Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Pematang Siantar

(1)

KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PEMATANG

SIANTAR O L E H

Nama : FITRI ANJELLINA NIM : 072600014

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH:

Nama : FITRI ANJELLINA Nim : 072600014

Program Studi : D III Administrasi Perpajakan

Judul : PROSEDUR PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SAMSAT PEMATANG SIANTAR

Ketua Prodip III Dosen Pembimbing Supervisor Adm.Perpajakan

Drs.M.H.Thamrin Nst,Msi Drs.Humaizi MA

NIP. 196401081991021001 NIP. 060078528 Alfan Jamil

Dekan

NIP. 196207031987111001 Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA


(3)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan PKLM ini telah diujikan oleh Panitia Penguji Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU

Pada Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tim Majelis Penguji

Tanda Tangan

1. Ketua (______________________)


(4)

Asalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin.Berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari Allah SWT, Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan pada Kantor Samsat Pematang Siantar.Yang mana tugas akhir ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Sebagaimana manusia yang tidak terluput dari kekurangan, penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum cukup sempurna.Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang membutuhkan saran dan perbaikan, demi peningkatan kualitas keilmiahan dimasa yang akan datang.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat dipergunakan dimasa yang akan dating.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dari pertolongan Allah SWT, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.Oleh karenanya dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Tugianto dan Ibunda Elni Saragih, yang

telah memberikan dorongan, doa dan segenap rasa cinta dan kasih sayang kepada penulis.


(5)

3. Bapak Drs. M Husni Thamrin Nst,M.Si selaku Ketua Jurusan Prodip III Adaministrasi Perpajakan FISIP USU.

4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan saran dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Drs. M. Sianturi, SE.M.Si selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Pematang Siantar.

6. Semua Staf dan Karyawan di Kantor SAMSAT Pematang Siantar yang telah

memberikan banyak bantuan kepada penulis.

7. Seluruh PRODIP III. Administrasi Perpajakan FISIP USU atas kemudahannya

dalam segala urusan administrasi.

8. Buat pacar aku yang tercinta Shufi Ghazali Amsar (opie) yang telah banyak

membantu dan memberikan motivasi dan kesetiaannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Buat sahabatku yang tersayang Sabrina Hasibuan, yang telah banyak

membantuku

10.Buat adik ku M. Eliyanto penulis yang telah memberi samangat aku dalam

penyusunan skripsi ini.

11.Buat temen-temen baik penulis Hana, kurniawan, Pay,Sapriani yang telah


(6)

Wassalammualaikum Wr.Wb

Medan, 14 Juni 2010

Penulis,


(7)

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7

E. Metode Pengumpulan Data ... 8

F. Sistematika Penulisan Laporan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daeah Provinsi Sumatera Utara ...11

B. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Provinsi Sumatera Utara ...15

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ...16

D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ...19


(8)

B. Sumber Pendapatan Daerah ...22

1. Jenis-jenis Pajak Daerah ...23

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ...24

3. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ...25

C. Dasar Pengenaan, Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak...25

1. Tarif Pajak BBN-KB...27

2. Dasar Pendenaan BBN-KB ...28

3. Massa Pajak, Saat Pajak Terhutang dan Wilayah Pemungutan BBN-KB ...29

5. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ...29

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Sistem Penilaian Dalam Pemungutan BBN-KB ...32

B. Syarat Pengurusan BBN-KB ...33

C. Prosedur BBN-KB ...35

D. Kegiatan Pelayanan BBN-KB ...38

E. Contoh Perhitungan BBN-KB...40

F. Kendala dan upaya yang dihadapi dalam pemungutan BBN-KB ...42

G. Mekanisme Pelayanaan Kantor SAMSAT ...43

H. Daftar Realisasi PKB dan BBN-KB ...44


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

A. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan Negara yang sangat berpengaruhi dan memiliki peranan yang terpenting bagi Negara Indonesia adalah pajak.Baik Pajak pusat maupun Pajak Daerah.Tinggi rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan Negara terhadap pembangunan nasional.

Untuk maningkatkan penghasilan tersebut pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan untuk mendukung perkembangan dan kemajuan negara.Pemerintah Pusat memberikan kewenangan kepada tiap-tiap daerah yaitu kewenangan pemerintah Daerah untuk melakukan kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan dengan tujuan untuk membangunan daerahnya.

Setiap Pajak Daerah pada pelaksanaannya telah diatur dalam peraturan Daerah.Dalam perturan daerah ini diatur semua yang menyangkut tentang subjek,objek,tarif serta bagaimana aturan pelaksanaanya.Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2000 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air.Dengan peraturan Daerah akan mendapatkan pemasukan kas daerah melalui pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di Atas Air.


(11)

Setiap pemilik kendaraan mengetahui tentang Bea Balik Nama ini dengan tujuan untuk memastikan keabsahan kepemilikan kendaraan bermotor tersebut.Dalam hal mengetahui tentang BBN ini yang terpenting adalah mengetahui tentang prosedur pelaksanaannya.Karena dengan mengetahui prosedur pelaksanaannya kita dengan mudah dalam melaksanaan Bea Balik Nama ini. Baik kemudahaan bagi Wajib Pajak itu sendiri maupun bagi petugas pelakasanaan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas,penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dalam pelakasanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakan salah satu syarat kelulusan dalam program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara dengan judul:

“Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematang Siantar”.


(12)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Tujuan di laksanakannya PKLM ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor .

