kolektor(C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan N; dan hole untuk bahan P) adalah sedikit.
Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar. Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai banyak sekali elektron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali hole. Jenis dari transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan pada transistor unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungsi dari transistor adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator, pencampur (mixer) dan penyearah. JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah salah satu model
transistor junction dan mempunyai resistansi input yang cukup tinggi. JFET
memerlukan pembawa mayoritas untuk dapat bekerja (muatan hole atau elektron). JFET mempunyai kaki terminal, sama halnya dengan transistor bipolar yaitu
Drain (D), Source (S) dan Gate (G). MOSFET (Metal Oxide Semi Conductor)
adalah gate yang mempunyai gate terbuat dari bahan logam dan antara kanal dan gate dilapisi oleh suatu bahan silikon dioksida. MOSFET mempunyai jenis kanal N dan kanal P. Dalam penggunaan transistor untuk suatu proyek harus dipakai transistor yang tepat. Letak sambungan kaki suatu transistor sudah ditetapkan.
(26)
2.5.1 Fungsi Transistor:
Transistor dapat dipakai untuk bebagai keperluan misalnya :
a) Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut penyearah.
b) Menguatkan arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau tegangan bolak balik.
c) Menjangkitkan getaran listrik, dinamai oscilator. Rangkaian oscillator banyak ditemui pada rangkaian elektronika.
d) Mencampur arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang berlainan (permodulasian).
e) Saklar elektronik : tujuannya agar saklar tidak cepat putus.
2.5.2 Cara kerja transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Ketebalan daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
(27)
commit to user
2.6 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan listrik. Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
- Resistor tetap - Resistor variabel
Tetapi pada rangkaian intercom hanya menggunakan satu jenis resistor yaitu resistor tetap, jadi kami hanya membahas tentang resistor tetap saja. Resistor tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt, ¼ watt, ½ watt, dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.
Gambar 2.7 Simbol dan bentuk fisik resistor tetap
Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari 2 jenis yaitu ada yang memiliki 4 buah gelang dan 5 buah gelang seperti pada gambar diatas, tetapi untuk cara perhitungannya sama saja. Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang warna.
(28)
Tabel 2.1 Kode Warna Resistor
Keterangan : - Gelang ke 1 dan 2 menunjukkan angka - Gelang ke 3 menunjukkan faktor pengali - Gelang ke 4 menunjukkan toleransi
2.6.1 Karakteristik resistor
Menurut karakteristik utamanya resistor dibagi 2 yaitu: 1. Resistansinya
2. Rating dayanya
2.6.2 Pertimbangan Untuk Memilih Resistor.
1. Ukuran fisiknya 2. Bentuknya
3. Cara pemasangan dan penyambungan pada rangkaian 4. Nilai resistansinya
5. Dissipasi dayanya
(29)
commit to user
9. Ketahanan sebagai beban10. Pengaruh kondisi dan lingkungannya
2.7 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).
2.7.1 Fungsi Dioda
Dioda berfungsi mengalirkan arus pada satu arah saja dan menahan arus dari arah yang berlawanan. Bisa dikatakan dioda juga berfungsi sebagai pencegah arus balik (feed back).
2.7.2 Prinsip Kerja Dioda
Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar 2.8 Simbol dan struktur dioda
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias
(30)
positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Gambar 2.9 Dioda dengan bias maju
Sebaliknya jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Gambar 2.10 Dioda dengan bias negatif
Maka yang terjadi adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
(31)
commit to user
( a d m b d 2 a T b A y(deplesion la
adalah diata dari bahan G
Seba memang ada
breakdown, di lapisan de
2.7.3 Forwa
a. Tegangan Tegangan di
b. Arus Boc Arus yang m yang menga
ayer). Untuk s 0.7 volt. K Germanium.
aliknya untuk a batasnya.
dimana diod eplesi.
ard bias dan
n Knee imana meng
cor
mengalir pa alir.
k dioda yang Kira-kira 0.2
Gambar 2.
k bias negat Sampai beb da tidak lagi
n reverse bi
alir dengan c
ada saat bias
g terbuat dar volt batas m
11 Grafik a
tif dioda tida berapa puluh i dapat mena
ias
cepat setelah
s reverse, p
ri bahan Silik minimum un
arus dioda
ak dapat me h bahkan rat ahan aliran e
h melewati p
padahal seha
kon tegangan ntuk dioda ya
engalirkan ar tusan volt b elektron yang potensial bar arusnya tidak n konduksi ang terbuat rus, namun baru terjadi g terbentuk rrier.
(32)
2.7.4 Jenis Dioda
a. Dioda schotshy
berfungsi untuk menyearahkan frekuensi diatas 300 MHz. b. Dioda varactor
untuk mengubah frekuensi resonansi. c. Dioda step recovery
untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat
2.8 IC (INTEGRATED CIRCUIT)
Sirkuit terpadu (integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil, terpercaya, kecepatan
"switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tube vacum. IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali.
2.8.1 Fungsi IC (Integrated Circuit)
Di dalam rangkaian kontrol kecepatan ini memakai tipe NE555 dalam rangkaian kontrol kecepatan berfungsi sebagai (Timer) pewaktu sehingga menimbulkan sinyal daur aktif.
(33)
commit to user
2 k u u r r d s I “ I s N A e b y d2.8.2 Prin IC N
komponen e ukurannya y utama IC N rangkaian m
rangkaian as
dan Sequent
Fung sebagai peng IC TTL (T
“keperluan y IC yang bi sakelar sent
NE555 in Apalagi jik elektronika bisa mengo
Untuk yang perlu d dapat dilihat
sip Kerja IC NE555 yan elektronika y yang kurang
NE555 ini
monostable d
stable. Selai
tial Timing. gsi dan aplik
gatur alarm,
Transistor-tr
yang diingin sa langsung tuh, dan jik i bisa di a digabung yang mendu ontrol bebe k keperluan diketahui ad t seperti beri
C NE 555
ng mempuny yang cukup g dari 1/2 cm
digunakan dan Pulse G
n itu, dapat j
kasi IC NE5 , sebagai pe
ransistor Lo nkan” (kalau g digunakan ka digabung ijadikan se kan dengan ukung, bisa erapa peran praktis dala dalah posisi ikut: Gamba
yai 8 pin ( terkenal, s m3 (sentimet
sebagai T Generator (P juga digunak
555 ini ban nggerak mo
ogic) dan s
u hanya untu n), bisa jug gkan dengan
ebagai pem n teknik mo
dihasilkan r
ngkat elektr am membuat dan fungsi m
ar 2.12 IC N
(kaki) ini m ederhana, d ter kubik). P
Timer (Pewa
Pembangkit kan sebagai
nyak sekali d otor DC, bisa sebagai inp uk jam digita
a dimanfaat n infra mera mancar at odulasi dan
remote contr
ronik lain t sebuah ran masing-masi
NE555
merupakan an serba gu Pada dasarny
aktu) denga Pulsa) deng Time Delay
digunakan d a digabungk ut jam dig al biasa, sud tkan dalam ah ataupun
au remote
n beberapa
rol multi cha
dalam sat ngkaian deng ing kakinya salah satu una dengan ya aplikasi an operasi gan operasi y Generator diantaranya kan dengan gital untuk dah banyak rangkaian ultrasonic,
e control.
