PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA

D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA

MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya, Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014. Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam Kusuma, 2010. Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa Damayanti, dkk., 2003. Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri Kusuma, 2010. Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu Kenrick, 2010. Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain Hogg, 2011. Selain itu, Allport dalam Hogg, 2011 mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan Universitas Sumatera Utara oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas. Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah perbedaan kelompok Ahmadi, 2009. Hal ini seperti, prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera. Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan Yewangoe dalam Bahari, 2006. Sehingga, potensi yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam masyarakat Bahari, 2010. Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey dan Psacharopoulus dalam Bahari, 2010 menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang. Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor prasangka. Universitas Sumatera Utara

E. PARADIGMA TEORITIS