. BAB II
SISTEM KOMUNIKASI VSAT
2.1 Umum
Sistem komunikasi VSAT adalah salah satu aplikasi dari sistem komunikasi satelit, yaitu sistem komunikasi yang menggunakan satelit sebagai
repeater nya. VSAT adalah kepanjangan dari Very Small Aperture Terminal, yaitu sejenis antena pada bumi yang berfungsi sebagai terminal, berbentuk bulat dan
biasanya berdiameter antara 0,6 m sampai dengan 3,8 m [1]. Sistem komunikasi VSAT ini adalah salah satu sistem alternatif yang
dapat digunakan untuk komunikasi daerah-daerah terpencil. Beberapa keuntungan VSAT adalah sebagai berikut:
• Mempunyai keandalan hingga 99,5 • Harga instalasinya relatif lebih murah
• Daerah cakupannya coverage lebih luas, sehingga cocok untuk digunakan hingga ke pelosok-pelosok.
2.2 Dasar Sistem Komunikasi Satelit
Sistem komunikasi satelit adalah sistem komunikasi yang sudah lama dikembangkan, namun tetap menjadi salah satu komunikasi yang penting di masa
Universitas Sumatera Utara
. sekarang ini. Banyak jaringan internasional masih tetap menggunakan satelit
sebagai media telekomunikasinya [2]. Satelit ini diluncurkan ke atas bumi yang akan digunakan sebagai repeater
untuk menjamin terbentuknya komunikasi LOS Line Of Sight di antara transmitter dan receiver.
2.2.1 Orbit Satelit
Orbit satelit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit yang berada di luar angkasa untuk berputar. Berdasarkan orbit ini, satelit dapat dibagi ke dalam empat
bagian, yaitu High Eliptical Orbiting Satellite HEO, Middle Earth Orbiting Satellite MEO, Low Earth Orbiting Satellite LEO, dan Geostationery Satellite
GEO [3]. High Eliptical Orbitinng Satellite HEO adalah satelit yang berorbit pada
ketinggian 18.000 sd 35.000 km di atas permukaan bumi. Satelit HEO ini didisain untuk negara ataupun daerah-daerah yang mempunyai garis lintang utara maupun
selatan yang besar. Middle Earth Orbiting Satellite MEO adalah satelit yang berorbit pada
ketinggian 8.000 sd 18.000 km di atas permukaan bumi. Satelit ini berorbit di antara orbit LEO dan GEO. Jika dibandingkan dengan LEO, satelit MEO ini
mempunyai delay yang lebih besar karena jarak yang ditempuh lebih jauh untuk transmisi sinyal. Namun, satelit MEO ini membutuhkan lebih sedikit jumlah
satelit untuk me-coverage suatu daerah dibandingkan LEO.
Universitas Sumatera Utara
. Low Earth Orbiting Satellite LEO adalah satelit yang berorbit pada
ketinggian 160 sd 1.600 km di atas permukaan bumi. Satelit ini biasanya berukuran kecil dan mudah untuk diluncurkan. Jaringan dari satelit LEO ini
biasanya digunakan untuk keperluan facsimile, e-mail, broadcast data, ataupun untuk komunikasi terestrial. Karena jaraknya yang dekat dengan bumi, maka
kecepatan orbit satelit ini harus lebih cepat dibandingkan satelit HEO dan MEO. Geostationery Orbiting Satellite GEO adalah satelit yang berorbit pada
ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Satelit ini berputar sinkron dengan perputaran bumi pada porosnya. Sehingga jika dipandang dari bumi, satelit ini
terlihat tetap. Satelit GEO ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan komersil, pendidikan, militer dan lain-lain.
2.2.2 Alokasi Frekuensi
Pada sistem komunikasi satelit, frekuensi yang digunakan bermacam- macam, yang terbagi dalam beberapa alokasi frekuensi. Secara umum, pembagian
frekuensi kerja satelit dapat dilihat pada Tabel 2.1 [3].
Tabel 2.1 Alokasi Band Frekuensi Pada Komunikasi Satelit
Range Frekuensi GHz Band
Layanan
0,1-0,3 0,3-1,0
1,0-2,0 2,0-4,0
4,0-8,0 8,0-12,0
12,0-18,0 18,0-27,0
27,0-40,0 40,0
VHF UHF
L S
C X
Ku K
Ka Mm waves
Messaging Military, navigation mobile
Mobile, radio broadcast Mobile navigation
Fixed Military
Fixed video broadcast Fixed
Fixed, audio broadcast, intersatellite Intersatellite
Universitas Sumatera Utara
. Frekuensi band yang sering digunakan untuk komunikasi VSAT adalah C-
band, Ku-Band, dan Ka-Band. Pada masing-masing frekuensi ini, dibagi lagi alokasi frekuensi masing-masing untuk uplink dan downlink yang dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Alokasi Link Frekuensi Komunikasi Satelit
Band Frekuensi uplink GHz Fekuensi downlink GHz
C Ku
Ka 5,925 – 7,075
14,0 – 14,5 27,5 – 31,0
3,7 – 4,2 11,7 – 12,2
17,7 – 21,2
2.2.3 Prinsip Kerja Sistem Komunikasi Satelit
Pada pemancaran gelombang radio, gelombang elektromagnetik dipancarkan dapat diterima oleh perangkat penerima jika komunikasi Line Of
Sight LOS ada. Pada sistem komunikasi terestrial, untuk mendapatkan LOS, ditempatkan beberapa repeater pada permukaan bumi yang akan meneruskan
sinyal yang dikirimkan. Tetapi jika jarak yang ditempuh jauh, dan terdapat banyak halangan baik berupa gedung maupun gunung, maka akan diperlukan jumlah
repeater yang banyak, sehingga kurang efisien. Untuk mengatasi hal ini, digunakanlah satelit yang diluncurkan di atas permukaan bumi sebagai repeater
yang akan meneruskan sinyal yang dikirimkan. Satu satelit saja, pancarannya sudah bisa mencakup hampir sepertiga bumi [2].
