merupakan aspek konatif yang menunjukkan bahwa pemikiran dan perasaan subjek mempengaruhi tingkah laku subjek.
Dengan demikian, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara merupakan kelompok yang kemungkinan memiliki sikap kritis
yang cenderung negatif karena adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial kelompok
tersebut cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
2. Hasil Tambahan Penelitian
Hasil tambahan penelitian ini ditemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang berada pada semester I tergolong pada kategori prasangka yang
cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif
menunjukkan mean yang tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi.
Sejalan dengan pendapat Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa prasangka timbul karena adanya atribusi yaitu memahami perilaku orang lain dengan
menarik kesimpulan tentang, apa yang mendasari atau melatar belakangi perilaku tersebut. Prasangka juga timbul karena adanya in group bias yaitu perasaan positif
dan perlakuan istimewa seseorang kepada orang lain yang dianggap bagian dari in-groupnya, serta perasaan negatif dan perlakuan yang tidak adil terhadap orang
yang dianggap sebagai bagian dari out-groupnya.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang berada pada semester I kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan atribusi
dan in group bias yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan atribusi yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam
merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan in group bias yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang berada pada semester I merupakan subjek yang kemungkinan ketika berada di semester I memiliki sikap kritis yang
cenderung negatif karena adanya kecenderungan atribusi dan in group bias terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak
mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang berada pada semester III tergolong pada kategori prasangka yang cenderung
tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean
yang tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Sejalan dengan pendapat Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa prasangka
timbul karena adanya stereotipe yaitu penilaian terhadap seseorang yang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat
dikategorikan. Prasangka juga timbul karena adanya perasaan negatif dan in group favoritism yaitu kecenderungan untuk mendiskriminasi dalam perlakuan
Universitas Sumatera Utara
yang lebih baik atau menguntungkan in group diatas out group Tajfel, dalam Hertel Kerr, 2001.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang berada pada semester III kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan
stereotipe, perasaan negatif dan in group favoritism yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan stereotipe yang dimiliki subjek
terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela
Islam merupakan aspek afektif dan kecenderungan in group favoritism yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang berada pada semester III merupakan subjek yang kemungkinan ketika berada di semester III memiliki sikap kritis yang
cenderung negatif karena adanya kecenderungan stereotipe, perasaan negatif dan in group favoritism terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka
cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang berada pada semester V tergolong pada kategori prasangka yang cenderung
tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean
yang tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Sejalan dengan pendapat Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa, prasangka selama ini dipercaya
didasarkan pada persepsi, sikap intergroup dan penolakan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang berada pada semester V kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan persepsi
negatif, sikap intergroup dan perilaku penolakan yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan persepsi negatif yang dimiliki
subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan sikap intergroup yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela
Islam merupakan aspek afektif dan kecenderungan perilaku penolakan yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang berada pada semester V merupakan subjek yang kemungkinan ketika berada di semester V memiliki sikap kritis yang
cenderung negatif karena adanya kecenderungan persepsi negatif, sikap intergroup dan perilaku penolakan terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara
sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang berada pada semester VII tergolong pada kategori prasangka yang cenderung
tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean
yang tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang memperkuat bahwa subjek semester VII memiliki
penilaian yang ternyata negatif terhadap Front Pembela Islam:
Universitas Sumatera Utara
“Sangat setuju sekali sama visi misi mereka, tapi ya gimana mau percaya, dengan mereka yang katanya ingin menjadi pemimpin umat Islam yang
berlandaskan pada ajaran Islam, kalau bertindak aja sering melanggar peraturan pemerintah, gimana orang gak menghindar coba, jelaslah jadi
kecewa sama mereka
”. mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang
berada pada semester VII, Komunikasi Personal, 13 Oktober 2015.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang berada pada semester VII kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan
kepercayaan negatif, perasaan kecewa, dan perilaku menghindar yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan
negatif, perasaan kecewa, dan perilaku menghindar yang dimiliki subjek karena Front Pembela Islam sering melanggar peraturan pemerintah merupakan aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Dengan demikian, subjek yang berada pada semester VII merupakan
subjek yang kemungkinan ketika berada di semester VII memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya kecenderungan kepercayaan negatif,
perasaan kecewa, dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang
berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, mengenai organisasi kerohanian Islam. Adapun penjelasan dari organisasi kerohanian Islam adalah organisasi yang ditugasi untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat menjaga toleransi antar umat beragama. Akan tetapi, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
subjek yang mengikuti organisasi kerohanian Islam tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean
masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi.
