Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
- regenerasi jaringan terarah 1.12
0.90 Kedalaman probing mm
- cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah
1.66 1.00
0.65 0.60
0.01 Jaringan berkeratin mm
- cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah
4.58 2.50
1.80 0.64
0.0001 Penutupan akar
- cangkok jaringan ikat subepitel - regenerasi jaringan terarah
95.65 84.2
8.39 17.9
0.073
Adapun hasil yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan hasil statistik yang signifikan setelah 18 bulan perawatan dalam hal resesi gingiva p = 0.02, jaringan
berkeratin p 0,0001, dan kedalaman probing p = 0,01. Namun hasil persentasi penutupan akar secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,073.
Dari kedua teknik penutupan akar diatas memberi kesan bahwa hasil yang diperoleh dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel lebih signifikan terhadap
lebar jaringan berkeratin dan resesi gingiva, sedangkan teknik regenerasi jaringan terarah lebih signifikan terhadap evaluasi kedalaman probing pada 18 bulan pasca
bedah.
6
4.2 Perbandingan Antara Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel
dengan Teknik Flep Posisi Koronal Semilunar.
Untuk mengetahui perbandingan hasil antara teknik cangkok jaringan ikat subepitel dengan teknik flep posisi koronal semilunar, akan dikutip penelitian yang
dilakukan oleh Bittencourt S dkk.
7
Penelitian dilakukan pada 17 pasien 11 wanita dan 6 pria yang dirawat di klinik gigi Fakultas Kedokteran Gigi Piracicaba Universitas Campinas Brazil, dengan
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
umur 21-25 tahun rata-rata umur 33,5 tahun. Pasien dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok teknik cangkok jaringan ikat subepitel dan kelompok teknik flep posisi koronal semilunar. Kriteria pemilihan pasien yaitu :
• Pasien sehat sistemik, tidak merokok serta tidak kontraindikasi dengan bedah
periodontal. Gigi dalam keadaan vital dan tidak ada karies atau restorasi pada daerah yang akan dirawat
• Pasien dengan keadaan resesi bilateral kls I Miller
≤4 mm pada kaninus atau premolar rahang atas.
• Kedalaman probing 3 mm tanpa adanya perdarahan pada waktu di prob dan
lebar jaringan berkeratin ≥ 2 mm. Hasil penelitian disajikan pada tabel 6 dibawah.
Tabel 6. Parameter klinis mean ± SD pada awal dan 6 bulan pasca bedah Bittencourt S, Ribeiro EDP, Sallum EA, Sallum AW, Francisco HN, Casati MZ. J Periodontol 2006; 77:
179
Parameter Cangkok jaringan ikat
subepitel CJIS Flep posisi koronal
semilunar FPKS Perbedaan
CJIS – FPKS
Tinggi resesi
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 2.15 ± 0.59
0.10 ± 0.19 2.05 ± 0.52
2.20 ± 0.56 0.21 ± 0.25
1.99 ± 0.50 -0.05 ± 0.58
-0.11 ± 0.31 0.06 ± 0.47
Lebar resesi
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 3.58 ± 0.67
0.45 ± 1.09 3.13 ± 1.25
3.74 ± 0.68 0.85 ± 1.41
2.89 ± 1.41 -0.16 ± 0.57
0.40 ± 1.65 0.24 ± 1.66
Lebar jaringan berkeratin
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 3.30 ± 0.81
4.45 ± 1.11 -1.15 ± 0.71
3.52 ± 0.62 4.42 ± 1.34
-0.90 ± 0.83 -0.22 ± 0.95
0.03 ± 1.71 -0.25 ± 1.15
Ketebalan jar.berkeratin
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 1.01 ± 0.17
1.47 ± 0.43 -0.46 ± 0.44
1.04 ± 0.26 1.07 ± 0.21
-0.03 ± 0.32 -0.03 ± 0.25
0.40 ± 0.45 -0.43 ± 0.54
Kedalaman probing
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 1.41 ± 0.21
1.67 ± 0.32 -0.26 ± 0.29
1.49 ± 0.36 1.52 ± 0.49
-0.03 ± 0.45 -0.08 ± 0.34
0.15 ± 0.48 -0.23 ± 0.50
Level perlekatan klinis
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
- Awal - 6 bulan
- perbedaan 3.56 ± 0.61
1.77 ± 0.33 1.79 ± 0.56
3.69 ± 0.68 1.73 ± 0.52
1.96 ± 0.69 -0.13 ± 0.71
0.04 ± 0.57 -0.17 ± 0.62
Perbandingan dalam kelompok p 0.05 Perbandingan antar kelompok p 0.05 semua perbandingan dalam dan antar kelompok tidak
signifikan p 0.05.
Adapun hasil yang terlihat adanya perubahan yang signifikan dari kedua kelompok dalam hal tinggi resesi, lebar resesi, lebar jaringan berkeratin, serta
perbaikan level perlekatan klinis. Namun dalam hal ketebalan jaringan berkeratin terjadi pertambahan yang signifikan hanya dijumpai pada kelompok cangkok jaringan
ikat subepitel saja sehingga terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok cangkok jaringan ikat subepitel dengan flep posisi koronal semilunar.
Setelah pembedahan dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel terdapat keluhan sakit dari pasien oleh karena luka didaerah donor yang diambil dari palatum
sehingga pemberian analgetik diperlukan setelah pembedahan, namun pada teknik flep posisi koronal semilunar tidak ada keluhan rasa sakit pasca bedah. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 7 berikut.
7
Tabel 7. Intensitas sakit dan banyak analgetik yang diberikan pada 3 hari pertama pasca bedah Bittencourt S, Ribeiro EDP, Sallum EA, Sallum AW, Francisco HN, Casati MZ.
J Periodontol 2006; 77: 179
Day Intensitas sakit
Banyak analgetik yang diberikan CJIS
FPKS P
CJIS FPKS
p 1
1.44 0.00
0.02 0.53
0.00 0.02
2 0.24
0.00 0.32
0.06 0.00
0.32 3
0.18 0.00
0.32 0.06
0.00 0.32
hasil statistic signifikan p 0.05
Dari hasil penelitian diatas menunjukan bahwa perawatan resesi gingiva dengan menggunakan teknik cangkok jaringan ikat subepitel lebih baik dari pada
Arnita Abdianti Lubis : Penutupan Akar Gigi Yang Tersingkap Akibat Resesi Gingiva Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel, 2007.
USU Repository © 2009
teknik flep posisi koronal semilunar, namun rasa sakit yang ditimbulkan pada sisi donor setelah pembedahan terjadi pada kelompok cangkok jaringan ikat subepitel
sehingga diperlukan pemberian analgetik setelah pembedahan sedangkan pada kelompok flep posisi koronal semilunar tidak ada menimbulkan rasa sakit dan tidak
diperlukan pemberian analgetik.
4.3 Perbandingan Antara teknik Flep Posisi Koronal Dengan Atau