Faktor yang Mempengaruhi Volume Pembelian Buah Anggur Pada Konsumen Pasar Modern di Kota Medan

(1)

SKRIPSI

PRO DEO ET PATRIA SEMBIRING

090304041

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PEMBELIAN

BUAH ANGGUR PADA KONSUMEN PASAR MODERN

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

PRO DEO ET PATRIA SEMBIRING

090304041

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agrbisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( Ir. Thomson Sebayang, MT) ( Ir. Iskandarini, MM, Ph.D) NIP. 19571115 198601 1 001 NIP. 19640505 199403 2 003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

Pasar Modern Di Kota Medan”, dibimbing oleh Bapak Ir.Thomson Sebayang,MT dan Ibu Ir.Iskandarini,MM, PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan karakteristik konsumen yang membeli buah anggur di kota Medan, untuk menganalisis pengaruh faktor harga, produk, promosi dan tempat terhadap volume pembelian konsumen dalam membeli anggur. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Daerah penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive). Teknik pengambilan sampel digunakan metode accidental sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 70 orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda yang pengolahannya dibantu perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi volume pembelian konsumen buah anggur adalah harga, produk, promosi dan tempat. Variabel harga, produk, promosi dan tempat secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian namun, secara parsial hanya variabel produk berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. Variabel harga, promosi dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. 


(4)

RIWAYAT HIDUP

Pro Deo Et Patria Sembiring, lahir pada tanggal 14 Januari 19912 di Bandar Baru, merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara dari Ayahanda D.M.U. Sembiring dan Ibunda Dra D. Tarigan.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :  Pada tahun 1997 masuk di SD Swasta Methodist 1, Medan,

 Pada tahun 2003 masuk di SMP Methodist 1, Medan,  Pada tahun 2006 masuk di SMA Methodist 1, Medan,

 Pada tahun 2009 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

Selama menjalani masa perkuliahan, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanah Raja, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Juli s/d Agustus 2013. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus dengan mengikuti beberapa kepanitiaan seperti PORSENI dan Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis juga bergabung dalam kegiatan IMASEP seperti HUT IMASEP dan Latihan Dasar Kepemimpinan dan mengikuti beberapa kegiatan POPMASEPI. Pada bulan Desember 2014, penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kota Medan, Sumatera Utara.


(5)

rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor yang Mempengaruhi Volume Pembelian Buah Anggur Pada Konsumen Pasar Modern Di Kota Medan”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna menyelesaikan strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Ibu Ir Iskandarini MM, PhD selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, mengajarkan ilmu yang tak ternilai harganya, motivasi, arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. S selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU, yang memberikan kemudahan dalam perkuliahan.


(6)

2. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis, FP-USU yang telah mengajari dan membekali ilmu pengetahuan serta seluruh Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP-USU khususnya Kak Runi dan Kak Yani yang membantu penulis dalam administrasi kampus serta seluruh pegawai FP USU khususnya Kak Lisbet, Kak Ipen dan Bang Muliono.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua tercinta D.M.U. Sembiring dan Dra D. Tarigan yang tidak pernah lelah memberikan nasihat, cinta dan kasih sayang, serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang diberikan selama menjalani masa perkuliahan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang tersayang Immanuel Yekanas Sembiring S.E. serta keluarga besar penulis yang telah memberi motivasi, semangat, dan kasih sayang kepada penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada sahabat-sahabat Egi Sapa Bangun S.P, Lutfhi Ansyari S.P, Rizky Agung Pramisto S.P,Fauzi Indra Prawira,Taufik Ismail, Juara Sinaga, M.Ridwansyah dan Ruby Ginting yang telah memberikan semangat, kritik, saran, dan setia menemani penulis, serta teman dekat penulis yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Agribisnis FP-USU. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh rekan-rekan Agribisnis 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan memberikan doa serta dukungan kepada penulis.


(7)

mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Penelitian Terdahulu ... 9

2.3 Landasan Teori ... 9

2.3.1 Perilaku Konsumen ... 12

2.4 Kerangka Pemikiran ... 14

2.5 Hipotesis Penelitian ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18

3.3 Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ... 19

3.3.1 Jenis Dan Sumber Data ... 19

3.3.2 Metode Pengumpulan Data ... 20


(9)

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

4.1.1 Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim ... 26

4.1.2 Tata Guna Usaha ... 27

4.2 Keadaan Penduduk ... 27

4.2.1 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 28

4.2.2 Tingkat Pendidikan ... 29

4.3 Sarana dan Prasarana ... 30

4.4 Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Pasar Modern) ... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

5.1 Karakteristik Konsumen Buah Anggur ... 34

5.2 Variabel Harga, Produk, Promosi dan Tempat terhadap Volume Pembelian Buah Anggur ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 50

6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Rata – Rata Konsumsi kalori per kapita sehari Sumatera Utara

jenis buah-buahan tahun 2010 – 2011 (Kkal) 2 2 Produksi anggur di Indonesia 2008 - 2012 (Ton) 3 3. Nama Pasar Modern dan Lokasi Pasar Modern 17

4 Jumlah Sampel Konsumen Anggur 18

5 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota

Medan Tahun 2012 28

6 Tingkat Pendidikan 29

7 Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2012 30 8. Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 34 9 Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan 35 10 Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Pekerjaan 36 11. Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan

(Jiwa) 37

12 Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Pendapatan rata – rata

keluarga/bulan (Rp) 38

13 Distribusi Konsumen Berdasarkan Alasan Membeli Anggur 39 14 Distribusi Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi 40 15

Pendapat Konsumen Sampel Atas Perbandingan Kualitas Anggur

Dengan Buah Lainnya (Pisang, Apel dan Jeruk) 40 16

Distribusi Konsumen Sampel Berdasarkan Frekwensi Pembelian

Buah Anggur Dalam Sebulan 42

17 Tindakan Konsumen Pasca Pembelian Buah Anggur 44 18

Output Collinearity Statisctics Variabel Harga, Produk, Promosi

dan Tempat 44

19

Analisis Regresi Faktor – Faktor Mempengaruhi Volume


(11)

1 Tahap Proses Pembelian 11

2 Kerangka Pemikiran 15

3 Historgram Uji Normalitas Buah Anggur 45 4 Normal P-P Plot Uji Normalitas Buah Anggur 46 5 Scatter Plot Uji Heterokeditas Buah Anggur 47


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Karakteristik Konsumen Buah Anggur

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Volume Pembelian Konsumen 3. Tahap Proses Pembelian


(13)

Pasar Modern Di Kota Medan”, dibimbing oleh Bapak Ir.Thomson Sebayang,MT dan Ibu Ir.Iskandarini,MM, PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan karakteristik konsumen yang membeli buah anggur di kota Medan, untuk menganalisis pengaruh faktor harga, produk, promosi dan tempat terhadap volume pembelian konsumen dalam membeli anggur. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Daerah penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive). Teknik pengambilan sampel digunakan metode accidental sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 70 orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda yang pengolahannya dibantu perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi volume pembelian konsumen buah anggur adalah harga, produk, promosi dan tempat. Variabel harga, produk, promosi dan tempat secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian namun, secara parsial hanya variabel produk berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. Variabel harga, promosi dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. 


