37
5. Kertas saring Whatman no.42, England
6. Autoklaf Tomy, Japan
7. Vaccum rotavapor Antriebs ATB, England
8. Erlenmeyer Pyrex, USA
9. Vortexwhirli mixer Iwaki model TM-100, Japan
10. Inkubator CO
2
Sanyo, Japan 11.
Pipet mikro Gilson, France 12.
Piring petri Pyrex, Japan
4.6. Tempat dan Waktu Penelitian 4.6.1
Tempat Penelitian
1. Laboratorium Farmasi USU
2. Laboratorium Lembaga Pusat Penyakit Tropis UNAIR
4.6.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah 6 bulan
4.7 Prosedur Penelitian
4.7.1 Ekstraksi buah lerak
Buah lerak dicuci bersih dengan air mengalir lalu ditimbang sebanyak 940 gr Gambar 5 kemudian diambil bijinya dan daging buah dipotong kecil dengan lebar ±
3 mm Gambar 6 lalu dikeringkan dalam lemari pengering Gambar 7 pada temperatur ± 40°C sampai dapat diremas rapuh Gambar 8. Potongan daging buah
yang telah kering ditimbang sebanyak 600 gr Gambar 9, kemudian diblender Gambar10, diayak dan didapat serbuk seberat 520 gr Gambar 11 lalu disimpan
Universitas Sumatera Utara
38
dalam wadah plastik tertutup. Tambahkan etanol destilasi sebanyak 800 ml untuk maserasi Gambar 12 lalu disimpan dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 3
jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan, kemudian tuangkan etanol destilasi sebanyak 200 ml dan
disaring dengan selapis kertas saring. Biarkan sampai cairan mulai menetes, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan
kecepatan ± 20 tetesmenit, etanol destilasi ditambahkan berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia Depkes RI,2000.
Perkolat diuapkan dengan alat vacuum rotavapor pada suhu tidak lebih 50°C hingga diperoleh ekstrak kental dengan konsistensi seperti madu Gambar 13. Ekstrak lerak
dimasukkan ke dalam botol kaca lalu disimpan di tempat yang sejuk. Lampiran 1
Gambar 5. Penimbangan buah lerak
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 6. Pemotongan daging buah lerak. Gambar 7. Lemari pengering.
Gambar 8. Potongan lerak di lemari pengering. Gambar 9. Potongan lerak yang sudah kering.
Gambar 10. Potongan lerak diblender. Gambar 11. Simplisia lerak.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 12. Simplisia di dalam perkolator. Gambar 13. Vaccum rotavapor.
4.7.2 Pembuatan Suspensi Bahan Uji
Ekstrak lerak dalam pelarut etanol ditimbang menggunakan electronic balance dan massanya disesuaikan dengan konsentrasi yang diinginkan dengan cara
dilarutkan dengan media Mueller Hinton Broth. Ekstrak lerak dalam pelarut etanol dimulai dari konsentrasi 100 karena
belum diketahui konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat pertumbuhan E.faecalis, jadi pengujian dimulai pada konsentrasi terbesar. Kemudian dilakukan
pengenceran berganda, diperoleh konsentrasi 50 , 25 dan 12,5 . Masing-masing konsentrasi dimasukkan ke dalam tabung dan diberi label.
4.7.3 Pembuatan media bakteri