Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .1 Tujuan Penelitian

10

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan teori yang diuraikan dalam penelitian yang terdiri dari lima subbab yaitu teori work engagement definisi, komponen, pengukuran, dan faktor- faktor yang mempegaruhi work engagement, job demands definisi, komponen, dan pengukuran job demands, personal resources definisi, komponen, dan pengukuran personal resources, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. 2.1 Work engagement 2.1.1 Definisi Work engagement Work engagement merupakan sebuah konsep manajemen bisnis yang menyatakan bahwa karyawan yang memiliki engagement tinggi adalah karyawan yang memiliki keterlibatan penuh dan memiliki semangat bekerja tinggi dalam pekerjaannya maupun dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan jangka panjang. Dengan kata lain, definisi work engagement mengacu pada keterlibatan, kepuasan dan antusiasme karyawan dalam bekerja. Work engagement telah berkembang dari berbagai konsep melingkupi motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi Saks, 2006. Brown dalam Robbins, 2003 memberikan definisi work engagement yaitu dimana seorang karyawan dikatakan memiliki work engagement dalam pekerjaannya apabila karyawan tersebut dapat mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk organisasi. Karyawan dengan work engagement yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis pekerjaan yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu. Kahn 1990 adalah salah satu yang berteori tentang work engagement. Ia menggambarkan karyawan sepenuhnya terlibat secara fisik, kognitif, dan emosional terhubung dengan pekerjaan mereka. Work engagement mengacu pada energi yang terfokus diarahkan untuk tujuan organisasi Macey, Schneider, Barbera, dan Young, 2009. Karyawan yang engage bekerja lebih keras untuk meningkatkan usahanya daripada karyawan yang tidak engage. Institute of Employee Studies 2004 mendefinisikan work engagement sebagai suatu sikap positif dari karyawan terhadap sikap organisasi di tempat dirinya bekerja. Karyawan yang terpacu akan peduli terhadap bisnis organisasi dan bekerja dengan tim untuk meningkatkan performa organisasi. Pengertian yang dikemukan Wellins dan Concelman 2004 mengenai work engagement adalah kekuatan ilusif yang memotivasi karyawan untuk meningatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi ini berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki dan kebanggan terhadap pekerjaan, usaha yang lebih waktu dan energi, semangat dan ketertarikan, serta komitmen dalam melaksanakan pekerjaan. Work engagement menurut Bakker, Schaufeli, dan Taris 2002 adalah konstruk motivasional yang berarti sebagai keadaan positif yang berhubungan dengan kesejahteraan dalam bekerja, penuh semangat dan kelekatan yang kuat dengan pekerjaannya. Work engagement memiliki 3 komponen, yaitu vigor, dedication, dan absorption. Perrin 2003 memberikan pengertian mengenai work engagement sebagai pusat kerja afektif diri yang merefleksikan kepuasan pribadi karyawan dan afirmasi yang mereka dapatkan dari bekerja dan menjadi bagian dari suatu organisasi. Menurut Federman 2009, work engagement adalah derajat dimana seorang karyawan mampu berkomitman pada suatu organisasi dan hasil dari komitmen tersebut ditentukan pada bagaimana mereka bekerja dan lamanya masa bekerja. Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh tersebut, teori Schaufeli et al. 2002 yang digunakan dalam penelitian ini, dimana work engagement adalah konstruk motivasional yang berarti sebagai keadaan positif yang berhubungan dengan kesejahteraan dalam bekerja, penuh semangat dan kelekatan yang kuat dengan pekerjaannya. Work engagement memiliki 3 komponen, yaitu vigor, dedication, dan absorption.

2.1.2 Komponen Work engagement

Menurut Macey, Schneider, Barbera dan Young 2009, work engagement mencakup 2 komponen penting, yaitu: 1. Work engagement sebagai energi psikis dimana karyawan merasakan pengalaman puncak peak experience dengan berada di dalam pekerjaan dan arus yang terdapat di dalam pekerjaan tersebut. 2. Work engagement sebagai energi tingkah laku: Bagaimana work engagement dapat terlihat oleh orang lain. Pendapat Lockwood 2007, work engagement mempunyai tiga komponen yang merupakan perilaku utama, yaitu: a. Membicarakan hal-hal positif mengenai organisasi pada rekannya dan mereferensikan organisasi tersebut pada karyawan dan konsumen yang potensial b. Memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi anggota organisasi tersebut, meskipun terdapat kesempatan untuk bekerja di tempat lain c. Memberikan upaya dan menunjukkan perilaku untuk berkontribusi dalam kesuksesan bisnis perusahaan Menurut Development Dimensions International DDI dalam Bakker dan Leiter 2010, terdapat 3 komponen dalam work engagement, yaitu: a. Cognitive Memiliki keyakinan atas tujuan dan nilai-nilai organisasi b. Affective Memiliki rasa kepemilikan, kebanggaan, dan kelekatan terhadap organisasi dimana ia bekerja c. Behavioral Keinginan untuk melangkah jauh bersama organisasi dan memiliki niat yang kuat untuk bertahan dengan organisasi Secara ringkas Schaufeli et.al 2004 menjelaskan mengenai komponen yang terdapat dalam work engagement, yaitu: