c. Pemadat roda besi halus smooth drum 8 ton sampai dengan 10 ton,
yang digunakan untuk memadatkan lapis terstabilisasi dan pemadatan setelah pembentukan akhir.
d. Pemadat roda karet bertekanan pneumatic tyre roller 10 ton sampai
dengan 12 ton, digunakan sebagai alternatif untuk pemadatan akhir. e.
Timbris mekanis tamping compactor, digunakan untuk memadatkan lapis terstabilisasi pada area sempit yang sulit dijangkau alat pemadat
roda besi bergigi, pemadat kaki kambing, pemadat roda besi halus dan pemadat roda karet bertekanan danatau untuk pemadatan tambahan
pada sambungan.
V.2 Ketentuan Khusus Persiapan Stabilisasi
V.2.1 Kadar Air Awal Bahan Jalan
Kadar air awal bahan jalan diperiksa setiap jarak tidak lebih dari 100 m. Kadar air awal bahan jalan diharapkan berkisar 2 di bawah kadar air optimum
yang diperlukan untuk mencapai kepadatan maksimum. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penggemburan bahan jalan dan meningkatkan homogenitas
campuran kapur. Jika kadar air awal bahan jalan yang akan distabilisasi terlalu tinggi dan tidak memungkinkan dilakukannya pemadatan secara optimal, maka
bahan jalan harus dikeringkan terlebih dahulu melalui pengadukan tanpa bahan pengikat dan dijemur.
V.2.2 Menentukan Kadar Kapur Aktual dan Jumlah Penebaran Kapur
Penentuan atau penetapan kadar kapur yang digunakan harus berdasarkan hasil percobaan lapangan jika dilakukan atau percobaan di laboratorium dengan
mempertimbangan faktor efisiensi alat pencampur. Langkah-langkah penentuan
Universitas Sumatera Utara
kadar kapur yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Contoh campuran yang telah merata atau seragam yang mewakili diambil
dan dibawa ke laboratorium lapangan. Contoh tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Dari sebagian contoh langsung dibuat 3 benda uji UCS
dan sebagian lagi dicampur ulang di laboratorium kemudian dibuat 3 benda uji UCS.
b. Dilakukan pengujian UCS setelah proses perawatan benda uji selama 7 hari.
c. Menentukan faktor efisiensi alat pencampur :
Fe’ = x 100 ...................................................Persamaan V.1
Dimana : Fe’
= faktor efisiensi alat pencampur; qu lap
= nilai UCS rata-rata contoh campuran lapangan; qu lab
= nilai UCS rata-rata contoh campuran lapangan yang dicampur ulang dilaboratorium
d. Menentukan nilai UCS terkoreksi :
quk = ............................................................................Persamaan V.2
dimana:quk = nilai UCS rencana terkoreksi, digunakan sebagai dasar
penentuan kadar kapur kekuatan rencana terkoreksi;
qu = nilai UCS rencana awal berdasarkan percobaan di
laboratorium; FE’
= faktor efisiensi alat pencampur. e.
Nilai UCS terkoreksi quK digambarkan pada grafik hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
persentase kadar kapur dan UCS, untuk memperoleh persentase kadar kapur terkoreksi, yaitu kadar kapur yang digunakan pada pekerjaan
stabilisasi di lapangan.
