Interpretasi Kualitatif Interpretasi Kuantitatif

28

2.7 INTERPRETASI DATA

GRAVITASI Interpretasi data medan potensial bumi gravitasi yang dihasilkan dari data pengamatan di lapangan setelah mengalami koreksi dan analisa trend residu ditujukan untuk menentukan benda dibawah permukaan, seperti struktur geometri atau geologi penyebab anomali dan parameter fisisnya. Dalam menentukan sebuah besaran tertentu dari anomali Bouguer yang telah diperoleh, perlu adanya proses lanjutan yaitu interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi gayaberat secara umum dibedakan menjadi dua yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif.

2.7.1 Interpretasi Kualitatif

Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gayaberat berupa anomali Bouguer. Anomali tersebut akan memberikan hasil secara global yang masih mempunyai anomali regional dan residual. Hasil interpretasi dapat menafsirkan pengaruh anomali terhadap bentuk benda, tetapi tidak sampai memperoleh besaran matematisnya. Misal pada peta kontur anomali Bouguer diperoleh bentuk kontur tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan sinklin atau antiklin . Dengan interpretasi ini dapat dilihat arah penyebaran anomali atau nilai anomali yang dihasilkan.

2.7.2 Interpretasi Kuantitatif

Interpretasi kuantitatif dilakukan untuk memahami lebih dalam hasil interpretasi kualitatif dengan membuat penampang gayaberat pada peta kontur anomali. Teknik interpretasi kuantitatif mengasumsikan distribusi rapat massa dan menghitung efek gaya berat kemudian membandingkan dengan gaya berat 29 yang diamati. Intrepretasi kuantitatif meliputi pemodelan Kedepan Forwad dan pemodelan kebelakang Belakang Invers . Interpretasi tak langsung metoda kedepan dilakukan dengan mencoba-coba parameter model benda anomali hingga diperolah anomali efek gravitasi perhitungan yang sesuai dengan anomali pengamatan. Pemodelan gravitasi merupakan salah satu metoda interpretasi data gravitasi untuk menggambarkan struktur geometri bawah permukaan berdasarkan distribusi rapat massa batuannya. Metoda ini merupakan metoda interpretasi tak langsung metoda kedepan yang dilakukan dengan cara membuat model geometri bawah permukaan, menghitung pengaruh gravitasi yang disebabkan oleh benda penyebab anomali pada model tersebut dan membandingkannya dengan dengan anomali gravitasi hasil pengamatan. Ada tiga metoda yang dikenal dalam pemodelan gravitasi yaitu pemodelan gravitasi dua dimensi 2D , dua setengah dimensi 2 1 2 D dan tiga dimensi 3D. Dalam pemodelan gravitasi dua dimensi, model 2D digunakan untuk menditeksi benda 3D yang salah satu dimensinya jauh lebih besar dibanding dengan dimensi arah lainnya. Pendekatan ini memudahkan perhitungan karena luas penampang dapat didefinisikan sebagai suatu poligon dengan banyak sisi berhingga metoda Talwani 2D . Dalam komputasi, pendekatan dengan metoda ini praktis dan tidak memerlukan waktu lama karena pengabaian dimensi ketiga dan penyederhanaan spesifikasi input model. Secara geologi, benda penyebab anomali pada model 2D dianggap mempunyai strike arah tak berhingga tegak lurus pada profil yang dipilih, dengan luas penampang tetap serta rapat massa 30 serba sama. Namun dalam kenyataannya benda-banda anomali di alam sulit diditeksi dengan model 2D, karena bentuk penampangnya tidak simetris dan panjangnya berhingga terbatas . Hal ini akan menimbulkan kesalahan dalam menentukan bentuk dan kedalaman benda penyebab anomali.

2.8 TEORI TERBENTUKNYA MINYAK DAN GAS BUMI