43
3.4.1.4 Koreksi Medan Terrain Corection
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan
mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi
medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat. Besar koreksi medan dihitung oleh Hammer yang dirumuskan seperti pada persamaan berikut :
{ }
2 2
2 2
2 1
1 2
L r
L r
r r
G g
+ −
+ +
− =
σθ ...........................................
11 .
3
Persamaan diatas telah disusun oleh Hammer dalam sebuah tabel yang digunakan bersama Terain Chart :
Densitas TC
TC
zone berbagai
Dari
× ×
Σ =
100 1
12 .
3
Terain Chart merupakan lingkaran zone-zone yang digambarkan pada kertas
transparant dengan skala tertentu sesuai dengan peta topografi yang dipakai.
3.4.2 Anomali Bouger
Setelah nilai g observasi direduksi dengan koreksi-koreksi di atas maka didapatkan harga yang terkorelasi terhadap keaadaan bawah permukaan sekitar
struktur geologi yang disebut Anomali Gravitasi. Sebenarnya harga anomali ini merupakan penyimpangan dari nilai teoritis, anomali yang didapat disebut
Anomali Bouguer. Pada dasarnya Anomali Bouger adalah selisih antara harga gaya berat
pengamatan dengan harga gaya berat teoritis yang seharusnya terukur untuk titik
44 pengamatan tersebut. Yang dimaksud harga gaya berat teoritis adalah harga gaya
berat normal pada titik pengamatan yang telah dikoreksi dengan koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan. Dengan demikian, secara matematis
rumus untuk mendapatkan nilai anomali bouguer di suatu titik pengamatan, dapat dituliskan pada persamaan berikut :
BA = g
obs
– g
n
– K
UB
+ K
B
– K
T
= g
obs
– g
n
+ K
UB
- K
B
+ K
T
.................................................3.13
Dimana : BA = Bouguer Anomali
g
obs
= Harga gaya berat pengamatan yang sudah dikoreksi dengan koreksi pasang surut dan koreksi drift.
g
n
= Harga gaya berat teoritis di tempat pengamatan K
UB
= Koreksi Udara Bebas Free Air Correction K
B
= Koreksi Bouger Bouger Correction K
T
= Koreksi Medan Terrain Correction
3.4.3 Penentuan Rapat Massa Batuan Rata-rata
Penentuan rapat massa batuan rata-rata pada penelitian ini menggunakan metode parasnis. Metode parasnis adalah salah satu metode dalam ilmu gravitasi
yang digunakan untuk menentukan rapat massa rata-rata batuan yang menyebabkan anomali didaerah penelitian. Metode parasnis’s straight slope
45 Parasnis ,1986 didasarkan pada persamaan bouger Anomali dengan asumsi nilai
bouger anomalinya adalah = 0. =
+ −
+ −
=
T B
UB obs
A
K K
K g
g B
θ
………………………………………..3.14 Dimana :
B
A
= anomali bouger g
obs
= harga percepatan gravitasi observasi g
θ
= harga percepatan gravitasi normal K
UB
= koreksi udara bebas K
B
= koreksi bouger K
T
= koreksi
terrain Dari asumsi tersebut diperoleh :
ρ ρ
π
θ θ
2 .
3086 .
T obs
T B
UB obs
K Gh
h g
g atau
K K
K g
g −
= +
− −
= +
−
Dari persamaan 3.15 bila ruas kiri dinyatakan sebagai variable Y dan ruas kanan sebagai variable X, dan kedua variable diplot sebaran datanya pada koordinat
kartesian. Maka dapat dicari suatu persamaan garis linier dengan metode kuadrat terkecil least-square. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Y = a + bX………………………………………………………….3.16 Dimana nilai b adalah nilai rapat masa batuan rata-rata.
………………………...3.15
46 Nilai rapat massa batuan rata-rata yang didapat ini bisa menggambarkan kondisi
geologi daerah penelitian. Jika nilainya tidak sesuai dengan kondisi geologi daerah penelitian maka data percepatan gravitasi yang diperoleh kurang
memenuhi syarat.
3.4.4 Pemisahan Anomali Bouger Menggunakan Metode Polynomial