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan ragam jenis buah. Keanekaragaman jenis ini tampak dari rasanya yang manis, asam, sepat maupun pahit, dari bentuknya yang bulat maupun lonjong, dari ukurannya kecil maupun besar, dari tekstur kulit luarnya yang mulus, berlekuk, maupun berduri, bahkan dari warnanya yang hijau, kuning, jingga, maupun merah. Walaupun Indonesia kaya akan jenis buah, namun banyak penduduknya tidak peduli akan kekayaan itu (Nazarudin dan Fauziah Muchlisah, 1994).

Buah merupakan bahan makanan yang penting dikarenakan buah memiliki kandungan gizi yang dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Buah memiliki banyak vitamin dan zat mineral yang membantu metabolisme tubuh. Buah-buahan dewasa ini semakin mendapatkan perhatian dari masyarakat, baik sebagai bagian menu makanan maupun sebagai komoditas ekonomi yang menguntungkan. Salah satu buah yang memiliki kandungan gizi adalah anggur.

Anggur merupakan buah yang mempunyai rasa segar dan manis serta bermanfaat sebagai penghambat penuaan, sumber antioksidan, sumber kalium yang berguna untuk mengontrol tekanan darah serta dipercaya mencegah penyakit infeksi seperti influenza. Selain dimanfaatkan sebagai buah segar, anggur diolah menjadi

produk minuman fermentasi yang biasa disebut wine, dikeringkan menjadi kismis dan

untuk keperluan industri selai dan jeli. Anggur juga memiliki nilai gizi yang sangat baik.


(15)

Buah anggur merupakan komoditi yang bisa memberikan nilai tambah, dalam artian bisa dikonsumsi sebagai buah segar maupun diolah lebih lanjut sebagai jus anggur dan bila buah masuk kedalam waktu kedaluarsa buah bisa diolah menjadi minuman (Setiadi, 2007).

Kebutuhan terhadap buah-buahan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi. Kebutuhan buah-buahan juga cenderung meningkat dengan adanya kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buah-buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang baik bagi buah-buahan (Indriani, 1993).

Tabel 1 Rata-Rata konsumsi kalori per kapita sehari Sumatera Utara jenis buah-buahan tahun 2010 - 2011 (Kkal)

Daerah Sumatera Utara 2010 2011

Perkotaan 45,44 38,34

Pedesaan 44,34 47,51

Rata - rata 44,90 42,90

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa konsumsi buah-buahan masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2011 sebanyak 42,90 Kkal. Rata-rata konsumsi kalori buah - buahan ini mengalami penurunan sebanyak 2 Kkal dari tahun 2010.

Komoditi buah-buahan mempunyai potensi dan peluang pasar yang cerah, baik untuk keperluan pasar dalam maupun luar negeri. Indonesia sendiri melakukan impor setiap tahunnya. Pada umumnya jenis buah yang di impor


(16)

3

adalah varietas yang masih sulit tumbuh di Indonesia. Jenis buahnya antara lain anggur, jeruk, apel, pir, kurma, dan lain-lain (Satuhu, 1996).

Tabel 2 Produksi anggur di Indonesia 2008 - 2012 Tahun Produksi

Anggur(Ton)

Produksi Buah (Ton)

2008 21.970 18.027.889

2009 9.519 18.653.900

2010 11.700 18.313.507

2011 11.938 18.089.952

2012 15.525 18.246.774

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013

Melimpahnya produksi buah-buahan nasional dari tabel di atas membuktikan betapa besarnya potensi Indonesia dalam produksi buah-buahan. Potensi besar tersebut terbentuk karena dukungan dari kekayaan sumber daya alam dan iklim tropis yang kondusif. Dengan potensi seperti ini, maka sangatlah memungkinkan bagi Indonesia untuk menjadi negara yang tidak hanya mampu memenuhi sendiri kebutuhan buah-buahan masyarakatnya (swasembada), tetapi juga menjadi salah satu negara pengekspor besar buah-buahan. Tetapi sepertinya negara Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan akan buah-buahan dalam negeri sehingga harus mengimpor buah dari negara lain.

Dalam sebuah strategi pemasaran, pemasar tidak terlepas dari segmen pasar yang melibatkan konsumen sebagai objek pasar. Sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan


(17)

mampu memenuhinya. Sehingga seorang pemasar harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku konsumen (Simamora, 2008).

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan/konsumen. Jika petani dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan permintaan komoditi yang mereka usahakan maka masalah kegagalan pasar atau anjloknya harga dapat diminimalisasi. Oleh sebab itu, petani (pemasar) perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk membeli suatu produk (Kotler, 1997).

Dalam proses pemasaran produk, pemasar harus berusaha untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana konsumen mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga mau membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar. Persaingan yang ketat antar merek dan produk menjadikan konsumen memilki posisi yang semakin kuat dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2002).

Konsumen dalam membeli barang sering sekali akan membeli lebih banyak pada harga rendah dan akan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi. Produsen dalam memasarkan suatu produk juga perlu memperhatikan bagaimankah sikap seorang konsumen dalam menentukan jumlah dan komposisi


(18)

5

dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperoleh penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana terdapat dalam hukum permintaan (Sukirno, 1997).

Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang dan jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Schiffman dan Kanuk, 2007).

Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan antara dua atau lebih alternatif yaitu tindakan atau perilaku. Pilihan meliputi produk, merek, waktu pembelian, dan jumlah pembelian. Pilihan-pilihan itu digolongkan sebagai respons.

Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen (Setiadi, 2003).

Memahami perilaku konsumen tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap perilaku konsumen, termasuk terhadap volume pembelian berdasarkan itu, penulis menganggap perlu dilakukan penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi volume pembelian konsumen buah anggur khususnya bagi konsumen pasar modern.


(19)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen anggur di kota Medan ?

2. Bagaimana pengaruh faktor harga, produk, promosi dan tempat terhadap volume pembelian konsumen dalam membeli anggur ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan karakteristik konsumen yang membeli buah anggur di

kota Medan

2. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga, produk, promosi dan tempat terhadap volume pembelian konsumen dalam membeli anggur.

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki ketertarikan terhadap perilaku konsumen buah anggur.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan dan bahan studi untuk penelitian lebih lanjut.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang banyak disukai konsumen baik dalam bentuk segar maupun olahan. Tanaman anggur sudah cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun 1882 (Winarno, 1991).

Perawatan dalam budidaya tanaman anggur membutuhkan modal awal yang cukup tinggi serta padat karya, yang dimulai dari pemangkasan, pemupukan, penjarangan buah, pemanenan. Apabila kegitan-kegiatan diatas dilakukan dengan intensif dan menggunakan teknologi budidaya yang tepat maka usahatani atau agribisnis anggur cukup menguntungkan karena produktivitas per pohon berkisar 10-20 kg , dengan 2-3 kali panen per tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa buah anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menguntungkan (Sumarsono dkk, 2009).

Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitaceae. Buah ini biasanya digunakan untuk membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan kismis, atau dimakan langsung. Buah ini juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan adanya senyawa metabolit sekunder di dalam


(21)

buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas (Rukmana, 1999).

Anggur merupakan salah satu tanaman yang hidup pada daerah dataran rendah. Tidak seperti kebanyakan tanaman lainnya, tanaman anggur justru membutuhkan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan agar dapat tumbuh dengan baik dan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi. Curah hujan yang diperlukan oleh tanaman ini hanya 800 mm per tahun. Oleh karena itu, penyiraman yang berlebihan dapat mengganggu proses pembuahannya. Suhu untuk tumbuh maksimal adalah 31oC dan suhu minimum adalah 23oC dengan kelembapan udara berkisar antara 75-80% (Rukmana, 1999).

