Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009.
Untuk menguji rangkaian mikrokontroller ini berjalan dengan baik maka pada pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Ini
dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada
mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubung ke Pin 17 sudah bekerja
sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke pin 17
ini tidak digunakan lagi. Pada P0 atau pada PIN 1 sd 8 dihubungkan resistor 4,7K ohm, yang mana resistor ini akan menjaga kondisi dari P0 tersebut agar tegangan yang
masuk tetap stabil.
3.4 Perancangan Rangkaian DipswitchSaklar
Rangkaian dipswitchsaklar didalam perangkat ini digunakan sebagai bagian yang memberikan input data masukan ke mikrokontroller. Data yang diberikan ke
bagian mikrokontroller tersebut berupa data logika digital yang terdiri dari 2 kondisi, yakni kondisi logika high 1 yang mana tegangan keluarannya adalah 5 volt DC, dan
kemudian adalah kondisi logika low 0 yang mana tegangan keluarannya adalah 0 volt DC. Rangkaian dipswitchsaklar yang digunakan didalam perangkat ini berjumlah
8 buah dipswitchsaklar yang pada masing-masing dipswitchsaklar tersebut terdiri dari 6 buah saklar untuk tiap dipswitchsaklar tersebut. Rangkaian dipswitchsaklar tersebut
sebelum dihubungkan ke bagian mikrokontroller terlebih dahulu dihubungkan dengan resistor untuk tiap masing-masing saklarnya, yang berarti dibutuhkan 6 buah resistor
dengan nilai tahanan sebesar 4700 kiloohm yang berfungsi untuk menjaga kestabilan
Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009.
tegangan yang keluar dari resistor dan yang masuk ke mikrokontroller. Berikut gambar rangkaian dari dipswitchsaklar tersebut :
Gambar 3.4. Rangkaian DipswitchSaklar
Dari gambar 3.4 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 6 buah saklar yang mana kaki 1 sampai 6 yang dalam keadaan off dihubungkan dengan ground sedangkan kaki 7
sampai 12 dihubungkan dengan 6 buah resistor dengan nilai 4700 kiloohm yang selanjutnya dihubungkan dengan mikrokontroller AT89S51.
Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009.
3.5 Perancangan Rangkaian BuzzerAlarm
Didalam perangkat ini buzzeralarm digunakan sebagai bagian output berupa suara. Buzzeralarm memberikan output suara jikalau mikrokontroller telah selesai
menghitung waktu yang telah diprogramkan ke ic mikrokontroller tersebut. Untuk perancangan rangkaian buzzeralarm didalam perangkat ini tidak dibutuhkan rangkaian
pendukung, dikarenakan buzzeralarm yang digunakan telah dijual dalam bentuk fisik yang siap pakai. Buzzeralarm hanya perlu dihubungkan dengan port 2.1 atau pada kaki
22 untuk kutub negative dan untuk kutub positifnya dihubungkan dengan output power supply dengan tegangan 12 volt. Dan untuk mengaktifkannya hanya perlu diprogram
dibagian ic mikrokontroller tersebut. Pada halaman Berikutnya ditampilkan gambar 3.5 rangkaian buzzeralarm yang digunakan didalam pembuatan perangkat ini :
Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009.
Gambar 3.5 Hubungan Rangkaian Buzzeralarm
Dari gambar 3.5 diatas dapat dilihat hubungan antara ic mikrokontroller AT89S51 yang dihubungkan dengan port 2.1 untuk kaki negatifnya dan untuk kutub
positifnya langsung dihubungkan dengan tegangan power supply PSA dengan besar tegangan sebesar 12 volt DC.
Halasson Daniel Harianto Silitonga : Perangkat Penghitungan Waktu Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51, 2009.
3.6 Perancangan rangkaian display LED