Setelah kadar kapur ditetapkan melalui percobaan di laboratorium, jumlah penebaran kapur kgm dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Ju mlah Penebaran kgm² = ρd maks x P’ x d............................Persamaan V.3
Dimana : ρd maks
= berat isi kering maksimum lempung kgm³ P’
= persentase kapur d
= kedalaman padat lapisan yang akan distabilisasi Perhitungan kadar kapur aktual dan jumlah penebaran berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan di laboratorium adalah berdasarkan data – data sebagai berikut :
IV.2.2.1 Kadar Kapur Aktual
• Kekuatan lempung yang telah distabilisasi dengan kapur, qu lab = 0.7 kgcm²
• Hasil pengujian laboratorium, persentase bahan pengikat yang dibutuhkan
untuk mencapai target = 5
• Untuk percobaan pencampuran lapangan, faktor efisiensi alat
pencampursebagai pedoman = 0.80 •
Dilakukan pengujian kuat tekan bebas contoh campuran hasil percobaan lapangan setelah perawatan 7 hari :
o Kekuatan campuran lapangan, qu lap
= 0.5 kgcm² o
Kekuatan campuran lapangan yang dicampur ulang = 0.7 kgcm²
Universitas Sumatera Utara
di laboratorium •
Faktor efisiensi aktual alat pencampur, FE = qu lap qu lab = 0.5 0.7 = 0.71 •
Kekuatan terkoreksi quk= qu FE= 0.7 0.71 = 0.98 kgcm²
• Dari grafik diperoleh persentase aktual pemakaian kapur P’k = 6.8
≈ 7
Gambar V.4 Grafik hubungan kekuatan dengan kadar kapur aktual IV.2.2.2
Jumlah Penebaran CaOH₂ di Lapangan
Diketahui data – data hasil percobaan laboratorium dan lapangan sebagai berikut :
Kepadatan kering maksimum campuran lempung – kapur = 1.257tm³
Persentase kadar kapur yang digunakan = 7
Ketebalan padat lapisan stabilisasi yang direncanakan = 0.35m
Jumlah penebaran = 1.257 x 0.07 x 0.35 = 30.80 kgm²
Kapur dapat ditebar penuh selebar jalan yang akan distabilisasi atau ditebar selebar drum pengaduk milling drum pada alat pencampur stabiliserreclaimer
untuk meminimalisasi terhadap gangguan arus lalu lintas. Jumlah bahan pengikat tertebar harus sesuai dengan jumlah rencana penebaran. Toleransi jumlah bahan
pengikat tertebar adalah ±10 dari rencana penebaran.
5 10
15
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15
K e
k u
a ta
n , q
u k
g c
m ²
Kadar Kapur
Universitas Sumatera Utara
V.2.3 Kadar Air dan Derajat Kepadatan Lapangan
Untuk mendapatkan nilai derajat kepadatan lapangan, harus dilakukan pengujian kepadatan lapangan minimum 1 titik untuk setiap 1000 m² lapis
terstabilisasi yang telah dipadatkan. Beberapa cara pengujian kepadatan lapangan dapat digunakan, pada umumnya menggunakan alat kerucut pasir sand cone
sesuai SNI 03-2828-1992. Setelah dilakukan pengujian kepadatan lapangan, derajat kepadatan
lapangan ditentukan dengan rumus, sebagai berikut: D =
......................................................Persamaan V.4 Dimana :
D = derajat kepadatan lapangan
= kepadatan kering lapangan kgcm³ = kepadatan kering maksimum laboratorium kgcm³
Kadar air pada kepadatan lapangan yang dicapai harus berada pada rentang kadar air untuk mencapai derajat kepadatan lapangan minimum yang ditentukan di
atas.
V.2.4 Kekuatan
Desain kekuatan struktural lapis bahan jalan terstabilisasi umumnya dinyatakan dalam modulus flexural kelenturan. Untuk memudahkan kontrol di
lapangan, nilai modulus flexural ini dikonversikan dalam nilai UCS danatau CBR. Nilai UCS atau CBR hasil konversi tersebut ditentukan terlebih dahulu
sebagai nilai kekuatan rencana atau target kekuatan, sehingga hasil uji lapangan minimal sama atau melebihi nilai yang telah ditentukan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel V.1 Tipikal desain kekuatan bahan jalan terstabilisasi Derajat
Pengikatan Modulus Flexural Rencana
Kekuatan Rencana MPa
Kgcm² MPa
Kgcm²
Rendah modified
≤ 1000 ≤ 10.000
UCS ≤ 1
UCS ≤ 10
Sedang lightly bound
1500 - 3000 15000 - 30000
1 UCS 4 10 UCS 40
Tinggi heavily bound
≥ 3000 ≥ 30000
UCS ≥ 4
UCS ≥ 40
pengujian bisa menggunakan CBR
V.2.5 Sambungan