15 mikroorganisme diambil dari kultur yang sama sekali berlainan, maka yang sering
terjadi adalah mikroorganisme tersebut tidak mampu tumbuh dalam kultur. b.
Fase log fase esksponensial Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah
pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan
massa yang bertambah secara eksponensial. Hal yang dapat menghambat laju pertumbuhan adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil
metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan. c.
Fase stationer Fase ini merupakan fase dimana pertumbuhan mikroorganisme terhenti
dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Terdapat kehilangan sel yang lambat karena kematian diimbangi oleh
pembentukan sel-sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan dengan nutrisi yang dilepaskan oleh sel-sel yang mati karena mengalami lisis.
d. Fase kematian
Fase ini merupakan fase dimana jumlah sel yang mati meningkat. Faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan
yang toksik Pratiwi, 2008.
2.7 Pengukuran Aktivitas Antibakteri
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap agen antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok, yaitu:
a. Metode dilusi
16 Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum KHM
dan kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada media yang telah ditambahkan dengan
mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang
ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18–24
jam. Media yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008.
b. Metode difusi agar
Metode yang paling sering digunakan yaitu metode difusi agar. Obat dengan jumlah tertentu ditempatkan pada permukaan media padat yang
sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya dan kemudian diinkubasi. Diameter zona hambatan sekitar pencadang digunakan untuk
mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika dan kimia, misalnya sifat medium,
kemampuan difusi,ukuran molekular dan stabilitas obat Jawetz,et al., 2001.
2.8 Tumbuhan sebagai Sumber Senyawa Antibakteri
Tumbuhan menghasilkan berbagai molekul bioaktif melalui jalur metabolit sekunder. Metabolit sekunder umumnya diproduksi oleh tanaman bukan
sebagai kebutuhan hidup utamanya, melainkan sebagai bagian dari sistem pertahanan dirinya, baik terhadap lingkungan maupun serangan penyakit.
Metabolit sekunder merupakan senyawa pada tanaman yang memiliki fungsi
17 sebagai antibakteri Tisnadjaja, 2006.
Aktivitas antibakteri dari tumbuhan dapat dipengaruhi oleh tempat tumbuh, waktu panen, umur tumbuhan, metode ekstraksi,
struktur dan gugus fungsi komponen aktif serta konsentrasinya Hayek, dkk., 2013.
Metabolit sekunder berkhasiat sebagai antibakteri diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu fenol, terpen dan alkaloid. Senyawa fenol dan polifenol
merupakan kelompok metabolit sekunder terbesar, mempunyai gugus hidroksil yang melekat pada gugus fenol aromatik. Fenol, kuinon, flavon, flavonoid,
flavonol, tanin dan kumarin termasuk dalam kelompok ini. Letak dan jumlah gugus hidroksil pada gugus fenol diperkirakan berhubungan dengan toksisitas
terhadap mikroorganisme Stefanovic, dkk., 2012. Mekanisme kerja senyawa fenol belum jelas tetapi kemampuan senyawa ini merubah permeabilitas sel
bakteri, sehingga menyebabkan kehilangan makromolekul dari dalam sel, dapat membantu menjelaskan aktivitas antibakterinya. Penjelasan lain bahwa senyawa
ini mengganggu fungsi membran dan mempengaruhi protein membran, menyebabkan perubahan struktur dan fungsi. Kombinasi senyawa fenol dapat
memberikan efek sinergis dan dapat menambah reaksi antibakteri lebih baik dibandingkan dengan senyawa tunggal. Senyawa fenol pada konsentrasi rendah
mempengaruhi aktivitas enzim, sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan denaturasi protein Hayek, dkk., 2013.
Terpen merupakan senyawa organik yang tersebar luas dan sangat bervariasi. Mekanisme kerja antibakteri senyawa terpen belum dipahami
sepenuhnya tetapi diduga mengganggu pembentukan membran oleh senyawa lipofilik Stefanovic, dkk., 2012.
Alkaloid merupakan senyawa nitrogen heterosiklik berasal dari asam amino dan keberadaan nitrogen memberikan sifat basa. Mekanisme kerja
18 antibakteri senyawa alkaloid dihubungkan dengan kemampuan untuk menyisip
pada DNA, penghambatan enzim esterase, DNA-polimerase, RNA-polimerase dan penghambatan respirasi sel Stefanovic, dkk., 2012.
19
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental parametrik. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan pencadang kertas. Parameter yang diukur adalah besarnya zona hambat di sekitar pencadang kertas. Tahapan-tahapan penelitian meliputi
pengumpulan dan pengolahan sampel, skrining fitokimia, pemeriksaan karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol rimpang laja gowah dengan cara
perkolasi kemudian difraksinasi berturut-turut dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU Medan
pada bulan Oktober 2014-Februari 2015.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, alat tanur, aluminium foil, autoklaf Fisons, blender Philips, cakram kertas, cawan
petri, inkubator Fiber Scientific, jangka sorong, jarum ose, kaca objek, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF I200 L, lampu bunsen, lemari pendingin Toshiba,
lemari pengering, oven Memmert, pinset, pipet mikro Eppendorf, rotary evaporator Haake D, seperangkat alat perkolator, spektrofotometervisible
Dynamica Halo Vis-10 dan timbangan analitik Mettler Toledo.