komponen
annel yang tu remote.
gan IC ini, saja, yang
(34)
Fungsi Masing-masing PIN (Kaki) IC NE555: PIN
ke: KETERANGAN
1 Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negatif
2 Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang
menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
3 Output, pin keluaran dari IC 555.
4 Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate
(gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset
5 Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan
referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
6 Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc 7 Discharge, pin ini terhubung ke open kolektor transistor internal (Tr) yang
emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada waktu tertentu.
8 Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Sumber arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
(35)
commit to user
2.9 Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Sebuah kapasitor terdiri dari dua bahan penghantar yang dipisahkan oleh sebuah bahan isolasi yang disebut dielektrikum. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitas kapasitor merupakan sebuah ukuran dari banyaknya muatan listrik yang dapat disimpan oleh kapasitor tersebut dibagi (per) satuan beda petensialnya. Kapasitas terdapat dalam beraneka ragam yang sangat besar, dalam bentuk ukuran, tipe, pembuatan/bahan baku, nilai voltage kerja dan nilai kapasitansinya. Nilai kapasitor dinyatakan dalam satuan farad (F) atau pada umumnya satuan tersebut mempunyai skala mikro Farad (uF) yang tertera pada badan kondesantor, artinya huruf ini menunjukan nilai sekian per sejuta dari 1 Farad. Satu Farad adalah nilai kapasitas yang sedemikian besarnya, sehingga tidak akan pernah dijumpai dalam bidang elektronika khususnya, atau juga pada umumnya dilengkapi dengan potensial kerja kapasitor tersebut.
2.9.1 Fungsi Kapasitor :
1. Untuk menyimpan muatan listrik.
2. Untuk menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik. 3. Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik.
4. Sebagai penentu frekuensi.
2.9.2 Macam-macam kapasitor :
1. Kapasitor elektrolit, mempunyai kapasitas sebesar 1uF atau lebih dan mempunyai polaritas kutub (+) dan kutub (-).
2. Kapasitor non elektrolit, mempunyai kapasitas kurang dari 1 uF dan tidak mempunyai polaritas, umumnya terbuat dari bahan dielektrik keramik, mika atau poliyester.
3. Kapasitor Variable (varco). 4. Kapasitor Trimmer.
(36)
b b k t k k p 2 o u t k t m u M k Keba bolak-balik, bolak-balik. keterangan l tertentu). Ka kutubnya. C kawat tiap sa positif atau w
2.9.3 Prin
Struk oleh suatu b udara vakum tegangan lis kaki (elektr terkumpul p menuju ujun ujung kutup Muatan elek kakinya. anyakan kap akan tetapi Kapasitor lainnya (beb apasitor yan Cara yang u ambungan, a warna hitam sip Kerja ktur sebuah bahan dielekt m, keramik, strik, maka m roda) metaln pada ujung m ng kutup neg p positif, ka
ktrik ini "te
G pasitor tidak beberapa tip elektrolit s berapa elekt ng dipolarita umum ialah
atau ada juga m pada termin
kapasitor te trik. Bahan-b gelas dan muatan-mua nya dan pa metal yang s gatif dan seb arena terpisa ersimpan" se Gambar 2.13 k dipolaritas pe dipolarita selalu dipola trolit non-po askan selalu tanda negat a yang diber nal negatif.
erbuat dari 2 bahan dielek
lain-lain. Ji atan positif ada saat ya satu lagi. M baliknya mu ah oleh baha elama tidak
Prinsip das
kan, yang a askan, artiny
aritaskan, k olarisasi dibu
diberi tanda tif (-) dan t ri tanda warn
2 buah plat m ktrik yang um ka kedua uj akan mengu ang sama m Muatan positi
uatan negatif an dielektrik k ada kondu
sar kapasitor
artinya dapa ya tidak bole kecuali jika
uat untuk p a yang mem tanda positi na merah pad
metal yang mum dikena jung plat m umpul pada muatan-muat
if tidak dapa f tidak bisa k yang non-uksi pada uj
r at dipasang eh dipasang ada tanda penggunaan mperhatikan if (+) pada
da terminal dipisahkan al misalnya metal diberi salah satu tan negatif at mengalir menuju ke -konduktif. ujung-ujung
(37)
commit to user
2.10 Kinerja Traksi Kendaraan
Kinerja traksi kendaraan merupakan kemampuan kendaraan untuk melaju dengan membawa suatu beban dan melawan hambatan. Kemampuan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin. ( www.wikipedia.com ).
2.10.1 Gaya Traksi Kendaran
Gaya traksi juga umum disebut gaya dorong kendaraan untuk melawan hambatan-hambatan seperti angin, tanjakan, hambatan inersia, dan hambatan beban yang ditanggung oleh kendaraan. Gaya dorong disamping mampu melawan hambatan juga harus mampu menghasilkan percepatan yang diinginkan. Dimana gaya-gaya yang bekerja pada kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.14.
(Thomas D, Gillespie, 1994 : 11)
Gambar 2.14 Gaya Yang Bekerja Pada Mobil
Misalnya, sebuah benda dengan berat W diletakkan pada bidang horisontal dengan gaya – gaya yang bekerja pada benda tersebut seperti pada gambar 2.14. Persamaan pada gambar dapat ditulis sebagai berikut :
Ftraksi≥ Fgesek
Ftraksi
N
Fgesek
(38)
Gaya traksi atau gaya dorong tersebut dapat menggerakkan mobil bila lebih besar daripada gaya gesek yang terjadi pada ban. Maka, dicari gaya traksi minimumnya dengan :
Ftraksi = Fgesek
Ftraksi = s . W
2.10.2 Perhitungan Torsi Motor Dan Kecepatan
Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai konstanta dari motor listrik yang nantinya akan digunakan untuk menghitung torsi, dan daya motor listrik. Perhitungan konstanta pada motor listrik :
V = k .
