Medan Sunggal Latar Belakang

Tabel 1. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan No Kecamatan Pasar Tradisional Pasar Modern Jumlah Penduduk 1. Medan Helvetia 2 16 146.391 2. Medan Denai 1 22 142.850 3. Medan Petisah 3 5 62.227 4. Medan Polonia 3 9 53.873 5. Medan Barat 4 12 71.337 6. Medan Baru 4 32 39.817 7. Medan Perjuangan 4 - 94.088 8. Medan Timur 3 11 109.445 9. Medan Kota 9 39 73.122 10. Medan Maimun 2 15 39.903 11. Medan Deli 6 12 171.951 12. Medan Selayang 3 38 101.057 13. Medan labuhan 5 8 113.314 14. Medan Tuntungan 4 - 82.534

15. Medan Sunggal

3 33 113.644 16. Medan Johor 3 1 126.667 17. Medan Amplas 2 5 116.922 18. Medan Area 7 24 97.254 19. Medan Tembung 2 2 70.956 20. Medan Marelan 3 9 148.197 21. Medan Belawan 4 2 50.194 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan 2013 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pasar modern jauh lebih banyak dibandingkan dengan pasar tradisional. Ini menjadi bukti bahwa gaya hidup konsumen yang lebih memilih untuk membeli buah di pasar modern dibandingkan harus membeli buah di pasar tradisional. Dahulu pasar tradisional merupakan tempat utama yang dituju oleh konsumen untuk berbelanja. Tetapi karena adanya perkembangan dari waktu ke waktu banyak bermunculan pasar-pasar modern atau swalayan atau dikenal dengan nama supermarket Pangestu, 2007. Universitas Sumatera Utara Meskipun demikian, pasar tradisional masih menjadi pilihan bagi masayarakat untuk membeli buah karena pasar tradisional memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Harga yang rendah, lokasi yang strategis, keragaman buah yang lengkap, area penjualan yang luas, dan sistem tawar menawar yang menunjukan keakraban antar penjual dan pembeli merupakan kunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional. Perbedaan antara pasar tradisional dan modern yang paling jelas dapat kita lihat dari karakteristik produk pertanian yang dijual. Keunggulan yang dimiliki oleh pasar modern yang ditawarkan pada produk pertanian, yaitu menyediakan berbagai macam kebutuhan produk pada satu tempat berbelanja, produk yang dijual lengkap, kemudahan dalam mencari barang, kenyamanan berbelanja, kualitas produk baik, parkir luas dan aman serta kebersihan yang terjaga. Keunggulan yang dimiliki oleh pasar modern tersebut menimbulkan minat yang tinggi bagi konsumen untuk memilih pasar modern dalam memenuhi kebutuhan, dibandingkan dengan pasar tradisional yang cenderung kurang nyaman Dharmmesta dan Handoko, 2000 . Kehadiran peritel modern awalnya tidak mengancam pasar tradisional. Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen dari kalangan menengah keatas, saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang kumuh dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta harga jual rendah dan sistem tawar menawar konvensional. Namun sekarang ini kondisinya telah banyak berubah. Supermarket serta Hypermarket tumbuh bak cendawan di musim hujan. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan Universitas Sumatera Utara dimasyarakat. Sebagai konsumen, masyarakat menuntut hal yang berbeda di dalam aktivitas berbelanja. Kondisi ini masih ditambah semakin meningkatnya pengetahuan, pendapatan, dan jumlah keluarga berpendapatan ganda suami isteri bekerja dengan waktu berbelanja yang terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan nilai lebih dari setiap sen uang yang dibelanjakan. Peritel harus mampu mengakomodasi tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggalkan para pelanggannya Ekapribadi, 2007. Saat ini jumlah pasar modern di kota Medan semakin banyak bermunculan. Walaupun demikian, tidak serta merta membuat semua masyarakat beralih memilih berbelanja di pasar modern. Untuk mengetahui lebih jelas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan konsumen membeli di pasar modern perlu dilakukan penelitian secara ilmiah.

1.2 Perumusan Masalah