Anggur merupakan buah yang mempunyai rasa segar, dan manis serta bermanfaat sebagai penghambat penuaan, sumber antioksidan, sumber kalium yang berguna untuk mengontrol tekanan darah serta dipercaya mencegah penyakit infeksi seperti influenza. Selain dimanfaatkan sebagai buah segar, anggur diolah menjadi produk minuman fermentasi yang biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli. Anggur juga memiliki nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 g anggur paling tidak 25 komponen gizi yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya Kalsium, Kalium, Vitamin A, Vitamin C, dan Thiamin (Sauri dan Martulis, 1991).


(22)

9

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi pembanding, dalam hal ini tidak sama komoditi namun variabel- variabel yang digunakan relatif sama. Dalam hal ini digunakan rujukan dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Sara (2013) meneliti tingkat kepuasan konsumen terhadap gerai kopi di Kota Medan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan variabel terikat tingkat kepuasan dan variabel bebas harga, produk, promosi dan tempat didapat hasil yang menyatakan bahwa yang mempengaruhi tingkat kepuasan paling signifikan adalah faktor promosi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hutahaean (2007), dengan komoditi terong belanda, didapat hasil yang menyatakan bahwa secara serempak permintaan terong belanda dipengaruhi oleh harga, jumlah anggota keluarga, pendapatan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial yaitu kelompok acuan, peran dan status dengan perilaku konsumen dalam membeli terong belanda.

Landasan Teori

Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka mempelajari bagaimana


(23)

konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2004).

David L.Louden dan Albert J. Della Bitta mendefinisikan perilaku konsumsi sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. Sementara itu, pendapat Nessim Hanna dan Richard Wozniak bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivitas manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen (Umar, 2003).

Untuk merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk, mengkomunikasikannya kepada konsumen dan mendistribusikannya kepada pemakai akhir, pemasar dapat menggunakan faktor kepribadian dan gaya hidup. Penggunaan aspek gaya hidup dapat dilakukan dengan sikap, ketertarikan dan pendapat konsumen. Jadi sikap tertentu yang dimilki oleh konsumen terhadap suatu obyek tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang juga bisa dilihat pada apa yang disenangi dan disukainya. Gaya hidup seseorang juga bisa ditunjukkan dengan melihat pada pendapatnya terhadap obyek tertentu (Setiadi, 2003).

Perilaku konsumen sebagai tindakan yang terlibat secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel dkk,1994).


(24)

11

Pengena -lan Kebutu-han

Pengertian perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan.

Konsumen merupakan individu-individu dan organisasi yang membutuhkan suatu produk atau jasa dari sebuah organisasi untuk dikonsumsi, bukannya dijual atau diproses lagi. Seorang konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk, umumnya dipengaruhi juga oleh orang lain yang menjadi referensinya, keluarga, maupun kelompok lainnya (Mahyuni, 2007).

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian. Lima tahap proses pembelian (Kotler, 2004).

Gambar 1. Tahap proses pembelian

Permintaan dan penawaran atas barang-barang pertanian berkaitan erat dengan perkembangan atau boleh juga disebut harga mempengaruhi permintaan atau penawaran hasil pertanian. Menurut hukum ekonomi apabila harga naik maka

Penca-rian Informa-si

Evaluasi Alterna-tif

Proses Pembe-lian

Perilaku Pasca pembe-lian


(25)

permintaan akan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik, bila penawaran naik maka harga akan turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik ( Daniel, 2002 ).

Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan mengenai aktivias kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari.

Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi dan terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2004).

Perilaku Konsumen

Suatu cara untuk memahami perilaku konsumen adalah dengan mempelajari faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seseorang serta respon dari mereka terhadap faktor tersebut. Konsumen potensial terpengaruh oleh berbagai faktor pendorong termasuk marketing mix yang dilakukan oleh para penjual. Berbagai faktor tersebut menyatu dalam pikiran konsumen, diolahnya sedemikian rupa sampai akhirnya ia membuat keputusan pembelian, serta respon yang ia berikan terhadap faktor - faktor pendorong (stimulus) tersebut berupa tindakan membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.


(26)

13

Harga, nilai, maupun manfaat merupakan konsep yang saling berkaitan. Manfaat adalah atribut barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan konsumen. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat dipertukarkan dengan produk lainnya. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Kepercayaan konsumen terhadap ekonomi, psikologi konsumen dan perilaku beli konsumen ditentukan terutama oleh naik turunnya harga. Konsumen sangat tergantung pada harga sebuah indikator kualitas sebuah produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli sedangkan informasi yang dimliki tidak lengkap (Stanton, 1996).

2. Lokasi

Masalah lokasi merupakan masalah penting harus dipertimbangkan oleh pengecer. Masalah lokasi tersebut antara lain meliputi masalah banyaknya lokasi, strategi pengecer dalam memilih lokasi dan penetapan lokasi yang strategis sesuai dengan produk yang dijual. Tiga tingkat keputusan mengenai lokasi yang dihadapi oleh para ahli strategi pemasaran adalah seleksi pasar, analisis area, dan evaluasi tempat, ketiga hal ini penting untuk membedakan suatu usaha dengan para pesaingnya dalam benak konsumen yang ingin dilayani sehingga memungkinkan untuk mencapai keuntungan diferensial yang dapat dipertahankan atas para pesaingnya (Pangestu, 2007).

3. Produk

Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitas memuaskan yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan terhadap


(27)

keinginan konsumen. Konsumen yang puas selanjutnya kembali membeli produk tersebut (Kotler, 1994).

4. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna, maka konsumen tidak akan pernah membelinya (Kotler, 1994).

2.4 Kerangka Pemikiran

Anggur sangat disukai oleh konsumen pada saat ini karena dapat diolah dalam berbagai bentuk dan memiliki khasiat yang sangat baik. Konsumen anggur adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) anggur untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya. Konsumen anggur di Kota Medan adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi anggur buah segar.

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. Variabel-variabel bauran pemasaran tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan suatu strategi dalam usaha untuk mendapatkan posisi yang kuat di pasar. Tetapi dalam pelaksanannya, bauran pemasaran tersebut harus dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada atau bersifat fleksibel.

Perilaku konsumen atau keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh faktor harga, produk, promosi dan tempat. Konsumen akhirnya memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli setelah mempertimbangkan berbagai faktor


(28)

15

dalam membuat keputusan. Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan dengan dilakukannya pembelian anggur maka anggur tersebut dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.

Keterangan: Menyatakan pengaruh

Gambar 2: Kerangka Pemikiran

Perbandingan dengan buah lain

Rasa Ukuran

Warna Kesegaran

Vitamin Potongan Harga Pengaruh Orang

Lain Pelayanan Lokasi Fasilitas Kenyamanan Jarak

Volume Pembelian Aroma

Kesesuaian Harga Harga

Produk

Tempat Promosi


(29)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

1. Variabel harga, produk, promosi dan tempat berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur oleh konsumen pasar modern.


(30)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive yaitu suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan Medan sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia. Berikut ini diuraikan beberapa pasar modern di Kota Medan yang akan dijadikan tempat pengambilan konsumen pada saat penelitian berlangsung.

Tabel 3 Nama pasar modern dan lokasi pasar modern.