= 2 x π x
60
k =Keterangan
V = voltase motor listrik = Kecepatan sudut Rpm = Rotation per minutes
π = 3,14
k = motor konstan
nilai konstanta motor akan digunakan untuk menghitung torsi, jumlah arus konsumsi, dan daya yang dihasilkan oleh motor listrik pada putaran maksimum, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :
(39)
commit to user
Keterangan :T = Torsi motor k = motor konstanta
I = arus yang digunakan pada motor
Suatu mobil listrik dapat berjalan apabila daya motor DC yang tersedia mencukupi untuk bergerak. Besarnya daya motor yang diperlukan untuk bergerak sangat ditentukan oleh besarnya gaya yang diperlukan agar mobil dapat berjalan dan kecepatan mobil berjalan. Besarnya kecepatan mobil seperti terlihat pada persamaan :
P = Fx . v
Keterangan :
P = Daya motor Fx = Gaya traksi v = Kecepatan
Untuk mengetahui waktu daya tahan baterai dilakukan tes ketahanan baterai dengan cara membiarkan beban on sampai beban off. Secara teoritis waktu daya tahan baterai juga dapat dihitung
dengan persamaan.
Waktu Daya Tahan =
(40)
2.10.3 Perhitungan Sudut Kemiringan Maksimum
Kinerja dari suatu mesin pasti ada batasnya. Karena adanya beban berlebih ataupun kemiringan maksimum, dimana mesin tersebut tidak dapat memenuhi torsi benda. Kemiringan/tanjakan memiliki sudut dari arah horisontalnya. Sudut kemiringan maksimum inilah yang akan diketahui.
Gambar 2.15 Analisis kemiringan maksimum
Sebelumnya, perlu diketahui gaya maksimumnya dimulai dengan mencari percepatan mobil dengan persamaan GLBB :
v = V0 – a.t
mobil tidak dapat bergerak apabila :
Fmaks = Fgesek
Maka, m.a = m.g Sin
= arc Sin .
.
W cos
W
(41)
commit to user
k d d 3 m k d PERE Pada keseluruhan dilanjutkan digunakan. 3.1 PerenPada u motor listrik kendali kece dilihat pada
charger
NCANAAN
a bab ini . Dimulai d
dengan pe
canaan Lay
umumnya m k sebagai p epatan, dan a
gambar 3.1.
Gam
N DAN PEM
akan dijela dari perenca enjelasan m
yout Tata L
mobil listrik enggerak, te alat pengisi e .
mbar 3.1 Tata
27 BAB III MBUATAN askan meng anaan sistem engenai per etak Rangk memiliki be empat peny energi listrik
a Letak Rang
KONTROL
genai perenc m secara ga
rencanaan p
kaian Kontr
eberapa bag impanan en k. Dalam per
gkaian Kont
L KECEPA
canaan sist aris besar. S
perangkat k
rol Pada Mo
gian utama d nergi listrik rencanaan la trol ATAN em secara Setelah itu keras yang obil diantaranya ( batere ), ayout dapat
(42)
commit to user
3.2 Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem secara garis besar dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem
Secara keseluruhan sistem dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah bagian input yang berupa pedal gas sebagai data level kecepatan mobil. Bagian kedua adalah bagian pengolah data yang berupa PWM (Pulse Width
Modulation) sebagai pengolah data dari input pedal gas, Mosfet sebagai
komponen switching tegangan. Ketiga adalah bagian putaran motor yang dihasilkan dari pulsa PWM.
3.3 Perancangan Rangkaian Kontrol Kecepatan
Kontrol kecepatan yang akan dirancang pada tugas akhir ini terdiri atas : Rangakaian pada pedal Gas, rangkaian PWM (Pulse Width Modulation),
rangkaian MOSFET sebagai switching tegangan, dan rangkaian pembalik arus.
3.3.1 Rangakaian pada pedal Gas
Rangkaian pedal gas pada mobil listrik tediri dari potensiometer dan
microswicth. Penggunaan potensiometer sebagai pengatur lebar pulsa PWM yang
akan menentukan besarnya putaran motor. Microswitch sebagai pengaman dan efisiensi energi seperti pada gambar 3.3 sebagai berikut :
Pedal gas PWM MOSFET Pembalik
putaran
(43)
commit to user
bp e
Ga
Deng berfungsi m pedal gas dit energi listrik Limit
ambar 3.3 M
gan pemakai mengamankan
tekan setelah k pada saat k
t switch
Microswitch
ian mikro sw n sistem day h kunci kont kendaraan m
dan potensio
witch yang m ya karena da
tak di on kan menempuh jal
ometer pada
menempel p apat menerim n, sekaligus lanan macet
mekanis ga
ada mekanis ma daya list
juga dapat m dan penurun
s
s gas dapat trik apabila menghemat
(44)
g s
Untu gas terkadan switch sebag
uk mengantis ng bersama gai pembatas
sipasi kebias an dengan s.
saan pengem pengereman
mudi yang bi n mekanis, j
iasanya men juga diguna
nekan pedal akan mikro
(45)
commit to user
3 g u m ( t a d 3.3.2 Rang Mod gelombang k ubah untuk merupakan nTon
(baca: high
tegangan ke adalah wakt dengan istila
Gam
gkaian PWM dulasi lebar
kotak yang k mendapatk
nilai rata-rat
adalah wak atau 1) ditu eluaran bera tu satu siklu ah “periode s
mbar 3.5 m
M (Pulse Wi pulas (PWM mana siklus kan sebuah a dari gelom
ktu dimana t unjukkan pad
da pada pos s atau penju satu gelomb
Ttot
mekanisme p
Width Modula M) dicapai/d
s kerja (duty
h tegangan mbang terseb
tegangan ke da gambar 2 sisi rendah umlahan anta
ang”.
tal = Ton + To
pada pedal re
ation) diperoleh de
y cycle) gelo keluaran y but.
eluaran bera 2.2 dan Toff
(baca: low
ara Ton deng
off
em
engan bantu ombang dap yang berva
ada pada po
f adalah wak
atau 0). An gan Toff , bia
uan sebuah pat
diubah-riasi yang
osisi tinggi ktu dimana nggap Ttotal
(46)
S T s s D d V n S Siklus kerja
Tegangan k sebagai berik
sehingga:
Dari rumus diubah-ubah
Vout juga ak
nilai maksim
Skema rangk
atau duty cy
keluaran dap kut,
diatas dap h secara lang kan 0. Apab mumnya.
kaian PWM
ycle sebuah g
D =
pat bervaria
V
Vou
pat ditarik k gsung denga bila Ton adala
gelombang d
=
asi dengan
Vout = D x Vin
ut = x V
kesimpulan an mengubah
ah Ttotal mak
di definisikan
duty-cycle
n
Vin
bahwa teg h nilai Ton.
ka Vout adal
n sebagai,
dan dapat
angan kelua Apabila Ton
lah Vin atau
dirumusan
aran dapat
n adalah 0,
(47)
commit to user
Dari rangkaian tersebut dapat dijelaskan :
• Tegangan supplay yang digunakan oleh PWM sebesar 12 V masuk ke dalam IC NE555 karena IC hanya mampu pada tegangan 5 – 15 V.