2. Untuk mengetahui tentang subjek dan objek serta tarif yang dikenakan

terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan

pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

4. Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan penanganan masalah yang terjadi

dalam prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor .

Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah :

1.Bagi Mahasiswa

a) Mengaplikasi teori yang di pelajari di bangku perkuliahaan .

b) Mengetahui lebih jelas tentang prosedur pemungutan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor.


(13)

2. Bagi Kantor SAMSAT Pematang Siantar

a) Memperoleh ide-ide baru baik dan perbaikan sistem birokrasi Kantor

Samsat Pematang Siantar.

b) Membina hubungan yang baik dengan Universitas Sumatra Utara

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c) Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kepada masyarakat.

3. Bagi Universitas Sumatera Utara

a) Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatra Utara

khusussnya dengan Kantor Samsat Pematang Siantar.

b) Memberikan uji nyata terhadap di siplin ilmu yang telah di sampaikan

melalui bangku perkuliahan.

c) Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya

Dinas Pendapatan Daerah.

d) Mengusahakan adanya umpan balik untuk kurikulum perbaikan dan


(14)

C. Ruang Lingkup dan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan mandiri ini meliputi :

1. Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB).

2. Masalah yang muncul dalam pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBNKB) .

3. Realisasi penerimaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB).

4. Cara perhitungan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


(15)

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Metode dalam pelaksanaan Praktik Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Tahap persiapan

Yaitu kegiatan yang di lakukan oleh mahasiswa sebelum terjun ke langsung melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi kegiatan seperti :

a. Pemilihan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri

b. Pemilihan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri

c. Pengajuan judul dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik Kerja

Lapangan Mandiri.

d. Penetapan judul dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik Kerja

Lapangan Mandiri

e. Pengajuan proposal dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik

Kerja Lapangan Mandiri.

f. Mempersiapakan surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi untuk mencari data- data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori,menelaah peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan,buku-buku dan catatan-catatan ataupun bahasa tertulis yang berhubungan lansung dengan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(16)

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara lansung pada objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.Pengamatan yang di lakukan sesuai dengan data-data yang ada pada instansi yang bersangkutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan apa yang di kerjakan pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri antara lain :

1. Data Primer (bersumber dari kantor Sistem Administrasi di Bawah Satu

Atap Pematang Siantar).

2. Data Sekunder (bersumber dari buku-buku ilmiah,Undang-Undang yang

berhubungan dengan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor).

5. Analisis dan Evaluasi

Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara faktual dan cermat mengenai pelaksanaan Prosedur Pelaksanaan Bea Balik Nama kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT Pematang Siantar.


(17)

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam Praktik Keja Lapangan Mandiri ini ada tiga metode yang di gunakan dalam usaha untuk mengumpulkan data yaitu :

1. Daftar Pertanyaan

Yaitu dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor SAMSAT mengenai hal-hal yang menjadi objek pembahasan.

2. Daftar Observasi (Pengamatan).

Yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati ,mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang di berikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak melakukan pekrjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

3. Daftar Dokumentasi

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan membuat daftar dekomentassi yang telah diperoleh dari instansi.


(18)

F. Sistematika Penulisan Laporan

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini, penulisan membagi sistematika penulisan kedalam beberapa bab yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang Praketk Kerja Lapangan Mandiri,perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian,ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri ,metode penelitian dan sistematika penuliasan penelitian.

Bab II Deskripsi Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKLM)

Berisikan tentang gambaran umum tentang Kantor SAMSAT Pematang Siantar serta tugas dan fungsi Kantor SAMSAT Pematang Siantar khususnya mengenai Bea Blik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Bab III Gambaran Data Objek Pajak

Berisikan tentang data-data yang di peroleh selama melaksanaan praktik dan merupakan sebagai dasar dalam membuat laporan.Adapun isi dari bab ini mengenai apa saja yang menyangkut tentang prosedur pemungutan Bea Balik Nama baik dari dasar hukum sampai dengan pelaksanaannya di Kantor SAMSAT Pematang Siantar.


(19)

Bab IV Analisa dan Evaluasi

Pada bab ini penulisan menjelaskan tentang data-data yang telah di kumpulkan melalui proses analisa dan evaluasi selama masa penelitian.

Bab V Penutup

Dalam bab ini penulis akan mencoba memberikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hal-hal yang telah di kemukakan pada uraian bab-bab sebelumnya.


(20)

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara

Pada mulanya,urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam kordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan.Berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur Kepala Tingkat I Sumatera Utara No.102/II/GSU tanggal 6 maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara,Biro Keuangan sejak tanggal 16 mei 1973 .Dengan demikian bagian Pajak dan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 maret 1975

No.137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 november 1974 No. Finmat 7/15/3/74), Maka terhitung sejak 1 april 1974, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah.


(21)

Selanjutnya, pada tanggal 1 september 1975 No. KUPD 3/12/43 Tentang Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I diseluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah.Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Tingkat I Sumatera Utara No.143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 1976,yang mulai berlaku 31 maret 2976.Setelah Otonomi Daerah,tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah diatur dalam Perda Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.060.25.K Tahun 2002.

Pada tanggal 1 april 1978 resmilah didirikan Kantor SAMSAT ,yang melayani pengurus Surat-surat Kendaraan Bermotor .

SAMSAT merupakan singkatan dari Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari Tiga Instansi yang mempunyai tugas dan fungsi berbeda tetapi mempunyai objek data yang sama yaitu Kendaraan Bermotor yang berdomisili di Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(22)

Instansi yang terkait dalam Kantor SAMSAT yaitu

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.

