sehingga mengurangi daya penetrasi alat pengolahan tanah untuk menembus lapisan tanah serta memperbesar tenaga untuk menarik alat Djoyowasito, 2002.
Tujuan Pengolahan Tanah
Tujuan pengolahan tanah dengan traktor adalah untuk menciptakan keadaan fisik tanah yang sesuai, untuk pertumbuhan tanaman yaitu memanfaatkan
peralatan yang bekerja secara mekanis dan dengan kapasitas yang besar. Sedangkan pengolahan tanah pertama primary tillage adalah suatu tahap
pengolahan tanah dalam mempersiapkan tanah untuk pertanaman dan membersihkan tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap ini tanah dipotong,
dilonggarkan dan dibalik, alat yang digunakan adalah bajak piring atau bajak singkal Yunus, 2004.
Macam-macam Alat Pengolahan Tanah Primer
Peralatan yang digunakan traktor dalam mengolah tanah sangat beragam. Dalam pemilihan peralatan untuk pengolahan tanah harus diperhatikan hubungan
karakteristik peralatan dengan tanah lahan yang akan diolah Yunus, 2004.
a. Bajak Singkal
Bajak Singkal adalah alat pengolah tanah pertanian yang dihubungkan dengan traktor pertanian dan berfungsi untuk memotong dan membalikkan tanah,
dimana sudut vertikal bajak menentukan kedalaman pembajakan dan jumlah mata bajak serta lebar mata bajak menentukan lebar kerja pembajakan Hendriadi,
2002. 7
Universitas Sumatera Utara
b. Bajak Piring
Seperti halnya bajak singkal, bajak piring juga dipergunakan untuk mengolah tanah. Tanahlahan yang umumnya menggunakan bajak piring adalah
tanah plastis, berbatu, berakar alang-alang, keras, kasar dan lain-lain sebagainya Yunus, 2004.
Bajak piring berbentuk piringan yaitu bulat dan cekung serupa dengan alat penggorengan dengan garis tengah berkisar antara 60-80 cm. Bajak jenis ini hanya
untuk yang ditarik traktor besar roda empat. Jumlahnya antara dua sampai delapan bajak piring tergantung pada tenaga traktor Pranoto, dkk, 1983.
c. Bajak Rotari
Bajak rotari ini ditarik kedepan oleh traktor, namun mempunyai pisau pemotong yang digerakkan oleh mesin pembantu yang dipasang pada rangka
bajak tersebut. Tipe bajak ini dibuat dalam ukuran 4,5,6 inchi dan memerlukan daya sebesar 90 daya kuda Smith dan Wilkes, 1990.
Kedalaman Olah Tanah
Bajak pada prinsipnya mempunyai fungsi yang sama dengan cangkul. Bajak berguna untuk memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah.
Dalam pembajakan tanah biasanya ditentukan oleh jenis tanaman dan ketebalan lapisan tanah atas. Kedalaman lapisan olah tanah untuk tanaman padi lebih kurang
18 cm IRRI bahkan ada tanah yang harus dibajak lebih dalam lagi sekitar 20 cm AKK, 1990.
Penyiapan lahan dengan pengolahan tanah menggunakan traktor tangan merupakan salah satu alternatif yang bisa dikembangkan. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa penyiapan lahan dengan mengolah tanah menggunakan traktor tangan dapat dilakukan dengan kedalaman olah kurang dari 20 cm untuk
menghindari terkupasnya lapisan pirit. Pengolahan tanah dengan traktor tangan dapat menekan kebutuhan waktu kerja dari 142 jamha menjadi 17 jamha dengan
hasil padi yang relatif sama Rachman, 2000.
Kapasitas Pengolahan tanah
Kapasitas lapang suatu alatmesin dibagi menjadi dua yaitu kapasitas lapang teoritis atau kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah jika
berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100 dan alat tersebut bekerja dalam lebar maksimum 100 serta kapasitas lapang efektif yaitu rata-rata kerja dari alat di
lapangan untuk menyelesaikan suatu bidang tanah dengan luas lahan yang diolah dengan waktu kerja total Darun, 1990.