• Vinput sebesar 12V tersebut kemudian masuk ke IC NE555, sehingga
menghasilkan frekuensi tertentu yang nilainya dipengaruhi oleh nilai R1,
dan C1 yang di atur sesuai dengan putaran potensiometer.
• Potensiometer dihubungkan dengan IC NE555 kaki nomor 6 dan 7 yang berfungsi membangkitkan daur aktif dari minimum sampai dengan maksimum.
• Pulsa keluaran dari IC NE555 kaki no. 3 berbentuk seperti gigi gergaji. • Saat pulsa keluar dari IC NE555 akan di bias oleh transistor 9012 dan
9013 Sehingga tidak akan ada tegangan balik sehingga tidak akan merusak IC NE555.
• Output pulsa dari dari PWM kemudian masuk ke rangkaian MOSFET ( driver ).
3.3.3 Rangkaian MOSFET Sebagai Switching Tegangan ( Driver )
Rangkaian MOSFET disini berfungsi sebagai switching Tegangan (Driver) yang di kontrol oleh masukan sinyal dari PWM yang kemudian tegangan yang diatur tersebut masuk ke motor sehingga dapat menimbulkan putaran pada motor.
(48)
s R y m d G
Pada secara paral Rangkaian D yang dipasan masing-mas dengan kap Gambar 3.8.
a rangkaian D lel, yang m Driver terdiri ng secara pa
ing modul pasitas 500
.
Gambar 3.7
Driver, digu mana masing
i dari 5 mod aralel bernila
tersebut kem A. Rangkai
Rangkaian
unakan seban g-masing mo dul, masing-m
ai 100 A, sep mudian di p ian PWM d
n MOSFET
nyak 25 buah osfet berkap masing mod perti pada paralel sehi dan DRIVE
h Mosfet ya pasitas 20 A dul terdiri dar
Gambar 3 ingga dipero ER dapat di
ang disusun A, 500 V. ri 5 Mosfet 3.7. Dari oleh driver
(49)
(50)
3 a p a y d s d m k d m m t m p p d 3.3.4 Rang Untu arus, seperti pembalikan arah arus ya yang menga dengan term secara mek dihubungkan menuju term kecepatan PW dengan pem menggunaka mekanis sa terminal C k motor peng penggerak y penjelasan p dilihat pada
gkaian Sakl
uk sistem m i diperlihatk putaran mot ang mengali alir dari term minal C pada
kanis meny n ke termin minal S2 pad
WM. Untuk mbalikan arah
an SM3 di aklar memi ke terminal D ggerak sehin yang langsu penggunaan gambar seba lar Mekanis maju mundu kan padaa g tor penggera ir pada lilita minal motor a SM3 kemu ambungkan nal S1 pad
a motor pen k posisi mund
h arus. Arus ihubungkan indahkan h D pada SM3 ngga arus ung dihubun
SM3 pada agai berikut
s Maju Mun
ur dengan m gambar dapa ak jenis ini d
an stator mo A1 dengan udian mekan
C ke ter a motor pe nggerak yang dur yang dip yang menga dengan te hubungan se
3 kemudian mengalir m ngkan ke k
sistem maju :
ndur ( SM3
menggunakan at dijelaskan dapat dilakuk otor, untuk n menggunak
nis saklar m rminal B p enggerak se g langsung d perlihatkan p alir dari term erminal A p
ecara meka dihubungka menuju term kendali kece u mundur d
)
n rangkaian n bahwa pri kan dengan p arah maju b kan SM3 dih
emindahkan pada SM3 ehingga arus dihubungkan pada gambar minal motor pada SM3 anis menya an ke termin minal S1 pa
epatan PWM dan posisi n
n pembalik insip dasar pembalikan berarti arus hubungkan n hubungan kemudian s mengalir ke kendali r dilakukan A1 dengan kemudian ambungkan nal S2 pada ada motor M. Berikut netral dapat
(51)
commit to user
Agar kendaraan dapat bergerak maju, mundur dan juga posisi netral digunakan alat saklar mekanis maju mundur ( SM3 ) yang memiliki enam terminal yang diberi kode masing – masing terminal a, b, c, d. Terminal a dihubungkan ke terminal A kendali kecepatan melalui terminal A1 dan A2 pada motor penggerak. Terminal c pada ( SM3 ) dihubungkan langsung dengan PWM. Untuk terminal b dan d memiliki dua buah kutub dimana difungsikan untuk membolak – balikkan input arah arus pada terminal S1 Dan S2 pada motor penggerak.
3.4 Membuat desain PCB (Printed Circuit Board) untuk rangkaian kontrol kecepatan.
Untuk membuat desain PCB, bahan yang dipakai adalah: 1. Gambar skema rangkaian PWM.
2. 1 lembar plat PCB fiber dengan ukuran 5x10 cm. 3. Spidol marker, isolasi kertas.
3.5 Membuat jalur PCB pada rangkaian untuk rangkaian kontrol kecepatan
1. Memotong bahan sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat. Alat yang dipakai:
a. Gergaji tangan b. Mesin bor PCB c. Penggaris
d. Larutan Ferichlorida
(52)
Gammbar 3.10 Lay
Gambar 3
yout Rangka
.11 Jalur PC
aian PWM
(53)
commit to user
3. Me4. Fin rap
Gam
enyolder kak nshing (Mem
i).
mbar 3.12 La
Gambar 3.1
ki-kaki komp motong
kaki-ayout Rangk
3 Jalur PCB
ponen
-kaki kompo
kaian DRIVE
B DRIVER
onen yang t ER
(54)
3
K
G
k k
3.6 Gamb
Gam
Gam
Keterangan
Gambar 3.1
Mulai kemudaian m kecepatan un
bar Langkah
mbar (a)
mbar (d)
Gambar
Gambar :
14.a :
pembuatan melubangi P ntuk menem
h Pembuata
3.14(a-f) Ga
jalur rangk PCB sesuai d mpatkan kaki
an Kontrol K
Gambar (b
Gambar (e ambar Kontr
aian kompo dengan yang
-kaki kompo
Kecepatan
b)
e)
ruksi rangkai
nen kontrol ada pada sk onen.
