31
3.4.5 Pemberian Ekstrak Kayu Manis Terhadap Tikus
Setelah didapatkan tikus DM, kelompok tikus uji diberkan terapi ekstrak kayu manis 300mgKgBB peroral dengan menggunakan alat sonde. Pemberian ini
dilakukan sekali dalam sehari selama 14 hari.
3.4.6 Pengukuran Sampel 3.4.6.1 Gula Darah
Pengukuran gula darah dilakukan sebelum pemberian ekstrak kayu manis, hari ke 1 sebelum diberikan perlakuan, hari ke 7 dan 14 pemberian. Darah tikus
didapatkan dengan cara pemotongan ekor tikus terlebih dahulu yang sebelumnya dibius dengan ether. Kemudian darah diteteskan pada strip glukosa dan dilihat pada
glukosameter.
3.4.6.2 Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama proses pemberian ekstrak 14 hari. Walaupun studi ini hanya akan melihat perbedaan berat badan pada
hari terakhir, namun pengukuran setiap hari tetap perlu dilakukan untuk menentukan dosis pemberian ekstrak setiap harinya.
3.4.6.3 Trigliserida Darah
Pada akhir minggu kedua, dilakukan sacrifice pada tikus dengan cara pembiusan dengan larutan ether sampai mati. Kemudian tikus dibedah dan diambil
darahnya secara langsung dari vena cava inferior lalu dinasukkan kedalam tabung EDTA sebanyak 3mL pada masing-masing tikus. Setelah itu dilakukan sentrifugasi
dengan kecepatan 5000rpm selama 15 menit. Plasma yang terbentuk dipisahkan dalam tabung effendorf kemudian disimpan dalam kulkas dengan suhu -80º. Plasma
ini yang nantinya akan periksa kadar TG dengan kit TG.
32
Pengukuran kadar trigliserida dilakukan 2 kaliduplo untuk diambil rata-rata dengan menggunakan reagen yang biasa di pakai dalam Laboratorium Biokimia yaitu
Sclavo. Sebanyak 27 tabung disiapkan untuk 3 larutan. Larutan uji trigliserida, larutan
blanko dan larutan standar yang semuanya di buat duplo 2 kali lipat kecuali blanko. Kedalam tabung larutan uji dimasukkan 6µL serum dicampurkan dengan 600µL
reagen trigliserida, dikocok hingga homogen, ditunggu selama 10 menit kemudian dibaca di spektrofotometer dengan panjang gelombang 550 nm.
33
3.5 Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan penelitian
Adaptasi tikus hari ke 1-21
Pengukuran BB dan glukosa darah awal
Induksi Aloksan 150mgkgbb intraperitoneal hari ke 22
Adaptasi tikus setelah pemberian aloksan hari ke 23-28
Pengukuran kadar glukosa darah sewaktu hari ke 29
Glukosa darah sewaktu 200mg.dL tikus DM
Pemberian ekstrak C. cassia 300mgkgbb selama 14 hari per oral dengan sonde
Pengukuran BB tikus selama masa pemberian ekstrak hari ke 29- 42 Pengukuran kadar glukosa darah sewaktu hari ke 35 42
Sacrifice dan pengambilan darah tikus 3-5 cc hari ke 43
Pemisahan plasma darah dengan sentrifugasi Pengukuran trigliserida plasma tikus
Pengolahan dan analisa data
34
3.6 Pengolahan dan Analisa Data
Setelah dilakukan pengambilan data dari hasil eksperimen langsung pada tikus jantan strain Sprague dawley, selanjutnya data di olah dengan menggunakan
program SPSS versi 16.0. Uji yang digunakan adalah Uji Oneway Anova karena penelitian ini termasuk analitik kategorik numerik, yang membandingkan variabel
dengan skala pengukuran numerik pada lebih dari dua kelompok yang tidak berpasangan. Untuk melakukan uji Oneway Anova, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data dan uji homogenitas. Jika salah satu uji tersebut tidak terpenuhi maka dilakukan transformasi data. Ketika uji transformasi data tidak berhasil maka
dilakukan uji alternatif uji non -parametric Kruskal Wallis.