Nama Mall Kecamatan Nama Pasar

1. Medan Mall

Jl. MT Haryono No. 13 Medan Kota Macan Yaohan 2. Plaza Millenium

Jl Kapten Muslim No 111 Helvetia

Medan Helvetia PasarBuah

3. Brastagi Mall

Jalan Gatot Subroto No. 288 Medan Petisah Berastagi 4. Thamrin Plaza

JL. M.H. Thamrin 75 Medan Area Hypermart 5. Sun Plaza

Jl. H. Zainul Arifin No. 7 Medan Polonia Hypermart 6. Lotte Mart

Jl. Jend. Gatot Subroto KM 7,8

Medan Sunggal Lotte Mart

7. Carrefour

Jl. Jamin Ginting Padang Bulan Bl A1 Kawasan


(31)

Niaga

Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2012

Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non-probability sampling, jenisnya adalah Accidental sampling karena sesuai

untuk jenis penelitian yang mengukur perilaku konsumen. Accidental sampling dilakukan dengan cara memperoleh data dari sekumpulan populasi, yang cara memperoleh data untuk sampel tersebut dengan cara insidental atau secara kebetulan saja dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu.

Tabel 4 Jumlah sampel konsumen anggur.

Nama Mall/Pasar Modern Kecamatan Jumlah Sampel 1. Medan Mall

Jl. MT Haryono No. 13

Medan Kota 10

2. Plaza Millenium

Jl Kapten Muslim No 111 Helvetia

Medan Helvetia 10

3. Brastagi Mall

Jalan Gatot Subroto No. 288

Medan Petisah 10

4. Thamrin Plaza JL. M.H. Thamrin 75

Medan Area 10

5. Sun Plaza

Jl. H. Zainul Arifin No. 7

Medan Polonia 10

6. Lotte Mart

Jl. Jend. Gatot Subroto KM


(32)

19

7,8 Lalang 7. Carrefour

Jl. Jamin Ginting Padang

Bulan Bl A1 Kawasan

Niaga

Medan Baru 10

Total 70 Sumber : BPS, Kota Medan Dalam Angka 2012

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 70 sampel dengan alasan untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik ukuran sampel paling kecil adalah 30 sampel (Wirartha, 2006).

Jenis, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka, antara lain tentang harga. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa informasi atau keterangan verbal yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber informasi dengan menggunakan kuisioner dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui pihak ketiga seperti, BPS Kota Medan, internet dan instansi terkait.


(33)

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode survei. Metode survei adalah pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden. Jenis pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah pertanyaan berstruktur. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga sampel dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja. sampel yang dipilih adalah komsumen yang sesuai dengan kriteria pada penarikan sampel.

Kriteria konsumen yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

1. Konsumen sudah pernah melakukan pembelian anggur di salah satu dari 7 pasar yang menjadi objek penelitian.

2. Konsumen sudah berkeluarga dan berpenghasilan untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner.

3. Dalam satu rombongan keluarga hanya diambil satu orang yang menjadi responden dalam penelitian agar jawaban dalam kuesioner tidak saling mempengaruhi.

4. Dalam satu rombongan teman atau kenalan, pengisian kuesioner dilakukan pada masing - masing orang.

Penyebaran kuesioner dilakukan setiap hari. Waktu penyebaran kuesioner adalah (09.00-17.00 WIB). Pemilihan waktu tersebut dimaksudkan agar seluruh populasi konsumen terwakili pada pagi siang maupun sore hari, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan dari keseluruhan populasi di pasar tradisional dan pasar modern


(34)

21

Kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada responden. Pada penelitian ini, kuesioner dibagikan kepada responden selanjutnya diwawancarai di lokasi penjualan untuk memudahkan pendataan.

Metode Analisis Data

Untuk mengetahui karakteristik konsumen anggur akan dijelaskan secara deskriptif sesuai dengan variabel karakteristik konsumen yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah tanggungan dan pendapatan dengan menggunakan data yang diperoleh.

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesis yang akan diuji.

Hipotesis 1 akan diuji dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda .Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (harga, produk, promosi dan tempat) terhadap variabel terikat (volume pembelian). Persamaan regresi linear berganda dengan empat variabel bebas yaitu dengan menggunakan rumus :

Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + ε

Keterangan :


(35)

a = Koefisien intersep b1 = Koefisien regresi

X1 = Faktor Harga

X2 = Faktor Produk

X3 = Faktor Promosi

X4 = Faktor Tempat

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati (1994), multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya dengan melihat:

- Jika nilai toleransi atau VIF kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10. - Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8.

Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas. - Melihat nilai R2 (R square) yang tinggi sedangkan tidak ada satupun

variabel yang berpengaruh secara parsial (Sujianto, 2009). 2) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu / residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk


(36)

23

jumlah sampel kecil. Cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal apa tidak dalam model regresi adalah sebagai berikut:

3) Uji Heterokedastisitas

Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah dengan melihat gambar scatterplot dimana apabila tidak terjadi heterokedastisitas maka titik akan menyebar tanpa membentuk pola tertentu (menyebar di atas dan di bawah titil 0 sumbu y)

Uji Hipotesis

Semua data yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

a. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap pendapatan digunakan uji F.

Dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika Fhitung < Ftabel : H0 tolak ; H1 terima

Jika Fhitung≥ Ftabel : H1 tolak ; H0 terima

H0 terima artinya variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

H1 terima artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel terikat.

b. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap pendapatan digunakan uji t


(37)

Jika thitung < ttabel : H0 tolak ; H1 terima

Jika thitung≥ ttabel : H1 tolak ; H0 terima

H0 terima artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

H1 terima artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti (X1,X2,X3,X4) yaitu variabel harga, produk, promosi dan

tempat terhadap keputusan konsumen (Y) yang merupakan variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu( 0 < R2 < 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran penelitian ini maka digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:


(38)

25

1. Konsumen adalah individu yang membeli dan mengkonsumsi buah untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri dan anggota keluarganya.

2. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen individu dalam hal membeli dan mengkonsumsi anggur.

3. Harga adalah uang yang dikeluarkan untuk ditukarkan dengan produk yang ingin

dibeli.

4. Promosi adalah yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan

5. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen Sampel adalah konsumen yang membeli anggur di pasar modern.

6. Lokasi adalah sarana menyediakan produk yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan dan berupa lokasi, fasilitas, pelayanan dan kebersihan serta kenyamanan dari tempat.

7. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang dijalani oleh responden

8. Pendapatan adalah besarnya gaji/pensiunan/keuntungan usaha responden dalam

rupiah

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di pasar modern yang menjual anggur. 2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2014.


(39)

3. Sampel penelitian adalah konsumen yang membeli Anggur di Mall/Pasar Modern dan dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan.


(40)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kota Medan terletak diantara 30.27’- 30.47’ LU dan 980.35’- 980.44’ BT. Kota Medan memiliki topografi datar dengan ketinggian 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut dengan jenis tanah alluvial.

Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumatera Utara dan merupakan pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah 265,10 Km2. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura dan Sungai Deli. Adapun batas-batas Kota Medan adalah sebagai berikut :

Bagian Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur siang 31,30 C dan malam hari 24,10 C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari hujan 17,33 hh/bulan. Kelembaban udara di wilayah ini 76-82%, kecepatan angin rata-rata 0,57 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapannya tiap bulan 114,06 mm.


(41)

Tata Guna Usaha

Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas umum, hotel, tempat rekreasi, dan lahan-lahan pertanian.