Gam
Gam ian PWM
kecepatan kema rangka
mbar (c)
mbar (f)
pada PCB aian kontrol
(55)
commit to user
Gambar 3.14.b :
Mulai perakitan dimulai dari komponen paling kecil sampai bagian yang besar. Pemasangan komponen harus sesuai dengan yang ada pada skema rangkaian kontrol kecepatan.
Gambar 3. 14.c :
Setelah perakitan komponen paling kecil kemudian dilanjutkan memasang komponen yang besar sesuai dengan skema rangkain kontrol kecepatan.
Gambar 3. 14.d :
Setelah melakukan perakitan komponen dari yang paling kecil sampai bagian yang besar kemudian dilanjutkan dengan langkah penyolderan kaki-kaki komponen pada PCB.
Gambar 3. 14.e :
Melakukan penyolderan kaki-kaki komponen pada PCB dengan hati-hati dan tidak terlalu lama, karena jika terlalu lama dapat merusak komponen tersebut. Jika seluruh kaki komponen sudah di solder pada PCB kemudian memotong kaki-kaki komponen supaya rapi.
Gambar 3. 14.f :
Merangkai MOSFET secara paralel pada PCB. Mosfet yang terpasang pada PCB di pasangkan pada heatsink yang berupa alumunium, yang mana alumunium berfungsi sebagai pendingin.
(56)
commit to user
3.7 Sistem Operasi Kontrol
Menggunakan Potensio sebagai kontrol yang mana output dari PWM berupa siklus kerja ( duty cycle ). Masukan sinyal analog dari potensio pada rangkaian kontrol ini akan menghailkan sinyal yang terbaca pada osiloskop berupa gelombang kotak (divisi). Gelombang ini oleh potensio akan diatur periodenya sesuai dengan putaran potensiometer. Periode inilah yang menentukan kecepatan motor listrik, bilamana periodenya pendek maka kecepatan motor juga pelan, begitu juga sebaliknya.
3.8 Perakitan
Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk menempatkan dan memasang bagian-bagian dari suatu komponen yang digabung dari satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi perakitan alat yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan.
(57)
(58)
(59)
commit to user
Sebelum melakukan perakitan, hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Komponen-komponen yang akan dirakit, telah selesai dikerjakan dan telah siap ukuran sesuai perencanaan.
2. Komponen-komponen standar siap pakai ataupun dipasangkan.
3. Mengetahui jumlah yang akan dirakit dan mengetahui cara pemasangannya. 4. Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari masing-masing komponen
yang tersedia.
5. Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses perakitan. Komponen – Komponen dari Alat ini adalah :
1. Motor Listrik 2. Baterai 12v, 100Ah 3. Kabel
4. Rangkaian PWM 5. Mur dan Baut 6. Bearing 7. Pedal Gas 8. Sekering ( Fuse ) 9. Kunci Kontak 10. Flanges
3.9 Perakitan Perangkat Kontrol Kecepatan dan Motor pada Mobil
1. Menyiapkan cardan
2. Memasang bearing pada flanges
3. Memasang flanges pada motor
4. Memasang motor pada cardan dan diikat dengan baut ǿ 14 mm 5. Memasang pedal gas pada mobil
6. Menempatkan baterai dan rangkaian PWM pada mobil 7. Menghubungkan baterai ke kontrol PWM dengan kabel
8. Menghubungkan pedal gas dengan potensio PWM dengan kabel kawat. 9. Kontrol kecepatan siap digunakan
(60)
commit to user
BAB IV
DATA PERCOBAAN
4.1 Pengujian Motor
Pada bagian ini akan dibahas pengujian pada motor. Tujuan dilakukan pengujian terhadap motor ini adalah untuk mengetahui respon motor terbaik terhadap parameter arus dan kecepatan mobil.
4.1.1 Analisa gaya traksi kendaraan
Gambar 4.1 Gaya Yang Bekerja Pada Mobil Asumsi Berat beban:
1. Batere : 75 N
2. Penumpang : 150 N
3. Motor listrik : 50 N
4. Bodi mobil : 250 N
Berat total ( W ) = 525 ( N )
Beban pada mobil diasumsikan sebagai beban merata, dengan s = 0,75
Dalam menentukan gaya traksi maksimum oleh tumpuan ban dengan jalan dapat ditentukan dari koefisien adhesi jalan dan parameter berat kendaraaan .
Ftraksi
N
Fgesek
(61)
commit to user
Ftraksi = s . W
Ftraksi = 0,75 . 525 N
= 393,75 N
4.1.3 Perhitungan Torsi dan Kecepatan Mobil
Untuk mengetahui torsi, perlu dicari terlebih dahulu konstanta motornya, dengan diketahui nilai dari putaran motor (n) adalah 2300 Rpm dan tegangan yang digunakan (V) 36 volt dengan rumus ;
V = k .
= . .
= . .
= 240,73 rad / s
k =
k = ,
k = 0.149 N.m / A
Torsi mesin = k x I
= 0.149 N.m / A . 75 A
= 11,21 N.m
= 0,01121 kN.m
(62)
commit to user
Besarnya daya motor yang diperlukan untuk bergerak sangat ditentukan oleh besarnya gaya yang diperlukan agar mobil dapat berjalan dan kecepatan mobil berjalan. Besarnya kecepatan mobil seperti terlihat pada persamaan :
v =
Ftraksi
= watt , N
= 5,68 m/s
= 20,448 Km/jam
Untuk pengujian daya tahan baterai untuk mensuplai beban digunakan baterai 12V 100 Ah yang disusun secara seri sehingga tegangan menjadi 36V dengan arus tetap yaitu 100 Ah. Diasumsikan arus input penuh 75 A.