Hasil pengumpulan data-data lapang di empat lokasi daerah pertanian padi sawah di Kabupaten Karawang pada tahun 1998 hingga tahun 2000 yaitu di Desa
Bayur Kidul 1998, Desa Cadas Kertajaya 1999, Desa Lemah Mulya 2000 dan Desa Teluk Buyung 2000 diperoleh kapasitas lapang pengolahan
menggunakan traktor roda dua dan bajak singkal berkisar antara 0,109 hajam hingga 0,13 hajam atau 7,70 jamha hingga 9,10 jamha Pramuhadi, 2004.
Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan kapasitas lapang adalah sebagai berikut :
KLT = W . V ...........................................................................................1 dimana :
KLT = kapasitas lapang teoritis hajam 9
Universitas Sumatera Utara
W = lebar kerja alat m V = kecepatan mjam
KLE =
T L
..............................................................................................2
dimana : KLE = kapasitas lapang efektif hajam
L = luas lahan ha T = total waktu tempuh jam
Yunus, 2004.
Kecepatan kerja
Kecepatan maju merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kapasitas kerja alat pertanian yaitu dengan menambah kecepatan maju berarti
meningkatkan kapasitas kerja alat pengolah tanah tanpa harus menambah berat dan jumlah unit tenaga penggerak yang membebani tanah Yunus, 2004.
Menurut Djoyowasito 2002 mengatakan bahwa semakin dalam kedalaman olah tanah kecepatan kerjanya semakin rendah. Fenomena ini terjadi
karena selip roda sangat tinggi pada waktu alat bekerja dan juga banyaknya gulma yang terpotong serta bongkahan tanah yang terolah besar, sehingga waktu untuk
menempuh jarak yang ditentukan menjadi lama. Hasil uji lapang prototipe menunjukkan bahwa pada lahan sayuran dataran
tinggi dengan hasil rata-rata uji lapang pada rata-rata kedalaman olah 10 cm kecepatan kerja sebesar 3,5 kmjam Harjono dkk, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Efisiensi Pengolahan Tanah
Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara
kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk . Persamaan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan
tanah adalah sebagai berikut :
Efisiensi =
100 KLT
KLE ×
..........................................................................3
dimana : KLE = kapasitas lapang efektif
KLT = kapasitas lapang teoritis Yunus, 2004.
Pada saat mengolah tanah menggunakan traktor dan alat bajak maka akan diperoleh tanah terolah dengan luas tertentu dan selesai ditempuh dalam waktu
tertentu, sehingga kemampuan kerja lapang mengolah tanah tersebut, atau yang dapat dinyatakan dalam satuan luas tanah terolah persatuan waktu. Semakin luas
tanah yang diselesaikan dalam waktu yang semakin singkat maka dikatakan bahwa pekerjaan mengolah tanah tersebut mempunyai efisiensi tanah yang tinggi
Yunus, 2004. Dalam pengolahan lahan sampai lahan tersebut siap untuk ditanami
mengalami beberapa proses. Tergantung jenis lahan yang mau diolah. Ada dua jenis lahan yang dapat diolah menggunakan traktor roda dua yaitu lahan
basahsawah dan lahan kering atau lahan yang biasa ditanami sayur-sayuran. Pada 11
Universitas Sumatera Utara
lahan sawah memerlukan tiga tahapan proses perlakuan dengan menggunakan implemen traktor roda dua hingga lahan siap untuk ditanami. Tahapan itu adalah
pembajakan, pengglebekan, dan penggaruan. Sementara pada lahan kering hanya memerlukan dua tahapan yaitu pembajakan dan penggaruan atau pengglebekan
tergantung jenis tanah pada lahan kering tersebut dan kebiasaan masyarakat sekitar Yunus, 2004.
Hasil uji lapang prototipe menunjukkan bahwa untuk pengolahan tahap pertama efisiensi pengolahan tanah tahap pertama sebesar 78,2 Yunus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2009 di Desa Dolok Hataran, Kabupaten Simalungun.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan basah, lahan kering, dan minyak solar. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah traktor roda dua merk Yanmar TF85, stopwatch, meteran, bajak singkal,
gelebek, garu, dan gelas ukur.
Metode Penelitian
Metode Penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak kelompok RAK faktorial pada masing-masing jenis lahan.
Dimana faktor pertama adalah perlengkapan atau implemen dan faktor kedua adalah variasi kecepatan.
a. Lahan basah