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 2.1 Komunikasi Dua Stasion Bumi Melalui Satelit
Pada Gambar 2.1 terlihat bahwa ada dua station bumi yang saling berhubungan melalui satelit yang ada di angkasa. Komunikasi LOS terjadi karena
adanya bantuan dari satelit. Pada komunikasi satelit, sistem dibagi menjadi dua bagian yaitu space segment dan earth segment. Space segment adalah bagian pada
saat sinyal di transmisikan ke dalam bentuk gelombang radio sampai ke satelit. Earth segment adalah bagian dimana terdapat station penerima pemancar pada
bumi. Pada saat sebuah station bumi mengirimkan sinyal ke satelit, maka sinyal
tersebut akan diterima oleh transponder yang ada pada satelit. Transponder ini akan mengalokasikan frekuensi yang dikirimkan oleh station pengirim. Sinyal
yang dikirimkan oleh station pengirim masih dalam frekuensi yang tinggi. Pada
Universitas Sumatera Utara
. transponder, sinyal ini akan diturunkan dan akan dikirimkan lagi ke station
penerima bumi.
2.2.4 Contoh Satelit
Satelit komersil pertama yang diluncurkan adalah INTELSAT pada tahun 1965 oleh Amerika. Sejak peluncuran satelit ini, banyak satelit lain yang
diluncurkan sebagai dampak perkembangan teknologi. Jadi, sekarang di atas bumi terdapat lebih dari 200 satelit yang mengorbit di atas permukaan bumi [1].
Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang mengoperasikan sistem satelit domestik, yaitu pada tahun 1976 meluncurkan satelit PALAPA A. Contoh
satelit di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Contoh Satelit di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
.
2.3 Arsitektur Sistem Komunikasi VSAT
Secara umum, sistem komunikasi VSAT terdiri dari beberapa komponen- komponen utama yang menyusunnya, yaitu seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2
[1].
Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Komunikasi VSAT
Antena adalah alat yang digunakan untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnetik dan sebaliknya. Antena ini akan digunakan
untuk transmitter pengirim , receiver penerima pada sistem telekomunikasi VSAT. Dalam memilih antena yang digunakan untuk sistem VSAT, perlu
diperhitungkan parameter-parameter antena seperti frekuensi band yang
digunakan, aperture, efficiency, beamwidth, gain, directivity. Antena yang
biasanya digunakan untuk komunikasi VSAT ini adalah antena yang berbentuk
lingkaran dan mempunyai reflektor di bagian tengahnya.
Power Amplifier adalah alat yang digunakan untuk memberikan penguatan kepada Up Converter sebelum sinyal dimasukkan ke dalam antena sistem.
Amplifier ini dapat diletakkan di dekat antena ataupun di bagian indoor unit.
Sinyal yang dipantulkan dari satelit akan mengalami redaman pada daerah atmosfer bumi. Oleh karena itu, level sinyal tersebut akan mengalami
Universitas Sumatera Utara
. pengurangan dalam beberapa mW, sehingga membutuhkan Amplifier untuk
menaikkan level daya sinyal tersebut. Oleh karena itu, Low Noise Amplifier bertanggung jawab untuk menaikkan level sinyal dari satelit sebelum memasuki
Down Converter. Down Converter adalah alat yang digunakan untuk mengkonversikan
frekuensi dari RF ke IF, yang diterima dari Low Noise Amplifier. Sesudah itu,
sinyal tersebut diteruskan ke Demodulator.
Up Converter adalah alat yang digunakan untuk mengkonversikan frekuensi dari IF ke RF, yang diterima dari Modulator. Sesudah itu, sinyal
tersebut akan diteruskan ke Power Amplifier.
Demodulator adalah alat yang mengkonversikan sinyal IF ke dalam format digital. Sinyal digital ini akan diolah oleh komponen jaringan seperti router,
switch, dan lain-lain yang akan diolah dengan sistem komputerisasi.
Modulator adalah alat yang digunakan unutk mengkonversikan sinyal dalam format digital menjadi sinyal IF.
2.4 Perhitungan Link