Waktu Daya Tahan =
=
= 1,333 jam
Jarak maksimal yang ditempuh ( s ) = v x t
= 26,424 Km/jam x 1,333 jam = 35,223 Km
4.1.3 Perhitungan Sudut Kemiringan Maksimum
Untuk menghitung sudut kemiringan maksimum, perlu diketahui terlebih dahulu percepatannya. Maka dapat dicari dengan persamaan :
(63)
commit to user
Gambar 4.2 Analisis kemiringan maksimum v = V0 – a.t
a =
= , = 2,84 m/s2
F – Fgesek = 0
F = Fgesek
m.a = m.g Sin
52,5 Kg . 2,84 m/s2 = 52,5 . 10 m/s2 . Sin Sin = 0,284
= 16,5o
Jadi sudut kemiringan maksimum mobil tidak dapat bergerak sebesar 16,5o. W cos
W sin W
(64)
4 s d 4 N s G M 0 D 4.2 Pengu Tujuan sistem yang digital osilos 4.2.1 Menca Nilai frekue speed. Gambar 4.3 Menghitung 0.5 m s/Div.
Diketahui da
1. Divis T = 3,3 = 1.6 = 1.6
F =
ujian Sinyal
n pengujian g telah termo
skop .
ari Nilai Fr
ensi dari PW
sinyal PWM g periode ( T
.
ata dari osilo
si (Div) = 3. 3 Div x 0.5 m 65 m s 65 x 10-3
l Sistem
sinyal adal odulasi. Sem
ekuensi PW
WM (Pulse
M pada keada T ) dari hasi
oskop sebaga
3 Div m s/Div
ah untuk m mua pengujia
WM (Pulse W
e Width Mo
aan minimal il pengukura
ai berikut :
engetahui le an sinyal di
Width Modul
odulation) p
l speed an, pada osil
Vo
Waktu
ebar pulsa p lakukan me lation) pada keadaa loskop menu lt pada output nggunakan
an minimal
(65)
commit to user
4
p
D
4
4.2.2 Perhit
pada osilosk
Diketahui da
1. Divis
V =
V =
4.2.3 Perhit
tungan tega
kop menunju
ata dari osilo
si (Div) = 3
= 4
x
3 = 12 volt
tungan (%)
angan yang
Gambar
uk pada 4
oskop sebaga
Div
Div
Prosentase
Gambar
digunakan
r 4.4 Sinyal
.
ai berikut :
Lebar Puls
r 4.5 Sinyal PWM
a Minimum
PWM Wakt
m
Volt
(66)
( P % =
=
4 ( m = ==
=
(%)Prosenta Pada osilosk% duty cycle
=
x 10
= 2.4%
4.2.4 Perhi
(%)Prosenta maksimum.
= % duty cy
=
=
x 1= 93%
ase Lebar Pu kop menunju
e (daur aktif
00%
itungan (%)
ase Lebar P Pada osilosk
ycle (daur akt
x 100%
100%
ulsa Minimum uk pada 0,2 D
f) minimum )Prosentase Gambar Pulsa maksim kop menunju tif) maksimu
m di cari sa Div.
e Lebar Puls
r 4.6 Sinyal mum di c uk pada 0.5 D
um
aat potensio p
sa Maksima
PWM cari saat p
Div. 3
pada keadaa
al
otensio pad 3,6 Div
0,25
an minimal.
da keadaan 5 Div
(67)
commit to user
4 s s y a m D 4 4.3 Analis Pada b sampai puta sepanjang 5 yang diperlu adalah untuk motor. SemuData dari ha
4.3.1 Tabel
titik 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Gam
sa Voltase O
bagian ini di aran gas pen
0 meter yan ukan dilakuk k mengetahu ua pengujian
asil pengukur
putaran gas
t (deti 4.3 3,7 3,2 2,8 2,9 3 2,9 2,9 3 3,1
mbar 4.7 Gr
Output
ibahas pengu nuh. Panjan ng akan dib kan saat men
ui voltase ra n dilakukan m
ran dapat dil
¼, dengan j
k) V (Vol 26 24 23 24 24 22 23 21 22 23 rafik hubung ujian putara ng lintasan y bagi menjadi ncapai titik – ata – rata ke
menggunaka
lihat dari tab
jarak 50 m
t) I (Amp 52 48 46 48 48 44 46 42 44 46
gan jarak dan
an motor dar yang diguna i 10 titik. P – titik terseb luaran dari d an multiteste
bel berikut :
pere) R (
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. n kecepatan
ri range puta akan dalam Pencatatan n
but. Tujuan A driver yang er.
(Ω) v ( m .5 1, .5 1, .5 1, .5 1, .5 1,
.5 1
.5 1, .5 1, .5 1, .5 1,
¼ putaran ga
aran gas ¼ percobaan nilai – nilai
Analisa ini menuju ke
m/s ) ,16 ,25 ,33 ,43 ,47 1,5 ,53 ,55 ,57 ,57 as
(68)
4
4.3.2 Tabel
titik 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Gam
l putaran gas
t (detik) 3.2 2,9 2,9 2,5 2,4 2,5 2,3 2,1 2,1 2
mbar 4.8 Gra
s 1/2, dengan
) V (Volt 28 28 28 27 27 28 28 27 26 27 afik hubung
n jarak 50 m
t) I (Amp 56 56 56 54 54 56 56 54 52 54
an jarak dan m
pere) R
6 0
6 0
6 0
4 0
4 0
6 0
6 0
4 0
2 0
4 0
n kecepatan ½
(Ω) v 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
½ putaran g ( m/s )
1,5 1,63 1,67 1,7 1,79 1,82 1,87 1,92 1,96 2,00 gas
(69)
commit to user
4 4.3.3 Tabel titik 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Gam putaran gast (detik) 2.8 2,4 2 1,5 1,1 1 1 1,1 0,99 0,98
mbar 4.9 Gra
3/4, dengan
) V (Vo 31 30 29 30 30 30 29 30 31 30 afik hubunga
n jarak 50 m
lt) I (Am 6 6 5 6 6 6 5 6 6 6
an jarak dan
mpere) R
62 60 58 60 60 60 58 60 62 60 kecepatan ¾ R (Ω)
0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
¾ putaran g
v ( m/s ) 1,7 1,92 2,08 2,29 2,55 2,77 2,96 3,1 3,24 3,36 gas
(70)
4 K 4.3.4 Tabel titik 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Gambar 4
Dari data ta
tabel 4.3.1
Kecepatan ra
putaran gas