Hal ini didukung dari hasil wawancara yang memperkuat bahwa subjek yang mengikuti organisasi kerohanian Islam memiliki penilaian yang negatif terhadap
Front Pembela Islam: “Kelebihan mereka itu organisasi yang mau menegakkan amar ma’ruf
dan nahi munkar,tapi mereka juga organisasi yang banyak ikut terjun dalam perjuangan fisik artinya si mereka sudah melengseng dari tujuan
semula, perjuangan fisik mereka yang membuat kecewa,seandainya
mereka masih setia pada tujuan semula , pasti tidak menentang mereka”. mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang
mengikuti organisasi kerohanian Islam, Komunikasi Personal, 09 Oktober 2015.
Sejalan dengan pendapat Kompasiana, Juni., 2015 yang menyatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti organisasi kerohanian Islam yang berjilbab
lebar dan laki-laki yang rajin ke mesjid sangat mungkin berafiliasi kepada Partai Keadilan Sejahtera karena yang mentarbiyah mereka adalah kebanyakan orang
Partai Keadilan Sejahtera, dimana Partai Keadilan Sejahtera memiliki sifat aksi mental di mata masyarakat sedangkan Front Pembela Islam memiliki sifat aksi
fisik dimata masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang mengikuti
organisasi kerohanian Islam kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya afiliasi terhadap Partai Keadilan Sejahtera yang dimiliki subjek, dan adanya
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan kepercayaan negatif, perasaan kecewa dan perilaku menentang terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang
dimiliki subjek karena Front Pembela Islam sudah melengseng dari tujuan semula merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan kecewa yang
dimiliki subjek karena Front Pembela Islam melakukan tindakan perjuangan fisik merupakan aspek afektif dan kecenderungan perilaku menentang yang dimiliki
subjek karena Front Pembela Islam tidak setia dengan tujuan semulanya merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang mengikuti organisasi kerohanian Islam merupakan subjek yang kemungkinan ketika mengikuti organisasi kerohanian
Islam memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya afiliasi terhadap Partai Keadilan Sejahtera, dan adanya kecenderungan kepercayaan negatif,
perasaan kecewa dan perilaku menentang terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan
dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, mengenai organisasi pemerintahan mahasiswa. Adapun penjelasan dari organisasi pemerintahan mahasiswa adalah organisasi yang
memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang di tingkat Fakultas. Dimana, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan
pada subjek yang mengikuti organisasi pemerintahan mahasiswa tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai
mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif,
Universitas Sumatera Utara
afektif dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang memperkuat bahwa subjek
yang mengikuti organisasi pemerintahan mahasiswa memiliki penilaian yang ternyata negatif terhadap Front Pembelam Islam:
“Bagus kalilah kalau mereka mau menegakkan negara Islam di Indonesia ini, cuma kan UUD ’45 bilang kalau kita bukan negara Islam dan
Pancasila juga bilang Ketuhanan yang Maha Esa bukan Islam, jadi kalau mau buat Indonesia negara Islam mereka harus hapuskan Pancasila dan
UUD ’45, dan risih aja sama tindakan anarkisnya mereka, kalau bisa ya ormas-ormas yang anarkis dibubarkan saja.Mau aja si berdiskusi dengan
mereka tapi sanksi jadi ikut anarkis juga nanti ”.
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang mengikuti organisasi pemerintahan mahasiswa, Komunikasi Personal, 14
Oktober 2015.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang mengikuti organisasi pemerintahan mahasiswa kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya
dasar keorganisasian yang berbeda yang dimiliki subjek, dan adanya kecenderungan persepsi negatif, perasaan risih, dan perilaku menghindar terhadap
Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan persepsi negatif yang dimiliki subjek karena Front Pembela Islam ingin menegakkan Islam di negara Indonesia
yang hal tersebut bertentangan dengan UUD ’45 dan Pancasila merupakan aspek
kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan risih yang dimiliki subjek karena Front Pembela Islam melakukan tindakan anarkis merupakan aspek afektif dan
kecenderungan perilaku menghindar yang dimiliki subjek jika diadakan forum diskusi dengan Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, subjek yang mengikuti organisasi pemerintahan mahasiswa merupakan subjek yang kemungkinan ketika mengikuti organisasi
pemerintahan mahasiswa memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya dasar keorganisasian yang berbeda, dan adanya kecenderungan persepsi
negatif, perasaan risih, dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang
berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, Adapun penjelasan dari organisasi unit kegiatan mahasiswa adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan berdasarkan spesifikasi bidang
minat, bakat, dan kegemaran. Dimana, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa
tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Namun, jika dilihat berdasarkan masing-masing aspek, didapatkan hasil bahwa secara kognitif subjek
yang mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah.