2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi

Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Persero) Jasa Raharja Utama Pematang


(23)

Berdirinya Kantor SAMSAT adalah merupakan tindak lanjut dari Surat keputusan bersama Tiga Menteri (Menhamkan, Menteri Keuangan, dan Menteri dalam Negeri) yang membentuk kerjasama dengan Sistem baru yang disebut dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On line Under Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat pemilik Kendaraan Bermotor yang bedomisili didaerah Sumatera Utara.

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui

penerimaan dari sektor PKB dan penerimaan dari sektor BBNKB.

3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa

Raharja Pematang Siantar.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, keteriban dan kelancaran


(24)

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2001 tentang

Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala Tingkat I Sumatera Utara No.060.254.K Tahun 2002 Tentang Tugas, Fungsi, da Tata Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah adalah menyelenggarakan sebagian kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas pokoknya,Dispenda berfungsi :

- Menyiapkan bahan perumusan

perencanaan/program,kebijaksanaan, dan pembinaan teknis di bidang Pendapatan Daerah.

- Menyelenggarakan pembinaan, program pengelolaan.Pajak

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air di Bawah Tanah dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,Retribusi dan Pendapatan lain-lain,Pengendalian dan Pembinaan.

- Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan ketetapan Kepala


(25)

Selain melaksanakan tugas pokoknya juga berfunsi sebagai coordinator dibidang Pendapatan Daerah, dimana dari sumber penerimaan pendapatan tersebut yang secara langsung dikelola oleh Dispendasu antara lain pemungutan yang bersumber dari Pajak Daerah dan beberapa penerimaan lainnya sedangkan pungutan PAD lainnya dikelola secara teknis oleh instansi/unit kerja di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam melakukan fungsi tersebut, maka dispendasu berupaya melakukan koordinasi dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi guna peningkatan Pendapatan Daerah yang setiap tahunnya tertuang dalam APBN atau P.APBD sebagai sumber Keuangan Daerah untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah, pelaksanaan kepada masyarakat.

C. Susunan Struktur dan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Susunan dan Struktur Organisasi Uni Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendapatan serta rincian tugas pokok,fungsi dan uraian tugas masing-masing ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.

Susunan Organisasi Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan membantu Kepala Dinas dalam pengadminstrasian dan pengutipan PKB,PKDA,Palak ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan Lain-lain.


(26)

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan mempunyai fungsi :

1) Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar

pendataan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

2) Menyelenggarakan optimalisasi potensi pengadministrasian

dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapakan.

3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Menyusun dan menyampaikan rencana kebutuhan

Kauangan,Personil dan Peralatan dan Ketatausahaan,UPTD, sesuai standar yang ditetapkan

2) Menyelenggarakan pengolahan Keuangan, Personil, Peralatan,


(27)

3) Menghimpun bahan atau data dari seksi lainnya,untuk pembukuan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapkan

4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD

sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

5) Memperjuangakan pelaksanaan tugasnya kepada UPTD sesuai

dengan bidang tugas dan fungsinya

c. Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Melaksanakan pendapatan potensi,penetapan dan

penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda PKB dan BBN-KB sesuai dengan standar yang ditetapkan

2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Kepala

UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya

3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan tugasnya

4) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD


(28)

Kepala Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air(PKDA) mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Melakukan pendapatan potensi,penetapan dan penagihan,

menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar yang jumlah tagihan, tunggakan dan denda Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB sesuai dengan standar yang ditetapakn

2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD

sesuai dengan bidang dan fungsinya

3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya Kepada

Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan fungsinya

e. Kepala Seksi Retribusi

Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Melakukan pendataan potensi, penatapan dan penagihan,

menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftan jumlah tagihan, tunggakan, dan denda Retribusi sesuai dengan standar yang ditetapkan

2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD

sesuai dengan bidang dan fungsinya

3) Memperanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala UPTD sesuai dengan bidng dan fungsinya


(29)

1) Melakukan pendapatan potensi, penetapan dan penagihan , menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan, dan denda Retribusi sesuai dengan bidang dan fungsinya

2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD

sesuai dengan bidang dan fungsinya

3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan fungsinya


(30)

Tabel 1 : Gambaran Pos Pelayanan Pendapatan Daerah Dinas Pendapatan Daerah (SAMSSAT) Pematangsiantar.

Berdasaarkan Personil Pendidikan Jumlah

Berdasarkan Pangkat atau Golongan

PHL (Pegawai Harian Lepas) Petugas Polri

Jasa Raharja

Tamatan SMA Tamatan D III Tamatan SI Golongan III/d Golongan III/c Golongan III/b Golongan III/a Golongan II/d Golongan II/c Golongan II/b Golongan II/a 25 orang 2 orang 10 orang 3 0rang 3 orang 3 orang 9 orang 2 orang 3 orang 2 orang 4 orang 6 orang 7 orang 7 orang

Jumlah 86 orang

BAB III


(31)

Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh,kita

Harus mengetahui defenisi pajak.Adapun pengertian pajak menurut :

1. Prof.DR.Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar –dasar hukum

pajak dan Pendapatan, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksaa) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang lansung dapat di tujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

2. Prof.DR.P.J.A Adriani( Hukum Pajak), Pajak adalah iuran kepada

Negara( yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peratuaran dengan tidak mendapat prestasi kembali,yang lansung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai peneluaran-pengeluaran umum yang berhubunagan dengan tugas Negara untuk menyelenggaraan pemerintah.