Keadaaan Penduduk

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk secara optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Dibanding hasil proyeksi penduduk dalam buku Kota Medan Dalam Angka 2011, terjadi pertambahan penduduk sebesar 5.580 jiwa (0,26%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 Km2, kepadatan penduduk mencapai 7.987 jiwa / km2.


(42)

29

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Medan terdiri dari jumlah penduduk yang cukup besar. Dari tahun ke tahun jumlahnya terus bertambah. Banyaknya penduduk dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Jumlah ini juga terus bertambah dari tahun ke tahun. Berikut akan ditampilkan data menurut tahun 2012. Adapun data jumlah penduduk berdasarkan umur dan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Medan tahun 2012

Golongan Umur

Laki-laki Perempuan

Jumlah

Jiwa Jiwa

0 – 4 99.365 94.516 193.881

5 – 9 93.989 89.238 183.227

10 – 14 96.369 90.745 187.114

15 – 19 107.151 111.075 218.226

20 – 24 114.763 123.788 238.551

25 – 29 95.927 99.767 195.694

30 – 34 86.896 89.404 176.300

35 – 39 78.118 81.688 159.806

40 – 44 70.535 73.299 143.834

45 – 49 59.847 62.115 121.962

50 – 54 49.928 51.970 101.898

55 – 59 38.483 39.156 77.639

60 – 64 24.422 25.508 49.930

65 – 69 14.792 17.588 32.380

70 – 74 9.978 12.746 22.724

75 + 7.312 12.326 19.638

Jumlah 1.047.875 1.074.929 2.122.804


(43)

Tingkat Pendidikan

Melihat jumlah penduduk yang tinggi, sebaiknya masyarakat Kota Medan juga memiliki tingkat pendidikan yang tinggi pula. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kota Medan bervariasi jumlahnya untuk setiap tingkat pendidikan. Berdasarkan data yang tersedia, dapat dilihat masih banyak penduduk Kota Medan yang belum pernah sekolah. Untuk lebih jelasnya, data penduduk kota Medan berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja.

Tabel 6.Penduduk Kota Medan berumur ≥15 tahun (yang termasuk dalam angkatan kerja) menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kelamin tahun 2012

Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan Laki-laki (jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa) 1 Tidak Sekolah / Belum Tamat SD / SD

69.406 57.166 126.572

2 SMP 122.308 58.734 181.042

3 SMA 193.533 107.320 300.853

4 SMK 105.107 35.868 140.975

5 Diploma I / II / III 22.139 24.456 46.595

6 Akademi/Universitas 84.822 55.284 140.106

Jumlah 597.315 338.828 936.143


(44)

31

Sarana dan Prasarana

Semakin baik sarana dan prasarana di Kota Medan maka akan mempercepat laju pembangunan. Cepatnya laju pertumbuhan ekonomi maka akan mempengaruhi kemajuan laju ekonomi di Kota Medan. Sarana dan prasarana suatu daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah.

Sarana yang mendukung perkembangan suatu daerah adalah sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, serta sarana dan prasarana beribadah. Adapun paparan data mengenai sarana dan prasarana di Kota Medan akan ditampilkan pada tabel 7.

Tabel 7. Sarana dan prasarana di Kota Medan Tahun 2012

No Keterangan Swasta Negeri Total

Pendidikan

1 SD 437 382 819

2 SMP 351 48 399

3 SMA 181 21 202

4 SMK 147 13 160

Kesehatan

1 Rumah Sakit 67 9 76

2 Rumah Bersalin - - 117

Tempat Ibadah

1 Mesjid - - 976

2 Musholla - - 535

3 Gereja - - 526

4 Kuil - - 141

5 Wihara - - 133

6 Klenteng - - 34


(45)

Gambaran umum lokasi penelitian (Pasar Modern)

Medan Mall

Medan Mall adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota Medan yang berada di Jl. MT Haryono No. 13. Ukurannya cukup luas dan dikelilingi oleh pasar besar bernama Pusat Pasar. Pusat perbelanjaan ini antara lain ditempati oleh Matahari Department Store dan Macan Yaohan Supermarket. Medan Mall sering sekali padat pengunjungnya karena lokasinya yang dekat dengan pasar tersebut.

Tepat di sebelah timur mal ini terdapat pula Plaza Olimpia yang telah lama ada jauh sebelum Medan Mall dibangun. Di sebelah Barat dan Barat Laut tedapat Gedung Uniland dan Stasiun Besar Kota Medan (sekitar 500 m)

Plaza Millenium

  Plaza Millenium adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Kecamatan Medan Helvetia tepatnya di Jl Kapten Muslim No 111 Helvetia. Plaza Millenium merupakan plaza yang dikhususkan bagi penjualan peralatan elektronik serta perangkat komputer. Walaupun begitu, banyak juga kebutuhan sehari-hari yang diperjualkan di plaza ini. Plaza Millenium juga sering dijadikan tempat bagi penyelenggaraan event.

Brastagi Supermarket

Brastagi Supermarket Medan berda di Jalan Jendral Gatot Subroto No. 288 Medan. Awal mulanya supermarket ini bernama The Club Store, namun pada tanggal 6 Juli 2006 berubah menjadi Supermarket Brastagi. Produk yang dijual


(46)

33

pada ritel ini awalnya berfokus pada buah-buahan, sayur-sayuran, makanan dan minuman, kemudian ditambah dengan kebutuhan sehari-hari dan peralatan rumah tangga. Untuk buah-buahan, sayur-sayuran ,ikan, daging, dan roti yang dijual di Supermarket Brastagi selalu dalam keadaan fresh yang sesuai dengan visi mereka sehingga strategi ini menjadi daya tarik utama untuk menjaring konsumen lebih banyak dan menjadi market leader.

Thamrin Plaza

Thamrin Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota Medan tepatnya di JL. M.H. Thamrin 75. Thamrin Plaza terletak di Jalan Thamrin dan bisa dicapai dari gerbang lain selain gerbang depan, yaitu dari Jalan Asia dan Jalan Bakaran Batu. Thamrin Plaza terletak berdekatan dengan Pasar Ramai, yang merupakan salah satu pasar terbesar di Medan. Pasar yang lumayan lengkap ini pantas dikunjungi setelah selesai berbelanja di Thamrin Plaza. Mempunyai bermacam-macam toko pakaian, alat rumah tangga, warung makanan, toko kosmetik, toko sepatu, toko perhiasan, dan lain-lain.

Hypermart Sun Plaza

Sun Plaza Medan adalah bangunan yang terbesar, pusat perbelanjaan yang baru terletak dipusat Kota Medan dan berlokasi di Jl. H. Zainul Arifin No. 7. Sun Plaza merupakan pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sun Plaza didirikan tahun 2003, pusat perbelanjaan dibangun 4 lantai ini dirancang dengan konsep mal keluarga.

Sun Plaza dibuka pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi penduduk setempat. Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan


(47)

ini ramai dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sun Plaza berdekatan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Mesjid Agung Medan, SMA Negeri 1 Medan dan Apartemen Cambridge.

Lotte Mart

Lotte Mart yang terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto KM 7,8 adalah sebuah hypermarket yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan, elektronik, dan barang lainnya. Lotte Mart adalah sebuah divisi dari Lotte Co, Ltd yang merupakan salah satu makanan yang paling umum dan layanan belanja di Korea Selatan dan Jepang.