35
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Glukosa Darah
Data glukosa darah yang diambil adalah jumlah rerata dari glukosa darah pada awal penelitian hari ke-1, yaitu saat tikus dinyatakan DM dan normal, hari ke-7
dan akhir penelitian hari ke-14 masing-masing kelompok. Kelompok N merupakan kelompok tikus normal, kelompok D merupakan kelompok tikus diabetes tanpa
terapi, dan kelompok D + Cc adalah kelompok tikus diabetes yang diberikan terapi ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia 300mgkgbb selama 14 hari. Data yang
didapatkan selama penelitian adalah :
Grafik 4.1 Rerata glukosa darah hari ke-1 hari ke-7 hingga hari ke-14 pada semua kelompok penelitian.
Keterangan : N, kelompok normal N= 4, D, kelompok diabetes N = 4, D + Cc, kelompok diabetes dengan terapi ekstrak Cinnamomum cassia N = 4.
100 200
300 400
500 600
700 800
Hari 1 Hari 7
Hari 14
Glukosa Da
ra h mgdL
Waktu Pemeriksaan Glukosa darah
N D
D + Cc
36
Pemberian aloksan sebagai agen diabetogenik dapat meningkatkan rerata glukosa darah pada kelompok DM dan kelompok uji melalui proses destruksi sel β
pankreas dibandingkan dengan rerata glukosa darah kelompok normal. Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa kadar rerata glukosa darah pada kelompok
terapi lebih rendah dari kelompok DM terutama pada hari ke 14, meskipun kadar rerata glukosa kelompok terapi belum mencapai nilai glukosa darah pada kelompok
normal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Cinnamomum cassia dengan dosis 300mgkgbb selama 14 hari dapat menurunkan glukosa darah tikus.
Selanjutnya perbedaan rerata glukosa darah pada hari ke 14 di uji secara statistik dengan menggunakan Oneway Annova dan didapatkan p-value 0,001, yang
berarti bahwa pada signifikansi α 5 terdapat perbedaan kadar rerata glukosa yang bermakna di antara semua kelompok penelitian
Hal ini sesuai dengan studi yang membuktikan pemberian ekstrak kayu manis selama 30 hari dengan dosis 200mgkgbb dapat menurunkan glukosa darah tikus
secara signifikan.
23
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan saima et al 2011, yang melihat penurunan glukosa darah dengan pemberian ekstrak Cinnamomum, sp
pada dosis 200mgkgbb selama 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan, penurunan glukosa darah baru signifikan pada minggu ke empat p0,05 dan minggu ke enam
p0,01. Sedangkan penurunan trigliserida sudah bermakna pada minggu kedua p0,05.
22
Dengan ini peneliti ingin melihat dan membuktikan sendiri apakah pada dosis 300 mgkgbb selama 2 minggu dapat menurunkan glukosa secara signifikan.
21
Sehingga pada studi ini akhirnya dapat dibuktikan bahwa pemberian ekstrak Cinnamomum cassia selama 14 hari dengan dosis 300 mgkgbb dapat menurunkan
glukosa darah secara signifikan p 0,05.
22
37
Al Jamal et al 2010 juga telah melakukan penelitian menggunakan ekstrak kayu manis dengan dosis 160mgkgbb selama 28 hari, dan hasilnya terjadi penurunan
glukosa darahp0,01.
44
Dalam berbagai penelitian dilaporkan bahwa ekstrak Cinnamomum cassia memiliki properti antidiabetik dari Cinnamaldehyde 75. Hasil beberapa penelitian
menyebutkan Ekstrak Cinnamomum memiliki kandungan MHCP yang memiliki aktifitas insulin-mimetik yang berfungsi mengaktifasi glikogen sintase dan inhibisi
glikogen sintase kinase 3β.
25
Selain itu, MHCP juga dapat meningkatkan sensitifitas reseptor insulin dengan jalan aktivasi insulin reseptor kinase dan inhibisi insulin reseptor
phosphatase.
24
Gaber et al 2012 juga melaporkan bahwa ekstrak Cinnamomum memiliki bahan aktif IPF
yang dapat meningkatkan sekresi insulin dari sel β pankreas sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah.
22
4.2 Berat Badan
Data berat badan yang diambil adalah data rerata berat badan setiap hari mulai hari ke-1 sampai hari ke-14 pada semua kelompok. Pemberian aloksan sebagai agen
diabetogenik dapat mengganggu metabolisme protein yang ditandai dengan penurunan berat badan pada kelompok DM dibandingkan dengan kelompok normal
dengan berat badan yang relatif stabil dan kelompok terapi yang memiliki rasio berat badan lebih baik.