3. Dr.Soeparman Soemahawidjaja, Pajak adalah iuran wajib berupa uang

atau barang yang di pungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna ,menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah :

22


(32)

b) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditujukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

c) Pajak dipungut oleh Negara,baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

d) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak,terlihat adanya 2 (dua) fungsi pajak :

1. Fungsi Penerimaan( Budgeter )

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah,contoh :dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi Mengatur( Reguler )

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang social dan ekonomi, sebagai contoh : dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras,sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan.

B. Sumber Pendapatan Daerah


(33)

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ,maka pengertian Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih.Sedangkan Pendapatan Asli Daerah adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan Daerah bersumber dari :

1. Pendapatan Asli Daerah,yang bersumber dari :

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan,yang terbagi atas :

a. Dana Alokasi Umum ( DAU )

b. Dana Alokasi Khusus ( DAK )

3. Lain-lain Pendapatan yang sah

Salah satu sumber pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah.Pajak daerah adalah pajak-pajak yang di pungut oleh Pemerintah Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota) yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan yang hasil pemungutannya digunakan

untuk pembiyaan rumah tangga daerahnya.Sedangkan menurut UU No 34 Tahun 2004, Pajak Daerah adalh iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan 25


(34)

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pebangunan daerah.

Pajak Derah sebagai sumber Pendapatan Daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah, yang bertujuan untuk meningkatakan dan meratakan kesejahteraan masyarakat.Dengan demekian,Daerah mampu melaksakan Otonomi yaitu dapat membantu Rumah Tangga-nya sendiri

1. Jenis-jenis Pajak Daerah

Dalam literatur pajak dan public finance,pajak dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan ,weewenang,sifat dan lain sebagainya.Pajak Daerah termasuk ke dalam klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutannya.Artinya pihak yang berwenang dan berhak memungut Pajak Daerah adalah Pemerintah Daerah.Selanjutnya Pajak Daerah ini dapat di klasifikasikan kembali menurut wilayah kekuasaan pihak pemungutannya.

Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi :

a. Pajak Propinsi

Pajak Propinsi adalah Pajak Daearah yang dipungut oleh pemerintah daerarah tingkat propinsi.Pajak Propinsi berlaku sampai saat ini terdiri dari :

1) Pajak Kenadaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


(35)

b. Pakak Kabupaten/Kota

Pajak Kabupaten/Kota adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota,yang terdiri dari :

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor termasuk golongan Pajak Daerah yang

dipungut oleh Pemerintah Propinsi.Bea Balik Nama kendaraan Bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atau pemasukan ke dalam Badan Usaha.


(36)

3. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor menuru peraturan

Pemerintah No.34 Tahun 2000 adalah Pajak atas penyerahaan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hiba,warisan,atau pemasukan Badan Usaha.Dasar hukum pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :

o UU No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No.18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah

o PP No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

o Perda Provinsi Sumatera Utara No.3 Tahun 2002 tentang PKB

o Perda Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002 tentang BBN-KB

o Peraturan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002

tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

o Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.973/1620.K/2002 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Sumatera Utara No.4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air


(37)

Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.973/1621.K/2002 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

A. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Yang menjadi Objek dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan Kendaraan Bermotor.Termasuk penyerahaan Kendaraan Beramotor adalah pemasukan kendaraan bermotor dari luar negeri untuk di pakai secara tetap di Indonesia,kecuali :

a) Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan

b) Untuk diperdagangkan

c) Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia

d) Digunakan untuk pameran,penelitian, contoh dan kegiatan olahraga

bertaraf internasional kecual;I apabila selama 3 (tiga)tahun berturut-berturut tidak dikeluarkan kembali dari Wilayah Indonesia.

Pengecualian objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Penyerahan Kendaraan Bermotor kepada :

a) Pemerintah Pusat,dan Pemerintah Daerah kecuali yang dipakai

oleh Badan Usaha Milik Negara ataupun Badan Usaha Milik Daerah

b) Kedutaan,Konsultan,Perwakilan Asing,dan Lembaga-lembaga


(38)

c) Pemerintah Kabupaten/Kota.

B. Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Yang dimaksud Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah

Orang Pribadi atau Badan yang dapat menerima penyerahaan kendaraan bermotor.Sedankan Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahaan kendaraan bermotor.Wajib Pajak dapat mewakilkan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kepada :

a) Untuk orang pribadi adalah orang yang bersngkutan,kuasanya atau

ahli warisnya

b) Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya.

C. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Tarif yang berlaku sesuai dangan pasal 9 (Sembilan)PERDA Propinsi Sumatera Utara No.9 Tahun 2002 adalah :

A. Untuk Penyerahan Pertama:

a. 10% ( sepuluh persen ) untuk Kendaraan Bermotor Bukan

umum,seperti sepeda motor,mobil sedan jeep,pick up atau yang sejenisnya yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

b. 10% ( sepuluh persen )untuk Kendaraan Bermotor Umum, seperti

alat pengangkutan umum ( angkot )berupa bus,bus mini,sedan taxi atau pengankutan umum lainnya yang sejenis yang digunakan untuk kepentingan umum.


(39)

c. 3% ( tiga persen ) untuk Kendaraan Bermotor Alat-alat berat dan Alat-alat besar.