Carrefour

Carrefour berada di Plaza Medan Fair yang terletak di Jl. Jamin Ginting Padang Bulan Bl A1 Kawasan Niaga. Carrefour menyediakan segala produk yang dibutuhan oleh masyarakat Medan seperti SEMBAKO (Sembilan bahan pokok), berbagai jenis makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, produk kecantikan, perlengkapan mandi, pakaian, perlengkapan/perabotan rumah tangga, alat-alat elektronik dan barang pelengkap lainnya.

Hypermart Carrefour memiliki segmen pasar yang luas yaitu mencakup semua lapisan masyarakat dari konsumen yang berpendapatan rendah, menengah sampai atas. Hal ini sebagai peluang yang sangat baik bagi manajemen untuk menarik pelanggan agar mau berbelanja ditempat ini sesuai dengan strategi yang dijalankan oleh Carrefour yang menjual produk paling murah, paling lengkap dan menjamin kualitas barangnya.


(48)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Konsumen Buah Anggur

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli buah anggur di salah satu pasar modern pada lokasi penelitian yang sudah ditentukan. Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan dan proses pengambilan keputusan dalam pembelian yang terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap keputusan pembelian dan tahap pasca pembelian.

a. Umur

Umur merupakan salah satu variabel yang berhubungan dengan tingkat produktifitas kerja. Produktifitas kerja tergambar dari proporsi kelompok umur yang tergolong usia produktif yaitu usia 15-55 tahun. Keadaan umur sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8 Distribusi konsumen sampel berdasarkan kelompok umur.

No. Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%)

1. 0-14 0 0

2. 15-55 57 27,1

3 >55 13 30

Jumlah 70 100,0

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa konsumen buah anggur di daerah penelitian yang berada dalam kelompok umur usia produktif ada sebanyak 57


(49)

jiwa atau sebesar 81,4%. Selebihnya berada pada kelompok usia non produktif sebanyak 13 jiwa atau 18,6 %.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan dan kemampuan dalam menentukan sikap dan perilaku. Konsumen dapat menentukan sikap terhadap suatu produk baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan konsumen sampel adalah sebagai berikut. Tabel 9 Distribusi konsumen sampel berdasarkan tingkat pendidikan.

No. Tingkat Pendidikan (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%)

1. SD 1 1,5

2. SLTP 20 28,6

3 SMA 2 2,8

4 Diploma 9 12,8

5 Sarjana 32 45,7

6 Pasca Sarjana 6 8,6

Jumlah 70 100,0

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen buah anggur di

daerah penelitian, dominan berada pada taraf berpendidikan tinggi (tingkat diploma, sarjana, dan pasca sarjana) dengan jumlah 47 jiwa atau 67,2 %,

selebihnya berada taraf berpendidikan menengah (SMP dan SMA) berjumlah 22 jiwa atau 31,4% dan berada pada taraf berpendidikan rendah (SD) ber jumlah 1 jiwa atau 1,5 %.


(50)

37

c.Pekerjaan

Tenaga kerja (man power) adalah kelompok penduduk dalam usia kerja, mampu bekerja atau melakukan kegiatan ekonomis dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jenis pekerjaan dari sampel konsumen buah anggur di daerah penelitian bervariasi sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 10 Distribusi konsumen sampel berdasarkan pekerjaan

No. Pekerjaaan Jumlah

(Jiwa)

Jumlah (%)

1. Ibu Rumah Tangga 6 8,6

2. Pegawai Negeri 18 25,7

3. Pegawai Swasta 18 25,7

4. Wiraswasta 21 30

5. Lainnya 7 10

Jumlah 70 100,0

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan konsumen buah anggur di daerah penelitian dominan berprofesi sebagai pegawai (negeri dan swasta) sebanyak 36 jiwa atau sebesar 51,4 %, disusul kemudian oleh konsumen yang berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 21 jiwa atau sebesar 30%. Selebihnya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan profesi lainnya sebesar 13 jiwa atau 18,6%.


(51)

d. Jumlah Tanggungan

Banyaknya jumlah anggota dalam suatu keluarga atau rumah tangga mengindikasikan banyaknya jiwa yang harus ditanggung. Semakin besar jumlah anggota keluarga maka semakin berat pula beban yang akan ditanggung termasuk untuk memenuhi kebutuhan masing-masing anggota keluarga, terutama untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah. Jumlah tanggungan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11 Distribusi konsumen sampel berdasarkan jumlah tanggungan (jiwa)

No. Jumlah

Tanggungan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%)

1. 2 4 5,7

2. 3 21 30

3 4 24 34,3

4 5 20 28,5

5 >5 1 1,5

Jumlah 70 100,0

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 11 dapat dilihat jumlah tanggungan konsumen anggur di daerah penelitian yang terbesar berada pada kelompok 3 dengan jumlah 24 jiwa atau 34,3 % dan yang terkecil pada kelompok >5 dengan jumlah 1 jiwa atau 1,5 %.

e. Pendapatan

Semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Ketika tingkat pendapatan meningkat, maka kemampuan masyarakat untuk membeli beraneka ragam kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Pendapatan sampel penelitian sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.


(52)

39

Tabel 12 Distribusi konsumen sampel berdasarkan pendapatan rata - rata keluarga/bulan (Rp)

No. Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%) 1. 500.000 – 1.500.000 1 1,5 2. 1.500.000 – 2.500.000 8 11,4 3 2.500.000 – 3.500.000 15 21,4 4 3.500.000 – 4.500.000 19 27,2 5 4.500.000 – 5.500.000 16 22,8

6 >5.500.000 11 15,7

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 12 diketahui besar pendapatan konsumen anggur di daerah penelitan yang terbesar berada pada kelompok 3.500.000 – 4.500.000 dengan jumlah 19 jiwa atau 27,2 % dan yang terkecil pada kelompok 500.000 – 1.500.000 dengan jumlah 1 jiwa atau 1,5 %.

f. Tahap Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan langkah awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhannya. Dalam proses pengenalan kebutuhan, pembeli akan menyadari bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan antara keadaan nyata (penawaran pasar) dengan keadaan yang diinginkan (kebutuhan atau demand). Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif. keputusan pembelian.. Sampel penelitian membeli anggur disebabkan berbagai alasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.


(53)

Tabel 13 Distribusi konsumen sampel berdasarkan alasan membeli anggur No. Alasan Jumlah

(Jiwa)

Jumlah (%)

1. Selera 15 21,5

2. Gaya Hidup 6 8,5

3 Kandungan Gizi 32 457

4 Coba - coba 16 22,8

5 Lainnya 1 1,5

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 3

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa alasan konsumen di daerah penelitan dalam membeli anggur terbesar adalah kandungan gizi dengan jumlah 32 jiwa atau 45,7 % dan yang terkecil adalah lainnya dengan jumlah 1 jiwa atau 1,5 %.

g.Tahap Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen telah tertarik untuk lebih banyak mencari informasi. Seorang konsumen yang telah tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu. Jumlah pencarian yang dilakukan oleh konsumen tergantung pada kuatnya dorongan, jumlah informasi yang sudah dimilikinya, kemudahan dalam memperoleh informasi yang lebih banyak, nilai tambah yang diberikan dari setiap informasi tambahan yang baru diperoleh, dan kepuasan yang konsumen dapatkan dari pencarian informasi yang dilakukan. Sampel penelitian mendapatkan informasi mengenai pasar modern yang menjual anggur dapat dilihat pada tabel berikut.