t (detik 1.7 1,2 1 0,92 0,91 0,91 0,99 0,8 1 0,97
4.10 Grafik h
abel di atas d
dengan data
ata-rata (Vr)
penuh, deng
k) V (Vo 33 31 32 33 32 33 33 32 32 31 hubungan jar
di peroleh ha
a putaran gas
) =
gan jarak 50
olt) I (Am
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
rak, waktu, d
asil :
s ¼, dengan j m
mpere) R
6 0
2 0
4 0
6 0
4 0
6 0
6 0
4 0
4 0
2 0
dan kecepata
jarak 50 m m
(Ω) v 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
an putaran ga
maka dipero ( m/s ) 2,94 3,44 3,84 4,15 4,36 4,51 4,58 4,74 4,77 4,8 as penuh
(71)
commit to user
= 1,57 m/s = 5, 67
tabel 4.3.2 dengan data putaran gas , dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 2,0 m/s = 7,2
tabel 4.3.3 dengan data putaran gas , dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 3,36 m/s = 12,1
tabel 4.3.4 dengan data putaran gas penuh, dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 4,8 m/s = 17,3
Berdasarkan pengujian di atas didapatkan hasil pada putaran gas ¼, dengan jarak 50 m diperoleh kecepatan rata-rata 5, 67 , putaran gas diperoleh
kecepatan rata-rata 7,2 , putaran gas diperoleh kecepatan rata-rata 12,1
(72)
commit to user
4.6 Analisa Biaya Biaya Komponen
a. Komponen PWM
NO KOMPONEN JUMLAH TIPE
Rp HARGA
1 PCB 1 Single layer 10 x20 Rp 3.900,00
2 Trimpot 10 50 kΩ Rp 7.500,00
3 IC Timer 10 NE555 Rp 12.000,00
4 Transistor 5
5
C 9012 C 9013
Rp 1.250,00
Rp 1.000,00
5 Dioda 4 IN 4002 Rp 600,00
6 Kapasitor 2
2
Kapasitor kertas 104 Kapasitor keramik 2A 333k
Rp 200,00
Rp 400,00
7 Resistor 6 100 kΩ Rp 1.000,00
8 Timah 5 m - Rp 5.000,00
9 Kabel 1 m NYAF 1,5 ETERNA Rp 2.100,00
JUMLAH Rp 34.950,00
b. Komponen Power ( Rangkaian Mosfet)
NO KOMPONEN JUMLAH TIPE Rp
HARGA
1 PCB Fiber 5 PCB Fiber 10 x 10 Rp 50.000,00
2 Resistor 50
25
5 Watt Watt
Rp 25.000,00
Rp 1.250,00
3 T. Block 10 T. Block 2 P Rp 16.000,00
4 Spaser besi 32 Spaser besi 2 cm Rp 28.800,00
5 Fan DC 2 Dc 12 Volt Rp 40.000,00
(73)
commit to user
7 Isolator mosfet 25 - RP 3.750,00
7 Mosfet 25 IRFP 460 Rp 587.500,00
8 Heatsink 5 - Rp 30.000,00
JUMLAH Rp 786.500,00
Biaya total pembuatan kontrol kecepatan : Rp 821.450,00.
c. Komponen Perlengkapan
NO KOMPONEN JUMLA
H
TIPE Rp HARGA
1 Motor Listrik DC 1 3 HP 1 phase Rp 9.750.000, 00
2 Baterai 3 12 Volt, 100 Ah Rp 2.793.000, 00
3 Fuse 1 100 A Rp 10.000, 00
4 Pedal Gas 1 - Rp 125.000, 00
5 Kunci Kontak 1 - Rp 30.000, 00
6 Bearing 1 6007Z Rp 42.000, 00
7 Handle GZ RRT 1 63 A 0-2 Rp 80.000,00
8 Kabel 17 m
12 m 8 m
2
NYAF 1.5 ETERNA NYAF 6 ETERNA NYAF 10 ETERNA Kabel paralel 75 cm
35.700,00 96.000,00 112.000,00 40.000,00
9 Rol Kabel 1 - 7000,00
10 Skun Kabel 6
12 4 2 20
Skun GAE 10-6 mm Skun RF 2 – 5 Skun RF 3,5 – 4 Skun LK 1,5 mm Skun Garpu/Ring
5.5
13.200,00
4.800,00 2.000,00 1200,00 14.000,00
(74)
commit to user
11 Amplas 1 - 2.500,00
12 Microswicth 2 Omron 300.000,00
13 Skun terminal 6 set
10
Utiluc -
6.000,00
3.000,00
14 Selang 1 m - 6.000,00
15 Isolator 6
10
Vinyl 6 m V-5,5 Vinyl 10 m V-8
1.500,00 4.500,0
16 Baut 2
2 4 4 4 3 4
Counter 5 x 10 M 8 BN 5 x 40 BN 6 x 20 BN 8 x 40 Baut L 6
M 12
1.400,00
800,00 1.000,00 1.200,00 2.400,00 3.000,00 8.000,00
17 Kabel Gas 1 - 30.000,00
18 Rumah sekering 1 - 5.000,00
JUMLAH 13.542.200
Biaya mesin bubut Rp 20.000, 00
Biaya Dudukan Accu, Carger, Pedal gas Rp 200.000,00
Biaya Perlengkapan Rp 13.542.200,00
Biaya lain – lain Rp 170.000,00 +
Rp 13.932.200,00
(75)
commit to user
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan kontrol kecepatan pada mobil listrik ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mobil listrik ini bekerja dengan menggunakan motor penggerak dengan daya 3 hp, sumber tegangan 36 V 100 Ah dan putaran 2300 rpm.
2. Kontrol kecepatan pada mobil listrik menggunakan konsep PWM (Pulse Width Modulation).
3. Kontrol Kecepatan memiliki Frekuensi 606 Hz, dan tegangan 12 Volt. 4. Secara teoritis mobil memiliki kecepatan 26,424 Km/jam, diperoleh gaya
traksi (Ftraksi) = 393,75 N.
5. Total biaya untuk membuat Kontrol kecepatan pada mobil listrik sebesar Rp 821.450,00.
6. Secara teoritis ketahanan batere diperoleh selama 1,333 jam dan dapat menempuh jarak 35,223 Km.
5.2 Saran
1. Kontrol kecepatan ini seharusnya menggunakan driver switching yang mampu terhadap arus besar sehingga sehingga kontrol kecepatan lebih awet.
2. Masih banyak terjadi kelemahan didalam kecepatan yang ditempuh sehingga harus mengurangi kapasitas angkut dari mobil listrik.
