Pengaruh Penambahan CaOH₂ terhadap Batas Plastis Pengaruh Penambahan CaOH₂ pada Tanah Lempung Clay

IV.1.1.2 Pengaruh Penambahan CaOH₂ terhadap Batas Plastis

Gambar IV.2 Perbandingan nilai batas plastis lempung yang telah dicampur CaOH₂ dengan berbagai variasi kadar kapur dan waktu pemeraman Partikel lempung biasanya bermuatan negatif sehingga partikel lempung hampir selalu mengalami hidrasi, yaitu dikelilingi oleh lapisan – lapisan molekul air dalam jumlah yang besar. Penambahan kapur akan menggangu proses tarik menarik antara anion dari partikel tanah dengan kation dari partikel air serta proses tarik menarik antara anion dan kation dari partikel air, sehingga partikel tanah kehilangan daya tarik antara partikelnya. Penambahan kapur menyebabkan semakin besar kadar air yang dibutuhkan partikel lempung untuk mencapai kondisi batas plastis. Kenaikan batas plastis maksimum terjadi pada penambahan kapur sebanyak 5 dengan masa pemeraman 14 hari, yaitu dari batas plastis sebesar 26.87 naik menjadi batas plastis sebesar 36.25. presentase kenaikan batas plastis dai kondisi tanah asli dan dicampur dengan kapur 5 adalah sebesar 34.91. 26,87 26,87 26,87 27,34 28,87 30,71 30,13 31,69 33,62 32,39 34,34 36,25 36,62 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 7 14 28 B a ta s P la st is Waktu Pemeraman Hari 0 kapur 1 kapur 3 kapur 5 kapur Universitas Sumatera Utara Sama halnya seperti batas cair, presentase kenaikan nilai batas plastis maksimum terjadi pada masa curing 14 hari. Hal ini dapat kita lihat pada tabel di atas dimana pada pemeraman 14 hari terjadi kenaikan nilai batas plastis sebesar 5.56 dari masa curing 7 hari. Sedangkan pada masa pemeraman 28 hari kenaikan nilai batas plastis adalah sebesar 1.02 dari masa pemeraman 14 hari.