(54)

41

Tabel 14 Distribusi konsumen sampel berdasarkan sumber informasi No. Sumber Informasi Jumlah

(Jiwa)

Jumlah (%) 1. Media elektronik/cetak 33 47,1

2. Teman 36 51,4

3 Lainnya 1 1,5

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 3

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa konsumen buah anggur di daerah penelitan mendapatkan informasi mengenai salah satu pasar modern yang menjadi tempat yang menjual anggur terbesar adalah melalui teman dengan jumlah sampel 36 jiwa atau 51,4% dan selebihnya mendapatkan informasi melalui media elektronik/cetak dan lainnya dengan jumlah 34 jiwa atau 48,6 %.

h.Tahap evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen menggunakan informasi yang telah ia peroleh untuk mengevaluasi merek - merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Pada umunya konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana dalam suatu situasi pembelian, mereka dapat saja menggunakan proses eveluasi yang kompleks. Sampel penelitian membandingkan buah anggur dengan buah lainnya secara umum untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15 Pendapat konsumen sampel atas perbandingan kualitas anggur dengan buah lainnya (pisang,apel dan jeruk).

No. Perbandingan dengan buah lain Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%)

1. Lebih Baik 57 81,5

2. Sama Baik 11 15,7

3 Lebih Buruk 0 0

4 Tidak Tahu 2 2,8

Jumlah 70 100


(55)

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa pendapat konsumen buah anggur di daerah penelitian atas perbandingan kualitas buah anggur dibandingkan buah lain secara umum lebih baik memiliki jumlah sampel terbesar yaitu 57 jiwa atau 81,5% dan tidak ada sampel yang memilih lebih buruk.

i.Tahap keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk proverensi terhadap produk atau merek yang menjadi pilihannya. Namun demikian apakah konsumen nantinya akan membeli atau tidak, dipengaruhi oleh orang lain dan faktor keadaan yang tidak terduga. Frekwensi pembelian konsumen buah anggur dalam sebulan dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16 Distribusi konsumen sampel berdasarkan frekwensi pembelian buah anggur dalam sebulan.

No. Frekwensi Pembelian Jumlah (Jiwa)

Jumlah (%)

1. Pertama kali 33 47,2

2. Lebih dari sekali 37 52,8

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 3

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa konsumen di daerah penelitan membeli buah anggur dalam sebulan lebih dari sekali merupakan yang terbesar dengan 37 jiwa atau 52,8% dan yang baru pertama kali membeli anggur berkisar 33 jiwa atau 47,2%.


(56)

43

j.Tahap pasca pembelian

Setelah membeli suatu produk konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan merupakan fungsi dekatnya harapan dari pembeli terhadap produk tersebut dan jika sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen sebagai pembeli akan puas. Tindakan yang diambil konsumen pasca mengkonsumsi suatu produk merupakan gambaran dari tingkat kepuasan konsumen atas suatu produk. Tindakan konsumen buah anggur pasca pembelian di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17 Tindakan konsumen pasca pembelian buah anggur. No. Tindakan Jumlah

(Jiwa)

Jumlah (%) 1. Tetap Mengkonsumsi 44 62,8 2. Tidak Mengkonsumsi 26 37,2

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 3

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa tindakan yang akan diambil konsumen buah anggur di daerah penelitan akan tetap mengkonsumsi buah anggur walaupun terjadi peningkatan harga dengan jumlah 44 jiwa atau 62,8% dan yang tidak mengkonsumsi jika terjadi peningkatan harga sebanyak 26 jiwa atau 37,2%.


(57)

Pengaruh Variabel Harga, Produk, Promosi dan Tempat Terhadap Volume Pembelian Buah Anggur

Variabel yang dimasukkan sebagai variabel terikat dalam hal ini adalah volume pembelian, sedang variabel harga, produk, promosi dan tempat ditentukan sebagai variabel bebas. Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat diuji dengan uji kesesuaian model, tetapi data yang akan dipakai terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas dan uji heterokeditas.

A. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

  Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas dalam suatu model regresi. Jika terdapat korelasi yang tinggi di antara variabel - variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.

Ada tidaknya multikolinearitas diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dari masing-masing variabel. Jika nilai Tolerance lebih besar dari 1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terdapat multikolinearitas. Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas Pada tabel berikut ini diperlihatkan hasil dari uji multikolinearitas antar variabel yang digunakan.


(58)

45

Tabel 18 Output collinearity statistics variabel harga, produk, promosi dan tempat

Variabel Tolerance VIF

Harga 0,895 1,117

Produk 0,895 1,117

Promosi 0,880 1,136

Tempat 0,929 1,077

Sumber : Data diolah dari lampiran 2

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari masing - masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas di dalam model regresi tersebut. 2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing - masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Hasil uji normalitas residual dipaparkan sebagai berikut.


(59)

Gambar 3 Histogram Uji Normalitas Data

Berdasarkan tampilan histogram kurva dependent variabel dan regression standarized residual membentuk gambar seperti lonceng. Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas yang memperlihatkan data terdistribusi secara normal analisis regresi layak digunakan.


(60)

47

Gambar 4 Normal P-P Plot Uji Normalitas Data

Berdasarkan tampilan normal p-p plot regression standarized, terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu,berdasarkan uji normalitas analisis regresi layak digunakan meskipun ada sedikit plot yang menyimpang dari garis diagonalnya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.


(61)

Gambar 5 Scatter Plot Uji Heterokedastisitas Data

Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi, dapat dilihat pola titik-titik pada scatter plot dari output regresi dan disajikan di atas. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa menyebar dengan pola tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka pada model regresi tersebut tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

Dari analisis regresi buah anggur di atas, dapat dilihat bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas di dalam model regresi buah tersebut, regresi tersebut juga berdistribusi normal, dan tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi buah anggur tersebut.


(62)

49

B. Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model digunakan setelah data yang akan diuji tidak multikolinearitas, normal dan tidak heterokeditas maka data tersebut dapat digunakan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi volume pembelian buah anggur.

Tabel 19 Analisis Regresi Faktor-Faktor Mempengaruhi volume pembelian Konsumen Anggur di Kota Medan.

Penduga Koefisien Regresi

t Sig F

Konstanta Harga Produk Promosi Tempat R2 0,866 -1,905 10,682 0,043 1,162 0,691 0,390 0,061 0,000 0,966 0,250 Non-Sig Sig Non-Sig Non- Sig Sumber : Data diolah dari lampiran 2

Model yang diperoleh dari hasil regresi di atas adalah :

Y = 0,866 – 1,905 X1 + 10,682 X2 + 0,043x3 + 1,162 x4

Dengan koefisien regresi yang bernilai negatif sebesar -1,905 menunjukkan bahwa semakin tinggi harga buah anggur maka semakin rendah jumlah pembelian buah anggur di daerah penelitian sedangkan variabel produk, promosi dan tempat bernilai positif menunjukkan bahwa variabel produk, promosi dan tempat berbanding lurus dengan jumlah pembelian.


(63)

1. Uji koefisien determinasi (R2)

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,691. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas harga, produk, promosi dan tempat dapat menjelaskan variabel terikat volume pembelian anggur di kota Medan sebesar 69,1 %.

2. Uji – F (Uji Simultan/Serempak)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti pengaruh yang terjadi berlaku signifikan untuk populasi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa nilai signifikansi F 0,000. Bahwa angka ini lebih kecil dibandingkan dengan α sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas harga, produk, promosi dan tempat secara serempak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian.

