Perancangan Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009. tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan + 12 volt DC langsung dihasilkan oleh regulator tegangan LM7812. Dan tegangan - 12 volt dihasilkan oleh regulator tegangan LM7912 sebagai tambahan.

3.3 Perancangan Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Rangkaian mikrokontroller AT89S51 pada perangkat ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem. Rangkaian mikrokontroler AT89S51 ini akan menunggu kondisi pada saklar manual, apabila kondisi saklar dalam keadaan high on maka mikrokontroller mulai menghitung dan akan mengeksekusi system secara otomatis.Sebaliknya apabila keadaan saklar dalam kodisi low off, maka mikrokontroller akan berhenti menghitung waktu.. Adapun perintah otomatis yang akan dikerjakan dengan system kode biner karena mikrokontroller hanya mengenal system bilangan biner yaitu 0 dan 1, yang mana 0 berarti kondisi low tegangan 0 volt dan 1 tegangan 5 volt yang berarti kondisi high. Selanjutnya mikrokontroller akan membandingkan dengan data biner yang benar yang terprogram pada mikrokontroller . ketika data yang diterima sesuai dengan kondisi yang benar dengan kata lain sesuai dengan keadaan yang telah terprogram, maka mikrokontroller akan mulai menghitung dan mengeksekusi perintah yang sesuai dengan kondisi yang telah terperogram dan dilanjutkan dengan mengaktifkan buzzeralarm dan display led. Adapun konstruksi dari mikrokontroller AT89S51 dapat dilihat pada gambar 3.3 dihalaman berikutnya : Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009. 5V V CC 5V V CC 10uF 2 1 30pF 30pF XTA L 12 MHz AT89S8252 P0. 3 AD 3 P0. 0 AD 0 P0. 1 AD 1 P0. 2 AD 2 Vc c P1. 0 P1. 1 P1. 2 P1. 3 P1. 4 P1. 5 P1. 6 P1. 7 P0. 4 AD 4 P0. 5 AD 5 P0. 6 AD 6 P0. 7 AD 7 R ST EA VPP P3. 0 R XD P3. 1 TXD P3. 2 I N T0 P3. 3 I N T1 P3. 4 T0 ALE PR OG PSEN P2. 7 A15 P2. 6 A14 P2. 5 A13 P2. 4 A12 P2. 3 A11 P2. 2 A10 P2. 1 A9 P3. 6 W R P3. 5 T1 P3. 7 R D XTAL2 XTAL1 GN D P2. 0 A8 1 2 3 4 5 6 7 8 40 39 38 37 36 35 34 33 9 10 11 12 13 14 15 32 31 30 29 27 26 16 17 18 19 20 25 24 23 22 21 2SA733 4.7k ฀ 5V V CC 330 ฀ Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler AT89S51 Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Kapasitor 10 µF dan resistor 10K ohm bekerja sebagai “ power on reset” bagi mikrokontroler AT89S51 dan kristal 12 MH Z bekerja sebagai penentu nilai clockfrekwensi yang menentukan kecepatan data dalam mengolah data, sementara kapasitor 30 µF bekerja sebagai rangkaian pendukung dari rangkaian clockfrekwensi tersebut. Resistor 330 ohm digunakan sebagai penahan arus agar tegangan yang masuk ke led tetap stabil, transistor 2SA733 sebagai saklar otomatis terhadap LED, resistor 4K7 kiloohm digunakan sebagai penahan arus yang masuk ke basis transistor NPN. Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009. Untuk menguji rangkaian mikrokontroller ini berjalan dengan baik maka pada pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubung ke Pin 17 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke pin 17 ini tidak digunakan lagi. Pada P0 atau pada PIN 1 sd 8 dihubungkan resistor 4,7K ohm, yang mana resistor ini akan menjaga kondisi dari P0 tersebut agar tegangan yang masuk tetap stabil.

3.4 Perancangan Rangkaian DipswitchSaklar