IV.1.1.3 Pengaruh Penambahan CaOH₂ pada Tanah Lempung Clay

terhadap Plastisitas Tanah Dasar Subgrade Gambar IV.3 Perbandingan indeks plastisitas lempung yang telah dicampur CaOH₂ dengan berbagai variasi kadar kapur dan waktu pemeraman Selisih antara batas cair dan batas plastis adalah daerah dimana tanah tersebut dalam keadaan plastis. Indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisitasan tanah. Semakin besar plastisitas lempung maka semakin besar pula sifat kohesif lempung tersebut. Indeks Plasititas PI = Batas Cair LL – Batas Plastis PL 43,43 43,43 43,43 41,46 39,13 35,49 38,42 31,71 22,58 28,81 19,06 8,35 5,98 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 7 14 28 In d e k sP la st is it a s Waktu Pemeraman Hari 0 kapur 1 kapur 3 kapur 5 kapur Universitas Sumatera Utara Hubungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai PI sangat tergantung oleh nilai batas cair dan batas plastis. Penambahan presentase kapur dapat menurunkan batas cair dan menaikkan batas plastis, maka indeks plastisitasnya akan menurun. Penurunan tersebut dapat dilihat pada gambar di atas. Akibat penambahan kapur, terjadi penurunan indeks plastisitas dari 43.43 menjadi 8.35 atau sebesar 80.77 pada penambahan 5 masa pemeraman 14 hari. Batasan mengenai indeks plastisitas , sifat, macam tanah, dan kohesi diberikan oleh Atterberg pada tabel di bawah ini : Tabel IV.1 Sifat – sifat tanah ditinjau dari nilai indeks plastisitas PI Sifat Macam tanah Kohesi Non plastis Pasir Non kohesif 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif sebagian 7 – 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesif 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif Hardiyatmo, H.C, 2006,Mekanika Tanah 1, Hal 48 Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, terjadi perubahan penggolongan berdasarkan indeks plastisitas yaitu sifat tanah dari plastisitas tinggi menjadi plastisitas sedang. Universitas Sumatera Utara Identifikasi tanah dengan palstisitas tinggi pada umumnya dihubungkan dengan klasifikasi tingkat pengembangan tanah. Holtz dan Gibbs seperti dikutip dalam Nelson dan Miller 1992 Model Pengendalian Mutu Pekerjaan Tanah, Balai Geoteknik Jalan 2009 menggolongkan potensi pengembangan suatu tanah berdasarkan batas cair dan indeks plastisitanya. Tabel berikut merupakan indeks uji dengan tingkat pengembangannya : Tabel IV.2 Korelasi indeks uji dengan tingkat pengembangan menurut Holtz dan Gibbs Indeks Plastisitas Kemungkinan Pengembangan Perubahan Volume Tingkat Pengembangan 35 30 Sangat tinggi 25 - 41 20 - 30 Tinggi 15 - 28 10 – 20 Sedang 15 10 Rendah Balai Geoteknik Jalan, PU, 2009, hal 58 Dari tabel dapat disimpulkan bahwa terjadi kemungkinan perubahan volume yaitu dari 30 menjadi 10 dengan tingkat pengembangan dari sangat tinggi menjadi rendah. IV.1.2 Pengaruh Penambahan CaOH₂ terhadap Berat Isi Kering Maksimum dan Kadar Air Optimum Lempung Hasil Uji pemadatan standar proctor standar menunjukkan bahwa penambahan persentase kapur memperlihatkan kecenderungan penurunan berat isi kering maksimum maximum dry density. Hal ini disebabkan terjadinya pembesaran rongga – rongga antara partikel campuran tanah akibat reaksi pozolan, Universitas Sumatera Utara yaitu reaksi antara silika dan alumina halus yang terkandung dalam tanah lempung dengan kandungan mineral aktif. Hasil dari reaksi pozolan adalah kalsium silikat hidrat yang tidak larut dalam air. Gambar IV.4 Hubungan antara persentase CaOH₂ dengan berat isi kering maksimum Pembesaran rongga – rongga dapat diartikan sebagai kenaikan volume partikel tanah. Sedangkan berat isi kering yaitu perbandingan antara berat partikel tanah dengan volume rongga – rongga tanah. Pembesaran rongga yang terjadi menyebabkan bertambahnya pori – pori tanah yang dapat diisi air, sehingga akan terjadi kenaikan kadar air optimum. Kondisi ini menyebabkan tanah akan semakin padat, kaku, dan stabil. 1,349 1,336 1,325 1,257 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1 3 5 B e ra t Is i K e rr in g M a k si m u m k g c m ³ Presentase Kapur MDD Universitas Sumatera Utara Gambar IV.5 Hubungan antara persentase CaOH₂ dengan kadar air optimum Gambar IV.6 memperlihatkan penurunan berat isi kering maksimum seiring dengan penambahan presentase kapur. Penurunan yang terjadi sebesar 6.82 pada penambahan kapur 5 atau dari 1.439kgcm³ menjadi 1.257kgcm³. Tabel memperlihatkan kenaikan kadar air optimum dari 29.68 menjadi 32.23 atau sebesar 8.59. Sedangkan pada tabel dapat dilihat hubungan antara kadar air dengan berat isi kering dengan variasi presentase penambahan kapur dari 0 tanah asli hingga penambahan 5. Gambar IV.6 Hubungan antara kadar air dengan berat isi kering dari masing – masing persentase CaOH₂ 29,68 30 30,73 32,23 28 28,5 29 29,5 30 30,5 31 31,5 32 32,5 1 3 5 K a d a r A ir O p ti m u m Presentase Kapur OMC 1,1 1,15 1,2 1,25 1,3 1,35 1,4 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 B e ra t Is i K e ri n g g r c m ³ Kadar Air 0 Kapur 1 Kapur 3 Kapur 5 Kapur Universitas Sumatera Utara

IV.1.3 Pengaruh Penambahan CaOH₂ Terhadap Kekuatan dan Daya Dukung Lempung Clay