3. Diperlukan penempatan khusus terhadap sistem kontrol kecepatan, karena harus terhindar dari air.
(1)
4 K 4.3.4 Tabel titik 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Gambar 4
Dari data ta tabel 4.3.1
Kecepatan ra
putaran gas t (detik
1.7 1,2 1 0,92 0,91 0,91 0,99 0,8 1 0,97
4.10 Grafik h
abel di atas d dengan data
ata-rata (Vr)
penuh, deng
k) V (Vo
33 31 32 33 32 33 33 32 32 31 hubungan jar
di peroleh ha a putaran gas
) =
=
gan jarak 50
olt) I (Am
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
rak, waktu, d
asil :
s ¼, dengan j
m
mpere) R
6 0
2 0
4 0
6 0
4 0
6 0
6 0
4 0
4 0
2 0
dan kecepata
jarak 50 m m
(Ω) v 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
an putaran ga
maka dipero ( m/s ) 2,94 3,44 3,84 4,15 4,36 4,51 4,58 4,74 4,77 4,8 as penuh
(2)
= 1,57 m/s = 5, 67
tabel 4.3.2 dengan data putaran gas , dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 2,0 m/s = 7,2
tabel 4.3.3 dengan data putaran gas , dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 3,36 m/s = 12,1
tabel 4.3.4 dengan data putaran gas penuh, dengan jarak 50 m maka diperoleh hasil :
Kecepatan rata-rata (Vr) =
=
,
= 4,8 m/s = 17,3
Berdasarkan pengujian di atas didapatkan hasil pada putaran gas ¼, dengan
jarak 50 m diperoleh kecepatan rata-rata 5, 67 , putaran gas diperoleh
kecepatan rata-rata 7,2 , putaran gas diperoleh kecepatan rata-rata 12,1
(3)
4.6 Analisa Biaya Biaya Komponen
a. Komponen PWM
NO KOMPONEN JUMLAH TIPE Rp
HARGA
1 PCB 1 Single layer 10 x20 Rp 3.900,00
2 Trimpot 10 50 kΩ Rp 7.500,00
3 IC Timer 10 NE555 Rp 12.000,00
4 Transistor 5
5
C 9012 C 9013
Rp 1.250,00
Rp 1.000,00
5 Dioda 4 IN 4002 Rp 600,00
6 Kapasitor 2
2
Kapasitor kertas 104 Kapasitor keramik 2A 333k
Rp 200,00
Rp 400,00
7 Resistor 6 100 kΩ Rp 1.000,00
8 Timah 5 m - Rp 5.000,00
9 Kabel 1 m NYAF 1,5 ETERNA Rp 2.100,00
JUMLAH Rp 34.950,00
b. Komponen Power ( Rangkaian Mosfet)
NO KOMPONEN JUMLAH TIPE Rp
HARGA
1 PCB Fiber 5 PCB Fiber 10 x 10 Rp 50.000,00
2 Resistor 50
25
5 Watt Watt
Rp 25.000,00
Rp 1.250,00
3 T. Block 10 T. Block 2 P Rp 16.000,00
4 Spaser besi 32 Spaser besi 2 cm Rp 28.800,00
5 Fan DC 2 Dc 12 Volt Rp 40.000,00
(4)
7 Isolator mosfet 25 - RP 3.750,00
7 Mosfet 25 IRFP 460 Rp 587.500,00
8 Heatsink 5 - Rp 30.000,00
JUMLAH Rp 786.500,00
Biaya total pembuatan kontrol kecepatan : Rp 821.450,00.
c. Komponen Perlengkapan
NO KOMPONEN JUMLA
H
TIPE Rp HARGA
1 Motor Listrik DC 1 3 HP 1 phase Rp 9.750.000, 00
2 Baterai 3 12 Volt, 100 Ah Rp 2.793.000, 00
3 Fuse 1 100 A Rp 10.000, 00
4 Pedal Gas 1 - Rp 125.000, 00
5 Kunci Kontak 1 - Rp 30.000, 00
6 Bearing 1 6007Z Rp 42.000, 00
7 Handle GZ RRT 1 63 A 0-2 Rp 80.000,00
8 Kabel 17 m
12 m 8 m
2
NYAF 1.5 ETERNA NYAF 6 ETERNA NYAF 10 ETERNA Kabel paralel 75 cm
35.700,00 96.000,00 112.000,00 40.000,00
9 Rol Kabel 1 - 7000,00
10 Skun Kabel 6
12 4 2 20
Skun GAE 10-6 mm Skun RF 2 – 5 Skun RF 3,5 – 4 Skun LK 1,5 mm Skun Garpu/Ring
5.5
13.200,00
4.800,00 2.000,00 1200,00 14.000,00
(5)
11 Amplas 1 - 2.500,00
12 Microswicth 2 Omron 300.000,00
13 Skun terminal 6 set
10
Utiluc -
6.000,00
3.000,00
14 Selang 1 m - 6.000,00
15 Isolator 6
10
Vinyl 6 m V-5,5 Vinyl 10 m V-8
1.500,00 4.500,0
16 Baut 2
2 4 4 4 3 4
Counter 5 x 10 M 8 BN 5 x 40 BN 6 x 20 BN 8 x 40 Baut L 6
M 12
1.400,00
800,00 1.000,00 1.200,00 2.400,00 3.000,00 8.000,00
17 Kabel Gas 1 - 30.000,00
18 Rumah sekering 1 - 5.000,00
JUMLAH 13.542.200
Biaya mesin bubut Rp 20.000, 00
Biaya Dudukan Accu, Carger, Pedal gas Rp 200.000,00
Biaya Perlengkapan Rp 13.542.200,00
Biaya lain – lain Rp 170.000,00 +
Rp 13.932.200,00
(6)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembuatan kontrol kecepatan pada mobil listrik ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mobil listrik ini bekerja dengan menggunakan motor penggerak dengan
daya 3 hp, sumber tegangan 36 V 100 Ah dan putaran 2300 rpm.
2. Kontrol kecepatan pada mobil listrik menggunakan konsep PWM (Pulse
Width Modulation).
3. Kontrol Kecepatan memiliki Frekuensi 606 Hz, dan tegangan 12 Volt.
4. Secara teoritis mobil memiliki kecepatan 26,424 Km/jam, diperoleh gaya
traksi (Ftraksi) = 393,75 N.
5. Total biaya untuk membuat Kontrol kecepatan pada mobil listrik sebesar
Rp 821.450,00.
6. Secara teoritis ketahanan batere diperoleh selama 1,333 jam dan dapat
menempuh jarak 35,223 Km.
5.2 Saran
1. Kontrol kecepatan ini seharusnya menggunakan driver switching yang
mampu terhadap arus besar sehingga sehingga kontrol kecepatan lebih
awet.
2. Masih banyak terjadi kelemahan didalam kecepatan yang ditempuh
sehingga harus mengurangi kapasitas angkut dari mobil listrik.
3. Diperlukan penempatan khusus terhadap sistem kontrol kecepatan, karena