Sementara itu, secara afektif dan konatif subjek yang mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa tergolong pada kategori prasangka yang cenderung
tinggi. Sejalan, dengan pendapat Brown 2005 yang menyatakan bahwa prasangka mengandung keyakinan merendahkan religiusitas, perasaan benci,
tindakan permusuhan dan diskriminasi terhadap kelompok lain. Sehingga, apabila diketahui kognisi dan afeksi seseorang terhadap kelompok lain maka akan dapat
diketahui pula konatifnya.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya
dasar keorganisasian yang berbeda yang dimiliki subjek, dan adanya kecenderungan perasaan benci, permusuhan dan diskriminasi terhadap Front
Pembela Islam. Dimana, kecenderungan perasaan benci yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif. Sedangkan,
kecenderungan tindakan permusuhan dan diskriminasi yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif. Artinya bahwa,
prasangka subjek yang mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa secara kognitif kemungkinan cenderung memiliki keyakinan yang tidak merendahkan
religiusitas Front Pembela Islam. Dengan demikian, subjek yang mengikuti organisasi unit kegiatan
mahasiswa merupakan subjek yang kemungkinan ketika mengikuti organisasi unit kegiatan mahasiswa memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya
dasar keorganisasian yang berbeda, dan adanya kecenderungan perasaan benci, tindakan permusuhan dan diskriminasi terhadap Front Pembela Islam, sehingga
secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela
Islam. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek
yang tidak mengikuti organisasi tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing
ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pertiwi, Sulistiyawan, Rahmawati Kaltsum, 2012
yang menyatakan bahwa mahasiswa yang tidak berorganisasi akan memiliki interaksi sosial yang kurang baik dengan orang lain yang berlatar belakang
berbeda-beda. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang tidak mengikuti
organisasi kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya interaksi sosial yang kurang baik yang dimiliki subjek, dan adanya kecenderungan kepercayaan,
perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela
merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan
kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang tidak mengikuti organisasi merupakan subjek yang kemungkinan ketika tidak mengikuti organisasi memiliki sikap kritis
yang cenderung negatif karena adanya interaksi sosial yang kurang baik, dan adanya kecenderungan kepercayaan negatif, perasaan dan perilaku negatif
terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan
perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam. Selanjutnya, peneliti memukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang
memiliki pengalaman buruk dengan Front Pembela Islam tergolong pada kategori
Universitas Sumatera Utara
prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif
dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Menurut Oskamp dan Sargant dalam Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa
pengalaman traumatis dan menakutkan dapat menjadi hal yang penting dalam pembentukan sikap.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memiliki pengalaman buruk dengan Front Pembela Islam kemungkinan dapat disebabkan
oleh adanya pengalaman traumatis dan menakutkan yang dimiliki subjek, dan adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front
Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan,
kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki
subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif. Dengan demikian, subjek yang memiliki pengalaman buruk dengan Front
Pembela Islam merupakan subjek yang kemungkinan memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya pengalaman traumatis dan menakutkan, dan
adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi
hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, peneliti memukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang memiliki pengalaman baik dengan Front Pembela Islam tergolong pada kategori
prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif
dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hogg 2011 yang menyatakan bahwa,
komunikasi secara langsung dapat mempengaruhi sikap terhadap kelompok lain. Dan hasil tersebut juga didukung dari wawancara yang memperkuat bahwa subjek
yang memiliki pengalaman baik memiliki penilaian yang ternyata negatif terhadap Front Pembelam Islam:
“Ya gitulah mungkin karena sudah pernah berkonsolidasi jadi taulah baik buruknya mereka, sekarang uda gak pernah konsolidasi sama mereka,
soalnya beda pemikiran, jadi sedikit kecewa aja, ”.
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang memiliki pengalaman baik dengan Front Pembela Islam, Komunikasi
Personal, 11 Oktober 2015.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memiliki pengalaman baik dengan Front Pembela Islam kemungkinan dapat disebabkan
oleh adanya pemikiran yang berbeda dalam berkomunikasi, dan adanya kecenderungan kepercayaan negatif, perasaan kecewa dan perilaku menghindar
yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam
merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan kecewa yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan perilaku menghindar yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang memiliki pengalaman baik dengan Front Pembela Islam merupakan subjek yang kemungkinan memiliki sikap kritis yang
cenderung negatif karena adanya pemikiran yang berbeda dalam berkomunikasi, dan adanya kecenderungan kepercayaan negatif, perasaan kecewa dan perilaku
menghindar terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial,
sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek
yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari media massa tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi.
Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean
yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Lind dan Maxwell dalam Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa salah satu media
massa yang paling berpengaruh dalam pembentukan sikap adalah televisi, televisi merupakan media yang mengandalkan audio dan visual yang sangat diminati.
