Cara Kerja Titrator Autotitrator

9 sebenarnya disebut kosong indikator. Titrasi dapat dikelompokkan berdasarkan jenis reaksi yang dapat asam-basa, oksidasi-reduksi ORP, kompleksasi, atau curah hujan Liptak, 1994. Sebuah Titrator pada dasarnya terdiri dari buret listrik, sensor yang sinyal diperkuat dengan preamplifier dan komputer mikro. Selama titrasi, Titrator yang mengukur sinyal dari sensor dan menggunakan informasi ini untuk mengontrol penambahan titran dengan buret listrik. Setelah titik akhir tercapai, mikro menghitung volume titran ditambahkan dan mengkonversi nilai ini ke hasilnya misalnya konsentrasi seperti konsentrasi garam meja dalam kecap berdasarkan formula. Rumus yang dibutuhkan untuk perhitungan ini dapat diprogram dan tergantung pada jenis analisis Anonim, 2014.

2.4.1 Cara Kerja Titrator

Bentuk kurva titrasi volume titran vs sinyal dari sensor tergantung pada jenis sampel yang dianalisa dan sensor yang digunakan. • Jenis sampel: Kurva titrasi dapat memiliki satu atau beberapa titik akhir. Titrasi asam karbonat dengan natrium hidroksida menghasilkan dua titik akhir. Dalam banyak kasus, tidak semua titik akhir terdeteksi dalam titrasi yang menarik. • Jenis sensor: pH dan logam elektroda biasanya menghasilkan kurva berbentuk S, sedangkan titrasi conductometric menghasilkan satu berbentuk V. Sebuah titrator harus mampu: 10 • Menghitung titik akhir dengan benar untuk berbagai bentuk kurva. • Menyaring titik akhir yang tidak menarik. Untuk menghitung titik akhir tepat titran harus secara teoritis ditambahkan perlahan yang berarti dalam langkah-langkah kecil. Untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan per analisis, bagaimanapun, titran harus ditambahkan cepat yang berarti dalam langkah-langkah besar. Untuk melakukan titrasi cepat dan tepat, titrator harus demikian idealnya menambahkan titran cepat sampai mendekati titik akhir dan kemudian memperlambat penambahan titran agar dapat menghitung titik akhir tepat. Ini berarti dengan kata lain bahwa kecepatan penambahan titran harus berhubungan dengan turunan pertama dari kurva titrasi dE DML: Semakin kecil perubahan sinyal per mL titran ditambahkan yaitu datar kurva semakin cepat titran harus ditambahkan. Ketika kurva menjadi lebih curam, penambahan titran harus melambat. Hal ini diperlukan dalam hal apapun, bagaimanapun, bahwa titran tidak ditambahkan lebih cepat daripada yang dapat bereaksi dengan sampel. Jika reaksi lambat, rasio antara jumlah titran ditambahkan per detik dan turunan pertama dari kurva titrasi harus s mL dE DML sehingga harus lebih rendah daripada reaksi cepat. Rasio ini disebut kontrol kecepatan CS di KEM titrators dan dapat dipilih sesuai dengan jenis sampel yang dianalisis Anonim, 2014. 11

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian penetapan kadar hidrogen peroksida dalam sediaan pewarna rambut secara titrasi permanganometri dilakukan di Laboratorium Pengujian Kosmetika dan Alat Kesehatan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan, Jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No. 2 Medan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan adalah Autotitrator, Beaker Glass, Buret 25 ml, Erlenmeyer 125 ml,Gelas Ukur 20 ml, Labu Ukur 1000 ml,Timbangan Analitik,