23 Sebanyak 3 ml media MHA cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
diletakkan pada sudut kemiringan 30-45
o
dan dibiarkan memadat, kemudian disimpan di lemari pendingin Lay, 1994.
3.4 Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini disterilkan lebih dahulu sebelum dipakai. Media pertumbuhan disterilkan di
autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit dan alat-alat gelas disterilkan di oven pada suhu 160 – 170
o
C selama 1 – 2 jam. Jarum ose dan pinset disterilkan dengan cara dibakar dengan nyala bunsen Lay, 1994.
3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan 3.5.1 Pengumpulan bahan tumbuhan
Pengambilan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tumbuhan yang sama dengan daerah lain. Bahan tumbuhan yang
digunakan adalah rimpang laja gowah Alpinia malaccensis Burm.f. Roscoe, diambil dari Namo Rambe, Kelurahan Tangkahan, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara.
3.5.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI Bogor.
3.5.3 Pembuatan simplisia
Rimpang laja gowah Alpinia malaccensis Burm.f. Roscoe dicuci bersih dari pengotoran dengan air sampai bersih dan ditiriskan. Kemudian diiris 1 – 2
cm, dikeringkan di lemari pengering dengan 40
o
C. Rimpang laja gowah dianggap
24 kering apabila sudah rapuh dapat dipatahkan. Simplisia rimpang laja gowah
yang telah kering diserbuk menggunakan blender, kemudian disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat. Gambar simplisia dapat dilihat pada Lampiran
3, halaman 47 – 48. 3.6 Karakterisasi Simplisia
3.6.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rimpang laja gowah Alpinia malaccensis Burm.f. Roscoe dengan mengamati bentuk,
bau, rasa dan warna.
3.6.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rimpang laja gowah Alpinia malaccensis Burm.f. Roscoe. Serbuk simplisia ditaburkan
di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop. Selain itu,
pemeriksaan mikroskopik juga dilakukan dengan menggunakan aquades hasil dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 49.
3.6.3 Penetapan kadar air
a. Penjenuhan toluen Toluen sebanyak 200 ml dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu
ditambahkan 2 ml air suling, kemudian alat dipasang dan dilakukan destilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama ± 30 menit,
kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,1 ml. b. Penetapan kadar air simplisia
25 Labu berisi toluen tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah
ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan toluen diatur 2 tetes per detik sampai sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen.
Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan
ketelitian 0,1 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kadar air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen
WHO, 1998.
3.6.4 Penetapan kadar sari larut dalam air