BAB III TINJAUAN KHUSUS BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
3.1. Kilas Sejarah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan
Rumah sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama GEMENTA ZIEKEN HUIS yang
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constanta Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur
Dr. W. Bays. Selanjutnya dengan masuknya Jepang Ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan
berganti nama dengan SYURITSU BYUSONO INCE dan sebagai direktur dipercayakan kepada putra Indonesia Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putra yang akhirnya ditabalkan
menjadi nama rumah sakit ini. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis.
BPK RSU Dr. Pirngadi Medan terletak di Jl. Prof. H. M. Yamin, kelurahan Perintis kecamatan Medan Timur. Kepegawaian BPK RSU Dr. Pirngadi Medan meliputi
tenaga medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga non medis dan tenaga umum.
3.2. Struktur Organisasi
xxiv
BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Ka. BPK yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 orang sekretaris
dan 5 orang Kepala Bidang Kabid yaitu: • Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medik
• Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis • Kepala Bidang Keperawatan
• Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian • Kepala Bidang Pemeliharaan
Selain itu ada juga Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Staf Medik Fungsional dan Instalasi yang bertanggung jawab kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi
Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit.
3.3. Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan.
3.3.1. Sub Instalasi Perbekalan
Sub Instalasi Perbekalan Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah sakit dalam hal
perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit. Sejak Juli 2002 telah ditetapkan bahwa pengelolaan perbekalan farmasi BPK RSU
Dr. Pirngadi Medan dilakukan secara swakelola, yaitu melalui Surat Keputusan Walikota Medan No. 4401319K2002.
xxv
Sub Instalasi Perbekalan dibagi 2 bagian, yaitu : a.
Unit Perencanaan dan Pengadaan Unit Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas yaitu:
• Merencanakan seluruh kebutuhan rumah sakit akan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang didasarkan atas data pemakaian periode yang lalu, sisa stok, siklus
penyakit dan kemudian ditambahkan sebesar 10. • Memesan dan menyediakan permintaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan
rumah sakit. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan
perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai. Proses pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut:
• Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Formulir Daftar Permintaan dan Pengeluaran farmasi. Jika barang yang
diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang dan daftar permohonan pembelian dari gudang maka gudang membuat Permohonan Pembelian Barang
dan menyerahkannya pada unit pengadaan. • Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat
pesananorder pembelian kepada PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala BPK Rumah sakit. Untuk obat Askes, surat
pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui oleh Kepala BPK Rumah sakit dan PT. Askes. Pemesanan obat-obat Askes sesuai dengan
yang ada di DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan kepada PBF yang telah ditentukan.
xxvi
• Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti codein, pethidin dan psikotropika seperti diazepam, luminal dilakukan oleh unit pengadaan
menggunakan form N-9 kepada Kimia Farma. b.
Unit Gudang Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan
farmasi. Ada dua jenis gudang yaitu: 1. Gudang obat-obatan
Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi misalnya sediaan parenteral, sediaan oral, sediaan topikal dan lain-lain. Gudang obat-
obatan terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat umum. Penyusunan obat-obatan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan berdasarkan
abjad. 2. Gudang alat kesehatan habis pakai.
Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi dan alat- alat kesehatan habis pakai seperti plester, kapas, infuse set, dan lain-lain. Bahan-
bahan cairan seperti alkohol, formalin, H
2
O
2
, juga disimpan di gudang alat kesehatan habis pakai.
Pihak gudang mencatat dan meminta perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis ke pengadaan setiap 1 bulan sekali yang ditulis dalam lembar Permohonan
Pembelian Barang Medis Formulir P.1 rangkap dua. Akan tetapi pada keadaan tertentu, permintaan perbekalan Farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam
satu bulan. Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka
xxvii
pengadaan membuat order pembelian. PBF mengantar barang yang diorder disertai faktur rangkap 7, yang ditujukan untuk:
- Satu lembar untuk gudang - Satu lembar untuk pengadaan, faktur untuk pengadaan harus mendapat stempel
dari gudang. - Lima lembar untuk pembayaran.
Oleh petugas gudang, barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi barang.
Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang masuk disertai potongan harga jika ada, kemudian dicatat di kartu gudang. Harga di kartu gudang adalah
Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga modal ditambah PPN 10. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang dicatat dalam Buku Besar
Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub instalasi distribusi dengan
menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dan alat kesehatan berdasarkan
prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus di gudang alat kesehatan.