3. Uji – T (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.


(64)

51

a. Harga

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa secara parsial ternyata variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,06) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan

H1 ditolak. Hal ini mengatakan bahwa variabel harga tidak berpengaruh secara

parsial terhadap volume pembelian anggur di daerah penelitian. b. Produk

Secara parsial ternyata variabel produk berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,00) lebih kecil dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini mengatakan bahwa bahwa variabel produk

berpengaruh secara parsial terhadap volume pembelian anggur di daerah penelitian. Produk berpengaruh secara signifikan dikarenakan semakin baik kualitas barang yang dipasarkan semakin banyak pula jumlah pembelian buah anggur di daerah penelitian.

c. Promosi

Secara parsial ternyata variabel promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,096) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini mengatakan bahwa variabel

promosi tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume pembelian anggur di daerah penelitian.Promosi di daerah penelitian memang masih kurang hal ini


(65)

menyebabkan promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pembelian.

d. Tempat

Secara parsial ternyata variabel tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,25) lebih besar dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini mengatakan bahwa variabel

tempat tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume pembelian anggur di daerah penelitian. Tempat perbelanjaan seperti pasar modern/pasar buah belum banyak atau fasilitas yang dimiliki pasar modern tersebut belum memenuhi keinginan konsumen.


(66)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Karakterisitik konsumen yang membeli buah anggur di daerah penelitian dominan dari kalangan profesional (Wiraswasta,Pegawai Swasta dan Pegawai Negeri), berumur 15-55 tahun, berpendidikan tinggi ( Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana), memiliki jumlah tanggungan keluarga 4 orang dan berpendapatan berkisar Rp.3.500.000 - Rp.4.500.000

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume pembelian konsumen buah anggur adalah harga, produk, promosi dan tempat. Variabel harga, produk, promosi dan tempat secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur di daerah penelitian , namun secara parsial hanya variabel produk saja yang berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. Variabel harga, promosi dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur.

Saran

Kepada Pedagang

1. Pedagang menjual buah anggur harus mengontrol dan menjaga kualitas dan kesegaran buah anggur yang dipasarkan.

2. Pedagang sebaiknya menjual buah anggur dalam kemasan yang rapi.


(67)

Kepada Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume pembelian buah anggur dengan menambahkan variabel lain seperti budaya, sosial dan psikologis konsumen.


(68)

55

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Medan Dalam Angka

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Indriani, Y. H. 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kotler, P. 1994. Dasar –Dasar Pemasaran. Intermedia, Jakarta

Kotler P. & Gary Armstrong . 1997. Dasar – Dasar Pemasaran. Prenhalindo, Jakarta

Limakriskna, Nandan dan Supranto. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3EE, Jakarta.

Nazaruddin dan Fauziah Muchlisah. 1994 . Buah Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghali Indonesia, Jakarta.

Nuwamarhaeni, S., D. Prihatini, dan E.P. Pohan. 1999. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penebar swadaya, Bogor.

Philip Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran.Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, Jakarta.

Rukmana, Rahmat. (1999). Anggur; Budidaya & Penanganan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta.

Sauri dan Martulis. (1991). Budidaya Anggur. Usaha Nasional, Surabaya.

Schiffman, L.G. dan L.L.Kanuk. 2007. Consumen Behaviour. New Jersey Prentice Hall, USA.

Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana, Jakarta.

Simamora, B. 2008. Paduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Grafindo, Jakarta.

Soemarsono, R.S, B. Nusantoro dan A. Suryadi. 1995. Perbandingan keuntungan usahatani anggur pada beberapa varietas unggul. Laporan Sub Balithorti. Malang.


(69)

Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Penerbit Kerja Sama : PT. Ghalia Indonesia dengan MMA-Institut Pertanian Bogor.

Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor

Sunarjono, H. Hendro. 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryani,Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno. 1991. Asal usul tanaman anggur dan penyebarannya dalam Budidaya Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.

Wirartha, I.M. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta.


(1)

2  Coba ‐ Coba  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari  Sekali 

Tetap Mengkonsumsi  3  Selera  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  4 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  5 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  6 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tidak Mengkonsumsi  7 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  8 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  9  Selera  Media 

Sama 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  10 

Kandungan 

Gizi  Media 

Sama  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  11 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tidak Mengkonsumsi  12 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  13 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  14 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  15 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  16 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari  Sekali 

Tetap Mengkonsumsi  17 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  18 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  19 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  20 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  21  Coba ‐ Coba  Teman 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  22 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  23  Coba ‐ Coba  Teman 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  24 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Sama  Baik 

Lebih dari 


(2)

62

25  Coba ‐ Coba  Media 

Tidak 

Tahu  Pertama 

Tidak Mengkonsumsi  26  Selera  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tidak Mengkonsumsi  27 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  28 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  29 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  30 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  31  Coba ‐ Coba  Teman 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  32 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  33  Coba ‐ Coba  Teman 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  34 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  35 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  36  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  37  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  38 

Kandungan 

Gizi  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  39  Coba ‐ Coba  Teman 

Lebih 

Baik  Pertama 

Tetap Mengkonsumsi  40  Selera  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  41  Gaya Hidup  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  42  Gaya Hidup  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  43  Selera  Teman 

Tidak 

Tahu  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  44  Selera  Teman 

Tidak 

Tahu  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  45  Selera  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  46  Selera  Media 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  47 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 


(3)

Lampiran 3. Proses Pembelian Oleh Konsumen Sampel (Sambungan) 

No  Kebutuhan  Informasi Evaluasi  Keputusan  Pasca Pembelian  48  Selera  Media 

Sama 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  49  Lainnya  Lainnya 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  50  Selera  Media 

Sama  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tidak Mengkonsumsi  51  Gaya Hidup  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  52  Coba ‐ Coba  Teman 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  53  Gaya Hidup  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  54 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  55  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  56  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  57  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  58 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  59  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  60  Gaya Hidup  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari  Sekali 

Tetap Mengkonsumsi  61 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  62 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  63  Selera  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  64  Selera  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tetap Mengkonsumsi  65  Selera  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  66 

Kandungan 

Gizi  Media 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  67  Coba ‐ Coba  Media 

Lebih 

Baik  Pertama  Tidak Mengkonsumsi  68  Gaya Hidup  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 

Sekali  Tetap Mengkonsumsi  69  Selera  Teman  Lebih  Pertama  Tetap Mengkonsumsi 


(4)

64

Baik  70  Selera  Teman 

Lebih  Baik 

Lebih dari 


(5)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .831a .691 .672 .32913 .691 36.264 4 65 .000

a. Predictors: (Constant), Tempat, Promosi, Harga, Produk b. Dependent Variable: Pembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.713 4 3.928 36.264 .000a

Residual 7.041 65 .108

Total 22.754 69

a. Predictors: (Constant), Tempat, Promosi, Harga, Produk b. Dependent Variable: Pembelian


(6)

18

Lampiran 4. Output SPSS (Sambungan)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .453 .523 .866 .390

Harga -.188 .099 -.139 -1.905 .061 -.234 -.230 -.131 .895 1.117

Produk .590 .055 .779 10.682 .000 .814 .798 .737 .895 1.117

Promosi .005 .108 .003 .043 .966 .135 .005 .003 .880 1.136

Tempat .075 .064 .083 1.160 .250 .282 .142 .080 .929 1.077