Alur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3.8: alur kerja penelitian Rerata tiap kelompok Uji static dengan Anova kesimpulan Pembelian Madu lebah apis mellifera Dertiminasi Madu Ekstrasi Madu dengan pelarut Pembelian Medium MHA Kultur Bakteri Staphylococcus aureus Pembuatan Cakram Uji dengan Staphylococcus aureus Kelompok C dengan kosentrasi 50 Kelompok B dengan kosentrasi 25 Kelompok A dengan kosentrasi 12,5 Kelompok D dengan kosentrasi 100 Kelompok Kontrol Pembiakan Bakteri Staphylococcus aureus Pengukuran Zona Hambat Staphylococcus aureus Inkubasi 24 jam di oven 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Ekstraksi Madu Karet

Pelarut yang digunakan dalam penelitian adalah Aseton dan n-heksan. Pelarut aseton dapat menarik zat aktif yang bersifat polar sementara pelarut n-heksana dapat menarik zat aktif bersifat non polar. Aseton dimetil keton adalah senyawa cair mudah terbakar dan menguap. Ditemukan alami pada tubuh manusia dalam kendungan kecil. Sementara n-heksana adalah mengestrak lemak dari air. Sering digunakan farmasi tapi telah dihapus karena toksisitas jangka panjang menyebabkan kegaglan system syaraf. Pengunaan n-heksana diganting dengan pelarut n-heptana yang lebih aman. Dari hasil pemisahan menghasilkan dua zat cairresidu berwarna bening krem dan endapansedimen dengan warna krem namun kental.

4.2 Uji Antibakteri

4.4.2 Uji Antibakteri Menggunakan Difusi Cakram

Metode difusi cakram adalah uji yang dilakukan melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak madu karet asli, sedimen madu karet aseton, sedimen madu karet n-heksan, residu madu karet aseton dan residu madu karet n-heksan terhadap bakteri uji Gram positif Staphylococcus aureus. Aktifitas antibakteri diketahui dengan melihat ada tidaknya zona hambat disekitar cakram dengan konsentrasi 20,25,50,100 pada koloni bakteri dibandingkan dengan zona hambat disekitar cakram yang berisi kontrol positif amoksisilin 25ug. Semakin besar diameter zona hambat yang diukur dengan menggunakan jangka sorong yang memakai satuan milimeter mm, maka semakin besar aktivitas antibakteri. Penggunaan kontrol negatif bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada pengaruh dari pelarut terhadap zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak madu. Apabila kontrol negatif memiliki zona hambatbening maka efek antibakteri pada ekstrak akan berkurang validitasnya. Hasil uji aktifitas antibakteri pada madu karet terdapat pada tabel 4.2.