56
eksklusif akan semakin baik serta dapat merawat dan memelihara kesehatan bayi sehabis melahirkan.
Tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh dalam pola pemberian ASI, makin tinggi tingkat pendidikan ibu makin rendah prevalensi menyusui. Dalam
penelitian Sanjaya 1999 diperoleh kecenderungan ibu-ibu berpendidikan sekolah lanjut atas di Jakarta untuk tidak lagi memberikan ASI kepada bayinya.
Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuanpengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menenemkan tingkah
lakukebiasaan yang baru pada pendidikan rendah serta meningkatkan pengetahuan yang cukupkurang bagi masyarakat yang masih memakai adapt istiadat lama
Notoatmodjo, 1993.
2.6.3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang berpengaruh terhadap orang lain. Pekerjaan yang diberikan
merupakan kepuasan pada seseorang, dengan demikian ibu pekerja memiliki kaitan dalam pemberian ASI karena bekerja berat akan berpengaruh terhadap ASI yang
diberikan pada bayi. Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan orang tua yang bersifat menghasilkan uang sehingga pendapatan keluarga dapat memadai kebutuhan
anak guna pertumbuhan dan perkembangan anak.
2.6.4. Pendapatan
Tingkat ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pola pemberian ASI. Di daerah pedesaan keadaan ini tidak cukup nyata, namun sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
57
di daerah perkotaan keadaan ini cukup nyata. Semakin tinggi tingkat ekonomi maka akan semakin berkurang prevalensi menyusui. Namun di Negara-negara industri
frekuensi menyusui lebih tinggi dikalangan tingkat sosial atas. Menurut penelitian Sanjaya 2000, ada perbedaan bermakna dalam
pemberian ASI dan penyapihan dengan penghasilan atau pendapatan keluarga, jadi, semakin tinggi pendapatan keluarga, maka anak akan semakin cepat disapih. Orang
yang berpenghasilan tinggi akan lebih mudah untuk menggantikan ASI dengan susu formula.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu-ibu untuk tidak menyusui bayinya, terutama ibu yang tinggal di daerah perkotaan, antara lain :
a. Di perkotaan ibu-ibu lebih mudah dan cept mendapatkan informasi mengenai susu botol daripada menyusui.
b. Umumnya diperkotaan, ibu melahirkan di RS atau RB yang tidak menganjurkan menyusui dan menerapkan pelayanan rawat gabung serta tidak menyediakan
fasilitas klinik laktasi, pojok laktasi, dan sejenisnya. c. Pengaruh kemajuan teknologi pada perubahan sosial budaya mengakibatkan ibu-
ibu diperkotaan umumnya bekerja diluar rumah dan semakin meningkat daya belinya.
d. Semakin meningkat jumlah angkatan kerja wanita di berbagai sektor, sehingga semakin banyak ibu yang harus meninggalkan bayinya sebelum berusia 6 bulan,
setelah habis cuti bersalin. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi kelangsungan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
58
2.6.5. Kesehatan Ibu.