Obat-obat yang penyimpanannya memerlukan suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.
xxviii
3.3.2. Sub Instalasi Distribusi
Sub Instalasi Distribusi di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi obat dan alat kesehatan perbekalan farmasi merupakan
fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis
dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan umum dan Jamkesmas serta pasien rawat inap umum dilakukan
berdasarkan resep perorangan Individual Prescription, sedangkan untuk pasien rawat inap ASKES dan Jamkesmas dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD.
Sedangkan untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dilakukan sistem floor stock.
One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi dimana jumlah yang dikemas dan diberikan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker
dalam memonitor penyampaian seluruh perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat tercapai.
Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut:
• Sub instalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan
besarnya kebutuhan rumah sakit dan keadaan stok barang setiap minggu melalui formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi.
• Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya ke
ruang rawat, ruang bedah, ruang rawat intensif, poliklinik, pasien dan pasien ambulatori Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi, kartu obat, resep.
xxix
Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan pihak sub instalasi
administrasi setiap bulan. Pelaksanaan pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui pelayanan
farmasi rawat jalan dan pelayanan farmasi rawat inap, pelayanan farmasi di IGD, pelayanan farmasi di COT dan distribusi ruangan.
3.3.2.1. Pelayanan Farmasi Rawat Jalan
Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, mata,
gigi, neurology, obgyn, dan lain-lain. Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan:
1. Pasien memberi resep kepada asisten apoteker. 2. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju maka
obat segera disiapkan. 3. Obat diserahkan beserta kuitansi yang dibuat rangkap dua, lembar pertama
kuitansi diberikan pada pasien dan lembar kedua sebagai pertinggal di apotek. 4. Resep asli dan kuitansi diserahkan ke bagian administrasi agar diperiksa kembali
dan diarsipkan. Nomor resep sesuai dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan diambil oleh juru pungut keesokan harinya.
3.3.2.2. Pelayanan Farmasi Rawat Inap
Pelayanan farmasi rawat inap melayani pendistribusian obat untuk pasien umum, pasien kreditperusahaan, dengan menggunakan kartu obat. Sistem pendistribusian obat
untuk pasien umum dan kredit menggunakan sistem individual prescription.
xxx
Pasien Umum • Perawatkeluarga pasien membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap
• Obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga, diinformasikan harganya kepada pasien, disiapkan obatnya,
distempel, diberi etiket, dikemas lalu diserahkan ke kasir agar dibuat kuitansi rangkap dua.
• Obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien atau obat yang dipesan diantar ke ruangan beserta kuitansi asli dan dilakukan penagihan biaya obat langsung
kepada pasien atau keluarga pasien. Sedangkan lembar kedua kuitansi beserta copy
resep sebagai pertinggal di apotek. Kartu obat diserahkan kepada perawat kembali dan setelah pasien pulang disimpan ke bagian administrasi. Jika pasien
belum memiliki dana yang cukup, maka biaya obat atau resep dimasukkan ke opname brief
untuk ditagih sewaktu pasien akan pulang dari rumah sakit. a. Pasien Kredit
• PerawatKeluarga pasien membawa kartu obat dan keterangan dari perusahaan yang menjamin pasien ke pelayanan farmasi rawat inap.
• Obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga, disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas lalu
diserahkan ke kasir untuk dibuatkan kuitansi. • Obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien atau obat yang dipesan diantar
ke ruangan beserta kuitansi. Kartu obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien.
xxxi
Penagihan biaya obat dilakukan petugas keuangan Instalasi Farmasi ke bagian keuangan rumah sakit dengan melampirkan kuitansi, copy resep dan surat resmi dari perusahaan.
Petugas keuangan rumah sakit akan melakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan.
Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inap dicatat ke Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika yang ditandatangani oleh dokter yang
bersangkutan. Karena kartu obat pasien dikembalikan ke ruangan maka ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di sub instalasi distribusi untuk keperluan
administrasi dan pelaporan narkotika. Dimana pada Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika tertera nama pasien, alamat pasien, nomor rekam medik pasien, ruang rawat,
nama dokter, jumlah dan jenis narkotika yang digunakan. Obat dipesan dari gudang dengan menggunakan formulir B2 Daftar Permintaan
dan Pengeluaran Farmasi setiap minggu. Arus keluar masuk barang dicatat di Buku Sisa Stok, kemudian dicatat dalam kartu stok dan di cross check setiap bulan dengan sub
instalasi administrasi.