B. Untuk Penyerahan Kedua dan selanjutnya adalah :

a. 1% (satu persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Bukan Umum

b. 1% (satu persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Umum

c. 0,3 ( nol koma tiga persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Alat-alat

berat dan besar

C. Untuk Penyerahan karena warisan adalah :

a. 0,1% ( nol koma satu persen ) untuk Kendaraan Bermotor Bukan

Umum

b. 0,1% ( nol koma satu persen ) untuk Kendaraan Bermotor Umum

c. 0,03% ( nol koma nol tiga persen ) untuk Kendaraan Bermotor

Alat-alat Berat dan Besar.

D. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor umum ditetapakan sebesar 60% (enam puluh enam persen) dari nilai jual beli kendaraan bermotor.

Dasar pengenaan PKB dan BBN;KB untuk alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) dari nilai jual kendaraan bermotor. (Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2007 pasal 6)


(40)

D. Cara Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif BBN-KB dengan Dasar Pengenaan Pajak BBN-KB

Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

E. Wilayah Pemungutan Bea Balik Nama Kandaraan Bermotor

BBN-KB yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor didaftarkan, dimana Orang Pribadi atau Badan yang menyerahakan Kendaraan Bermotor waji melaporkan secara tertulis kepada Kepala Daerah atas terjadinya penyerahaan hak milk tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari sejak penyerahaan Kendaraan Bermotor.

Dan apabila terjadi pemindahan Kendar an Bermotor dari satu Daerah ke daerah lain,maka Wajib Pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan bukti pelunasan BBN-KB di Daerah asalnya berupa surat keterangan fiscal antar daerah.Dimana Pemungutan BBN-KB merupakan satu kesatuan dengan pengurus Administrasi Kendaraan Bermotor.

F. Surat Pemberitahuan

Wajib Pajak BBN-KB waijb mendaftarkan Penyerahan Kendaraan Bermotor dengan mengisi SPTPD(surat pemberitahuan pajak daerah) dalam jangka waktu paling lama 30(tiga puluh) hari sejak saat penyerahan (untuk kendaraan


(41)

bekas),sedangkan untuk penyerahan Kendaraan Bermotor yang baru dalam jangka waktu paling lama 14(empat belas) hari sejak penyerahan.

SPTPD harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau orang yang diberi kuasa olehnya.

SPTPD sekurang-kurangnya harus memuat :

a. Nama dan alamat lengkap pemilik

b. Tanggal penyerahan

c. Jenis merak,isi selinder,tahun pembuatan,warna,nomor rangka,dan

nomor mesin.

Bentuk, isi, kualitas, dan ukuran SPTPD ditetapkan oleh Kepala Daerah berpedoman kepada kepuusan Mentri Dalam Negeri


(42)

ANALISA DAN EVALUASI DATA

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,yang dimaksud dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut atas setiap penyerahan Kendaraan Bermotor. Penyarahan yang dimaksud adalah penyerahan sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar, hibah, termasuk hibah wasiat dan hadiah,warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.

Kendaraan Bermotor menyatakaanan bahwa orang/badan tersebutlah yang berhak atas Kendaraan Bermotor itu, dalam artian merekalah yang sah memiliki dan menguasai Kendaraan Bermotor. Kepemilikan Kendaraan Bermotor ini adalah sama halnya seperti kita memiliki Surat Akte Kepemilikan Rumah ataupun Sertifikat Tanah yang pada intinya menyatakan hak milik.

Tetapi pada kenyataannya masih banyak pihak yang menyepelekan akan hak kepemilikan kendaraan bermotor.Hal ini dapat dimaklumi karena masih banyak pihak yang tidak mengerti atau mengetahui tentang bagaimana caranya mengurus Bea Balik Nama Kendaraa Bermotor. Jangankan tata cara pengurusnya, tempat mereka harus mengurus dan membayar BBN-KB pun tidak tahu,Apalagi dengan tata caranya.


(43)

A. Sistem Penilaian Dalam Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Pemungutan Pajak Daerah (BBN-KB) adalah suatu kesatuan kegiatan yang

dilakukan yang dimulai dari menghimpun data objek dan sabjek pajak, menentukan besarnya pajak yang terhutang sehingga kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pangawasan penyetorannya.

Pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah pada umumnya tidak dapat diberikan

kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dengan menggunakan Suarat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) khusus bagi pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor terdiri dari 5 (lima) lembar :

 Lembar pertama untuk Wajib Pajak

 Lembar kedua untuk DIPENDA Provinsi Sumatera Utara

 Lembar ketiga untuk PT.(AK) Jasa Raharja

 Lembar keempat untuk Bendahaawan Khusus Penerima


(44)

Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiaban pajak harus menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Kepada Wajib Pajak yang telah mendapat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SPTPD) dapat dikeluarakan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo (selama 30 hari), maka STPD yang disampaikan kepada Kepala Daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 2% (dua persen) per bulan,berlaku paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila Wajib Pajak sudah mendapat STPD tetapi tidak juga membayar pajaknya,maka Kepala Daearah dapat mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah atau Surat Paksa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

B. Syarat Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Jika terjadi penyerahan hak milik kendaraan bermotor, maka Orang pribadi atau Badan yang telah menerima penyerahan hak milik (dalam hal ini dianggap sebagai Wajib Pajak BBN-KB )wajib mendaftarkan penyerahan Kendaraan Bermotor dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan.

SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas,benar, dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau orang yang diberi kuasa.