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari media massa
kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya pemberitaan yang diperoleh subjek dari televisi, dan adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku
negatif terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek
terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan
aspek konatif. Dengan demikian, subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang
Front Pembela Islam yang berasal dari media massa merupakan subjek yang kemungkinan memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya
pemberitaan dari televisi, dan adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka
cenderung tidak mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal
dari masyarakat tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka
tersebut, dimana aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi. Hal ini sejalan dengan teori normative
social influence menurut Deutsch, dkk., dalam Feldman, 1995 yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku individu dapat disebabkan oleh tekanan sosial
untuk bersikap konform yang diperoleh dari norma sosial yang berlaku. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memperoleh
sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari masyarakat
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya norma sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, dan adanya kecenderungan kepercayaan, ,perasaan dan
perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela
Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan
kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Dengan demikian, subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari masyarakat merupakan subjek yang
kemungkinan memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya norma sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, dan adanya kecenderungan
kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang
berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, mengenai sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga. Adapaun sumber pengetahuan tentang Front Pembela
Islam yang berasal dari keluarga dalam penelitian ini adalah orangtua. Dimana, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang memperoleh
sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Selain itu, dapat dilihat
juga dari nilai mean masing-masing ketiga aspek prasangka tersebut, dimana
Universitas Sumatera Utara
aspek kognitif, afektif dan konatif menunjukkan mean yang tergolong pada kategori cenderung tinggi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hogg, 2011 yang menyatakan bahwa, sumber penting dari sikap adalah lingkungan disekitar Anda. Selain itu, hasil
tersebut juga didukung dari hasil wawancara yang memperkuat bahwa subjek memiliki nilai-nilai tradisional yang diterapkan oleh keluarganya:
“Diajarin la kalau dikeluarga,tidak boleh ikut-ikutan melakukan demo apalagi ikut-ikut organisasi yang identik dengan demo,mereka juga
mengharapkan kami supaya menjadi mahasiswa yang baik dan tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang sadis
”. mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang
memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga, Komunikasi Personal, 16 Oktober 2015
Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga
kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya nilai-nilai tradisional yang berlaku dalam lingkungan keluarga, dan adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan
dan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela
Islam merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perasaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek afektif dan
kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga merupakan subjek yang
kemungkinan memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya nilai- nilai tradisional yang berlaku dalam lingkungan keluarga, dan adanya
kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi
hal yang berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa mean keseluruhan pada subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal
dari teman sebaya tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Namun, jika dilihat berdasarkan masing-masing aspek, didapatkan hasil bahwa
secara kognitif dan secara konatif subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari teman sebaya tergolong pada
kategori prasangka yang cenderung tinggi. Sementara itu, secara afektif subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal
dari teman sebaya tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah. Hal ini sejalan dengan teori Informational social influences menurut Deutsch, dkk.,
dalam Feldman, 1995 yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku individu dapat disebabkan oleh tekanan sosial untuk bersikap konform yang diperoleh dari
asumsi individu bahwa orang lain memiliki pengetahuan yang tidak dimilikinya. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek yang memperoleh
sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari teman sebaya
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya informasi sosial yang diperoleh subjek dari teman sebayanya, dan adanya kecenderungan kepercayaan dan
perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Dimana, kecenderungan kepercayaan negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam
merupakan aspek kognitif. Sedangkan, kecenderungan perilaku negatif yang dimiliki subjek terhadap Front Pembela Islam merupakan aspek konatif. Artinya
bahwa, secara afektif kemungkinan subjek cenderung memiliki perasaan positif terhadap Front Pembela Islam.
Dengan demikian, subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari teman sebaya merupakan subjek yang
kemungkinan memiliki sikap kritis yang cenderung negatif karena adanya informasi sosial yang diperoleh subjek dari teman sebayanya, dan adanya
kecenderungan kepercayaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam, sehingga secara sosial mereka cenderung tidak mampu mengatasi hal yang
berkaitan dengan persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial terhadap Front Pembela Islam.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan
dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini mengenai hasil yang diperoleh dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran-saran baik yang bersifat metodologis
maupun praktis yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Dari hasil analisa perbandingan berdasarkan prasangka subjek penelitian dapat dilihat bahwa mean hipotetik lebih rendah dari mean
empirik yang berarti bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur. Hal ini
mengindikasikan bahwa, prasangka subjek penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan
dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. b. Dari hasil analisa perbandingan mean keseluruhan subjek dapat dilihat
bahwa kategori mean prasangka secara umum tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi. Meskipun, terdapat dua mean yang
tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah yaitu mean aspek kognitif pada organisasi unit kegiatan mahasiswa dan mean
Universitas Sumatera Utara