3.3.2.3. Pelayanan Farmasi Rawat Inap Askes
Yang menjadi peserta Askes yaitu semua PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak. Untuk anak maksimum sampai umur 21
tahun, kecuali masih kuliah bisa sampai umur 25 tahun dengan adanya surat keterangan masih aktif kuliah sedangkan yang menjadi peserta Jamkesmas adalah pasien yang
terdaftar di data base. Pelayanan Askes rawat inap melayani pasien disemua unit pelayanan dan ruang
rawat. Khusus untuk pasien Jamkesmas hanya ruang rawat kelas 3. Pelayanan obat yang
xxxii
diberikan kepada pasien Askes sesuai dengan yang tercantum dalam DPHO Daftar Plafon Harga Obat.
Pelayanan obat Askes rawat inap menggunakan sistem ODDD One Day Dose Dispensing
, obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan pelayanan ke pasien diberikan untuk pemakaian setiap hari. Untuk obat injeksi, resep ditulis dan
diberikan ke pasien per hari. Untuk resep alat kesehatan ditulis terpisah dari resep obat dan resep alat kesehatan langsung dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim
Legalisasi Askes terlebih dahulu. Setiap obat yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir Catatan Pemberian Obat CPO. Resep untuk hari Minggu disiapkan sekaligus
pada hari Sabtu. Sistem floor stock diberlakukan untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya pada waktu sore dan malam hari.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melayani resep Askes: 1. Kertas resep rangkap tiga.
2. Periksa status pasien. 3. Dalam satu lembar resep maksimum tiga resep.
4. Ditandatangani oleh dokter dan kepala ruangan di sebelah kanan. 5. Ditandatangani oleh Tim legalisasi resep Askes.
6. Ada jaminan rawatan. 7. Bila anak sudah berumur 21-25 tahun harus ada surat keterangan masih aktif
kuliah. 8. Sesuai dengan DPHO.
9. Jumlah obat yang diberikan. 10. Obat-obat yang memerlukan protokol terapi.
xxxiii
11. Pasien yang baru masuk pada sore dan malam hari dilayani di pelayanan farmasi IGD dengan menggunakan resep dan kartu obat hanya untuk satu kali pemakaian,
kemudian pada hari kerja berikutnya dibuat CPO Catatan Pemberian Obat dan obat diambil ke pelayanan farmasi Askes rawat inap.
Untuk obat yang perlu protokol terapi dan atau obat-obat lain yang resepnya belum memenuhi syarat di atas tetap dapat dilayani, namun perawat pasien tersebut perlu
membuat surat pernyataan pada formulir yang sudah disediakan Pengklaiman diajukan ke PT. Askes pada akhir bulan berdasarkan jumlah
pemakaian obat per pasien yang dapat dilihat pada CPO dengan melampirkan: •
Resep pasien, protokol terapi, hasil lab jika perlu. •
Catatan Pemberian Obat CPO pasien •
Surat jaminan perawatan pasien
3.3.2.4. Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD
Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi IGD buka 24 jam, dilayani oleh petugas yang dibagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan
malam hari serta dilakukan serah terima barang dan uang setiap pergantian shift. Pengadaan barang dari unit gudang dengan membawa Formulir B2 Permintaan
dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi IGD :
1. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, yaitu pasien umum, pasien Askes, pasien demam berdarah, gizi buruk, korban bencana alam, pasien kredit
dan pasien yang tidak diketahui identitasnya MrMs.X . Prosedur
pelayanan farmasi di IGD:
xxxiv
a. Pasien Umum
• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat. • Perawat IGD membawa kartu tersebut ke pelayanan farmasi IGD.
• Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menagih pembayarannya kepada keluarga pasien. Pembayaran langsung di apotek
IGD, dibuat kuitansi rangkap dua, kuitansi asli diberikan kepada pasien dan lembar kedua pertinggal.
• Jika keluarga pasien tidak membawa uang, total biaya pemakaian perbekalan farmasi dicatat pada Opname Brief OB dan Nomor OB dicatat oleh petugas
farmasi. Kalau pasien mau pulang, pembayaran perbekalan farmasi tersebut dipungut di ruangan.
b. Pasien Askes