(45)

Dalam SPTPD Memuat Sekurang-kurangnya tentang :

- Nama dan alamat lengkap pemilik

- Tanggal penyerahan

- Jenis, merek, isi silinder, tahun pembuatan, warna, nomor

angka dan nomor mesin

Adapun yang menjadi syarat dalam pengurus BBN-KB secara umum Wajib Pajak (Orang pribadi atau Badan) ataupun kuasanya harus melampirkan dan menyerahkan berkas-berkas sebagai berikut :

a) BPKP (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) asli + foto copy

b) STNK (Surat tanda nomor Kendaraan Bermotor) asli + foto copy

c) KTP (Kartu tanda penduduk) asli + foto copy

d) Bukti Penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat


(46)

- Kuitansi jual beli (jika terjadi karena jual beli Kendaraan Bermotor)

- Bukti tukar menukar Kendaraan Bermotor (jika terjadi

pertukaran Kendaraan Bermotor)

- Surat hibah (termasuk hibah karena wasiat, hadiah, atau

pemasukan ke Badan Usaha).

- Hasil checking fisik Kendaraan Bermotor yang telah

ditandatangani oleh petugas check fisik di Kantor SAMSAT tersebut

- SKPD (Surat ketetapan Pajak Daerah) tahun sebelumnya

C. Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Adapun prosedur-prosedur yang harus dilalui dalam melaksanakan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :

Pendaftaran dalam hal ini yang dilakukan oleh Wajib Pajak adalah :

a. Pendaftaran


(47)

- Pengambilan Formulir SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)

- Pengisian Formulir SPTPD

- Pendaftaran berkas

- Menyampaikan berkass yang telah ditandatangani oleh Wajib

Pajak atau kuasanya

b. Penelitian Berkas

Dalam tahapan ini petugas meneliti kelengkapan berkas yang meliputi:

- Check persyaratan dan kelengkapan berkas

- Pendaftaran (entry)

- Menyampaikan berkas kepada bagian penetapan

c. Penetapan

Yang digunakan pada bagian penetapan ini adalah sebagai berikut :

- Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)

- Mencheck ketetapan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah


(48)

d. Final Checking

Pada bagian ini petugas melakukan hak-hal sebagai berikut :

- Meneliti kebeneran perhitungan

- Meneliti kebeneran penetapan

- Meneliti data pajak dalam Ketetapan BBN-KB

e. Pembayaran

Prosedur pada bagian ini adalah sebagai berikut :

- Menerima pembayaran dari Wajib Pajak (loket kasir)

- Membukukan hasil penerimaan

- Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK

- Menyampaikan berkas kepada petugas kartu boks (arsip)

- Menyampaikan berkas belum bayar penagihan

f. Penagihan

Yang menjadi tugas dibagian ini adalah sebagai berikut :


(49)

- Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak (STP) yang belum mendaftar dan menunggak kepada Wajib Pajak

- Membuat penetapan denda tunggakan pajak yang

menyelesaikan tunggakan

- Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada kartu boks

D. Kegiatan Pelayanan BBN-KB

Kegiatan pelayanan BBN-KB dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Pematang Siantar dengan instansi yang terkait yaitu POLRI, DIPENDA dan PT.(AK) Jasa Raharja.Dalam pelaksanaan pelayanan BBN-KB, para petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan Wajib Pajak yang langsung membayar pajaknya daripada kuasa Wajib Pajak, untuk itu disiapkan loket-loket bagi Wajib Pajak dan kuasnya Wajib Pajak.

A. Cara Perhitungan BBN-KB

Sufi Ghazali Amsar,seorng penduduk bertempat tinggal di Jl.Karang Sari Pematang Siantar membeli sebuah sepeda motor keluaran tahun 2007 dengan merek Honda Supra Fit/NF 100 SL dari Bapak Tugianto yang beralamat di Jl.Adam Malik Pematang Siantar seharga Rp..500.000,-(sebelas juta lima ratus ribu rupiah).


(50)

a. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhiuntuk mengurus BBN-KB?

b. Berapakh Pajak BBN-KB yang harus dibayar oleh Shufi Ghazali

Amsar?

B. Syarat-syarat yang harus diserahkan oleh Shufi Ghazali Amsar adalah sebagai berikut :

- Menyerahkan BPKP (Bukti Kepemilikan Kendaraan

Bermotor) asli + foto copy atas nama Bapak Tugianto

- Menyerahkan STNK asli +foto copy

- Menyerahkan KTP Shufi Ghazali Amsar yang asli +foto copy

- Menyerahkan kuitansi jual beli kendaraan bermotor yang asli

antara Shufi Ghazali Amsar dan Bapak Tugianto

- Menyerahkan hasil Checking kendaraan bermotor yang telah

disetujui oleh pihak SAMSAT (Kepolisian)

- Menyerahkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) tahun


(51)

C. Perhitungan Pajak BBN-KB :

- Pembelian yang dilakukan oleh Shufi Ghazali Amsar adalah

pembelian kendaraan bermotor bekas (bukan baru) dari dealer agen atau penyalur/orang lain.

- Jenis kendaraan bermotornya adalah kendaraan bermotor

bukan umum Sepada motor merek Honda type NF 100 SL buatan tahun 2007

- Harga kendaraan bermotor sesuai kutansi jual beli adalah Rp.

8.500.000,-

- Tarif yang berlaku untuk penyerahan kedua kendaraan bermotor bukan umum adalah 1% (satu persen) sesuai dengan PP.Sumatera Utara No.4 Tahun 2002

g. Daftar nilai jual kendaraan bermotor untuk Honda type 100 SL berdasarkan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2004 adalah sebagai berikut :

Jenis/merek/Tipe Tahun

Pembuatan

Bobot NIlai Jual

Kendaraan Bermotor

Honda Supra

Fit/NF/100 SL


(52)

Perhitungan :

Rumus : Tarif x Rp. 8.500.000,-

= 1 % x Rp. 8.500.000,-

= 1/100 x Rp.8.500.000,-

= Rp. 85.000,

G. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB

- Alamat Wajib Pajak tidak lengkap misalnya nomor rumah

sehingga sulit untuk menagih BBN-KB

- Banyak Wajip Pajak yang masih memiliki Kendaraan sendiri tidak

mampu membayar Pajaknya berhubung karena keadaan ekonomi H. Upaya dalm Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB

- Menjalin koordinasi dengan aparat kepolisian untuk melakukan

razia

- Memotivasi Wajib Pajak agar mau membayar BBN-KB

- Pencarian alamat yang tertulis dengan super BBN-KB masih

terus dilakukan

- Melakukan Sosialisasi

- Pencarian alamat yang tertulis sesuai dengan STNK seuai


(53)

MEKANISME PELAYANAN PADA KANTOR SAMSAT

PEMILIK/PEMOHON

D. DITERIMA RESI LOKET PENDAFTARAN & PENETAPAN

A. AMBIL FORMULIR E. MEMBAYAR DI PAYMENT BANK SUMUT

B. MENDAFTAR

F. VALIDASI LOKET LOKET LOKET LOKET LOKET I. MENERIMA G. DICETAK RAN BARU PERPAN PENGESAH MUTASI HAL-HAL STNK - STNK JANGAN AN STNK KHUSUS TNKB - TNKB STNK - TCKB - BTCKB - BPKB H. DIARSIP C. DITETAPKAN BIAYA ADMINISTRASI BARU

- STNK

- ASURANSI JASA RAHARJA - PAJAK RANMOR


(54)

DAFTAR PERBANDINGAN TARGET-REALISASI PKB DAN BBN-KB TA. 2007 S/D 2009

Target dan Realisasi TA. 2008 (Januari-Desember)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 34.625762.700 31.716.529.737

2 BBN-KB 1.150.000.000 1.193.723.361

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 76.465.000 1.130.559.347

2 BBN-KB 1.800.360 26.229.990

Target dan Realisasi TA. 2009 (Januari-Desember)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 35.647.510.000 39.026.351.326

2 BBN-KB 1.190.000.0000 1.089.670.931

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 1.220.753.000 709.938.640

2 BBN-KB 1.251.640 28.566.902

Target dan Realisasi TA. 2010 (Januari-April)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 43.531.116.000 11.701.352.449

2 BBN-KB 1.400.000.000 467.959.776

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 1.220.753000 384.674.283


(55)

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang Tata Cara Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai hasil akhir dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan Pada Kantor SAMSAT Pematang Siantar, sebagai berikut :

1. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut di

tingkat Provinsi atas setiap penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian 2 (dua) pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli.tukar menukar, hibah termasuk hibah wasiat atau hadiah, warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Persyaratan-persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam mengurus BBN-KB adalah melampirkan : BPKP asli + foto copy, STNK asli + foto copy, KTP asli +foto copy, Bukti Penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor, Hasil Checking fisik Kendaraan Bermotor dan SKPD Tahun sebelumnya.

2. Peraturan tentang Pajak Daerah khususnya tentang BBN-KB ditinjau

ulang dan diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai denga tata cara dan prosedur yang berlaku.


(56)

3. Kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap) Pematang Siantar merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi :

a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditlantas polisi Daerah Sumatera Utara)

b. Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara (Dipenda Sumatera Utara)

c. Departemen Keuangan (PT.AK Jasa Raharja Pematang Siantar)

4. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan memahami tentang

prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan dan diikuti dalam mengerus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang membayar Pajak BBN-KB bersama (atau sekaligus)dengam membayar Pajak PKB untuk tahun berikutnya, padahal batas waktu untuk melakukan BBN-KB adalah 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya pemindahan hak milik.Serta masih banyak masyarakat yang mengerus melalui para calo, padahal hal ini sangat merugikan masyarakat itu sendiri.Hal ini dapat dapat diartikan bahwa kesadaran dari pemilik kendaraan bermotor dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat dikatakan rendah

B. SARAN

Sebagai hasil akhir dari laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, Penulis juga mempunyai saran-saran yang mungkin dapat memberikan manfaat untuk Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,khususnya Kantor SAMSAT Pematang Siantar, adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :


(57)

1. Perlunya meningkatkan sosialisasi peraturan-peraturan tentang BBN-KB yang lebih menyentuh dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

2. Hendaknya prosedur-prosedur yang berlaku dalam mengurus Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor agar lebih disederhanakan untuk memudahakan masyarakat dalam mengurus kepentingannya.

3. Agar memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui

brosur-brosur, spanduk atau pamphlet tentang pentingnya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Daerah khususnya BBN-KB dalam menunjang pembangunan di daerah Sumatera Utara.


(58)

Adriani, dan Brotodiharjo 1991.Pengantar Hukum Pajak.PT.Eres Bandung.

Mardiasmo 2002.Perpajakan.Penerbit Andi,Yogyakarta.

Prakoso Kesit Bambang 2003,Pajak dan Distribusi Daerah.UII Press,Yoyakarta.

Soemitro,Rochmat 1991.Pajak dan Pendapatan.PT .Eresko Bandung,Bandung

Pemerintahan Republik Indonesia UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor.34 Tahun 2000 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air .

Pemerintah Republik Indonesia PP. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan perda Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 102/II/GSU Tahun 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 137/II/GSU Tahun 1975 tentang Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendatan Daerah.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Geburnur Sumatera Utara No. 143/II/GSU, dikukuhkan dengan Perda Provinsi.Sumatera Utara No. Tahun 1976.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2004 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(1)

PEMILIK/PEMOHON

D. DITERIMA RESI LOKET PENDAFTARAN & PENETAPAN

A. AMBIL FORMULIR E. MEMBAYAR DI PAYMENT BANK SUMUT

B. MENDAFTAR

F. VALIDASI LOKET LOKET LOKET LOKET LOKET I. MENERIMA G. DICETAK RAN BARU PERPAN PENGESAH MUTASI HAL-HAL STNK - STNK JANGAN AN STNK KHUSUS TNKB - TNKB STNK - TCKB - BTCKB - BPKB H. DIARSIP C. DITETAPKAN BIAYA ADMINISTRASI BARU

- STNK

- ASURANSI JASA RAHARJA - PAJAK RANMOR


(2)

DAFTAR PERBANDINGAN TARGET-REALISASI PKB DAN BBN-KB TA. 2007 S/D 2009

Target dan Realisasi TA. 2008 (Januari-Desember)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 34.625762.700 31.716.529.737

2 BBN-KB 1.150.000.000 1.193.723.361

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 76.465.000 1.130.559.347

2 BBN-KB 1.800.360 26.229.990

Target dan Realisasi TA. 2009 (Januari-Desember)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 35.647.510.000 39.026.351.326

2 BBN-KB 1.190.000.0000 1.089.670.931

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 1.220.753.000 709.938.640

2 BBN-KB 1.251.640 28.566.902

Target dan Realisasi TA. 2010 (Januari-April)

No Jenis

Penerimaan

Target Realisasi

1 PKB 43.531.116.000 11.701.352.449

2 BBN-KB 1.400.000.000 467.959.776

Pendapatan Denda Pajak

1 PKB 1.220.753000 384.674.283


(3)

Dari pembahasan tentang Tata Cara Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai hasil akhir dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan Pada Kantor SAMSAT Pematang Siantar, sebagai berikut :

1. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut di

tingkat Provinsi atas setiap penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian 2 (dua) pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli.tukar menukar, hibah termasuk hibah wasiat atau hadiah, warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Persyaratan-persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam mengurus BBN-KB adalah melampirkan : BPKP asli + foto copy, STNK asli + foto copy, KTP asli +foto copy, Bukti Penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor, Hasil Checking fisik Kendaraan Bermotor dan SKPD Tahun sebelumnya.

2. Peraturan tentang Pajak Daerah khususnya tentang BBN-KB ditinjau

ulang dan diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai denga tata cara dan prosedur yang berlaku.


(4)

3. Kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap) Pematang Siantar merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi :

a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditlantas polisi Daerah Sumatera Utara)

b. Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara (Dipenda Sumatera Utara)

c. Departemen Keuangan (PT.AK Jasa Raharja Pematang Siantar)

4. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan memahami tentang

prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan dan diikuti dalam mengerus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang membayar Pajak BBN-KB bersama (atau sekaligus)dengam membayar Pajak PKB untuk tahun berikutnya, padahal batas waktu untuk melakukan BBN-KB adalah 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya pemindahan hak milik.Serta masih banyak masyarakat yang mengerus melalui para calo, padahal hal ini sangat merugikan masyarakat itu sendiri.Hal ini dapat dapat diartikan bahwa kesadaran dari pemilik kendaraan bermotor dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat dikatakan rendah

B. SARAN

Sebagai hasil akhir dari laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, Penulis juga mempunyai saran-saran yang mungkin dapat memberikan manfaat untuk Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,khususnya Kantor SAMSAT Pematang Siantar, adapun saran-saran


(5)

KB yang lebih menyentuh dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

2. Hendaknya prosedur-prosedur yang berlaku dalam mengurus Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor agar lebih disederhanakan untuk memudahakan masyarakat dalam mengurus kepentingannya.

3. Agar memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui

brosur-brosur, spanduk atau pamphlet tentang pentingnya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Daerah khususnya BBN-KB dalam menunjang pembangunan di daerah Sumatera Utara.


(6)

Adriani, dan Brotodiharjo 1991.Pengantar Hukum Pajak.PT.Eres Bandung.

Mardiasmo 2002.Perpajakan.Penerbit Andi,Yogyakarta.

Prakoso Kesit Bambang 2003,Pajak dan Distribusi Daerah.UII Press,Yoyakarta.

Soemitro,Rochmat 1991.Pajak dan Pendapatan.PT .Eresko Bandung,Bandung

Pemerintahan Republik Indonesia UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor.34 Tahun 2000 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air .

Pemerintah Republik Indonesia PP. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan perda Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 102/II/GSU Tahun 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 137/II/GSU Tahun 1975 tentang Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendatan Daerah.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Geburnur Sumatera Utara No. 143/II/GSU, dikukuhkan dengan Perda Provinsi.Sumatera Utara No. Tahun 1976.

Pemerintah Republik Sumatera Utara, Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2004 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.